ABSTRAK
Pembangunan dibidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Baik pada pembangunan perumahan, gedung-gedung, jembatan, bendungan,
jalan raya, pelabuhan, bandara dan sebagainya. Beton merupakan salah satu pilihan
sebagai bahan struktur dalam konstruksi bangunan selain kayu dan logam.
Beton diminati karena banyak memilikin kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan
bahan lainnya. Beberapa diantaranya adalah harganya relatif murah, mempunyai
kekuatan tekan yang besar, tahan lama, tahan terhadap api, bahan baku mudah
didapat dan tidak mengalami pembusukan.
Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan konstruksi
adalah faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisis (filler)
beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah diolah (workability)
dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan (strenght) yang sangat
diperlukan dalam pembangunan suatu konstruksi.
Beton sendiri merupakan campuran homogen dengan perbandingan tertentu antara
semen,agregat kasar, agregat halus dan air serta ditambah pula dengan bahan
campuran tertentu bila dianggap perlu.
Ada sedikitnya empat proses yang dilakukan dalam pembuatan beton. Keempat
proses ini mempunyai peran sangat penting dan berpengaruh satu sama lain. Jadi,
jika salahsatu dari keempat proses mengalami kesalahan yang fatal. Maka akan
mempengaruhi mutu suatu beton yang dibuat.
Keempat proses itu adalah pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan beton, menentukan alternatif metode campuran (komposisi campuran
beton), metode pencampuran bahan-bahan beton hingga tahap pencetakan dan
perawatan (curing) beton yang dicetak.
Tahap-tahap ini yang nantinya akan dibahas dalam kesempatan kali ini. Bagaimana
cara-cara yang baik dan benar. Serta bagaimana seorang ahli beton mengkondisikan
proyek pekerjaan pembuatan beton yang benar.
Pendahuluan
Sebelum masuk ke penjelasan bagaimana tata cara pembuatan beton yang baik dan
benar. Ada baiknya kita kembali mengingat beberapa prinsip-prinsip sebuah beton.
Apa itu beton serta bagaimana karakteristiknya.
Beton adalah material bahan yang terdiri dari semen, agregat (split dan pasir), air,
serta bahan tambahan (addmixture) baik kimia maupun mineral jika diperlukan.
Karakteristik beton antara lain :
1. Kuat tekan tinggi.
2. Harga murah.
3. Bahan-bahan penyusun mudah didapat.
4. Mudah diolah.
5. Tahan terhadap api
Dari sini kita dapat mengambil poin bahwa setiap bahan konstruksi mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Dan sebagai salahsatu materi yang dipelajari di fakultas
teknik sipil. Teknologi bahan konstruksi berusaha mencari metode dan inovasi yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Pada kesempatan ini yang perlu ditekankan adalah pembuatan beton yang baik dan
benar. Jika kita melakukan pembuatan beton secara baik dan benar. Maka beton yang
dihasilkan adaah baik pula. Karekateristik beton yang baik yakni:
1. Homogen, artinya semua bahan tercampur dengan baik dan tidak mengalami
segregasi ( pemisahan bahan-bahan penyusun).
2. Strenght, artinya sebuah beton mempunyai kekuatan seperti yang kita
rencanakan. Kelebihan maupun kekurangan keuatan menunjukkan bahwa ada
kesalahan yang kita lakukan. Baik pada pemilihan bahan, pengaturan
komposisi, pencampuran maupun perawatan beton.
3. Durable, keawetan beton juga minimal sesaui dengan apa yang direncanakan.
Biasanya beton mempunyai daya awet hingga 40-50 tahun. Setidaknya beton
yang sudah berumur 40 tahun sudah diganti. Karena kekuatannya akan
menurun secara perlahan yang dikhawatirkan akan mempengaruhi pembagian
beban terhadap struktur bangunan.
4. Economic, harga yang ekonomis bukan berarti harganya murah. Ekonomis
berarti pelaksanaan dan pemakaian beton memenuhi standar efisiensi dan
efektivitas pekerjaan. Kebanyakan akan menyangkut masalah biaya. Jadi
wajar jika beton mempunyai harga yang lebih murah dibanding bahan
konstruksi lainnya.
Yang terakhir adalah bagaimana sifat keefisienan dan keefektivan sebuah pekerjaan
akan menghasilkan beton yang optimum.
Tahap 1 : Pembuatan Beton
Tahap paling awal yang dilaksanakan dalam pembuatan beton adalah pemilihan
bahan-bahan penyusun. Pemilihan bahan-bahan penyusun yang baik akan
menghasikan beton yang baik pula. Lazimnya dalam masyarakat. Semakin baik
maka semakin mahal tidak terlalu berlaku di dalam dunia beton. Baik juga bisa
berarti murah dan baik juga bisa berarti mahal. Tergantung pada permintaan dan triktrik pekerja di lapangan. Yang terpenting tidak mengabaikan standar pekejaan.
Bahan-bahan penyusun beton antara lain
1. Semen Portland, Ada beberapa jenis semen portland yakni :
Semen tipe II, tipe semen yang tahan terhadap garam, biasa digunakan untuk
membangun konstruksi di daerah pinggiran pantai.
Semen tipe III, sangat tepat bagi kontraktor yang menginginkan kekuatan di
awal (early high strenght)
Semen tipe IV, tipe yang menginginkan adanya panas yang rendah untuk
memperlambat pengerasan. Biasa dipakai di daerah yang mempunyai suhu
ekstrim.
1. Air,air yang digunakan pada pembuatan beton ialah yang dapat diminum.
Yang dimaksud di sini adalah air yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr,
Beton sendiri sudah mengalami hingga kemajuan yang sangat beragam. Hal ini
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat itu sendiri yang menginginkan kualitas
dan percepatan pengerjaan beton agar lebih praktis. Contoh yang paling real adalah
beton yang dapat memadatkan sendiri tanpa adanya bantuan vibrator (SCC) dan
beton ringan.
Akan tetapi dalam pembahasan kali ini hanya akan dijelaskan bagaimana pembuatan
beton biasa yang baik dan benar menurut standar yang berlaku. Karena pada
kenyataannya setiap beton mempunyai kaakteristik yang berbeda, maka harus
diperlakukan secara berbeda pula.
Pemilihan metode komposisi campuran beton
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap tahap dalam pembuatan beton adalah
penting dan berkaitan satu sama lain Dalam tahap yang kedua menentukan metode
komposisi beton menjadi penting karena setiap komposisi yang kita kurangi atau
tambah akan mempengaruhi kekuatan beton yang kita buat.
Seperti yang telah dikemukakan dalam tahap pertama, beton terdiri atas semen,
agregat, air, bahan tambahan mineral dan kimia. Dalam membuat komposisi ada tata
cara yang baik. Sama halnya dengan tahap-tahap yang lain.
Setelah kita menyelesaikan tahap yang pertama. Muncul pertanyaan seberapa banyak
komposisi atau perbandingan-perbandingan bahan-bahan penyusun agar kuat dan
murah. Bagaimana agar tidak mengalami susut. Dan bagaimana agar mudah diolah.
Beberapa perbandingan yang digunakan biasanya adalah 1:2:3. 1 untuk semen, 2
untuk agregat halus dan 3 untuk agregat kasar. Namun dalam teorinya, beton
memiliki batasan-batasan. Batasan-batasan itu antara lain :
1. Jumlah agregat biasanya mencapai 65%-75% untuk beton biasa. 40%45% untuk agregat kasar dan 25%-30% untuk agregat halus.
2. Jumlah semen berkisar 11%-12% dari jumlah berat.
3. Sisanya berupa air dan bahan tambahan berkisar 9%-11%.
Di awal sudah dikemukakan pula, berbeda karakteristik beton maka berbeda pula
cara memperlakukannya termasuk dalam tahap yang kedua ini. Sebagai contoh beton
yang dapat memadat sendiri (SCC). Komposisinya berbeda dengan yang lain karena
membutuhkan nilai keenceran yang tinggi maka agregat kasar dibuat lebih sedikit
dan agregat halus dibuat lebih banyak. Perbandingan antara agregat kasar dan
agregat halus adalah 35% : 65% atau 40% : 60%. Juga diperlukan bahan tambahan
seperti silika fume yang berbanding terbalik dengan jumlah semen. Diperlukan bahan
tambahan aditif untuk memperdaya beton yang kita buat.
Intinya dalam pembuatan komposisi campuran beton adalah melanjutkan tahap
pertama lalu sesuai dengan karakteristik bahan-bahan, membuat komposisi yang
sesuai pula, yakni :
Untuk mengaduk kita bisa memilih dua opsi, yakni manual menggunakan sekop atau
otomatis menggunakan mesin. Untuk jumlah yang besar tentu kita memerlukan alatalat berat.
Perawatan Beton
Ada beberapa alternatif dalam perawatan beton :
1. Direndam
2. Disiram
3. Dilapisi kain tebal atau plastik khusus.
Yang perlu diketahui dari tahap yang keempat adalah perawatan yang sesuai
tegantung keinginan dan kondisi. Perendaman dilakukan biasanya di labolatorium
untuk beton uji. Tidak mungkin bila beton untuk gedung tinggi direndam, yang
paling mungkin adalah di siram atau di lapisi kain atau plastik khusus.
Penutup
Setelah membuat beton sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah dibicarakan.
Prinsip yang kita gunakan sebenarnnya secara bahasa hampir sama dengan membuat
sebuah kue. Pembuatan kue juga memerlukan pemilihan bahan yang baik,
pembuatan komposisi, pencampuran bahan serta perawatan hingga kue tersebut
sampai pada konsumen.
Pembuatan beton pun hampir sama.Bagaimana jika kelebihan salahsatu komposisi
akan mempengaruhi kualitas beton tersebut. Berhasil atau tidaknya tahapan-tahapan
yang dilaksanakan akan menunjukkan berhasil atau tidaknya beton yang kita buat.
Keempat tahap itu juga mempengaruhi kekuatan, harga serta karakteristik beton. Ada
hukum tak tertulis yang ada pada ilmu sosial. Yakni semakin besar simpangan pada
setiap tahap, maka akan semakin besar pula pengaruhnya pada hasil akhir.
Seorang ahli beton juga jangan terpaku pada standar pengerjaan. Namun juga
meloihat kondisi yang ada. Bagaimana ia memenuhi BMW-S (biaya-mutu-waktusafety) sebuah pekerjaan. Misalnya jika pengerjaan beton tersebut ada di tengah
hutan, sang kontraktor harus menghitung waktu pembuatan dan pengecoran beton
secara teliti dan ekstra. Atau pembuatan beton untuk jalan raya membutuhkan
pengerasan awal yang tinggi.
Efektif dan efisien. Misal di dekat daerah pengerjaan ada pabrik fly ash (abu
terbang). Kita bisa gunakan sebagai pengganti semen. Atau bisa kita gabungkan
kedua unsur tersebut. Bagaimana jika tidak ada split di daerah tersebut. Bagaimana
jika pembuatan beton dilakukan di daerah rawa. Kemampuan serta pengalaman
menjadi senjata utama pembuatan beton.
KESIMPULAN
Ada beberapa catatan penting dalam proses pembuatan hingga pencetakan sebuah
beton. Yang pertama adalah seorang ahli beton harus bisa memilih dan mengatur
metode terbaik yang dilakukan dalam pembuatan yang sesuai dengan keadaan
lingkungan serta kondisi saat pembuatan. Yang kedua adalah pemilihan bahan-bahan
yang sesuai dengan daerah kerja, waktu kerja dan kemampuan pemilik proyek. Dan
yang ketiga adalah keahlian dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada di
lapangan.
Ketelitian dan etos kerja merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap
pekerja yang melakukan pekerjaan di bidang beton.
Setiap tahap yang dilakukan secara baik dan teliti sehingga juga menghasilkan suatu
beton yang kita inginkan. Kualitas kontrol oleh pengawas. Prinsip efisien dan efektiv
juga diperlukan agar beton tersebut menjadi optimum.
Segala upaya perbaikan kinerja kita harus bertujuan untuk memajukan kehidupan
manusia seperti yang tertera pada piagam sipil. Tanpa merusak lingkungan.
Kemajuan di bidang beton mudah mudahan mendapat antusias dari masyarakat.
BAB II :
Variasi Beton
BETON MUTU TINGGI
Pengertian Beton Mutu Tinggi Normal (NSC), Mutu Tinggi (HSC) dan Mutu Sangat
Tinggi (VHSC)
Setelah kita masuk ke Bab Pengertian Beton secara umum. Kita merasa perlu untuk
mengklasifikasikan beton-beton tersebut menurut penggolongannya masing-masing.
Baik dari segi campurannya, sifat-sifatnya maupun kekuatannya.
Dalam Bab II ini, saya akan menjelaskan sedikit tentang pengklasifikasian beton
menurut kekuatannya yang saya ambil dari pembelajaran saya di kuliah dan literaturliteratur yang saya baca, baik dari buku-buku perpustakaan, buku-buku pelajaran
beton, dan Internet.
Klasifikasi beton menurut kekuatannya dibagi menjadi tiga, yakni beton mutu normal
(NSC) yang berkekuatan antara 200-500 kg/cm2, beton mutu tinggi (HSC) yang
berkekuatan 500-800kg/cm2, dan beton mutu sangat tinggi (VHSC) yang berkekuatan
lebih dari 800 kg/cm2.
Di Indonesia, produksi beton untuk bangunan dan perumahan didominasi oleh beton
dengan kekuatan 200-500 kg/cm2. Untuk beton tersebut bisa kita jumpai di pabrik
precast dan balok-balok beton praktekan.
Konsep Desain Campuran Beton Mutu Tinggi
Sebelum kita menggunakan beton mutu tinggi sebagai elemen suatu konstruksi, kita
harus mempertimbangkan beberapa hal, yakni tuntutan kebutuhan, keuangan, serta
proporsi campuran yang akan digunakan. Oleh karena itu, kita harus tahu beberapa
bahan-bahan untuk membuat beton mutu tinggi.
Bahan Dasar HSC dan VHSC
Pada dasarnya bahan beton untuk beton HSC dan VHSC hampir sama dengan beton
normal, yakni pasta (semen), agregat kasar (batu pecah), agregat halus (pasir) dan air.
Akan tetapi untuk memudahkan pengerjaan, membatasi jumlah volume rongga yang
akan mempengaruhi kekuatan suatu beton tersebut. Maka digunakan bahan kimia
tambahan dan bahan mineral tambahan tertentu dalam campuran beton, yaitu
Superplastisizer (SP)/water reducer, fly ash (abu terbang), dan silica fume ( mikro
silika). Namun, baru-baru ini teah dikembangkan pula nano silica.
Agregat
Agregat terbagi atas dua, yakni agregat halus dan agregat kasar. Biasanya untuk
membuat beton kita memakai batu pecah dan pasir yang mempunyai peran terhadap
kekuatan beton. Sifat-sifat agregat tersebut dapat mempengaruhi sifat-sifat beton,
antara lain keawetan, kekuatan, susut dan rangkak, koefisien muai panas,
konduktivitas, berat jenis modulus elastisitas, dan biaya. Biasanya untuk membuat
HSC dan VHSC, ada persyaratan yang harus terpenuhi, yakni ASTM C33.
Selain itu, karena agregat merupakan bahan utama yang mendominasi campuran
beton (60-80%), maka kita juga perlu memperhatikan mengenai syarat-syarat agregat
yang baik. Misalkan mengenai bentuk, grading, surface, texture, mineralogi, dan
kekerasannya.
Bahan Tambahan Mineral
Silica Fume dan Nano Silica
Silika fume merupakan material yang terdiri dari partikel halus dengan diameter ratarata 1 mikrometer. Material ini merupakan hasil sampingan dari produksi silicon dan
ferro silicon dan mempunyai kandungan silicon dioxyde yang tinggi. Berat jenis
relatif silica fume umumnya berkisar antara 2,2-2,5.
Karena tingkat kehalusan dan kandungan silikanya yang cukup tinggi, silica fume
termasuk material pozzolanik yang sangat reaktif. Sehingga pengunaan untuk silica
fume dalam campuran beton berkisar antara 5-15% kandungan semen portland.
Silica fume bereaksi secara pozzolanik dengan lime (Ca(OH)2) selama hidrasi dengan
semen untuk membentuk senyawa kalsium silikat hidrat (CSH).
Kegunaan silika fume secara geometrical adalah kemampuannya mengisi ronggarongga diantara bahan pasta ( grain of cement)(, dan mengakibatkan membaiknya
distribusi ukuran pori dan berkurangnya total volume pori. Namun kenyataan di
lapangan, ternyata penggunaan silika fume memiliki kekurangan. Beton yang
mengandung silika fume mempunyai kecenderungan yang meningkat bahwa beton
tersebut akan mengalami retak susut. Untuk itu kita bisa gunakan beberapa trik,
yakni salahsatunya adalah beton silica fume yang masih segar harus secepatnya
diberi perlindungan agar penguapan air yang cepat dapat dicegah. Penggunaan silica
fume dapat menghasilkan beton yang kedap, awet dan berkekuatan tinggi.
Lalu tentang nano silika, tak jauh berbeda dengan silica fume. Hanya saja ukurannya
yang sangat kecil (nanometer), membuat reaksi yang diharapkan menjadi lebih cepat,
sehingga membuat waktu pengerjaan menjadi lebih cepat pula. Dan ukuran distribusi
yang terisi menjadi lebih baik, sehingga kekuatannya menjadi lebih besar.
Pengembangan nano silika di Indonesia saat ini hanya masih beberapa.
Keuntungan dan kerugian dari penggunaan silika fume :
1. Kekuatan tekan hancurnya lebih tinggi.2. Kekuatan tariknya lebih tinggi.3.
Rangkaknya lebih kecil. 4. Regangan yang terjadi kecil. 5. Susutnya kecil 6.
Modulus Elastisnya tinggi 7. Ketahanan terhadap sulfat tinggi. 8. Ketahanan terhadap
serangan klorida tinggi 9. Ketahanan terhadap keausan tinggi 10. Permeabilitas lebih
kecil.
Kendala pada saat penggunaan silika fume :
1.pelaksanaan.2. bahaya kesehatan kerja. 3. air entrainment. 4. plastic shrinkage
(susut plastk) 5. quality control (pengendalian mutu)
Fly Ash
Abu terbang atau fly ash adalah hasil sampingan dari pembakaran batu bara pada
pembangkit listrik tenaga uap. Dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk
semen karena kandungan mineralnya hampir sama dengan semen. Fly ash juga dapat
digunakan sebagai pengganti semen. Di Indonesia sendiri sudah banyak pembuatan
beton yang menggunakan fly ash karena harganya yang lebih murah dibanding
semen.
Variasi pada sifat fisik fly ash sangat mempengaruhi sifat beton mutu tinggi yang
dihasilkan. Oleh karena itu, material fly ash yan akan digunakan untuk beton mutu
tinggi perlu dites terlebih dahulu di Labolatorium agar sifat keseragaman dan
kesesuaiannya dengan bahan lain dapat diketahui.
Bahan Tambahan Kimia
Terkadang jika kita sudah mencoba mencampur beberapa bahan dasar serta mineral
untuk memperkuat dan mempercepat proses pengerasan akan menimbulkan dampak
yang tertentu pada saat beton berumur muda ( 1-14 hari) atau biasa kita sebut beton
muda. Untuk itu kita memerlukan bahan tambahan kimia yang digunakan pada
industri beton dalam memperbaiki sifat beton muda. Beberapa bahan tambahan kimia
adalah water reducer (superplastisizer), air-entrainin agents, retarders dan
accelerator.
Water Reducer (superplastisizer)
Penggunaan water reducer (superplstisizer) bertujuan unutuk mengurangi air
campuran sebesar 5-20%. . Hal ini mengakibatkan mengecilnya perbandingan faktor
air semen (dapat mencapai 0,25-0,40) yang dapat menimbulkan kerusakan pada
beton mutu tinggi karena terlalu encer. Water reducer ini juga bisa dikombinasikan
dengan retarder pada ready mix plent. Akan tetapi, kita perlu untuk meneliti kedua
kandungan tersebut, terutama dalam pengecoran di daerah yang cukup panas.
Accelerator
Umumnya, accelerator jarang digunakan sebagai bahan tambahan kimia pada beton
mutu tinggi. Accelerator mempunyai peran mempercepat pengerasan, di mana
pembukaan bekisting perlu dilakukan lebih awal. Akan tetapi, penggunaannya dapat
mempengaruhi pencapaian kekuatan beton pada kemudian hari.
Kualitas Beton.
Berdasarkan buku petunjuk Ultrasonic tester Marui & Co. Ltd. Japan ditetapkan
hubungan kecepatan rambat gelombang ultrasonik dengan kualitas beton (V).
Kecepatan rambat ( V )
Kualitas
Dibawah2, 13 = kurang
2,13 - 3,05
=cukup
3,05 - 3,66
= cukup baik
3,66 - 4,57
= baik
Di atas 4,57
=baik sekali
Pengujian beban
Ketentuan yang digunakan dalam pelaksanaan pembebanan berdasarkan kepada Tata
cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan gedung (TCPS-BBG), SNI 03-
2847, 1992.
Prosedur pembebanan :
Pembacaan awal data lendutan, sebelum pelaksanaan pembebanan dilakukan
Besarnyabeban total, termasuk beban mati yang telah bekerja yang ekivalen dengan
0,85 (1,2D + 1,L)
Beban Uji dilaksanakan tidak boleh kurang dari 4 (empat) tahap pembebanan
(beban yang sama besarnya). Setiap tahap pembebanan, data lendutan diukur
Setelah beban uji berada pada posisi 24 jam, data lendutanj dibaca. Setelah itu
beban uji dihapiskan, segera ukur data lendutan
Pembacaan lendutan dilakukan 24 jam setelah beban uji dihapuskan
Komponen struktur memenuhi persyaratan teknis, yaitu :
- Bila lendutan maksimum terukur dari suatu balok, lantai atau atap kurang dari I /
20000 h
- Bila lendutan melebihi I /20000 h, maka pemulihan lendutan selama 24 jam setelah
beban diangkat sekurang-kurangnya 75 % dari lendutan maksimum untuk beton
normal dari 80 % untuk beton pratekan.
Konstruksi beton normal yang gagal menunjukkan 75 % pemulihan lendutan seperti
yang diisyaratkan di atas, dapat diuji ulang paling cepat 72 jam setelah pengangkatan
beban uji yang pertama.
Bagian struktur yang diuji dapat dikatakan memuaskan bila :
a) bagian struktur yang diuji ulang tidak menunjukkan gejala keruntuhan yang
terlihat secara nyata
b) Pemulihan lendutan pada uji coba kedua sekurang-kurangnya harus 80 % dari
lendutan maksimum yang diukur pada uji coba tersebut.
Convermeter Test
Penelitian dengan cara covermeter test dilakukan dengan metode radiographi yang
secara langsung menghasilkan kondisi tulangan beton yang ditinjau serta informasi
induksi tulangan yang dapat dipakai untuk menentukan mutu besi.
Jadi tujuan dari covermeter test adalah untuk mengetahui mutu, diameter dan jarak
masing-masing tulangan beton serta tebal selimut beton.
Corrosion Test
Tujuan dari pengetesan ini adalah untuk mengetahui tingkat korosi dari pembesian
beton. Cara pelaksanaan :
Pada daerah struktur yang mengalami retak cukup besar dialirkan arus listrik yang
kecil ke dalam besi tulangan. Dengan mengukur perbedaan potensial, maka dapat
diketahui tingkat korosi dari besi beton.
Vibration Test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui load bearing dari struktur yang ditinjau,
juga dapat diketahui harga mode shapes, natural frequencies dengan damping factors.
Getaran diberikan pada struktur atau komponen struktur oleh ultradynamic vibrator
yang menggunakan sweep generator 5 1000 Hz yang digabungkan dengan
amplifier.
Pengukuran yang dilakukan pada setiap lokasi dicatat oleh traxial accelerometer atau
velocity transducers yang dipasang pada lokasi tersebut.
Alat ini juga bermanfaat untuk mengetahui, Pile head stiffness, pile length, area of
pile section, level of discontinuitas, possible range of stiffness from ground/pile
conditions.
Shock Test
Tujuan dari shock test adalah :
a) Pada balok dan kolom, bertujuan untuk mendapatkan nilai stiffness dan
integritas atau kerja sama antara balok dan kolom
b) Pada pondasil dalam, bertujuan untuk mendapatkan nilai stiffness dari kepala
tiang, panjang tiang dan luas penampang tiang
c) Pada pondasi dalam, bertujuan untuk mendapatkan nilai stiffness dari kepala
tiang, panjang tiang dan luas penampang tiang pondasi. Juga dapat diketahui kondisi
dari ujung tiang dan ada atau tidaknya necking pada tiang cast in situ.
d) Elastik pulsa diberikan dengan memukul bagian struktur yang diuji dengan palu
seberat 1 kg
e) Gelombang luang dihasilkan diterima oleh load trnasducer
f) Signal yang keluar dari trnasducer disimpan dalam micro komputer
Peralatan shock test :
g) Z-80A Zilog micro computer
h) Converter
i) Conditioning electronics
j) Sensonic Vibrations Transducers
k) Load cell/integral torsional accelerometer
l) Hammer / palu 1 kg
m) Connecting cables
n) Recording Device T-912
o) Tectronics scope with Ocilloscope camera Co.212
H. Perbaikan Beton
1. Permasalahan
- Kenaikan temperature yang disebabkan timbulnya panas hidrasi akibat reaksi
semen dengan air akan menyebabkan keretakan
- Perbedaan temperatur akibat panas hidrasi semen dan temperatur udara sekitarnya
akan menyebabkan terjadi regangan yang menimbulkan keretakan
- Kenaikan temperatur panas beton juga dipengaruhi oleh sifat dan panas agregat
- Keretakan yang dtimbulkan oleh kenaikan temperatur yang ditimbulkan oleh beton
itu sendiri ketika masih dalam proses pengembangan untuk mencapai pengerasan dan
pengeringan
- Permukaan beton yang berkontak dengan udara akan cepat mengering sehingga
menyebabkan retak-retak pada permukaan beton, oleh karena itu harus dilakukan
perawatan dengan menyemprotkan kabut air atau menutup permukaan beton
- Keretakan disebabkan cetakan tidak cukup kuat sehingga melendut karena
tumpukkan penyangga cetakan yang langsung diletakkan diatas atanah amblas
(turun)
- Cetakan yang dibuka lebih awal akan menyebabkan retak karena kekuatan beton
belum memadai untuk menahan berat sendiri
- Penggunaan lantai gedung bertingkat sebagai penimbunan bahan yang melampaui
beban beban layanan pada waktu pelaksanaan akan menyebabkan retak lentur
- Retak-retak yang disebabkan getaran di sekitar beton yang sedang dalam proses
dengan air sebagai bahan groutingnya, bagian permukaan yang telah ditutup bila
terlihat masih bocor perlu ditambal ulang. Bila sistem telah berfungsi dengan baik,
injeksi grouting sudah bisa dilaksanakan
e. Jika terlihat bahan grouting telah keluar dari pipa outlet, menandakan daerah yang
digrouting telah terisi penuh, pipa outlet bisa ditutup
f. Setelah bahan grouting mengeras, pipa inlet dan outlet dipotong, perbaikan sudah
selesai. Berdasarkan hasil pengujian, injeksi epoxy dapat memulihkan dan
meningkatkan kekuatan maupun daktilitas komponen struktur yang diperbaiki
tersebut.
c) Jacketing
Melapisi seluruh atau sebagian permukaan beton bisa disebut melakukan perbaikan
beton dengan jacketing. Pekerjaan jacketing bisa dilaksanakan untuk permukaan
beton yang mengalami pelapukan atau disintegrasi. Bila ukuran dimensi beton
setelah jacketing menjadi lebih besar, sehingga penampang beton dapat menahan
beban yang lebih besar, maka perbaikan ini bisa digolongkan strengthening.
Pekerjaan jacketing dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
- Menghilangkan semua bagian beton yang telah lapuk (terkontaminasi) atau
menghilangkan semua bagian beton yang retak-retak berat
- Lapisi beton lama dengan bahan perekat
- Cor beton perlapis, bila bidang yang dilapisi sangat luas dapat dipakai secara
shotcrete. Untuk ketebalan lebih dari 5 cm perlu diperkuat dengan kawat anyaman
agar tidak terjadi retak-retak sebagai akibat adanya susut pada beton
5. Strengthening
Strengthening atau perkuatan dilaksanakan untuk meningkatkan kekuatan maupun
daktilitas struktur. Pekerjaan strengthening harus direncanakan dahulu sesuai dengan
yang diinginkan dan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku. Beberapa macam
perkuatan yang bisa diterapkan, antara lain :
Meningkatkan kemampuan baja tulangan
Meningkatkan kemampuan tekan beton
Meningkatkan kemampuan beton bertulang atau memperbesar dimensi penampang
struktur
Menambah komponen struktur yang lain
Untuk meningkatkan kemampuan tarik baja tulangan menerima momen lentur, diberi
tambahan pelat baja atau tambahan tulangan tarik yang dilaskan pada tulangan yang
ada dengan jarak tulangan antara.
Untuk meningkatkan kemampuan tekan beton bisa dilaksanakan serupa dengan
pekerjaan jacketing maupun concreting. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan
beton bertulang adalah dengan penambahan tulangan tarik maupun tulangan tekan
dan dipadukan dengan pekerjaaan jacketing dan concreting.
Perkuatan dengan menambah komponen struktur lain bisa dilakukan dengan
penambahan :
Dinding geser
Dinding pengisi
Kolom
Balok
Pengaku
Logam
B. Bahan Bangunan dari Logam
1. Pengertian
Adalah suatu bahan bangunan yang bahan dasarnya dari besi (Fe) atau sejenisnya
yang memiliki keteguhan tertentu, yang hakikatnya seperti kekerasan keliatannya,
sebagian besar tambahan lainnya sehingga dapat meningkatkan kualitas dari logam
tersebut, terutama adalah muutu dan ketahanan dari logam terhadap pengaruh bahanbahan yang lain.
2. Jenis-jenis Bahan Bangunan Logam
Besi Beton
Baja Bangunan
3. Bahan Dasar dari Logam Ferro dan Non-Ferro
g. Logam ferro bahan dasarnya adalah :
Bijih besi presentase besinya haruslah sebesar mungkin. Besi itu adalah berupa
oksid-oksid besi Fe O dan Fe O atau karbonat besi (FeCO ) yang dinamakan batu
besi spat
Kokas sebagai bahan dasarnya dibuat dari batu bara dengan jalan menyuling kering
batu bara itu dalam perusahaan kokas. Bagian-bagian yang terdiri dari gas, ter dan air
dikeluarkan dari batu bara oleh suautu proses pemanasan, yang tinggal adalah
terutama zat asam dan abu inilah yang dinamakan kokas
Bahan-bahan tambah gunanya untuk mempersatukan abu kokas dan batu ikutan
yang asam (SiO) hingga menjadi terak,yang dengan mudah dapat dipisahkan dari
besi mentah yang menjadi cair. Sebagai bahan tambahan dipakai batu kapur (CaCO )
h. Logam non ferro bahan dasarnya adalah :
Alumunium bahan dasarnya adalah :
- bauksit atau (Al O ) H O berupa tanah liat
- batu manikam atau Al O
- kryolit atau Na AlF
- lebrador
Tembaga bahan dasarnya adalah : bijih seng yang terdiri dari :
- sulfat tembaga dengan 34 % Cu
- tembaga belerang
- bijih tembaga merah
Seng bahan dasarnya adalah bijih seng yang terdiri dari sulfit seng (ZnS) dan oksid
(ZnO)
Timah Putih (stannum) bahan dasarnya adalah zinnstein (SnO ) atau cassitent
4. Proses Pembuatan Logam Ferro
Besi dan Baja, bijih-bijih besi didatangkan dari tambang bijih dalam berbagai mutu
dan dalam bongkahan yang tak sama besar bercampur dengan batu-batu ikutan. Bijih
tersebut dipecah oleh mesin
5. Klasifikasi Bahan Bangunan dari Logam ferro dan Logam Non-Ferro berdasarkan
syarat mutunya
C. Baja sebagai Bahan Bangunan
Bagian 5
Batuan
A. Batu Alam
2. Proses Pembentukan Batuan
a) Batuan Beku
Berasal dari lava gunung berapi berupa cairan panas terkena proses pendinginan
alamiah, maka lambat laun menjadi beku, pada saat itu mineral-mineral yang
terkendung di dalamnya berkesempatan membentuk kristal-kristal, contohnya dapat
ditemukan pada batuan, granit, syenit diotit, dan gabro
b) Batuan Sedimen
Proses pembentukannya dari pelapukan dan hancuran bebatuan yang dibawa aliran
sungai kemudian mengendap di dasar perairan
c) Batuan Metamorfosis
Proses terjadinya yaitu struktur kristal yang membentukbatuan beku berubah oleh
kristalilasi
3. Klasifikasi Jenis batuan
a) Batuan beku/primer/vulkanik/gunung api terbentuk dari intrusi magma seperti
granit, syenit, diorit, gabro, labradorit
b) Batuan efusi tua dan muda terdiri dari porfirit, diabas, trakhid, andesit, basalt,
fragmental, abu vulkanik, pasir vulkanik, tuf vulkanik, lava tuf, dan batu apung
c) Batuan sedimen/endapan
Batuan Pragmental ;
- butir-butir lepas (pasir dan kerikil)
- batuan lekatan (pasir silika, pasir kapur, pasir lempung, dan pasir sungai)
- pasir silika
Asal Hancuran Kimiawi; magnisit, dolomit, gipsum, anhidrit
Asal Organo genik; batu kapur, batu napal, batu kapur berpori dan diatomit
Batuan metamorfosa; genis, lempung, marmer/pualam, kwarsa
4. Batu alam sebagai bahan bangunan
Terbagai atas :
a) Batu Kali, jenis batu yang sering terdapat di dasar kali berasal dari pecahan batu
besar dari gunung api kemudian terbawa erosi sungai
b) Batu Gunung, jenis batu yang sering ditemui di daerah pegunungan terdapat dalam
gundukan tanah
c) Batu Muka alias batu hias, jenis batu alam yang dipakai untuk pasangan luar
sebagai hiasan bukan untuk mendukung beban
5. Batuan alam sebagai agregat beton (pasir dan kerikil)
a) Pasir, jika pasir dipergunakan sebagai campuran beton maka harus dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
- Pasir tidak boleh tercampur dengan bahan-bahan organik, tanah liat maupun tanah
napal
- Pasir tidak boleh mengnadung kersik-belerang, yang dikenal dengan warna emas
mengkilap
- Pemakaian pasir laut jika setelah dicuci bersih dari unsur garamnya
- Pasir yang baik untuk pekerjaan beton adalah pasir kuarsa, etapi tidak selalu harus
demikian, yang dianjurkan adalah pemakaian pasir berupa butir-butir yang berlainan
memiliki berat jenis yang tinggi
b) Kerikil
Sebagai bahan pengisi adukan beton segar dapat dipakai kerikil atau batu
pecah/kricak, syaratnya bahan-bahan ini harus mempunyai keteguhan yang sekurangkurangnya sama dengan adukan betonnya setelah mengeras
6. Syarat Mutu Batu alam sebagai Bahan bangunan
a. Persyaratan Pasir sebagai Bahan Konstruksi
1) Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan pasir
tidak kurang dari 70 %
2) Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5 % berat (kadar
lumpur)
3) Angka kehalusan fineses modulus terletak antara 2,2 3,2 bila diuji memakai
rangkaian ayakan dengan 1,25;2,5;5;10 mm dengan fraksi yang lewat ayakan 0,3 mm
minimal 15 %.
4) Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi beton
b. Persyaratan Kerikil sebagai Bahan konstruksi
1) Kekerasan yang ditentukan dengan bejana rudellof tidak boleh mengandung
bagian hancur yang temus ayakan 2 mm, lebih dari 50 % berat
2) Kadar lumpur maksimum 1% berat
3) Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20 % berat, terutama untuk beton
mutu tinggi
Bagian 8
Semen
Adukan
Pengertian adukan adalah campuran dari bahan pengikat dengan pasir atau tanpa
pozollan ditambah air sehingga membentuk suatu massa pozolan ditambah air dan
berfungsi sebagai perekat pada suatu pasangan bata dan sejenisnya.
A. Jenis adukan :
Adukan /perekat kapur ( kapur + pasir )
Perekat tras terdiri dari :
Perekat tras keras ( kapur + tras )
Perekat barter tras keras ( kapur + tras + pasir )
Perekat PC terdiri dari PC + pasir
Perekat PC Kapur, terdiri dari PC + tras + pasir
Perekat tras PC terdiri dari PC + tras + pasir
Perekat semen merah, terdiri dari kapur + semen merah + pasir
Perekat lempung, terdiri dari lempung + pasir kersik + tumbuhan-tumbuhan
Menurut keperluan dan pemakaiannya, perekat terbagi dalam :