Anda di halaman 1dari 5

BAB I

METODE PERAWATAN BETON

A. Perawatan Beton (Curing)

Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk
menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga
kelembaban dan suhu beton, segera setelah proses finishing beton selesai dan waktu
total setting tercapai. Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting,
artinya beton telah mengeras. Pelaksanaan curing/perawatan beton dilakukan segera
setelah beton mengalami atau memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang
terbuka) atau setelah pembukaan cetakan/acuan/bekisting, selama durasi tertentu yang
dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang diperlukan untuk proses reaksi
senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton.

B. Tujuan Pelaksanaan Perawatan Beton/Curing

Perawatan ini dilakukan untuk memastikan reaksi hidrasi senyawa semen


termasuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat berlangsung secara optimal
sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi
susut yang berlebihan pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau
tidak seragam, sehingga dapat menyebabkan retak. Perawatan ini dilakukan, agar proses
hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan
mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan
minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3
(tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan
perawatan yang dipercepat. Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan
kekuatan tekan beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari
keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari
dimensi struktur. Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan
sempurna maka di perlukan curing untuk menjaga kelembabannya. Namun, fungsi
utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton dari Kehilangan air-
semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete, Kehilangan air akibat
penguapan pada hari-hari pertama, Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang
terlalu besar.

C. Curing Dapat Dilakukan dengan Berbagai Macam Cara Antara Lain :


 Perawatan Yang Dipercepat
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan atmosferik, pemanasan
dan pelembaban atau proses lain yang dapat diterima, boleh digunakan untuk
mencapai kekuatan tekan dan mengurangi waktu perawatan. Perawatan ini harus
mampu menghasilkan kekuatan tekan sesuai dengan rencana, dan prosesnya harus
mampu menghasilkan beton yang tegar. Untuk cuaca yang panas perlu diperhatikan
bahan-bahan penyusunnya, cara produksi, penanganan dan pengangkutan,
penuangan, perlindungan dan perawatan untuk mencegah suhu beton atau
penguapan air yang berlebihan sehingga dapat mengurangi kekuatan tekannya dan
mempengaruhi kekuatan struktur.
 Macam Perawatan
Perawatan beton ini dapat dilakukan dengan pembahasan atau penguapan (steam)
serta dengan menggunakan membran. Pemilihan cara mana yang digunakan
semata-mata mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan.
a. Perawatan Dengan Pembasahan (water curing)

Pembahasan dilakukan di laboratorium ataupun di lapangan. Pekerjaan


perawatan dengan pembahasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab.
2. Menaruh beton segar dalam genangan air.
3. Menaruh beton segar dalam air.
4. Menyelimuti permukaan beton dengan air.
5. Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
6. Menyirami permukaan beton secara kontinyu.
7. Melapisi permukaan beton dengan air dengan melakukan compound.
Cara 1, 2, dan 3 digunakan untuk contoh uji. Cara 4, 5, dan 6 digunakan
untuk beton di lapangan yang permukaanya mendatar, sedangkan cara 6 dan 7
digunakan untuk yang permukaanya vertikal.
Untuk menanggulangi kehilangan air dalam beton ini dapat dilakukan
langkah-langkah perbaikan dengan perawatan. Pelaksanaan Curing Compound,
sesuai dengan ASTM C.309, dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri dari paraffin sebagai
selaput lilin yang dicampur dengan air.
2) Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye (warna akan hilang
selama beberapa minggu).
3) Tipe II, Curing Compound dengan zat berwarna putih.
b. Perawatan Dengan Penguapan (application of heat curing)

Perawatan dengan uap dapat dibagi menjadi dua, yaitu perawatan dengan
tekanan rendah dan perawatan dengan tekanan tinggi. Perawatan tekanan rendah
berlangsung selama 10-12 jam pada suhu 40°-55°C, sedangkan penguapan
dengan suhu tinggi dilaksanakan selama 10-16 jam pada suhu 65°-95°C, dengan
suhu akhir 40°-55°C. Sebelum perawatan dengan penguapan dilakukan, beton
harus dipertahankan pada suhu 10°-30°C selama beberapa jam.

Perawatan dengan penguapan berguna pada daerah yang mempunyai musim


dingin. Perawatan ini harus diikuti dengan perawatan dengan pembahasan
setelah lebih dari 24 jam, minimal selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan
dapat tercapai sesuai dengan rencana pada umur 28 hari.
c. Perawatan Dengan Membran (membrane curing)

Membran yang digunakan untuk perawatan merupakan penghalang fisik


untuk menghalangi penguapan air. Bahan yang digunakan harus kering dalam
waktu 4 jam (sesuai final setting time), dan membentuk selembar film yang
kontinyu, melekat dan tidak bergabung, tidak beracun, tidak selip, bebas dari
lubang-lubang halus dan tidak membahayakan beton.
Lembaran plastik atau lembaran lain yang kedapa air dapat digunakan
dengan sangat efesien. Perawatan dengan menggunakan membran sangat
berguna untuk perawatan pada lapisan perkerasan beton (rigid pavement). Cara
ini harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah waktu pengikatan beton.
Perawatan dengan cara ini dapat juga dilakukan setelah atau sebelum perawatan
dengan pembahasan.
Perawatan jenis ini umumnya dikerjakan pada daerah yang sulit untuk
mendapatkan air. Oleh karena itu, pelapisan dengan membran diperlukan agar
air pada beton tidak langsung menguap dengan cepat.
d. Perawatan dengan Pelapisan Kalsium Klorida
Selanjutnya ada pula yang menggunakan kalsium klorida sebagai pelapis
permukaan beton. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pengawetan karena
kalsium klorida lambat laun akan berubah menjadi garam. Garam mampu
menyerap kelembapan dan menjaga permukaan beton tidak retak. Hal ini
menjaga kelembapan beton terjaga dan meningkatkan hidrasi. Selain
menggunakan kalsium klorida ada pula yang menggunakan perawatan dengan
pemanasan atau steam. Perawatan ini lumayan rumit sehingga dan harus
konsisten dalam mempertahankan suhu.
e. Perawatan Lainnya
Perawatan pada beton lainnya yang dapat dilakukan adalah perawatan
dengan menggunakan sinar infra merah, yaitu dengan melakukan penyinaran
selama 2-4 jam pada suhu 90°C. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat
penguapan air pada beton mutu tinggi. Selain itu ada pula perawatan hidrotermal
(dengan memanaskan cetakan untuk beton-beton pra-cetak selama 4 jam pada
suhu 65°C), dan perawatan dengan karbonisasi.
 Waktu dan Durasi Pelaksanaan Curing
Proses curing (perawatan) pada beton memainkan peran penting pada
pengembangan kekuatan dan daya tahan beton, proses curing dilaksanakan segera
setelah proses pencetakan selesai. Proses curing ini meliputi pemeliharaan
kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun dipermukaan beton dalam
periode waktu tertentu. Proses curing pada beton
bertujuan memberikan kelembaban yang cukup pada proses hidrasi lanjutan dan
pengembangan kekuatan, stabilitas volume, ketahanan terhadap pembekuan dan
pencairan serta abrasi .
Metode dan lama pelaksanaan curing tergantung pada faktor-faktor berikut :
 Jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan tambahan atau
pengganti yang dipakai
 Jenis/tipe dan luasan elemen struktur yang dilaksanakan (ukuran dan bentuk dari
beton)
 Kondisi cuaca, suhu dan kelembaban di area atau lokasi pekerjaan
 Penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan karakteristik beton
(28 hari atau selain 28 hari, tergantung dari spesifikasi yang
ditentukan oleh Konsultan Perencana / Desain ).
Kualitas dan lama pelaksanaan curing/perawatan beton berpengaruh pada :
 Mutu/kekuatan beton (strength)
 Keawetan struktur beton (durability)
 Kekedapan air beton (water-tightness)
 Ketahanan permukaan beton, misal terhadap keausan (wear resistance)
 Kestabilan volume, yang berhubungan dengan susut atau pengembangan (volume
stability : shrinkage and expansion)

Anda mungkin juga menyukai