Anda di halaman 1dari 6

Curing/ Perawatan Beton

Mei 16, 2008 oleh sasonov


Reaksi kimiawi antara semen dan air membutuhkan waktu. Fungsi semen
sebagai perekat mulai berkembang pada saat umur beton masih muda,
makanya untuk pekerjaan beton baik konvensional maupun precast perlu
dilakukan perawatan beton. Tujuan perawatan beton yaitu :

1. Mencegah kehilangan moisture pada beton (tidak kurang dari


80%)

2. Mempertahankan suhu yang baik selama durasi waktu tertentu


(diatas suhu beku dan dibawah 50 derajat Celcius)

Tips untuk perawatan beton :

1. Gunakan air secukupnya


2. Jangan dibiarkan kering
3. Beton kering = semua reaksi berhenti
4. Beton tidak dapat direvitalisasi setelah kering
5. Pertahankan suhu yang sedang (20-30 derajat Celcius)
6. Beton yang mengandung abu terbang membutuhkan waktu
perawatan lebih lama

Pengaruh temperatur terhadap beton :

1. Semakin tinggi suhu, semakin cepat terjadinya reaksi hidrasi


2. Suhu ideal adalah suhu ruang
3. Bila beton membeku selama 24 jam pertama, maka beton tersebut
tidak akan pernah mencapai kembali sifat awalnya

4. Suhu perawatan diatas 50 derajat C dapat merusak beton karena


semen mengeras terlalu cepat

5. Perawatan yang dipercepat dapat menghasilkan beton yang lebih


kuat namun memiliki durabilitas yang rendah

Jenis-jenis perawatan beton antara lain :

1. Steam Curing

Menguntungkan bila menginginkan kekuatan awal

Panas tambahan dibutuhkan untuk menyelesaikan hidrasi (misal


pada musim dingin)

Mempertahankan suhu yang seragam

Kekurangannya yaitu membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan


perlu pengawasan & tidak praktis untuk proyek yang besar

Ada 2 metoda, yaitu Live steam (tekanan atmosferik) & Autoclave


(tekanan tinggi)

2. Penyemprotan/ Fogging

Metoda yang baik untuk kondisi dgn suhu diatas suhu beku dan
humiditas rendah

Kekurangannya yaitu biaya & dapat menyebabkan erosi pada


permukaan beton yang baru mengeras

3. Penggenangan/Perendaman

Ideal untuk mencegah hilangnya moisture

4. Lembaran Plastik (Sesuai ASTM C171)

Lapisan Polyethylene dgn ketebalan 4 mm

Kelebihannya yaitu ringan, efektif sbg penghalang hilangnya


moisture, & mudah diterapkan

Kekurangannya yaitu dapat menyebabkan discoloration


permukaan, lebih terlihat bila lapisan plastik bergelombang, &
diperlukan penambahan air secara periodik

5. Penutup Basah (Sesuai ASTM C171)

Menggunakan bahan yang dapat mempertahankan moisture, spt.


burlap (karung goni) yang dibasahin

Kelebihannya yaitu tidak terjadi discoloration & tahan terhadap api

Kekurangannya yaitu memerlukan penambahan air secara periodik


& diperlukan lapisan plastik penutup burlap untuk mengurangi
kebutuhan penambahan air

6. Curing Compound (Sesuai ASTM C 309)

Membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi


penguapan

Efisiensinya di test dengan ASTM C 156

http://sasonov.wordpress.com/2008/05/16/curing-perawatan-beton/ ,

Jenis dan Fungsi Curing / Perawatan Beton


Reaksi kimiawi antara semen dan air membutuhkan waktu. Fungsi semen
sebagai perekat mulai berkembang pada saat umur beton masih muda,
makanya untuk pekerjaan beton baik konvensional maupun precast perlu
dilakukan curing / perawatan beton.
Jenis-jenis curing / perawatan beton antara lain :
1. Steam Curing
Menguntungkan bila menginginkan kekuatan awal
Panas tambahan dibutuhkan untuk menyelesaikan hidrasi (misal pada
musim dingin)
Ada 2 metoda, yaitu Live steam (tekanan atmosferik) & Autoclave
(tekanan tinggi)
2. Penyemprotan/ Fogging
Metoda yang baik untuk kondisi dgn suhu diatas suhu beku dan
humiditas rendah
Kekurangannya yaitu biaya & dapat menyebabkan erosi pada
permukaan beton yang baru mengeras
3. Penggenangan/Perendaman
Ideal untuk mencegah hilangnya moisture
Mempertahankan suhu yang seragam
Kekurangannya yaitu membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan
perlu pengawasan & tidak praktis untuk proyek yang besar
4. Lembaran Plastik (Sesuai ASTM C171)
Lapisan Polyethylene dgn ketebalan 4 mm
Kelebihannya yaitu ringan, efektif sbg penghalang hilangnya moisture,
& mudah diterapkan
Kekurangannya yaitu dapat menyebabkan discoloration permukaan,
lebih terlihat bila lapisan plastik bergelombang, & diperlukan
penambahan air secara periodik
5. Penutup Basah (Sesuai ASTM C171)
Menggunakan bahan yang dapat mempertahankan moisture, spt.
burlap (karung goni) yang dibasahin
Kelebihannya yaitu tidak terjadi discoloration & tahan terhadap api
Kekurangannya yaitu memerlukan penambahan air secara periodik &
diperlukan lapisan plastik penutup burlap untuk mengurangi kebutuhan
penambahan air
6. Curing Compound (Sesuai ASTM C 309)
Membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi

penguapan
Efisiensinya di test dengan ASTM C 156
------------------------------------------------------------------------------Ada 3 (tiga) fungsi utama daripada curing / perawatan beton, yaitu
adalah sebagai berikut :
1) Mempertahankan Jumlah Air dalam Beton Selama Proses
Pengerasan Awal
Perendaman dalam kolam, proses ini khusunya pekerjaan dengan
permukaan yang datar dan volume pekerjaan yang kecil temperatur air
curing harus dijaga sehingga temperatur air tidak lebih dingin 11 deg C
(20 deg F) dari temperatur beton hal ini untuk mencegah retak yang
diakibatkan tegangan termal. Proses ini biasanya dilakukan dalam
pekerjaan laboratorium.
Penyemprotan dan pengkabutan, proses ini digunakan ketika
temperatur suhu lingkungan diatas titik beku dan dalam kondisi
kelembaban yang rendah, penyemprotan dan pengkabutan dapat
meminimalkan retak karena penyusutan sampai beton mencapai setting.
Penutup basah, penutup basah harus digunakan setelah beton
mengeras hal ini untuk mencegah kerusakan pada permukaan.
Tempat dan cetakan daripada beton, cetakan memberikan
perlindungan terhadap kehilangan kelembaban, cetakan biasanya
dibiarkan menempel pada beton selama masa konstruksi berlangsung,
bila cetakan terbuat dari kayu maka kayu harus tetap lembab terutama
pada kondisi cuaca panas dan kering.
2) Mengurangi Hilangnya Air pada Permukaan Beton
Menutupi beton dengan kertas kedap air atau plastik, kertas kedap
air dan plastik dapat diterapkan pada beton dengan dibasahi secara
menyeluruh. Permukaan beton harus cukup keras untuk mencegah
kerusakan pada permukaan selama proses penutupan ini.
Menggunakan senyawa pembentuk membran, senyawa pembentuk
membran digunakan untuk menghambat atau mengurangi penguapan air
pada permukaan beton, senyawa membran dapat berupa cairan jernih
bening ataupun pigment putih. Senyawa pigment puting yang
direkomendasikan untuk kondisi cuaca panas dan cerah sehingga dapat
memantulkan cahaya sinar matahari. Senyawa curing harus segera
digunakan setelah selesai pekerjaan. Senyawa curing harus sesuai

dengan ASTM C 3094 atau ASTM C 13155.


3) Mempercepat Perkembangan Kuat Tekan Menggunakan Panas
serta Penambahan Kelembaban
Menggunakan uap panas, menggunakan uap pada tekanan ruang atau
pada tekanan tinggi dalam bejana uap merupakan curing sistem uap.
Penggunaan uap panas pada tekanan ruang temperaturnya harus dijaga
pada 60 deg C (140 deg C) atau kurang sampai dengan beton mencapai
kekuatan yang diinginkan.
Menggunakan elemen pemanas, elemen pemanas biasanya
digunakan sebagai elemen tertanam dekat permukaan elemen beton.
Tujuannya adalah untuk melindungi dari pengerasan karena proses
pembekuan pada cuaca dingin.
Bantalan listrik panas, bantalan dipanaskan dengan menggunakan
listrik terutama digunakan oleh produsen beton pracetak.
Selimut Beton, selimut beton digunakan untuk menutupi dan
melindungi permukaan beton dari dari suhu beku selama periode curing,
beton harus cukup keras pada saat penyelimutan untuk melindungi
kerusakan permukaan beton.
Dipostingkan Oleh Listiyono Budi Pada 11:09:00 AM
http://listiyonobudi.blogspot.com/2011/05/jenis-dan-fungsi-curingperawatan-beton.html diakses 20 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai