Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.

1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK


PEMBANGUNAN AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN
METODE LEAN PROJECT MANAGEMENT

Harpito, ST, MT1, Anwardi, ST2., MT, Lailatul Syifa Tanjung3


1,2,3
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
Email : harpito@uin-suska.ac.id, anwardi@uin-suska.ac.id, lailatulsyifat@yahoo.com

ABSTRAK

Keterlambatan suatu proyek dapat terjadi akibat ketidakproduktifan setiap elemen – elemen yang
terlibat didalamnya sehingga pada akhirnya akan terjadi pemborosan (waste). Untuk mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan perbaikan perencanaan dengan menggunakan metode Lean Project
Management yang didalamnya dapat diidentifikasi waste, resiko, serta penjadwalan proyek dengan metode
Critial Chain Project Management. Berdasarkan hasil identifikasi dalam pembangunan penyediaan air bersih
di Kota Pekanbaru didapatkan waste yang berpotensi muncul adalah waiting, defects dan uneeded processing.
Faktor kemungkinan resiko yang muncul pada saat pelaksanaan proyek adalah faktor cuaca buruk, adanya
kerusakan pada alat kerja (komponen genset), keterlambatan datangnya raw material pipa, K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja), Pencurian, kelalaian dan ketidakjujuran serta Kerusakan alat, properti ataupun fisik
bangunan. Sedangkan penjadwalan dengan metode CCPM didapatkan penghematan waktu pengerjaan
proyek sebesar 4 hari sehingga biaya yang dikeluarkan pihak pelaksana juga berkurang.

Kata Kunci : Critical Chain Project Management, Lean Project Management, Waste

ABSTRACT

This delay the project can result from unproductive any element which involved in this so that in the
end will happen extravagance (waste). To solve the problem was needed peraikan planning by using the
method lean project management in which cannot be identified waste, risk, and scheduling project with the
methods critial chain project managementBased on the results of identification in the construction of clean
water supply in pekanbaru obtained waste that has the potential to emerges is waiting , defects and uneeded
processing . Factors the risks of who appeared at the time when of the project is a factor bad weather, the
damaged on a work (components generator), delay the raw material pipe, K3 (occupational health and
safety), theft, negligence and dishonesty and damage instrument, property or physical building. While
scheduling with the methods ccpm obtained the saving of time the project of 4 day so it cost enforcement
authorities also reduced.

Keywords : Critical Chain Project Management, Lean Project Management, Waste

Pendahuluan atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam


dunia konstruksi, pemborosan merupakan salah satu
Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan faktor yang harus dihilangkan.Pemborosan(waste)
yang harus direncanakan sebelumnya dan dapat dihilangkan dengan suatu pendekatan lean.
memerlukan sumber daya yang lengkap, baik dari Lean berfokus pada identifikasi dan eliminasi
segi biaya, tenaga kerja, material, maupun aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non
peralatan. Perencanaan tersebut sebaiknya value added activities) dalam desain dan produksi
dilakukan secara detail dan tidak dilakukan (untuk bidang manufaktur) atau operasi (untuk
berulang. Proyek pada umumnya memiliki batas bidang jasa) dan supply chain management yang
waktu, artinya proyek harus diselesaikan sebelum berkaitan langsung dengan pelanggan (Womack dan

38
Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

Jones, 2003). Lean bertujuan untuk meningkatkan b. Pemangku kepentingan yang berbeda kebutuhan
secara terus-menerus customer value melalui dan harapan.
peningkatan terus-menerus rasio antara nilai tambah c. Diidentifikasi persyaratan.
terhadap waste (the value-to-waste ratio) (Gasperz, Dalam proses sesungguhnya, pemimpin
2007). dalam organisasi proyek mengelola daan
Dalam dunia konstruksi, pemborosan mengarahkan segala perangkat dan sumber daya
merupakan salah satu faktor yang harus yang ada dengan kondisi terbatas, tetapi berusaha
dihilangkan. Hal ini dikarenakan, disamping memperoleh pencapaian paling maksimal yang
pemborosan tidak menambah nilai dalam sebuah sesuai dengan standar kinerja proyek dalam hal
proyek, pemborosan juga merupakan salah satu biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja yang
faktor yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam telah ditentukan sebelumnya. Untuk mendapatkan
produk akhir yang maksimal, segala macam
pengerjaan suatu proyek. Walaupun kegagalan
kegiatan pada proses manajemen proyek
tersebut tidak dapat dilihat secara nyata, namun jika direncanakan dalam sedetail dan seakurat mungkin
berlangsung dengan intensitas yang besar dan terus- untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan.
menerus maka kegagalan tersebut dapat Apabila ada tindakan koreksi dalam proses
terakumulasi dan dampaknya akan terlihat pada selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak
akhir proyek. Misalnya saja keterlambatan terlalu banyak.
pengerjaan proyek dari jadwal yang direncanakan
dan penambahan anggaran biaya dari yang semula
direncanakan (Untu, 2014). Metode Penelitian
.PT. Budi Perkasa Panca Bersaudara
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang jasa konstruksi dalam melayani proyek
pembangunan di kota Pekanbaru. Dalam hal ini PT.
Budi Perkasa Panca Bersaudara akan melakukan
proyek pengerjaan sumur dalam jaringan pipa dan
kran bukit jamin Tenayan, Kota Pekanbaru. Jika
dilihat dari pengerjaan proyek sebelumnya,
perusahaan ini banyak mengahadapi permasalahan,
salah satu permasalahan yang dihadapi adalah
adalanya pembororan yang berpengaruh dengan
penyelesaian proyek. Sehingga pemborosan tersebut
harus segera direduksi agar pengerjaan proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan yang telah
direncanakan sebelumnya.

Tinjauan Pustaka

Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu


pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis
yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas,
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal
dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta
keselamatan kerja (Husen, 2009).
Menurut PMBOK (Project Management
Body of Knowledge) Manajemen proyek adalah
penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan,
dan teknik untuk aktivitas proyek untuk memenuhi
persyaratan proyek. Manajemen proyek dicapai
melalui penggunaan proses seperti: memulai, Gambar 1. Flowchart alur penelitian
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
penutup. Tim proyek mengelola pekerjaan proyek, Penelitian ini dilakukan pada pembangunan
dan pekerjaan biasanya melibatkan: proyek pembangunan penyediaan air bersih / air minum
a. Tuntutan untuk bersaing: ruang lingkup, waktu, oleh PT. Budi Perkasa Panca Bersaudara. Proyek ini
biaya, risiko, dan kualitas. berlokasi di jalan Tenayan Raya kota Pekanbaru. Topik
yang dambil dalam penelitian ini adalah Lean Project

39
Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

Management. Lean Project Management merupakan Adapun prinsip-prinsip dalam Lean Project
pendekatan dalam perencanaan proyek, dengan fokus Management (LPM)adalah sebagai berikut (Untu,
untuk meminimasi waste, mengidentifikasi 2014) :
permasalahan, serta mengestimasi segala kebutuhan yang 1. Project System
berkaitan dengan proyek, sehingga pelaksanaan proyek a. Identifikasi waste dengan
dapat terlaksana dengan lebih efektif dan efisien. menggunakan diagram fish bone
diagram dan formulasi if then
Lean Project Management b. Identifikasi detail pekerjaan dengan
Filosofi lean pertama kali diterapkan oleh Work Breakdown Structure (WBS),
perusahaan otomotif asal Jepang (Toyota). Konsep 2. Leading People
ini meyakini bahwa dengan mengidentifikasi dan a. Identifikasi stakeholder yang berkaitan.
mengeliminasi waste bersamaan dengan b. Mengelola stakeholder, dengan
mengefisiensikan proses dapat mencapai suatu fase pendefinisian roles tiap-tiap
dimana customer value terpenuhi. stakeholder, dengan menggunakan
Lean management pertama kali matriks RICA, digunakan untuk proyek
dikembangkan di perusahaan Jepang terutama oleh yang berhubungan dengan banyak
perusahaan otomotif dari Jepang yang sangat pihak (biasanya hingga ratusan).
terkenal di berbagai negara termasuk Indonesia. 3. Chartering
Lean management berarti metode sistematis dan Chartering merupakan suatu tahap
integratif yang diimplementasikan secara pendefinisian visi dan tujuan proyek, dan
berkesinambungan untuk meminimalisir dan menempatkan otoritas kepada pemimpin
mencegah adanya pemborosan ataupun proses- proyek untuk rencana proyek. Untuk
proses yang tidak bernilai tambah (non value memudahkan tahap chartering, maka
added) dengan cara perbaikan berkelanjutan manager proyek dapat menggunakan form
(continuous improvement) melalui pemetaan value charter, sehingga stakeholder yang
stream (peta yang memperlihatkan proses nyata berkaitan dapat memperoleh informasi dari
secara lebih rinci, mengandung informasi yang proyek yang berkaitan.
lengkap seperti tahapan proses, lead time, antrian, 4. Right Solution
dan lain-lain), yang melibatkan seluruh karyawan Pengambilan solusi ini digunakan dalam
baik dari tingkatan top management sampai pemilihan solusi untuk menangani waste
tingkatan yang terendah (Untu, 2014). Sejalan yang berpotensi muncul saat pelaksanaan
dengan perkembangan, sekarang ini konsep lean proyek.
management tidak hanya dapat diterapkan di 5. Managing Variation
industri manufaktur tetapi dapat diterapkan di Variasi di dalam proyek diartikan
perusahaan jasa, instansi pemerintah dan pelayanan ketidakpastian, untuk itu pihak pelaksana
kesehatan (rumah sakit dan sebagainya), maupun perlu memanage variasi, dengan cara
lembaga pendidikan, dapat menerapkan lean mengestimasi sebelum pelaksanaan proyek
management untuk menghasilkan proses yang lebih baik dari segi biaya, waktu (penjadwalan)
efektif dan efisien, pelayanan yang lebih cepat, dan sumber daya yang digunakan.
biaya yang lebih rendah, serta kualitas mutu dan a. Estimasi biaya. Tahap pertama
pelayanan yang lebih baik. Pada dunia proyek, dilakukan adalah mengestimasi biaya
kosep lean dapat diterapkan pada pengerjaan proyek dari kebutuhan material dan
proyek yang sedang berlangsur serta pengerjaan tenaga kerja (sebelum PPN 10% dan
proyek yang sifatnya berulang. Hal ini dikarenakan dana kontingensi. Estimasi biaya
karakteristik proyek yang berbeda-beda dan bersifat dilakukan dengan merinci kebutuhan
unik (Narsha, 2013). material dan tenaga kerja dari tiap jenis
pekerjaan.
Peranan LPM pada proyek konstruksi b. Estimasi jadwal. Perencanaan
Mengidentifikasi waste (non value-adding penjadwalan menggunakan metode
activities) dan kendala (resiko) yang berpotensi Critical Chain Project Management
muncul saat pelaksanaan proyek, serta (CCPM) bertujuan untuk menghindari
mengestimasi kebutuhan pelaksanaan proyek student syndrom dan parkinson’s law
(waktu, biaya, sumber daya). effects. Critical Chain Project
Management (CCPM) adalah suatu
metode penjadwalan yang dapat
menjadi suatu alternatif baru sebagai
Prinsip-prinsip LPM solusi dari permasalahan tersebut.
CCPM merupakan perkembangan dari

40
Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

metode Critical Path Management 3. Non-value Adding but Necessary Activity


(CPM). Kelemahan metode (NNVA) yakni aktivitas yang tidak
penjadwalan CPM salah satunya adalah memberikan nilai tambah akan tetapi tetap
pemberian waktu terlalu lama panjang dibutuhkan untuk menjalankan seluruh
karena waktu cadangan diletakkan pada rangkaian proses. Aktivitas ini tidak dapat
setiap aktivitas, sehingga sumber daya dihilangkan dan hanya bisa diminamilisir.
cenderung untuk menghabiskan waktu Misalnya adalah waktu set-up mesin.
yang ada (parkinson’s law effects), Womack et al. (1996 dikutip oleh Noer,
padahal pekerjaan dapat dilakukan 2012) mengidentifikasi delapan waste yang terdapat
lebih cepat dari itu atau bahkan pekerja dalam sebuah proyek. Definisi waste yang
cenderung melakukan pekerjaan dikembangkan oleh Womack menambah satu
dengan sungguh-sungguh pada akhir- macam waste dari definisi yang sudah ada
akhir batas waktu pekerjaan saja sebelumnya dimana pendefinisian waste
(Hanggoro, 2013). sebelumnya terbagi menjadi seven waste (Noer,
c. Estimasi sumber daya. Kebutuhan 2012). Perebedaan antara seven waste dengan eight
jumlah pekerja berbanding terbalik waste Womack adalah penambahan waste baru
dengan jumlah waktu yang dibutuhkan yaitu design of goods and services that do not
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. satisfy customer needs. Berikut ini adalah
Semakin singkat (sedikit) waktu yang penjabaran dari eight waste :
dibutuhkan untuk menyelesaikan 1. Defects in production
pekerjaan maka kebutuhan pekerja 2. Overproduction of items no one wants
semakin banyak, begitu pula
3. Inventory waiting to be processed.
sebaliknya.
6. Project Risk Management 4. Unneeded processing
7. Project Plan 5. Unnecessary transport of goods
Project Plan merupakan integrasi dari 6. Unnecessary movement of people
prinsip lean project management. 7. People waiting for input to work on
8. Eksekusi Design of goods and services that do not
a. Proses pengendalian proyek satisfy customer needs
b. Memonitor kinerja waktu
c. Mengembangkan sistem biaya atau
jadwal terintegrasi Hasil dan Pembahasan
Salah satu tahapan penting dalam
pendekatan lean adalah identifikasi aktivitas- Identifikasi Waste
aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan Identifikasi dilakukan berdasarkan kondisi
tidak. Aktivitas yang tidak memberikan nilai lapangan yang akan dibangun dan karakteristik
tambah sebaiknya dikurangi untuk meningkatkan proyek yang dilakukan melalui proses wawancara
efisiensi dan efektivitas perusahaan. Dalam konteks pada pihak – pihak yang terkait, seperti pimpinan
ini, tipe aktivitas dalam organisasi dapat dibedakan perusahaan, konsultan serta pekerja lapangan serta
menjadi tiga yaitu (Noer, 2012) : melakukan pengamatan terhadap proyek yang
1. Value Adding Activity (VA), aktivitas ini dikerjakan sebelumnya. Identifikasi tersbeut diolah
memberikan nilai tambah terhadap proses, dengan menggunakan diagram fishbone dan
formulasi if then. Berdasarkan hasi wawancara
baik pada aliran informasi dan aliran fisik
dengan pihak PT. Budi Perkasa Panca Bersaudara,
proses. Misalnya pada proses pengecoran.
waste yang paling berpotensi muncul dan
2. Non-value Adding Activity (NVA), aktivitas ini berpengaruh pada proyek pembangunan sumur
tidak memberikan nilai tambah terhadap dalam dan jaringan pipa kota Pekanbaru dari 8
produk. Aktivitas ini dapat dikategorikan waste menurut Womack dan Jones tahun 1996
sebagai waste yang dapat menyebabkan proses adalah waiting, defect dan Uneeded Processing.
tidak berjalan secara efisien. Berikut merupakan identifikasi waste waiting pada
proyek pembangunan sumur dalam dan jaringan
pipa kota Pekanbaru

41
Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

Gambar 2. Fishbone waiting

Penyebab terjadinya defects pada proyek ini dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3. Fishbone defects

Berikut merupakan akar masalah penyebab Uneeded Processing.

Gambar 4. Fishbone uneeded processing

42
Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

Dari peristiwa munculnya waste tersebut Tabel 3. Matriks evaluasi cuaca buruk
kemudian diolah ke dalam formulasi if then untuk
dapat mengetahui tindakan – tindakan apa yang
dapat ditempuh dengan tujuan untuk
meminimumkan atau bahkan menghilangkan
waste yang dapat diliihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.Controlling waste


Controlling Waste
If Then When
Kualitas Melakukan
material pembelian ulang
Saat (Sumber : Hasil Identifikasi, 2017)
kurang material yang rusak
Pelaksanaan
bagus
(rusak)
Melakukan pekerjaan Tabel 4. Matriks evaluasi peralatan hilang
lain yang tidak
menggunakan Saat
material yang belum Pelaksanaan
Material sampai pada lokasi
terlambat proyek
datang Melakukan
percepatan pekerjaan Saat
saat material sudah Pelaksanaan
datang
Mengajukan surat
pengajuan Saat
keterlambatan Pelaksanaan (Sumber : Hasil Identifikasi, 2017)
pengerjaan
Cuaca buruk Melakukan Managing Variation
percepatan pekerjaan Variasi di alam proyek dapat diartikan
saat kondisi cuaca Saat
Pelaksanaan dengan ketidakpastian, untuk itu pihak pelaksana
sudah kembali perlu memanage variasi, dengan cara
normal
mengestimasi sebelum pelaksanaan proyek baik
Teknik kerja Melakukan pelatihan dari segi biaya, waktu, serta sumber daya yang
Sebelum
yang kurang terhadap pekerja digunakan. Tujuan mengestimasi adalah agar
Pelaksanaan
bagus lapangan
manajer proyek dapat meramalkan atau
(Sumber: Pengolahan data, 2017)
memperkirakan waktu, biaya dan sumber daya
yang akan digunakan saat pelaksanan proyek.
Matriks Evaluasi Dalam mengestimasi waktu proyek
Matris evaluasi bertujuan untuk dilakukan penjadwalan dengan menggunakan
mengetahui solusi mana yang layak dipilih metode CCPM dengan bantuan software
berdasarkan beberapa kriteria yang sudah Microsoft Project. Dalam melakukan penjadwalan
ditentukan sebelumnya dengan melakukan durasi yang digunakan merupakan durasi yang
pembobotan. dihilangkan sebesar 50% sehingga didapatkan
buffer time dan beefing buffer. Sehingga
Tabel 2. Matriks evaluasi material terlambat datang berdasarkan pengolahan data dengan
menggunakan metode CCPM maka didapat durasi
optima pengerjaan proyek selama 114 hari
kalender apabila seluruh buffer time digunakan
dimana sebelumnya penjadwalan membutuhkan
duras selama 100 hari kalender. Sedangkan
apabila seluruh buffer time tidak digunakan maka
durasi pengerjaan proyek menjadi 96 hari
kalender sehingga didapatkan penghematan waktu
pengerjaan proyek sebesar 4 hari sehingga biaya
yang dikeluarkan pihak pelaksana juga berkurang.

Sumber: Pengolahan data (2017)

43
Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

Kesimpulan Itenas No.03 Vol.03. Juli, 2015.


http://www.jurnalonline.itenas.ac.id.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan Diakses pada tanggal 8 Maret 2016.
maka didapatkan kesimpulan bahwasanya waste yang [8] Husen, Abrar. Manajemen Proyek. Andi
akan berpotensi muncul pada pengerjaan proyek Offset. Yogyakarta. 2009.
selanjutnya adalah waiting, defects dan uneeded [9] Karyono, Agus. Pendekatan Lean
processing sedangkan resiko yang berpotensi muncul Manufacturing Untuk Menurunkan Waste
adalah keterlambatan datangnya material, K3, kellaian, Waiting Time dan Transportasi (Studi
pencurian serta kerusakan material serta durasi optimal Kasus: CV. Riau Pallet). Tugas Akhir
yang didapatkan berdasarkan metode CCPM Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim
didapatkan waktu optimal pengerjaan proyek (tanpa Riau. Juli 2014. http://www.repository.uin-
buffer time) adalah 96 hari kalender yang pada suska.ac.id. Diakses pada tanggal 8 Oktober
penjadwalan sebelumnya selama 100 hari kalender 2014.
sehingga adanya penghematan waktu selama 4 hari [10] N. Narsha dan S. Nagabhushan. “Enhancing
sehingga akan menguntungkan pihak pelaksana baik Project Management Efficiency using Lean
dari segi waktu serta biaya yang dikeluarkan. Concepts”. IOSR Journal of Mechanical and
Civil Engineering (IOSR-JMCE) e-ISSN:
2278-1684,p-ISSN: 2320-334X, Volume 8,
Issue 4. Oktober 2013.
Daftar Pustaka
http://www.iosrjournals.org.Diakses pada
tanggal 6 September 2013.
[1] Artika, Dian. Penerapan Metode Lean [11] Noer, Bustanul Arifin dan Dominggo Bayu
Project Management dalam Proyek Bagaskara. Perencanaan dan Pengendalian
Konstruksi pada Pembangunan Gedung Proyek Periklanan Menggunakan Lean
DPRD Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Teknik Critical Chain Project Management dan S-
Sipil dan Lingkungan Vol. 2 No. 1. Curve Mentoring. Jurnal Teknik Pomits Vol.
Palembang, Maret 2014. 1 No. 1. 2012.
http://www.ejournal.unsri.ac.id. Diakses http://www.digilib.its.ac.id.Diakses pada
pada tanggal 24 Oktober 2015. tanggal 23 Juli 2012.
[2] Ervianto, Wulfram I. Teori Aplikasi [12] Project manajemen Institute. A guide to the
Manajemen Proyek Konstruksi. ANDI. project management Body of knowledge
Yogyakarta. 2004. (PMBOK Guide). Pensylvania. 2000.
[3] Fauziah, Naily.Aplikasi Fishbone Analysis [13] Sahid, Dadang Syarif
dalam MeningkatkanKualitas Produksi Teh Sihabudin.Implementasi Critical Path
pada PT Rumpun SariKemuning, Kabupaten Method dan PERT Analysis pada Proyek
Karanganyar. Tugas Akhir Fakultas Global Technology for Local Community.
PertanianUniversitas Sebelas Jurnal Teknologi Informasi dan Telematika
MaretSurakarta. Surakarta, 2009. Vol.5. Desember 2010.
http://www.eprints.uns.ac.id. Diakses pada http://www.dadang.komputer.pcr.ac.id.
tanggal 3 Agustus 2009. Diakses pada tanggal 29 Desember 2016.
[4] Frederika, Ariany. Analisis Percepatan [14] Sari, Erni. 2016. Analisis Resiko Proyek
Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Pada Pekerjaan Jembatan Sidamukti – Kadu
Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi di Majalengka dengan Metode FMEA dan
Kasus: Proyek Pembangunan Super Villa, Decision Tree. Jurnal J-Ensitec: Vol 03 No.
Peti Tenget-Badung). Jurnal Ilmiah Teknik 01. Juli 2016. http://www.jurnal.unma.ac.id.
Sipil Vol. 14, No. 2. Juli, 2010. Diakses pada tanggal 8 November 2016.
http://www.ojs.unud.ac.id.Diakses pada [15] Santoso, Budi. Manajemen Proyek. Graha
tanggal 22 November 2010. Ilmu. Surabaya. 2008.
[5] Gasperz, Vincent. Total Quality Manajemen. [16] Setiawan, Pricilia Febriana. Manajemen
PT. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2007. Resiko Proyek Vale Di Pt. Multipanel
[6] Gray, Clive. Pengantar Evaluasi Poyek, PT. Intermitra Mandiri. Tugas Akhir Fakultas
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2007. Teknologi Industri Universitas Atma Jaya
[7] Hanif, Yulianda Richma, Nendang Setyo Yogyakarta. 2014. http://www.e-
Rukmi dan Susy Susanti.Perbaikan Kualitas journal.uajy.ac.id.Diakses pada tanggal 20
Produk Keraton Luxury di PT. X dengan November 2016.
Menggunakan Metode Failure Mode And [17] Soeharto, Iman. Manajemen Proyek
Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Industri: Persiapan, Pelaksanaan,
Analysis (FTA). Jurnal Teknik Industri Pengelolaan. Erlangga. 1992.

44
Jurnal Teknik Industri Vol.3, No.1, 2017
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri

[18] Tilaar, Wartinah T.A.M dan Ruslan M.


Yunus. Penjadwalan Proyek Pembangunan
Gedung Research CentreUniversitas
Tadulako dengan Menggunakan Microsoft
Project. Jurnal Infrastruktur Vol. 3 No. 1.
2013. http://www.jurnal.untad.ac.id.
Diakses pada tanggal 3 Januari 2017.
[19] Untu, Silvia Hermina Stevania, Ariestides K.
T. Dundu,dan Robert J. M. Mandagi.
Penerapan Metode Lean Project
Management dalam Perencanaan Proyek
Konstruksi (Studi Kasus : Pembangunan
Gedung Mantos Tahap III). Jurnal Sipil
Statik Vol. 2 No. 6. September, 2014.
http://www.download.portalgaruda.org.
Diakses pada tanggal 27 November 2014.
[20] Wowor, Fransisko Noktavian, Walangitan
dan Malingkas. 2013. “Aplikasi Microsoft
Project dalam Pengendalian Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan Proyek”. Jurnal Sipil
Statik Vol.1 No.8. 2013.
https://www.ejournal.unsrat.ac.id. Diakses
pada tanggal 10 Januari 2017.Artika, Dian.
2014. “Penerapan Metode Lean Project
Management dalam Proyek Konstruksi pada
Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten
Ogan Ilir”. Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan Vol. 2 No. 1.

45

Anda mungkin juga menyukai