Anda di halaman 1dari 6

Statika Vol.5 No.

2, September 2022 Hal : 40-45


Publikasi Oleh Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/statika
p-ISSN 2541-027X | e-ISSN 2774-9509

ANALISA INDIKASI PENYEBAB PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN)


PADA PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN LAU SIMEME

Iqbal Baitang Lubis1, Sahrul Harahap2, Nurkhasanah Rina Puspita3


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan
2,3
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan

Email: iqbalbaitanglubis@gmail.com

Abstrak

Pembangunan konstruksi di Indonesia semakin pesat sejalan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai proyek yang mengalami pembengkakan biaya
(cost overrun) maupun keterlambatan waktu. Pembengkakan biaya (cost overrun) pada tahap pelaksanaan proyek
sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi, dan pengendalian dari kontraktor, sehingga proses konstruksi
berjalan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab pembengkakan biaya (cost
overrun) pada proyek pembangunan bendungan Lau Simeme. Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner kepada pekerja pada proyek tersebut. Hasil pengumpulan kuesioner, terkumpul 30 responden. Dari hasil
pengumpulan data dilakukan proses pengolahan data dengan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical
Package for Social Science) versi 19. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tingkat
reabilitas dari 30 kuesioner yang disebar, terdapat tiga kuesioner yang tidak reliable dan 27 kuesioner yang
reliable. Juga didapat hasil validitas dari variabel – variabel penyebab pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar
46 % sedangkan tingkat variabel yang saling berkorelasi antara variabel bebas dan terikat sebesar 42 %.

Kata kunci: Pembengkakan biaya, Cost Overrun, Proyek konstruksi

biaya proyek. Dalam penyelenggaraan


1. PENDAHULUAN konstruksi, faktor biaya merupakan bahan
pertimbangan utama karena biasanya
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi menyangkut jumlah investasi yang besar bagi
banyak dijumpai proyek yang mengalami pemberi tugas. Oleh karena itu, biaya proyek
pembengkakan biaya (costcoverrun) maupun harus dikelola dengan baik sehingga
keterlambatan waktu. Pembengkakan biaya (cost kemungkinan terjadinya pembengkakan biaya
overrun) pada tahap pelaksanaan proyek sangat (cost overrun) bisa diminimumkan
tergantung pada perencanaan, koordinasi, dan (Dipohusodo,1996). Pada kenyataannya,
pengendalian dari kontraktor, sehingga proses pembengkakan biaya (cost overrun) sering
konstruksi berjalan dengan baik. Perencanaan ditemukan pada suatu proyek konstruksi selama
mencakup penentuan berbagai cara yang tahap pelaksanaan pekerjaan.
memungkinkan, kemudian menentukan salah Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
satu cara yang tepat dengan mempertimbangkan faktor dari proyek konstruksi itu sendiri.
semua kendala yang mungkin ditimbulkan. Dengan demikian, hendaknya setiap faktor
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai diperhatikan dengan baik atau selalu
perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dipertimbangkan ditahap estimasi awal,
dilakukan untuk dapat mencapai tujuan yang sehingga dapat dicegah atau dihindari
diinginkan. terjadinya pembengkakan biaya (cost overrun)
Setelah perencanaan, penjadwalan pada proyek konstruksi. Oleh karena itu, dalam
proyek juga harus diperhitungkan. Penjadwalan usaha penganalisaan penyebab terjadinya
proyek merupakan salah satu elemen hasil pembengkakan biaya (cost overrun) harus
perencanaan, yang dapat memberikan informasi dipertimbangkan variabel-variabel yang
tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek. mungkin dapat berpengaruh terhadap biaya.
Penjadwalan proyek adalah suatu perencanaan Berdasarkan permasalahan tersebut penulis
yang menetapkan kegiatan proyek, waktu tertarik melakukan penelitian tentang penyebab
pelaksanaan, tenaga kerja, sumberdaya, dan terjadinya pembengkakan biaya (cost overrun)
Statika Vol.5 No.2, September 2022 Hal : 40-45
Publikasi Oleh Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/statika
p-ISSN 2541-027X | e-ISSN 2774-9509

pada proyek Pembangunan Bendungan Lau c. Pembengkakan Biaya (Cost Overrun)


Simeme di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian Pasca Konstruksi.
ini dilakukan dengan pengambilan data terhadap
Dengan adanya manajemen proyek yang
personil kontraktor dan pekerja di Pembangunan
baik dimulai dari estimasi awal sampai tahap
Bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli
akhir proyek, maka Cost Overrun pada suatu
Serdang.
proyek dapat dicegah atau dihindari. Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
2. TINJAUAN PUSTAKA
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid mempunyai validitas
Proyek konstruksi merupakan suatu
tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid
kegiatan sementara yang mempunyai
mempunyai produktivitas rendah. Sebuah
karakteristik, keterbatasan pendanaan atau
instrumen dikatakan valid apabila mampu
anggaran menggunakan sumber daya dalam
mengukur apa yang diinginkan. Cara untuk
pelaksanaanya, organisasi baik formal maupun
menguji validitas adalah sebagai berikut :
non formal, dan keterbatasan waktu yang jelas
antara permulaan dan akhir proyek. Pada 1. Mendefinisikan secara operasional konsep
industri konstruksi sebagaimana layaknya yang akan diukur, yaitu dengan (1) mencari
pelayanan jasa, ketentuan mengenai biaya, definisi dan merumuskan tentang konsep
kualitas, dan waktu penyelesaian kontruksi yang akan diukur yang telah ditulis para ahli
sudah diikat didalam kontrak dan ditetapkan dalam literatur, (2) kalau sekiranya tidak
sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai. ditemukan dalam literatur maka untuk lebih
Semakin besar suatu proyek, berarti semakin mematangkan definisi dan rumusan konsep
kompleks mekanismenya yang berarti semakin tersebut peneliti harus mendiskusikannya
banyak masalah yang harus dihadapi. Jika tidak dengan para ahli. (3) menanyakan langsung
ditangani dengan benar, berbagai masalah kepada calon responden penelitian mengenai
tersebut akan mengakibatkan dampak berupa aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari
kelambatan penyelesaian proyek, penyimpangan jawaban yang diperoleh peneliti dapat
mutu hasil, pembiayaan membengkak, membuat kerangka konsep dan kemudian
pemborosan sumber daya, persaingan tak sehat menyusun pertanyaan yang operasional.
di antara para pelaksana, serta kegagalan untuk 2. Melakukan uji coba skala pengukuran yang
mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. dihasilkan dari langkah pertama kepada
mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting sejumlah responden. Responden diminta
tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka untuk menjawab apakah mereka setuju atau
waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan tidak setuju dari masing-masing pertanyaan.
(Dipohusodo, 1996). Sangat disarankan agar jumlah responden
Pembengkakan biaya (cost overrun) untuk uji coba, minimal 30 orang agar
adalah biaya konstruksi suatu proyek yang pada distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati
saat tahap pelaksanaan, melebihi (budget) kurva normal.
anggaran proyek yang ditetapkan di tahap awal 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
(estimasi biaya), sehingga menimbulkan 4. Menghitung korelasi antara masing-masing
kerugian yang signifikan bagi pihak kontraktor pernyataan dengan skor total dengan
(Santoso, 2002). Cost overrun yang terjadi pada menggunakan rumus teknik korelasi produk
suatu proyek konstruksi dapat disebabkan oleh moment.
faktor intern maupun factor ekstern dari proyek
konstruksi itu sendiri. Pembengkakan biaya 3. METODE PENELITIAN
(cost overrun) itu sendiri dibagi dalam tiga
tahap, yaitu: Metode penelitian yang digunakan
a. Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Pada Tahap Awal Proyek Konstruksi. yaitu suatu penelitian yang bersifat
b. Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) mengidentifikasi faktor-faktor yang
Pada Saat Proses Proyek Konstruksi. menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya
(cost overrun) pada proyek Pembangunan
Statika Vol.5 No.2, September 2022 Hal : 40-45
Publikasi Oleh Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/statika
p-ISSN 2541-027X | e-ISSN 2774-9509

Bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli


Serdang berdasarkan persepsi atau opini dari
kontraktor dan pekerja sebagai pelaksana proyek 4. PEMBAHASAN
konstruksi. Pengumpulan data diperoleh melalui
data primer. Metode pengambilan sampel adalah Pada bab ini akan dijelaskan perihal
penarikan sampel acak sederhana (simple hasil penelitian yang dimulai dari pengumpulan
random sampling) dengan populasi terbatas data berupa data kuisioner yang berupa variabel-
yaitu kontraktor dan pekerja sedang variabel yang menyebabkan pembengkakan
melaksanakan proyek pembangunan bendungan. biaya (cost overrun). Data variabel yang
Data diperoleh dengan memberikan 30 diperoleh selanjutnya disortir berdasarkan
kuesioner. pembatasan masalah yang diambil. Setelah
Jumlah ini dipilih agar dapat memenuhi seluruh proses dari proses pembuatan kuesioner,
syarat perhitungan statistik yang baik, dengan pembagian kuesioner dan pengumpulan
penyebaran skor yang mendekati kurva normal kuesioner selesai, maka akan dilakukan proses
(Guiford & Fruchter, 1981). Untuk memudahkan analisa hasil kuesioner. Proses analisa statistika
dalam melakukan pengolahan data secara untuk melakukan uji Validitas, Reabilitas dan
matematis maka dilakukan pemberian kode pada Korelasi data menggunakan program SPSS.
jawaban responden. Hal ini diperlukan untuk Setelah data dari hasil penyebaran kuisioner
mengubah opini secara kualitatif ke dalam terkumpul, lalu dilakukan analisa data yang
bentuk kuantitatif. Pemberian kode memerlukan beberapa tahap uji dan
menggunakan skala sikap (skala Likert) yang pembobotan.
diungkapkan dari sangat tidak setuju sampai Ada sebanyak 30 Sampel/ Responden
sangat setuju dengan skor 1 sampai 5. yang diberikan kuesioner. Data dari 30 sampel
tersebut kemudian diolah ke dalam tabel tabulasi
data. Tabel tabulasi berfungsi untuk
mempermudah pembacaan hasil dari seluruh
kuesioner. Setelah tabulasi data, dilakukan uji
Validitas, uji Realibilitas dan Analisa korelasi
terhadap data hasil kuesioner tersebut. Tabulasi
data yang diperoleh.

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian


Statika Vol.5 No.2, September 2022 Hal : 40-45
Publikasi Oleh Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/statika
p-ISSN 2541-027X | e-ISSN 2774-9509

Tabel 4.1 Tabel Tabulasi Data


Skala yang di pilih responden
Variabel Pertanyaan 1 2 3 4 5 N
X1 Data dan informasi 0 4 8 10 8 30
proyek yang kurang
lengkap.
X2 Tidak memperhitungkan 0 6 2 10 12 30
biaya tak terduga
(contingencies).
X3 Tidak memperhatikan 1 2 3 16 8 30
faktor resiko pada lokasi
dan konstruksi.
X4 Ketidak tepatan estimasi 0 0 4 12 14 30
biaya.
X5 Tingginya frekuensi 0 0 4 16 10 30
perubahan pelaksanaan.
X6 Terlalu banyak 0 10 1 8 11 30
pengulangan pekerjaan
karena mutu jelek.
X7 Terlalu banyak proyek 4 8 4 8 6 30
yang ditangani dalam
waktu yang sama.
X8 Terjadi 3 7 4 14 2 30
perbedaan/perselisihan
pada proyek.
X9 Penanggung jawab 0 6 9 9 6 30
proyek tidak
kompeten/cakap.
X10 Waktu yang panjang 0 5 15 6 4 30
antara SPK (Surat
Perintah Kerja) dan
pelaksanaan proyek
X11 Sering terjadi perubahan 1 2 3 10 14 30
desain.
X12 Dokumen Kontrak yang 0 11 4 12 3 30
tidak lengkap.
X13 Penunjukan subkontraktor 0 3 3 21 3 30
dan suplier yang tidak
tepat.
X14 Adanya kenaikan harga 0 4 0 8 18 30
material.
X15 Terlambat/kekurangan 0 2 1 17 10 30
bahan/material waktu
pelaksanaan.
X16 Tidak adanya quality 0 0 5 19 6 30
control (kontrol kualitas)
X17 Pemakaian 0 3 2 18 7 30
bahan/material yang
salah.
X18 Pencurian bahan/material. 0 5 1 10 14 30
X19 Kerusakan material. 0 3 0 18 9 30
Statika Vol.5 No.2, September 2022 Hal : 40-45
Publikasi Oleh Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/statika
p-ISSN 2541-027X | e-ISSN 2774-9509

X20 Kekurangan tenaga kerja. 1 12 3 7 7 30


X21 Produktivitas tenaga kerja 0 3 4 17 6 30
yang buruk/rendah.
X22 Cara pembayaran yang 1 2 8 12 7 30
tidak tepat waktu.
X23 Keterlambatan jadwal 0 3 6 17 4 30
karena pengaruh cuaca.
X24 Terjadi fluktuasi upah 0 0 3 20 7 30
tenaga kerja.
X25 Sering terjadi penundaan 0 2 1 15 12 30
pekerjaan.
X26 Terjadi 0 5 5 12 8 30
huruhara/kerusuhan di
sekitar lokasi proyek.
Y Berdasarkan pengalaman 1 12 3 7 7 30
anda, berapa persen
Keterangan : d. Terlambat/kekurangan bahan/material
X1-X26 : Variabel bebas faktor penyebab waktu pelaksanaan.
pembengkakan e. Keterlambatan jadwal karena pengaruh
Y : Variabel terikat faktor penyebab cuaca.
pembengkakan f. Terlalu banyak pengulangan pekerjaan
1-5 : Skala penilaian yang dipilih responden karena mutu jelek.
N : Jumlah total responden g. Terjadi perbedaan/perselisihan pada
proyek.
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang h. Kerusakan material.
diberikan responden terhadap masing – masing i. Pemakaian bahan/material yang salah.
variabel. Contohnya, pada variabel X1 j. Ketidaktepatan estimasi biaya.
responden yang memilih sikap sangat setuju ada
sebanyak 8 orang, yang memilih sikap setuju Faktor-faktor yang dominan
sebanyak 10 orang, yang memilih sikap menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya
netral/ragu-ragu sebanyak 8 orang, yang (cost overrun) proyek pembangunan bendungan
memilih sikap tidak setuju 4 orang, dan tidak lau simeme adalah :
ada orang yang memilih sikap sangat tidak stuju. a. Kekurangan tenaga kerja Berdasarkan hasil
Sehingga dari seluruh kuesioner yang disebar analisis pengolahan data menggunakan
setiap responden memberikan jawaban yang program SPSS 19, kekurangan tenaga kerja
dapat dilihat dari jumlah pemilihan sikap adalah faktor yang paling dominan
sebanyak 30 orang. menyebabkan pembengkakan biaya dengan
nilai koefisien korelasi sebesar 1,00.
5. KESIMPULAN b. Dokumen kontrak yang tidak lengkap
Berdasarkan hasil analisis pengolahan data
Dari data penelitian yang diperoleh dan menggunakan program SPSS 19, dokumen
analisa data yang telah dilakukan dapat diambil kontrak yang tidak lengkap adalah faktor
kesimpulan, sebagai berikut : yang paling dominan menyebabkan
1. Faktor – faktor penyebab pembengkakan pembengkakan biaya dengan nilai koefisien
biaya (cost overrun) pada proyek korelasi sebesar 0,724.
pembangunan bendungan lau simeme,
adalah :
a. Kekurangan tenaga kerja.
b. Dokumen Kontrak yang tidak lengkap.
c. Terlalu banyak proyek yang ditangani
dalam waktu yang sama.
Statika Vol.5 No.2, September 2022 Hal : 40-45
Publikasi Oleh Fakultas Teknik Universitas Graha Nusantara
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/statika
p-ISSN 2541-027X | e-ISSN 2774-9509

Daftar Pustaka Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek.


Jakarta: Erlangga.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen
Proyek & Konstruksi – Jilid I. Syafrizal Helmi S, Doli M. Ja’far D, Iskandar
Kanisius: Yogyakarta. Muda, Muslich Lufti, Syahyunan.
2008. Analisis Data Penelitian
Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen (Menggunakan Program SPSS).
Proyek Konstruksi. Andi: Yogyakarta. Medan : USU Press.

Fahirah, F. 2005. Identifikasi Penyebab


Overrun Biaya Proyek Konstruksi
Gedung. Universitas Tadulako, Palu.

Gede Wira Hadinata, Mayun Nadiasa, Ida


Ayu Rai Widhiawati. 2013. Analisis
Faktor-Faktor Penyebab
Pembengkakan Realisasi Biaya
Terhadap Rencana Anggaran
Pelaksanaan Pada Proyek Konstruksi
Gedung. Universitas Udayana,
Denpasar.

Hasan, I. 2008. Analisis Data Penelitian


dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara. Husen, Abrar. 2009.
Manajemen Proyek. Andi:
Yogyakarta.

Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Andi:


Yogyakarta.

Iqbal, Gustara. 2015. Analisis Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Produktifitas
Tenaga Kerja Pada Pekerjaan
Struktur Beton. Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Jaya, Indra. 2013. Model Sistem Distribusi


PDAM Kotamadya Bandung Untuk
Meningkatkan Cakupan Layanan
Dengan Pendekatan Sistem Dinamis
Berbasis Risk. Universitas Indonesia,
Depok.

Santoso, Indriani. 1999. Analisa Overruns


Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek
Konstruksi. Universitas Kristen Petra,
Surabaya.

Santoso, Indriani. 1999. Analisa Overruns Biaya


Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi.
Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai