1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi sudah mencoba Lean construction adalah suatu prinsip
berbagai upaya untuk mengurangi waste, yang digunakan pada pekerjaan konstruksi dengan
waste adalah bentuk inefisiensi dalam cara meminimalkan waste berupa material dan
pengelolaan material, SDM dan waktu. waktu, dengan tujuan untuk meningkatkan value
Masalah waste yang mengacu pada dampak (nilai) (Kololu & Camerling, 2017). Manfaat dari
yang negatif terhadap lingkungan, biaya, metode lean construction ditunjukkan dengan
produktivitas, waktu, sosial dan ekonomi. perolehan peningkatan dari banyak proyek dan
Selain itu, masalah ini berkontribusi pada nilai setiap tahapan proyek. Lean construction
pengurangan produktivitas konstruksi dan memerlukan lebih banyak waktu dalam tahap desain
mengurangi kinerja proyek secara dan perencanaan, tetapi perhatian ini
keseluruhan. (Tamallo & Nursin, 2020) Salah menghilangkan atau memperkecil konflik yang
satu prinsip yang digunakan untuk dapat secara dramatis mengubah biaya dan jadwal
mengevaluasi waste adalah dengan (Adlin, 2016).
menggunakan prinsip Lean Construction.
(Mudzakir dkk., 2017).
Peralihan ini dibutuhkan waktu karena dan setuju menilai asset dan teknologi. Value
masing-masing kegiatan yang mendukung tujuan stream, menurut Womack dan Jones (2008),
ideal akan menciptakan masalah baru, manfaat, value stream adalah dengan pemetaan seluruh
dan pemahaman (Karim, 2013). Sebuah desain arus nilai, menetapkan kerjasama antara
dalam pengiriman bertujuan bahwa seluruh untuk partisipan, mengidentifikasi, dan menghilangkan
dapat menghasilkan keuntungan dari nilai tambah waste, sehingga proses konstruksi dapat
untuk seluruh sistematis, sinergis, dan juga ditingkatkan. Flow adalah konsep yang
perbaikan terus menerus dalam pengaturan digunakan aliran nilai untuk meningkatkan
proyek konstruksi dan pemilihan metode, supply penjumlahan yang efisien dari nilai setiap
chain, dan workflow reliability yang diperbaharui tahapan dalam proyek. Pull, pada tingkat strategis
dalam lapangan kegiatan. (Patel, 2011) Untuk diidentifikasikan sebagai kebutuhan untuk
menciptakan proses produksi yang efektif dan mengantar produk ke pelanggan secepat ia
efisien pemahaman terhadap ketiga operasi memerlukan. Perfection, menurut Womack dan
tersebut sangat penting. Hal spesifik yang Jones (2008), perfection adalah instruksi kerja
menjadi perhatian adalah Non-Value Adding dan dan pengembangan prosedur, dan ditetapkan
Necessary but Non-Value Adding, artinya sebisa quality control. (Herliandre & Suryani, 2018).
mungkin kegiatan tersebut dikurangi atau
Lean Construction tools digambarkan
dihilangkan. Dalam aktivitas tersebut seringkali
sebagai berikut: 1. Last Planer System (LPS),
menimbulkan waste.(Wardana & Ciptomulyono,
yaitu sebuah teknik yang berupa rutut kerja
2012).
(workflow) dan menentukan beragam kegiatan
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dalam proyek konstruksi. Dalam last planner
waste material dan waktu tidak dapat dihindari. system, memiliki rangkaian implementasi master
Berdasarkan Lean Construction institute hasil schedule, Reverse Phase Schedules (RPS), six-
studi dalam bidang konstruksi nilai tambahnya week lookahead, Weekly Work Plan (WWP),
hanya 10% dan tingkat waste mencapai Percent Plan Complete (PPC). 2. Increased
57%.(Nursin dkk., 2014). Waste dalam jumlah Visualization, yaitu instrumen berkomunikasi
besar akan mempengaruhi keberlangsungan secara efektif kepada personel melalui
pelaksanaan proyek konstruksi, akan pemasangan bermacam tanda, rambu, dan label
menyebabkan keterlambatan penyelesaian dan disekitar lokasi konstruksi. 3. Daily Huddle
pembengkakan biaya (Surbakti & Harefa, 2021). Meetings Komunikasi dua arah adalah daya
Dr. Singeo Singo telah mengidentifikasi waste utama rapat harian tim dalam rangka
yang kemudian ditulis ulang oleh Koskela (2000) melaksanakan keterlibatan para personel.
mengenai kategori kegiatan yang dapat menjadi Rancangan ini mirip dengan employee
sebuah waste yaitu Defect (cacat), Waiting involvement pada lean manufacture, yaitu
(menunggu), Unnecessary inventory, memberdayakan personel dengan mengamati
Inappropriate processing (proses yang tidak tanggapan saat menghadapi masalah, dan
tepat), Unnecessary motion (gerakan yang tidak memulai komunikasi secara mendalam melalui
perlu), Excessive Transportation, Over tool-box meeting.(Salem dkk., 2005).
Production. (Archia, 2013).
Sebuah metode manajemen waktu untuk
Rancangan Lean Construction menanggulangi masalah tersebut, salah satunya
menyediakan dasar untuk pondasi manajemen adalah dengan menerapkan rangkaian
proyek. Asas – asas Lean Construction terdiri implementasi dari metode Last Planner System
dari beberapa kunci, yaitu, Specify value (LPS)(Arifin & Ghuzdewan, 2017). Last Planner
Memikirkan kembali nilai dari kacamata klien System (LPS) dikembangkan oleh Ballard (2000)
3. Unnecessary motion (gerakan yang tidak perlu) 5. Inappropriate processing (proses yang tidak
Analisis variabel waste Unnecessary motion tepat) Dalam analisis variabel waste
(gerakan yang tidak perlu) didapatkan faktor Inappropriate processing (proses yang tidak
terbesarnya adalah layout lokasi kerja yang tidak tepat) didapatkan faktor terbesarnya adalah
sesuai sedangkan faktor terkecilnya adalah ketidaksesuaian peralatan sedangkan faktor
peralatan yang tidak ergonomis seperti Tabel 5. terkecilnya adalah kegagalan dalam kombinasi
alat sebagaimana disajikan dalam Tabel 7 berikut.
Tabel 5. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
Variabel Unnecessary motion (gerakan yang Tabel 7. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
tidak perlu) Variabel Inappropriate processing (proses yang
Peringkat Jumlah Pering tidak tepat)
Faktor
1 2 3 4 Poin kat Peringkat Jumlah Pering
a. Layout Faktor
1 2 3 4 Poin kat
lokasi kerja a. Ketidaksesuaian
3 1 3 0 14 1 1 4 2 0 13 2
yang tidak Peralatan
sesuai b. Ketidaksesuaian
b. Pengelolaan 5 2 0 0 19 1
prosedur kerja
tempat kerja 2 3 1 1 13 2 c. Maintenance
yang buruk peralatan yang 1 1 1 4 6 3
c. Metode kurang baik
kerja yang 1 3 2 1 11 3 d. Kegagalan
tidak konsisten dalam
d. Peralatan 0 0 4 3 4 4
mengkombinasikan
yang tidak 1 0 1 5 4 4 alat
ergonomis
6. Transportation Dalam analisis variabel waste
4. Over Production (Kelebihan Produksi) Dalam Transportation didapatkan faktor terbesarnya
analisis variabel waste Over Production adalah layout lokasi kerja yang tidak efektif
(Kelebihan Produksi) didapatkan faktor sedangkan dalam variabel ini memiliki dua faktor
terbesarnya adalah perubahan desain sedangkan terkecil di posisi peringkat ketiga adalah
faktor terkecilnya adalah kurangnya skill tenaga
pemesanan material yang terlalu jauh dan jadwal
kerja sebagaimana disajikan dalam Tabel 6.
pengiriman material yang tidak sesuai
Tabel 6. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap sebagaimana disajikan dalam Tabel 8 berikut.
Variabel Waste: Over Production (Kelebihan
Produksi) Tabel 8. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
Peringkat Jumlah Pering Variabel Transportation
Faktor Peringkat
1 2 3 4 Poin kat Jumlah Pering
Faktor
a. Penanganan 1 2 3 4 Poin kat
material tidak 0 2 4 1 8 3 a. Material yang
sesuai standar tidak langsung
2 1 2 2 10 2
b. Produksi lebih menuju lokasi
2 4 0 1 14 2 proyek
awal
c. Kurangnya b. Layout lokasi
skill tenaga 0 0 2 5 2 4 kerja yang tidak 3 2 1 1 14 1
kerja efektif
d. Perubahan
5 1 1 0 18 1
desain
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, 1. Dari hasil analisis variabel waste terhadap
menganalisis variabel dan faktor waste dengan proyek gedung kampus X didapatkan bahwa
lean construction tools yang diperoleh dari kajian variabel waste yang memiliki pengaruh terbesar
pustaka didapatkan bahwa tidak diterapkannya dalam berjalannya proyek adalah Inappropriate
lean construction tools secara keseluruhan processing (proses yang tidak tepat). Variabel
menyebabkan terjadinya waste. Kemunculan waste yang memiliki pengaruh terkecil adalah
waste yang disebabkan oleh faktor terbesar yang Non-Utilized talent (Pekerja yang tidak terampil).
terjadi di dalam proyek gedung kampus X yaitu
2. Evaluasi faktor terhadap waste didapatkan
Inappropriate processing (proses yang tidak
bahwa penyebab utama dalam variabel waste
tepat) disebabkan oleh belum diterapkannya
Inappropriate processing (proses yang tidak
salah satu lean construction tools yaitu Increased
tepat) adalah ketidaksesuian prosedur kerja,
Visualization yang berperan sebagai alat
variabel Unnecessary inventory (persediaan yang
berkomunikasi secara efektif kepada pegawai
tidak perlu) adalah perencanan dan penjadwalan
melalui peletakan berbagai tanda, rambu, dan
yang buruk, variabel Unnecessary motion
label disekitar lokasi konstruksi, sehingga
(gerakan yang tidak perlu) adalah layout lokasi
menyebabkan ketidaktepatan pada proses
kerja yang tidak sesuai, variabel Defect (Cacat)
konstruksi. Waste yang disebabkan oleh faktor
adalah material yang tidak standar mutu, variabel
terkecil yang terjadi di dalam proyek gedung
Waiting (Menunggu) adalah perubahan desain,
kampus X yaitu Non-Utilized talent (Pekerja
variabel Over Production (Kelebihan Produksi)
yang tidak terampil) disebabkan karena telah
adalah perubahan desain, variabel Transportation
diterapkannya Fail-safe for Quality and Safety
layout lokasi kerja yang tidak efektif, variabel
yang berperan dalam pemeriksaan kualitas dari
Non-Utilized talent (Pekerja yang tidak terampil)
hasil pekerjaan, sehingga menyebabkan pekerja
adalah kurangnya skill tenaga kerja.
yang ada di dalam proyek merupakan pekerja
yang terampil. Mengenai faktor yang 3. Pengimplementasian Lean Construction pada
berpengaruh terhadap variabel waste, proyek gedung kampus X dengan menggunakan
Inappropriate processing (proses yang tidak lean construction tools yang sudah diterapkan
tepat) disebabkan oleh faktor ketidaksesuaian dan dikembangkan di dalam proyek adalah last
prosedur dan peralatan, maintenance peralatan planner system yang meliputi master schedule,
yang kurang baik, dan kegagalan dalam phase schedule, six week look ahead, weekly
mengkombinasikan alat. Sedangkan, faktor yang work plan, daily plan dan percent plan complete.
berpengaruh terhadap variabel waste, Non- Selain tools tersebut, di dalam proyek juga
Utilized talent (Pekerja yang tidak terampil) melaksanakan beberapa tools lain seperti Daily
disebabkan oleh kurangnya skill tenaga kerja, Huddle Meetings, First-run Studies, 5S Process
pekerja yang tidak disiplin, gambar kerja kurang (Visual Work Place), dan Fail-safe for Quality
jelas, dan waktu lembur berlebih. and Safety. Sedangkan, tools yang tidak
dilaksanakan adalah Increased Visualization.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi dengan tujuan 5. DAFTAR PUSTAKA
yang telah ditentukan, kesimpulan yang Adlin, R. A. (2016). Analisa Waste Material
didapatkan dari penelitian ini tentang evaluasi Konstruksi dengan Aplikasi Metode Lean
waste dan implementasi lean construction Construction (Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Showroom Auto 2000).
dengan studi kasus proyek gedung kampus X
Universitas Sumatera Utara Medan.
dijelaskan dalam poin – poin berikut ini: