MANAJEMEN PROYEK
DOSEN : IR ANDY RUSTANDY, MM
SABTU, 24 April 2021
1. Apa yang di maksud dengan Proyek dan jelaskan pemahaman anda tentang umur proyek dengan Forward
Pass (ES – EF) maupun Backward Pass (LS – LF) ?
Jawab :
Proyek adalah Gabungan dari sumber-sumber daya, seperti Manusia, Material, Peralatan, & Modal/biaya
yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi untuk mencapai sasaran & tujuan. Sebuah kegiatan yang
bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu
dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan). Lintasan-lintasan kegiatan yang
dimulai pada suatu saat awal selesai pada suatu saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai.
Forward Pass (ES-EF)
Forward Pass adalah cara menentukan ES dan EF dari setiap kegiatan dengan cara menghitung dari peristiwa
awal sampai peristiwa terakhir dari seluruh proyek. Forward Pass dimulai dengan aktifitas pertama proyek
dan menghubungkan masing-,asing aktifitas hingga jaringan untuk kegiatan selanjutnya. Selama dijumpai
jalur yang panjang, dapat menambah waktu aktifitas.
Backward Pass (LS -LF )
Backward Pass adalah cara menentukan FS dan LF dari setiap kegiatan dengan cara menghitungnya dari
belakang ke depan yakni dari peristiwa akhir proyek ke perisitiwa awal. Backward Pass dimulai denga akhir
aktifitas proyek dalam jaringan. Ikuti langkah backward pada masing-masing jalur waktu-waktu aktifitas
untuk menemukan Lates Start (LS) dan Finish Time (FS) untuk setiap aktifitas. Sebelum backward pass bisa
dihitung, LF untuk aktifitas terakhir proyek harus dipilih. Dalam rencana awal, waktu ini biasanya diatur
sama dengan EF dari aktifitas terakhir. Dalam beberapa kasus denda durasi proyek deadline berlaku dan
tanggal ini akan digunakan.
2. Apa yang anda ketahui tentang Work Breakdown Struktur (WBS) dan apa saja manfaatnya dari WBS
tersebut ?
Jawab :
Work Breakdown Structure (WBS) adalah daftar kegiatan atau target dari ruang lingkup suatu proyek yang
terorganisir dan biasa dibuat dengan menggunakan project management tools. WBS menyediakan sebuah
struktur hirarki yang bertindak sebagai jembatan atau penghubung antara ruang lingkup proyek dan rencana
rinci proyek yang akan dibuat dengan menggunakan sebuah software project management.
Manfaat WBS :
• 1.Untuk mempercepat proses penyelesaian suatu proyek
• 2.Mengetahui pencapaian apa saja yang diinginkan suatu proyek
• 3.Dapat merencanakan proyek kedepannya
Namun terdapat manfaat utama dari WBS, yaitu sebagai berikut :
- Analisa WBS yang melibatkan manajer fungsional dan personel yang lain dapat membantu
meningkatkan akurasi dan kelangkapan pendefinisian proyek.
- Menjadi dasar anggaran dan penjadwalan.
- Menjadi alat control pelaksanaan proyek, karena panyyimpanan biaya dan jadwal paket kerja tertentu
dapat dibandingkan dengan WBS.
4. Indikator apa saja yang menjadi tolok ukur dalam penilaian Performance Project & apa hubungannya
dengan Triple Constrain + K3 ?
Jawab :
Kinerja proyek dapat diukur dari indikator kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja. Agar hasilnya
optimal, standar kinerja proyek selama proses berlangsung harus ditetapkan sedetail dan seakurat mungkin
untuk meminimalkan penyimpangan. Biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja.
a. Indikator kinerja proyek dari aspek biaya adalah (Syah, 2004).
1. Sesuai dokumen kontrak dan kesepakatan.
2. Pemilik proyek setuju dan melaksanakan pembayaran pekerjaan sampai selesai.
3. Tidak terjadi progress billing tidak terbayar.
4. Semua pihak terkait pelaksanaan proyek puas.
5. Citra perusahaan baik
6. Ada undangan dan atau penunjukan proyek baru
7. Memperoleh manfaat positif termasuk keuntungan bagi perusahaan.
Waktu, biaya, target mutu dan kriteria kepuasan peserta proyek adalah kinerja proyek yang biasa
diperhitungkan. Sebuah proyek dianggap sukses secara kesuluruhan jika proyeknya berhasil memenuhi
spesifikasi kinerja teknis dan/atau memenuhi tugas spesifik, 17 yang dilakukan, dan jika ada level
kepuasan yang tinggi terhadap outcome proyek diantara semua peserta dalam tim proyek dan pemegang
kunci. Indikator kinerja biaya merupakan salah satu yang digunakan sebagai golongan utama untuk
memperhitungkan kinerja proyek untuk penyederhanaan.
Triple Contstraint :
a. Anggaran:
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang
melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal yang bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan
untuk total proyek, tetapi dipecah-pecah berdasarkan komponen-komponennya, atau berdasarkan perioda
tertentu (misalnya per kuartal). Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi
sasaran anggaran per perioda.
b. Jadwal:
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan yang telah ditentukan. Penyerahan proyek tidak
boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
c. Mutu:
Produk akhir proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila
hasil kegiatan proyek tersebut berupa pabrik, maka pabrik tersebut harus memenuhi kriteria : mampu
beroperasi secara memuaskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Memenuhi persyaratan mutu
berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan (fit for the intended use).
Kinerja proyek dapat diukur dari indikator kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja. Agar hasilnya
optimal, standar kinerja proyek selama proses berlangsung harus ditetapkan sedetail dan seakurat mungkin untuk
meminimalkan penyimpangan. Biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja. Hubungan dengan triple constrain dan
K3, yang berarti jika ingin meningkatkan kinerja proyek yang telah disepakati, maka umumnya harus diikuti dengan
meningkatnya mutu, yang selanjutnya akan berakibat pada naiknya biaya yang dapat melebihi anggaran yang sudah
ditetapkan. Sebaliknya.Jika ingin menekan biaya, maka akan berimbas pada waktu dan mutu yang telah ditetapkan
semula. Serta dengan adanya k3 untuk mencegah adanya kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, dimana
keselamatan kerja perlu mendapat perhatian yang sama dengan mutu, jadwal dan biaya. Keterlibatan secara aktif
dari manajemen perusahaan sangat penting artinya bagi terciptanya perbuatan dan kondisi lingkungan yang aman.
Program keselamatan kerja (safety work program) perlu dibuat oleh manajemen perusahaan, serta memiliki
komitmen untuk menjalankan program tersebut demi terciptanya keamanan di lokasi proyek (Hinze, 1997)
5.
A . P
B . P
C . Q,R
P A,B .
Q B C
R A C