Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

EVALUASI BIAYA RENOVASI

(Studi Kasus: Masjid Al Iklhas Batu Aji batam)

Disusun Oleh:
Rifan Santonius (1811034)
Mada Surya (1811004)
Ari pamuji (1811009)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

2018
1. LATAR BELAKANG

Batam merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan secara cepat dan
terus - menerus mengalami kemajuan. Oleh karena itu Kota Batam memiliki berbagai macam
infrastruktur yang telah dibangun, maupun yang sedang direncanakan. Salah satu infrastruktur
yang paling bermunculan di kota ini ialah masjid. Karena masjid merupakan salah satu
infrastruktur yang sangat umum di bangun, maka kegiatan untuk proses perawatan bangunan
sangat umum sekali untuk dilakukan. Kegiatan perawatan masjid untuk memelihara dan
memperpanjang umur bangunan dilakukan dengan cara renovasi. Perombakan atau renovasi
adalah pembangunan ulang atau perbaikan, biasanya sebuah situs yang memiliki makna
historis.

Proyek konstruksi dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi hajat hidup dan
kebutuhan dalam aspek infrastruktur. Proyek konstruksi dalam melakukan kegiatan renovasi
dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek pengorganisasian dan kelihaian tindakan
manajemen agar proses berjalan dengan lancar dan sedikit terjadi hambatan. Oleh karena itu,
dalam hal pengusulan sebuah proyek, harus memenuhi dan menjalankan prinsip perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan, biaya, dan tentunya penggerakan tenaga untuk
mencapai tujuan yang diinginkan oleh semua pihak.

Biaya merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan sebuah renovasi
bangunan. Ini dikarenakan anggaran suatu proyek akan menentukan lancar atau tidaknya
sebuah proyek ketika memulai, mengerjakan, dan mengakhiri sebuah perkerjaan. Ketidak-
akuratan estimasi biaya proyek dapat mengakibatkan dampak yang sangat negatif bagi
kerberlangsungan proyek. Mulai dari terhambatnya pembangunan di tengah-tengah kerja,
keterlambatan jadwal, dan lain-lain.

Oleh karena itu, perhitungan estimasi biaya proyek dilakukan ketika perencanaan
proyek dilakukan. Tepat sebelum pekerjaan fisik sebenarnya dimulai. Ini berguna untuk
memperjelas transparansi, keefektifisan, dan keakuratan sebuah proyek. Kegiatan analisis
estimasi biaya konstruksi merupakan suatu proses untuk memperkirakan biaya yang akan
dikerluarkan demi kelansungan proyek
2. TEORI PENDUKUNG

2.1 Definisi Biaya Proyek

Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan
spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya. Perhatian utama dalam manajemen
biaya proyek adalah pada biaya sumber daya yang digunakan utk menyelesaikan kegiatan
dalam jadwal proyek. Biaya proyek perlu dikelola dengan baik salah satu contoh
pengelolannya adalah diperkirakan/ diestimasi, dianggarkan dan diawasi penggunannya.

Dalam suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya proyek mempunyai tiga tujuan
(Pilcher, 1992), yaitu:

1. Memberikan peringatan dini terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang sesuai


dengan kontrak, apabila terjadi hal-hal yang tidak ekonomis atau biaya di luar /
melebihi anggaran.
2. Memberikan umpan balik pada estimator yang bertanggung jawab terhadap penawaran
harga tender, baik pada saat ini maupun pada tender mendatang hingga dapat
memberikan harga yang lebih realistis.
3. Memberikan data nilai varian yang terjadi selama proyek berlangsung.

Agar suatu manajemen biaya proyek dapat berjalan dengan lancar maka harus melewati
proses yang benar, proses tersebut terdiri dari empat yaitu perencenaan sumber daya, estimasi
biaya, penganggaran biaya ( cost estimating ), penganggaran biaya ( cost budgeting ) dan
pengendalian biaya ( cost control ).

2.2Jenis-Jenis biaya

2.2.1 biaya langsung

Biaya langsung adalah elemen biaya yang berkaitan langsung dengan kapasitas
pekerjaan yang terdapat pada barang pembayaran atau komponen hasil akhir proyek atau
dapat juga dikatakan biaya lamgsung adalah biaya yang dapat dipisahkan dan dapat dengan
mudah terhubung ke obyek biaya tertentu.

Biaya langsung memiliki beberapa komponen seperti biaya operasi peralatan, biaya
material, biaya upah tenaga kerja dll
Tabel 1. Komponen biaya langsung

No Komponen biaya langsung Sumber


 Biaya material
1  Biaya peralatan Dipohusodo 1996
 Biaya upah tenaga kerja
 Biaya sub kontraktor
 Biaya material Assosiation for the Advancement of Cost
2
 Biaya operasi peralatan Engineering ( AACE,1992)
 Biaya upah tenaga kerja
 Upah buruh
 Biaya peralatan
3 Iman Soeharto, 1995
 Biaya sub kontraktor
 Biaya bahan

2.2.2 biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak berkaitan secara langsung dalam
pelaksanaan proyek atau bisa juga dikatakan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak
akurat jika dikaitkan dengan objek tertentu.

Tabel 2. Komponen biaya tidak langsung

No Komponen biaya tidak langsung Sumber


 Pajak
 Kondisi umum Assosiation for the Advancement of Cost
1
 Biaya resiko Engineering ( AACE,1992)
 Overhead
 Biaya tak terduga
 Biaya overhead
2 Iman Soeharto, 1995
 Bonus
 Biaya tak terduga
2.3 Metode perhitungan

2.3.1 Rancangan Biaya Anggaran

Dalam sebuah pelaksanaan sebuah proyek, kondisi keuangan atau anggaran biaya
keperluan di analisis dengan faedah-faedah tertentu yang berlaku. Faedah yang dimaksud
disini, memiliki pengertian berupa metode ataupun cara-cara teknis dalam menganalisis
kondisi keuangan dan anggaran sebuah proyek yang berjalan. RAB (Rencana Anggaran
Biaya) digunakan dalam proses perencanaan, yang berfungsi sebagai pedoman ataupun
petunjuk analisis anggaran dalam suatu proyek.
Penggunaan RAB juga diperlukan ketika proses perkiraan atau pengkisaran berapa
biaya total yang harus dikeluarkan. Sehingga RAB lebih sering disebut sebagai estimasi biaya
proyek. Karena sebuah proyek yang masih dalam tahap perencanaan atau pekerjaan fisik
sebenarnya belum dimulai, biaya ataupun anggaran masih hanya bisa di taksir dan
diperkirakan saja. Artinya, anggaran belum bisa di anggap secara pasti. Biaya-biaya yang
tidak terduga pasti akan datang baik ketika proyek sedang berlansung, atau ketika selesai.
Karenanya, perhitungan RAB atau estimasi biaya haruslah dianalisis dengan cermat.
Informasi mengenai material, peralatan, perlengkapan, pekerja, dan yang lain-lainnya
diperhitungkan dalam RAB. Informasi yang ada diperlukan oleh berbagai pihak yang terlibat
dalam proyek untuk memenuhi fungsi dasar dalam informasi keuangan, yaitu transparansi.
Baik seorang kontraktor, developer/pengembang, pemborong, konsultan, ataupun pemimpin
proyek semuanya memerlukan, dan meggunakan informasi RAB mengenai proyek yang
dikerjakan.

2.3.2 Standar Perhitungan Analisis Anggaran Konstruksi RI


Pada masa penjajahan Belanda, estimasi biaya proyek atau RAB menggunakan
metode yang berbeda dibandingkan masa sekarang. Standar perhitungan yang digunakan pada
saat itu mengacu pada system BOW (Burgelijke Openbare Werkeri) yang diberlakukan
pemerintah Hindia-Belanda pada tanggal 28 Februari 1921. Prinsip yang paling mendasar
dalam metode perhitungan BOW yaitu penyebutan daftar urutan koefisien anggaran biaya dan
material yang telah disetujui. Komposisi perbandingan dan susunan material serta tenaga
kerja pada suatu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan harga material dan
upah yang berlaku pada saat itu. (Mukomuko,1985).
Penggunaan system BOW telah berlansung selama lebih dari 50 tahun sehingga
dianggap kurang mengikuti zaman dan perkembangan pembangunan Indonesia, membuat
pemerintah memutuskan untuk melakukan revisi ulang terhadap system perhitungan. Hasil
revisi yang dilakukan pemerintah berdampak pada pengeluaran system yang baru, yaitu
system perhitungan SNI (Stanadar Nasional Indonesia) yang dikeluarkan oleh Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Pemukiman. Koefisien yang digunakan dalam standar SNI
ialah material dan upah pekerja. Masing-masing dari koefisien tersebut, jika di kalkulasikan,
maka akan menghasilkan perhitungan secara detil mengenai kalkulasi material yang
diperlukan beserta gaji yang diterima pekerja. Yang selanjutnya akan dikalikan dengan biaya
material di pasaran serta upah yang ditetapkan pemerintah.

2.3.2 Perhitungan RAB


RAB digunakan sebagai bahan acuan dasar pelaksanaan proyek. Mulai dari pemilihan
kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan hingga pengawasan proyek sehingga dapat
berjalan sesuai kesepakatan awal Anda dengan pihak kontraktor. Oleh karena itu, proses perhitungan
harus dilakukan secara sistematis. Langkah yang harus diambil dalam perhitungan RAB diantanya :

1. Menghitung Volume Pekerjaan

Berikutnya adalah menghitung volume pekerjaan. Hal ini berlaku untuk semua jenis
proyek, termasuk bila Anda sedang mencari cara menghitung RAB pondasi ataupun cara
menghitung RAB jalan aspal. Rumusnya adalah dengan menghitung banyaknya volume
pekerjaan dalam satu satuan, seperti per m2, m3 atau per unit. Nantinya volume pekerjaan
dikalikan dengan harga satuan pekerjaan. Dengan begitu diperoleh jumlah biaya pekerjaan.

2. Menentukan Harga Satuan Pekerjaan

Cara menghitung RAB saluran drainase, rumah atau bangunan selanjutnya adalah
dengan membuat harga satuan pekerjaan. Untuk hal ini bisa dipisah menjadi harga upah dan
material. Misal, harga satuan pekerjaan per tahun 2017 untuk pekerjaan pengecatan dinding
adalah Rp 8.500 per m2. Lalu pekerjaan pemasangan plafon Rp 24.000 per m2 dan
pekerjaan rangka atap Rp 92.000 per m2. Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan ini
adalah peningkatan harga jika pekerjaan belum dimulai. Maka susunlah dengan
mempertimbangkan faktor tersebut
3. Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan

Langkah selanjutnya adalah dengan mengalikan volume dan harga satuan kerja. Maka
akan diperoleh jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan.

Cara dasar untuk menghitung RAB konstruksi yaitu :

RAB Rumah/Bangunan = Luas Bangunan x Harga per m2 Bangunan (1)

3. METODOLOGI

Penelitian ini adalah suatu analisa evaluasi biaya renovasi Masjid Al Iklhas. Bagian lain
penelitian ini juga dibuat suatu model biaya tidak langsung yang dapat digunakan dalam
estimasi biaya proyek renovasi, khususnya pada pada proyek peronovasian Masjid Al Iklhas.

3.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun 2018 yang dimulai tanggal 14
September 2018 sampai dengan 01 Desember 2018

3.2 Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Masjid Al-Ikhlas Kav. Sagulung Baru Kelurahan Sungai Binti
Kecamatan Sagulung Kota Batam

3.3 Jenis dan sumber data

Penelitian yang dilakukan berusaha untuk menganalisa dan menjelaskan estimasi


anggaran yang dikeluarkan pada proyek konstruksi atap serambi kanan masjid Al-Ikhlas.
Penelitian yang dilakukan menggunakan beberapa jenis dan sumber data yang berbeda baik
dari segi cara perolehannya, maupun sifatnya.

3.3.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner (Umar, 2002). Data
primer untuk penelitian ini diperoleh berasal dari pengamatan secara lansung (observasi) dan
data akuntansi pada proyek.
3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan digunakan oleh pihak lain yang
tidak terlibat dalam penelitian berlansung. Perolehan data sekunder berasal dari referensi luar
seperti buku, majalah, jurnal penelitian, dan sebagainya. Data primer meskipun berasal dari
pihak lain, hendaknya tetap berkaitan dengan penelitian yang dibuat.

3.4 Alur penelitian

Alur yang digunakan menjelaskan tahapan-tahapan proses dalam pembuatan


penelitian dariawal persiapan hingga penyelesaian akhir. Alur penelitian ini dapat dijelaskan
melalui flowchart berikut

Mulai

Penentuan topik dan diskusi terhadap


penelitian

Pembuatan pendahuluan berupa latar


belakang

kajian/tinjauan pustaka

Kegiatan perolehan data penelitian

Mengajukan Validasi

Menganalisis data yang diperoleh

Penarikan kesimpulan dan pengajuan


saran

Kesimpulan

Selesai
4. PEMBAHASAN

4.1 Data Volume Proyek

Perhitungan volume suatu proyek berguna untuk memundahkan proses analisis mengenai
pekerjaan yang ingin dikerjakan. Perhitungan volume dilakukan dengan cara survei lokasi
atau menggunakan informasi data umum proyek. Perhitungan volume proyek di
pertimbangkan sebagai syarat dalam perhitungan RAB. Volume dalam proyek konstruksi
pekerjaan atap serambi kanan Masjid Al-Ikhlas yaitu

Panjang Bangunan Serambi : 20m.

Lebar Lebar Serambi : 15m.

Total Volume Proyek : panjang bangunan x lebar bangunan

= 300𝑚2 .

Mengenai harga bahan-bahan dalam pekerjaan atap serambi kanan, peneliti mengambil harga
berdasarkan kisaran pada tingkat pasaran. Item-item dan satuan harga pekerjaan memiliki
komponen sebagai berikut :

Tabel 3. Data volume proyek

Komponen/Material
No Volume Satuan
Bangunan Harga Pasaran (Rp)

1 Besi Holo 2.5 x 1.5 x 1.6 135 Batang 154.000

Besi Holo 1.5 x 1.5 116.000


2 10 Batang

3 Besi Holo 3 x 3 x 1.6 7 Batang 300.000

Besi Holo 1.5 x 1.5 x 1.6 116.000


3 85 Batang

4 Spandex 8.5m 40 LBR 344.250


Spandex 6.5m 263.250
5 36 LBR

Spandex lisplang 40.500


6 50 Meter

Baut Spandex 1000 pcs


7 3 Kotak 250.000

Baut Dinabol m10 x 50 120.000


8 2 Kotak

9 8 Kaleng 178.000
Cat dasar dan cat finish 5kg

Mata Gerinda 14 inch 25.000


10 4 Pcs

Anda mungkin juga menyukai