Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)

Program Studi Teknik Sipil-Universitas Dharma Andalas


Vol.01 No.02 Desember 2021

Evaluasi Waste dan Implementasi Lean Construction Proyek Gedung


Kampus X
Suripto 1*, Ajeng Renita Susanti 2
1) Politeknik Negeri Jakarta (email : suripto.1965@sipil.pnj.ac.id)
2) Politeknik Negeri Jakarta (email : ajeng.renitasusanti.ts17@mhsw.pnj.ac.id)

Info Artikel ABSTRACT


Riwayat Artikel:
Dikirim :14-11-21 Pelaksanaan proyek pembangunan gedung akan menimbulkan waste yang bisa
Direvisi :22-01-22 memberikan dampak untuk proyek yang sedang berjalan. Waste merupakan kegiatan
Diterima :24-01-22 yang tidak memberikan nilai tambah baik kepada customer maupun owner. Salah
satu upaya untuk meminimalisir dampak dari waste waktu adalah perlu
meminimalkan pemborosan dan meningkatkan value (nilai) seperti prinsip Lean
Construction (konstruksi ramping). Analisis dilakukan untuk mengevaluasi variabel
Keywords : dan faktor penyebab waste paling berpengaruh dan implementasi dari Lean
Waste Construction tools. Teknik analisis data dilakukan menggunakan kuesioner
lean construction tools selanjutnya di analisis dengan metode borda dan wawancara dengan narasumber
last planner system untuk implementasi Lean Construction. Dalam penelitian ini didapatkan hasil
Variabel waste yang paling berpengaruh di dalam proyek gedung kampus X adalah
Inappropriate processing (proses yang tidak tepat) dengan 36 poin yaitu 18% dari
total keseluruhan. Lean Construction pada proyek gedung kampus X dengan
menggunakan lean construction tools yang sudah diterapkan dan dikembangkan di
dalam proyek adalah last planner system yang meliputi master schedule, phase
schedule, six week look ahead, weekly work plan, daily plan dan percent plan
complete. Selain tools tersebut, di dalam proyek juga melaksanakan beberapa tools
lain seperti Daily Huddle Meetings, First-run Studies, 5S Process (Visual Work
Place), dan Fail-safe for Quality and Safety. Sedangkan, tools yang tidak
dilaksanakan adalah Increased Visualization.

1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi sudah mencoba Lean construction adalah suatu prinsip
berbagai upaya untuk mengurangi waste, yang digunakan pada pekerjaan konstruksi dengan
waste adalah bentuk inefisiensi dalam cara meminimalkan waste berupa material dan
pengelolaan material, SDM dan waktu. waktu, dengan tujuan untuk meningkatkan value
Masalah waste yang mengacu pada dampak (nilai) (Kololu & Camerling, 2017). Manfaat dari
yang negatif terhadap lingkungan, biaya, metode lean construction ditunjukkan dengan
produktivitas, waktu, sosial dan ekonomi. perolehan peningkatan dari banyak proyek dan
Selain itu, masalah ini berkontribusi pada nilai setiap tahapan proyek. Lean construction
pengurangan produktivitas konstruksi dan memerlukan lebih banyak waktu dalam tahap desain
mengurangi kinerja proyek secara dan perencanaan, tetapi perhatian ini
keseluruhan. (Tamallo & Nursin, 2020) Salah menghilangkan atau memperkecil konflik yang
satu prinsip yang digunakan untuk dapat secara dramatis mengubah biaya dan jadwal
mengevaluasi waste adalah dengan (Adlin, 2016).
menggunakan prinsip Lean Construction.
(Mudzakir dkk., 2017).

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 65


Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)
Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas

Peralihan ini dibutuhkan waktu karena dan setuju menilai asset dan teknologi. Value
masing-masing kegiatan yang mendukung tujuan stream, menurut Womack dan Jones (2008),
ideal akan menciptakan masalah baru, manfaat, value stream adalah dengan pemetaan seluruh
dan pemahaman (Karim, 2013). Sebuah desain arus nilai, menetapkan kerjasama antara
dalam pengiriman bertujuan bahwa seluruh untuk partisipan, mengidentifikasi, dan menghilangkan
dapat menghasilkan keuntungan dari nilai tambah waste, sehingga proses konstruksi dapat
untuk seluruh sistematis, sinergis, dan juga ditingkatkan. Flow adalah konsep yang
perbaikan terus menerus dalam pengaturan digunakan aliran nilai untuk meningkatkan
proyek konstruksi dan pemilihan metode, supply penjumlahan yang efisien dari nilai setiap
chain, dan workflow reliability yang diperbaharui tahapan dalam proyek. Pull, pada tingkat strategis
dalam lapangan kegiatan. (Patel, 2011) Untuk diidentifikasikan sebagai kebutuhan untuk
menciptakan proses produksi yang efektif dan mengantar produk ke pelanggan secepat ia
efisien pemahaman terhadap ketiga operasi memerlukan. Perfection, menurut Womack dan
tersebut sangat penting. Hal spesifik yang Jones (2008), perfection adalah instruksi kerja
menjadi perhatian adalah Non-Value Adding dan dan pengembangan prosedur, dan ditetapkan
Necessary but Non-Value Adding, artinya sebisa quality control. (Herliandre & Suryani, 2018).
mungkin kegiatan tersebut dikurangi atau
Lean Construction tools digambarkan
dihilangkan. Dalam aktivitas tersebut seringkali
sebagai berikut: 1. Last Planer System (LPS),
menimbulkan waste.(Wardana & Ciptomulyono,
yaitu sebuah teknik yang berupa rutut kerja
2012).
(workflow) dan menentukan beragam kegiatan
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dalam proyek konstruksi. Dalam last planner
waste material dan waktu tidak dapat dihindari. system, memiliki rangkaian implementasi master
Berdasarkan Lean Construction institute hasil schedule, Reverse Phase Schedules (RPS), six-
studi dalam bidang konstruksi nilai tambahnya week lookahead, Weekly Work Plan (WWP),
hanya 10% dan tingkat waste mencapai Percent Plan Complete (PPC). 2. Increased
57%.(Nursin dkk., 2014). Waste dalam jumlah Visualization, yaitu instrumen berkomunikasi
besar akan mempengaruhi keberlangsungan secara efektif kepada personel melalui
pelaksanaan proyek konstruksi, akan pemasangan bermacam tanda, rambu, dan label
menyebabkan keterlambatan penyelesaian dan disekitar lokasi konstruksi. 3. Daily Huddle
pembengkakan biaya (Surbakti & Harefa, 2021). Meetings Komunikasi dua arah adalah daya
Dr. Singeo Singo telah mengidentifikasi waste utama rapat harian tim dalam rangka
yang kemudian ditulis ulang oleh Koskela (2000) melaksanakan keterlibatan para personel.
mengenai kategori kegiatan yang dapat menjadi Rancangan ini mirip dengan employee
sebuah waste yaitu Defect (cacat), Waiting involvement pada lean manufacture, yaitu
(menunggu), Unnecessary inventory, memberdayakan personel dengan mengamati
Inappropriate processing (proses yang tidak tanggapan saat menghadapi masalah, dan
tepat), Unnecessary motion (gerakan yang tidak memulai komunikasi secara mendalam melalui
perlu), Excessive Transportation, Over tool-box meeting.(Salem dkk., 2005).
Production. (Archia, 2013).
Sebuah metode manajemen waktu untuk
Rancangan Lean Construction menanggulangi masalah tersebut, salah satunya
menyediakan dasar untuk pondasi manajemen adalah dengan menerapkan rangkaian
proyek. Asas – asas Lean Construction terdiri implementasi dari metode Last Planner System
dari beberapa kunci, yaitu, Specify value (LPS)(Arifin & Ghuzdewan, 2017). Last Planner
Memikirkan kembali nilai dari kacamata klien System (LPS) dikembangkan oleh Ballard (2000)

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 66


Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)
Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas

dan Howell (1999) sebagai perencanaan produksi 2. METODE PENELITIAN


dan sistem kontrol untuk membantu merapikan Penelitian dilakukan dengan pengumpulan
alur pekerjaan proyek konstruksi yang bervariasi, datanya menggunakan kuesioner untuk evaluasi
mengembangkan perencanaan, dan mengurangi waste dan dengan wawancara untuk penerapan
ketidakpastian dalam pelaksanaannya.(Patel, lean construction tools pada proyek gedung
2011). Last Planner System (LPS) telah akurat kampus X. Respoden dari kuesioner merupakan
dalam mencapai dan mempertahankan rencana salah satu anggota dari setiap bagian didalam
kerja di atas 90%. (Ballard, 2000) Last Planner proyek yang berjumlah 7 orang. Kuesioner
System (LPS) membuat stakeholder (semua pihak dilaksanakan dengan pemeringkatan untuk faktor
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek) bekerja yang paling berpengaruh terhadap variabel serta
secara lebih terorganisir, efektif dan produktif pemeringkatan variabel terhadap proses
sehingga hasil pekerjaan proyek keseluruhan berjalannya proyek.
dapat meningkat secara signifikan. Selain itu,
penilaian dan evaluasi terkait masalah atau Dari data yang terkumpul kemudian
kendala dalam proyek dapat segera dipelajari. dianalisis dengan menggunakan software
(AlSehaimi, Abdullah O., Tzortzopoulos, Patricia microsoft excel, dimana data yang ada dimasukan
and Koskela, 2009) (Nursin dkk., 2020). Metode kedalam spread sheet, kemudian diolah
Last Planner ini masih belum banyak digunakan menggunakan rumus metode borda untuk
dalam tahap perencanaan dalam bidang mendapatkan poin serta peringkatnya dan
konstruksi di Indonesia. Dalam manajemen digambarkan grafiknya. Selanjutnya, peneliti
proyek, metode Last Planner memiliki indikator mendeskripsikan hasil dari kuesioner tentang
kinerja untuk mengukur progress aliran pekerjaan faktor dan variabel waste yang diolah dengan
seperti Master Plan, Lookahead Planning, metode borda yaitu merangkingkan jumlah poin
Constrains Analysis, Weekly Work Plan and yang didapat dari kuesioner dan mendeskripsikan
Percent Plan Complete, dan menentukan jadwal hasil wawancara tentang penerapan lean
proyek.(Rupianto, 2020). constructions tools dalam proyek gedung kampus
X.
Penelitian ini akan meninjau variabel waste
yang paling dominan yang terjadi pada proyek 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
gedung kampus X. Mengevaluasi variabel dan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
faktor penyebab dari waste serta mengevaluasi
terhadap variabel waste dalam proyek didapatkan
penerapan lean construction pada proyek gedung
variabel waste yang berpegaruh paling besar
kampus X.
terhadap proyek gedung kampus X adalah
Manfaat dari penelitian ini untuk menambah
Inappropriate processing (proses yang tidak
wawasan pembaca dalam mengetahui variabel
tepat) dengan perolehan poin sebesar 36 poin
dan faktor waste serta pengimplementasian lean
sedangkan variabel waste yang memiliki
construction tools dalam proyek gedung kampus
pengaruh yang kecil adalah NonUtilized talent
X, dan untuk perusahaan konstruksi dapat
(Pekerja yang tidak terampil). Dalam analisis ini,
menghasilkan evaluasi terhadap variable dan
didapatkan variabel yang memiliki pengaruh
faktor waste yang terjadi didalam proyek yang
yang sama yaitu variabel Defect (Cacat) dan
diharapkan hasil evaluasi bisa menjadi solusi
Waiting (Menunggu) berada di posisi rangking
untuk memperbaiki penerapan lean construction
ke-4 dengan perolehan poin sebesar 29 poin
tools kedepannya.
sebagaimana disajikan dalam Tabel 1 berikut.

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 67


Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)
Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas

Tabel 1. Hasil pemeringkatan variabel waste sedangkan faktor terkecilnya adalah


N keterlambatan material tiba di lokasi
Variabel Waste Rangking
o
sebagaimana disajikan dalam Tabel 3 berikut.
1 Defect (Cacat) 4
2 Waiting (Menunggu) 4
Unnecessary inventory Tabel 3. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
3 (persediaan yang tidak 2 Variabel Waste: Waiting (Menunggu)
perlu). Peringkat Jumlah Pering
Unnecessary motion Faktor
4 3 1 2 3 4 Poin kat
(gerakan yang tidak perlu)
Over Production (Kelebihan a. Perubahan
5 6 4 2 1 0 17 1
Produksi) desain
Inappropriate processing b. Keterlambatan
6 1
(proses yang tidak tepat) material tiba di 0 1 3 3 5 4
7 Transportation 7 lokasi
8 Non-Utilized talent 8 c. Perencanaan
dan Penjadwalan 2 3 0 2 12 2
Berdasarkan hasil analisis yang yang buruk
dilakukan, faktor terhadap variabel waste d. Buruknya
didapatkan faktor yang berpegaruh paling besar jadwal
1 1 3 2 8 3
terhadap variabel waste nya adaalah sebagai pengiriman
berikut: material
1. Defect (cacat) Dalam analisis variabel waste
defect (cacat) didapatkan faktor terbesarnya 2. Unnecessary inventory (persediaan yang tidak
adalah material yang tidak sesuai standar mutu perlu). Dalam analisis variabel waste
sedangkan faktor terkecilnya adalah alokasi Unnecessary inventory (persediaan yang tidak
tenaga kerja untuk pekerjaan repair sebagaimana perlu) didapatkan faktor terbesarnya adalah
disajikan dalam Tabel 2 berikut. perencanaan dan penjadwalan yang buruk
sedangkan faktor terkecilnya adalah
keterlambatan material tiba di lokasi
Tabel 2. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
sebagaimana disajikan dalam Tabel 4 berikut.
Variabel Waste Defect
Jumlah Pering
Peringkat Tabel 4. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
Faktor Poin kat
1 2 3 4 Variabel Waste: Unnecessary inventory
a. Material yang (persediaan yang tidak perlu)
tidak sesuai 4 1 1 1 15 1 Peringkat Jumlah Pering
Faktor
standar mutu 1 2 3 4 Poin kat
b. kurangnya a. Perencanaan
3 1 2 1 13 2
tenaga kerja dan Penjadwalan 4 1 1 1 15 1
c. Alokasi tenaga yang buruk
kerja untuk 0 1 3 3 5 4 b. Keterlambatan
pekerjan repair material tiba di 1 1 1 4 6 4
d. Penyimpanan lokasi
Material yang 0 4 1 2 9 3 c. Penyimpanan
buruk melebihi volume 2 2 2 1 12 2
gudang
d. Material rusak
Waiting (Menunggu) Dalam analisis
akibat terlalu 0 3 3 1 9 3
variabel waste Waiting (Menunggu) didapatkan
lama disimpan
faktor terbesarnya adalah perubahan desain

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 68


Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)
Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas

3. Unnecessary motion (gerakan yang tidak perlu) 5. Inappropriate processing (proses yang tidak
Analisis variabel waste Unnecessary motion tepat) Dalam analisis variabel waste
(gerakan yang tidak perlu) didapatkan faktor Inappropriate processing (proses yang tidak
terbesarnya adalah layout lokasi kerja yang tidak tepat) didapatkan faktor terbesarnya adalah
sesuai sedangkan faktor terkecilnya adalah ketidaksesuaian peralatan sedangkan faktor
peralatan yang tidak ergonomis seperti Tabel 5. terkecilnya adalah kegagalan dalam kombinasi
alat sebagaimana disajikan dalam Tabel 7 berikut.
Tabel 5. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
Variabel Unnecessary motion (gerakan yang Tabel 7. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
tidak perlu) Variabel Inappropriate processing (proses yang
Peringkat Jumlah Pering tidak tepat)
Faktor
1 2 3 4 Poin kat Peringkat Jumlah Pering
a. Layout Faktor
1 2 3 4 Poin kat
lokasi kerja a. Ketidaksesuaian
3 1 3 0 14 1 1 4 2 0 13 2
yang tidak Peralatan
sesuai b. Ketidaksesuaian
b. Pengelolaan 5 2 0 0 19 1
prosedur kerja
tempat kerja 2 3 1 1 13 2 c. Maintenance
yang buruk peralatan yang 1 1 1 4 6 3
c. Metode kurang baik
kerja yang 1 3 2 1 11 3 d. Kegagalan
tidak konsisten dalam
d. Peralatan 0 0 4 3 4 4
mengkombinasikan
yang tidak 1 0 1 5 4 4 alat
ergonomis
6. Transportation Dalam analisis variabel waste
4. Over Production (Kelebihan Produksi) Dalam Transportation didapatkan faktor terbesarnya
analisis variabel waste Over Production adalah layout lokasi kerja yang tidak efektif
(Kelebihan Produksi) didapatkan faktor sedangkan dalam variabel ini memiliki dua faktor
terbesarnya adalah perubahan desain sedangkan terkecil di posisi peringkat ketiga adalah
faktor terkecilnya adalah kurangnya skill tenaga
pemesanan material yang terlalu jauh dan jadwal
kerja sebagaimana disajikan dalam Tabel 6.
pengiriman material yang tidak sesuai
Tabel 6. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap sebagaimana disajikan dalam Tabel 8 berikut.
Variabel Waste: Over Production (Kelebihan
Produksi) Tabel 8. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap
Peringkat Jumlah Pering Variabel Transportation
Faktor Peringkat
1 2 3 4 Poin kat Jumlah Pering
Faktor
a. Penanganan 1 2 3 4 Poin kat
material tidak 0 2 4 1 8 3 a. Material yang
sesuai standar tidak langsung
2 1 2 2 10 2
b. Produksi lebih menuju lokasi
2 4 0 1 14 2 proyek
awal
c. Kurangnya b. Layout lokasi
skill tenaga 0 0 2 5 2 4 kerja yang tidak 3 2 1 1 14 1
kerja efektif
d. Perubahan
5 1 1 0 18 1
desain

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 69


Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)
Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas

Peringkat Jumlah Pering kampus X. b. Six Week Look Ahead Kontraktor


Faktor
1 2 3 4 Poin kat telah membuat Six Week Look Ahead sebagai
c. Pemesanan bahan untuk memonitoring pekerjaan dalam
Material yang 2 0 3 2 9 3 jangka waktu per 6 minggu. c. Weekly Work Plan,
terlalu jauh Weekly Work Plan dibuat oleh Kontraktor
d. Jadwal
sebagai monitoring detail pekerjaan yang harus
pengiriman
0 4 1 2 9 3 dicapai di minggu depan dan sebagai evaluasi
material yang
tidak sesuai ketercapaian pekerjaan di minggu sebelumnya. d.
Daily Plan, Daily Plan dibuat kontraktor untuk
7. Non-Utilized talent Dalam analisis variabel acuan pelaksanaan pekerjaan harian yang akan
waste Non-Utilized talent didapatkan faktor dilaksanakan pada hari yang telah ditentukan. e.
terbesarnya adalah kurangnya skill tenaga kerja Percent Plan Complete, Percent Plan Complete
sedangkan faktor terkecilnya adalah waktu dibuat kontraktor untuk mengetahui seberapa
lembur yang berlebih sebagaimana disajikan besar ketercapaian target pada perencanaan
dalam Tabel 9 berikut. jadwal yang telah ditentukan.
2. Increased Visualization Kontraktor tidak
Tabel 9. Hasil Pemeringkatan Faktor terhadap menggunakan tools Increased Visualization yaitu
Variabel Non-Utilized talent sebagai alat berkomunikasi secara efektif kepada
Peringkat Jumlah Pering pegawai melalui pemasangan berbagai tanda,
Faktor rambu, dan label disekitar lokasi konstruksi.
1 2 3 4 Poin kat
a. Kurangnya 3. Daily Huddle Meetings. Tools Daily Huddle
skill tenaga 5 0 1 1 16 1 Meetings yang dilakukan untuk komunikasi dua
kerja arah antar para pegawai dilakukan kontraktor
b. Gambar dalam waktu per 2 minggu sekali untuk evaluasi
kerja kurang 1 2 2 2 9 3 dan progress di minggu depan.
jelas 4. First-run Studies. Kontraktor pernah
c. Pekerja tidak melakukan demonstrasi untuk tools First-run
1 3 3 0 12 2
disiplin
Studies dengan melakukan simulasi proses
d. waktu
pelaksanaan pekerjaan pembangunan dengan
lembur yang 0 2 1 4 5 4
menggunakan software BIM (Building
berlebih
Information Modelling), Revit.
5. 5S Process (Visual Work Place). Dalam
Implementasi lean construction tools
proyek X kontraktor sudah menerapkan 5S
Dalam analisis hasil wawancara
process yang memiliki lima tahap pembenahan
mengenai implementasi lean construction tools
untuk membantu meminimalkan waste
didapatkan bahwa pada proyek gedung kampus X
(Kobayashi, 1995; Hirano, 1996), yaitu: Seiri
berfokus untuk mengembangkan penerapkan
(ringkas; sort), Seiton (rapi; straighten), Seiso
tools Last planner system, sedangkan untuk tools
(resik; shine), Seiketsu (rawat; standardize) dan
yang lain masih dalam tahap demonstrasi.
Shitsuke (rajin; sustain).
Informasi yang didapat dalam wawancara
6. Fail-safe for Quality and Safety. Pada tools
implementasi lean consruction dirangkum
Fail-safe for Quality and Safety kontraktor
sebagai berikut:
melakukan pemeriksaan terhadap kualitas dari
1. Last Planner System a. Master schedule dan
material yang akan digunakan dan melakukan
Phase Schedule Kontraktor telah membuat
pemeriksaan safety terhadap alat maupun metode
master schedule dan phase schedule sebagai
pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan.
acuan untuk proses berjalannya proyek gedung

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 70


Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)
Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, 1. Dari hasil analisis variabel waste terhadap
menganalisis variabel dan faktor waste dengan proyek gedung kampus X didapatkan bahwa
lean construction tools yang diperoleh dari kajian variabel waste yang memiliki pengaruh terbesar
pustaka didapatkan bahwa tidak diterapkannya dalam berjalannya proyek adalah Inappropriate
lean construction tools secara keseluruhan processing (proses yang tidak tepat). Variabel
menyebabkan terjadinya waste. Kemunculan waste yang memiliki pengaruh terkecil adalah
waste yang disebabkan oleh faktor terbesar yang Non-Utilized talent (Pekerja yang tidak terampil).
terjadi di dalam proyek gedung kampus X yaitu
2. Evaluasi faktor terhadap waste didapatkan
Inappropriate processing (proses yang tidak
bahwa penyebab utama dalam variabel waste
tepat) disebabkan oleh belum diterapkannya
Inappropriate processing (proses yang tidak
salah satu lean construction tools yaitu Increased
tepat) adalah ketidaksesuian prosedur kerja,
Visualization yang berperan sebagai alat
variabel Unnecessary inventory (persediaan yang
berkomunikasi secara efektif kepada pegawai
tidak perlu) adalah perencanan dan penjadwalan
melalui peletakan berbagai tanda, rambu, dan
yang buruk, variabel Unnecessary motion
label disekitar lokasi konstruksi, sehingga
(gerakan yang tidak perlu) adalah layout lokasi
menyebabkan ketidaktepatan pada proses
kerja yang tidak sesuai, variabel Defect (Cacat)
konstruksi. Waste yang disebabkan oleh faktor
adalah material yang tidak standar mutu, variabel
terkecil yang terjadi di dalam proyek gedung
Waiting (Menunggu) adalah perubahan desain,
kampus X yaitu Non-Utilized talent (Pekerja
variabel Over Production (Kelebihan Produksi)
yang tidak terampil) disebabkan karena telah
adalah perubahan desain, variabel Transportation
diterapkannya Fail-safe for Quality and Safety
layout lokasi kerja yang tidak efektif, variabel
yang berperan dalam pemeriksaan kualitas dari
Non-Utilized talent (Pekerja yang tidak terampil)
hasil pekerjaan, sehingga menyebabkan pekerja
adalah kurangnya skill tenaga kerja.
yang ada di dalam proyek merupakan pekerja
yang terampil. Mengenai faktor yang 3. Pengimplementasian Lean Construction pada
berpengaruh terhadap variabel waste, proyek gedung kampus X dengan menggunakan
Inappropriate processing (proses yang tidak lean construction tools yang sudah diterapkan
tepat) disebabkan oleh faktor ketidaksesuaian dan dikembangkan di dalam proyek adalah last
prosedur dan peralatan, maintenance peralatan planner system yang meliputi master schedule,
yang kurang baik, dan kegagalan dalam phase schedule, six week look ahead, weekly
mengkombinasikan alat. Sedangkan, faktor yang work plan, daily plan dan percent plan complete.
berpengaruh terhadap variabel waste, Non- Selain tools tersebut, di dalam proyek juga
Utilized talent (Pekerja yang tidak terampil) melaksanakan beberapa tools lain seperti Daily
disebabkan oleh kurangnya skill tenaga kerja, Huddle Meetings, First-run Studies, 5S Process
pekerja yang tidak disiplin, gambar kerja kurang (Visual Work Place), dan Fail-safe for Quality
jelas, dan waktu lembur berlebih. and Safety. Sedangkan, tools yang tidak
dilaksanakan adalah Increased Visualization.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi dengan tujuan 5. DAFTAR PUSTAKA
yang telah ditentukan, kesimpulan yang Adlin, R. A. (2016). Analisa Waste Material
didapatkan dari penelitian ini tentang evaluasi Konstruksi dengan Aplikasi Metode Lean
waste dan implementasi lean construction Construction (Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Showroom Auto 2000).
dengan studi kasus proyek gedung kampus X
Universitas Sumatera Utara Medan.
dijelaskan dalam poin – poin berikut ini:

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 71


Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi)
Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas

AlSehaimi, A. O., Tzortzopoulos, P. and Sipil, 6(2), 145–158.


Koskela, L. (2009) Last planner system: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts
experiences from pilot implementation in the /article/view/16261
Nursin, A., Fitria, & Sari, T. W. (2020). Last
middle east. In: Proceedings of IGLC 17:
Planner System Pada Proyek Rumah Susun
17th Annual Conference of the International Transit Oriented Development. Seminar
Group for Lean Construction. Chien-Ho Ko. Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri
ISBN 9789574165308 Jakarta, Prosiding Online 2020, 816–825.
Archia, I. (2013). Penerapan Metode Lean Nursin, A., Latief, Y., & Abidin, I. (2014).
Construction dan Penjadwalan Critical Pertumbuhan Barang Sisa Konstruksi
Chain Project Management Dalam (Construction Waste) Di Indonesia.
Politeknologi, 13(1), 1–6.
Pembangunan Proyek Konstruksi Gedung
Patel, A. (2011). The Last Planner System For
Universitas Widya Mandala (UWM) Reliable Project Delivery. University Of
Surabaya Studi Kasus : PT.PP (Persero) Texas.
.Tbk). Institut Teknologi Sepuluh Rupianto, D. (2020). Peningkatan Produktivitas
November. Pekerjaan Kolom Slipform dengan Metoe
Arifin, A., & Ghuzdewan, T. A. (2017). Last Planner pada Proyek Jakarta
Eksplorasi Penggunaan LPS (Last Planner International Stadium (JIS). Universitas
System) untuk monitoring dan evaluasi Gajah Mada.
progress pekerjaan proyek konstruksi. Salem, O., Solomon, J., Genaidy, A., & Luegring,
Universitas Gajah Mada. M. (2005). Site implementation and
Herliandre, A., & Suryani, F. (2018). Penerapan assessment of lean construction techniques.
Konstruksi Ramping (Lean Construction) Lean Construction Journal, 2(2), 1–21.
pada Pembangunan Gedung di Bintaro. Surbakti, A. A., & Harefa, M. B. (2021). Kajian
Jurnal IKRA-ITH Teknologi, 2(7), 34–41. Lean Construction Pada Proyek
Karim, M. B. (2013). Perencanaan dan Pembangunan Jaringan Irigasi Sidilanitano
Pengendalian Proyek Konstruksi Kabupaten Tapanuli Utara. Juitech, 5(1).
menggunakan Critical Chain Project Tamallo, M. G., & Nursin, A. (2020). Evaluasi
Management dan Lean Construction Untuk Non-Physical Waste Dengan Lean
Meminimasi Waste (Studi Kasus : Construction Pada Proyek Gedung
Pembangunan Gedung BPPKB Tahap 2). In Sanggala. PROKONS : Jurusan Teknik
Journal of Chemical Information and Sipil, 14(2), 12.
Modeling (Vol. 53, Nomor 9). Institut https://doi.org/10.33795/prokons.v14i2.294
Teknologi Sepuluh November. Wardana, R. A., & Ciptomulyono, U. (2012).
Kololu, W., & Camerling, B. J. (2017). Tinjauan Analisis Lean Construction Dan Resiko
Penggunaan Metode Lean Construction Pada Proyek Pembangunan Marine
Pada Proyek Konstruksi (Studi kasus Pada Loading Arm (MLA) Di Pt. Pertamina
Pesona Alam Estate). Arika, 11(2), 109– (Persero) Engineering Services Region III
118. Jatim Balinus. Prosiding Seminar Nasional
https://doi.org/10.30598/arika.2017.11.2.10 Manajemen Teknologi XVI, 1–8.
9 Womack, J.P., Jones, D.T., & Roos, D. (2008).
Koskela, L. (2000). An exploration towards a The Machine That Changed The World.
production theory and its application to New York: Simon and Schuster Inc.
construction. VTT Technical Research
Centre of Finland.
Mudzakir, A. C., Setiawan, A., Wibowo, M. A.,
& Khasani, R. R. (2017). Evaluasi Waste
Dan Implementasi Lean Construction
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan
Gedung Serbaguna Taruna Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang). Jurnal Karya Teknik

Vol. 01 No.02 Tahun 2021 72

Anda mungkin juga menyukai