Anda di halaman 1dari 3

1.

 Chandra (1986) Value Engineering Methodology muncul pada perang dunia ke II yaitu
antara 1939 sampai tahun 1945. Pada saat perang dunia ke II, kebutuhan akan logam
meningkat sedangkan persediaan terbatas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
Lawrence Miles, Bapak dari Value Analysis/Engineer melakukan analisis fungsi.
Analisis fungsi yaitu mencari hal sebagai pengganti yang memberikan penampilan yang
sama atau lebih baik dengan biaya yang rendah.

Rekayasa Nilai telah diakui sebagai salah satu metode yang memberikan efisienisi
terhadap pembangunan. Efisiensi tersebut adalah dengan mengoptimalkan fungsi, kinerja
dan dana dalam suatu proyek namun tetap menjaga mutu dan kualitas. Chandra (1987)
Value engineering (rekayasa nilai) adalah usaha yang dilakukan secara terorganisir untuk
menganalisis permasalahan yang ada untuk mendapatkan fungsi-fungsi yang diinginkan
dengan biaya yang seminimal mungkin.

Pada tahun 1954, Biro perkapalan angkatan laut U.S.A mengimplementasikan untuk
pertama kalinya Value Engineering dibidang pengadaan. Tahun 1963, Value Engineering
mulai dimanfaatkan dibidang pengadaan. Tahun 1963, Value Engineering mulai
dimanfaatkan dibidang konstruksi, yaitu oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Tahun 1964, Secretary Robert S. Mc Namara memperluas Cost Reduction Prorgram,
maka Pemerintah Amerika Serikat mulai memanfaatkan keuntungan-keuntungan
penggunaan Value Engineering Program sebagai usaha meningkatkan manajemen. Tahun
1972, Department of Public Building Services mengembangkan Value Engineering
secara luas dan diharuskan bagi Construction Management Services. Tahun 1975,
Environmental Protection Agency (E.P.A) mengharuskan penggunaan Value
Engineering. Selanjutnya, Value Engineering diterapkan di berbagai negara.

Barrie dan Paulson (1984) menjelaskan mengenai enam tahapan dasar dalam
merealisasikan suatu proyek dari berupa konsep hingga menjadi konstruksi yang nyata.
Enam tahapan dasar tersebut adalah The Life Cycle of Construction Project, yaitu (Barrie
dan Paulson, 1984)

1. Konsep dan Studi Kelayakan (Concept and Feasibility Studies)

2. Pengembangan (Development)

3. Perencanaan (Design)

4. Konstruksi (Construction)

5. Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)

6. Perbaikan
 Rencana Kerja Rekayasa Nilai
 TAHAP INFORMASI
o Tabel Breakdown Cost Model
o Grafik Hukum Distribusi Pareto Tabel Analisa Fungsi
Tahapan informasi adalah suatu tahapan awal dalam rencana kerja Value
Engineering yang bertujuan untuk memperoleh suatu pengertian secara menyeluruh
terhadap sistem, struktur, atau bagian-bagian yang dilakukan studi dan juga bertujuan
untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan item-item pekerjaan yang
akan dianalisis, untuk memperoleh item kerja yang akan dilakukan Value Engineering
dengan cara mengdefinisikan fungsi item dalam proyek. (Chandra, 2014)
 TAHAP ANALISA
o Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek
o Analisa Pemilihan Alternatif
Tahapan analisis dari Value Engineering adalah untuk mengevaluasi alternatif-
alternatif yang dihasilkan dalam tahap kreatif. Hasil evaluasi ini dipergunakan untuk
menentukan alternatif-alternatif yang bermanfaat untuk dilakukan studi lebih lanjut, yang
akan memberikan potensi terbesar bagi penghematan biaya. Pemikiran berdasarkan
peraturan yang ketat yang tidak berlaku ditahapan-tahapan terdahuli ditahap ini kemudian
dilakukan.
 TAHAP REKOMENDASI
Tahap ini merupakan tahapan akhir dari lima tahapan rencana kerja rekayasa nilai.
Ditahapan ini dilakukan suatu pelaporan berupa persentasi secara tertulis atau
lisan yang ditunjukan kepada sumua pihak yang terkait dalam pembuatan proyek.
Menjabarkan tentang alternatif yang akan dipilih dalam usulan tim rekayasa nilai.
Sehingga dapat meyakinkan owner terhadap pilihan alternatif-alternatif tersebut.
Barrie et al. (1984) menganjurkan agar dalam mengajukan usulan dimasukan
pertimbangan segala sesuatu yang mungkin diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan alternatif tersebut, seperti bagaimana pengadaannya,
pengangkutannya, pengerjaannya di lapangan, apa saja fasilitas penunjangnya,
apa masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pelaksanaan di lapangan serta
cara penyelesaiannya.
 Rencana kerja adalah tahapan-tahapan untuk memulai melakukan analisi.
Rencana kerja memungkinkan tim melakukan studi dari awal hingga akhir dengan
lebih terstruktur untuk memperoleh alternatif-alternatif yang kreatif dan
menganalisis perubahan-perubahan, sehingga tim dapat menghasilkan alternatif
yang baik. Kembuan et al. (2016) menyatakan rencana kerja ini menyimpulkan
rekomendasi-rekomendasi yang spesifik, dan berakhir dengan usulan jadwal
implementasi dan ringkasan dari keuntungan-keuntungan. Rencana kerja
dipisahkan dalam lima tahapan yang berbeda, dalam praktiknya tahapan-tahapan
tersebut cenderung untuk bergabung dan berkaitan yang satu dengan yang lain.
2.

Anda mungkin juga menyukai