Abstrak
Industri jasa konstruksi masih dianggap rendah produktivitas, sering terjadi pembengkakan
biaya, keterlambatan penyelesaian, banyak kesalahan, kurang tenaga terampil dan rendahnya
kesadaran Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L). Keberhasilan
menyelesaikan proyek konstruksi ditentukan oleh produktivitas yang dihasilkan dari penggunaan
sumber daya proyek yang ada. Produktivitas proyek berkaitan dengan ketepatan waktu, urutan kerja
dan metode yang benar, dan efisiensi penggunaan sumber daya. Beberapa ahli berupaya mengadopsi
prinsip industri manufaktur ke dalam industri konstruksi. Di Indonesia, penerapan Lean
Construction tepat dilakukan pada proyek konstruksi bangunan gedung dengan tingkat kesulitan tinggi
dan aktivitas kompleks. Penelitian bertujuan menggali apakah penerapan Lean Construction dapat
meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian berfokus pada studi pustaka sejumlah penelitian di
Indonesia maupun luar negeri. Waste pada proyek konstruksi berkaitan dengan sisa material
produksi lapangan, pemborosan akibat salah metode, salah urutan, penumpukkan material akibat
delay, material tak terserap akibat perubahan desain, dan kerusakan hasil pekerjaan. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa Lean Construction membantu meminimalisir waste dengan merampingkan urutan
pekerjaan, memperbaiki penjadwalan untuk mengurangi delay-time dan meningkatkan kolaborasi
antarpihak yang terlibat dalam proyek. Kunci sukses Lean Construction adalah: fokus pada
pelanggan; budaya ramping seluruh pihak yang terlibat; standarisasi prosedur yang ramping & baik;
mengutamakan kerja cerdas serta minim kesalahan; & semangat terus memperbaiki diri.
PENDAHULUAN
Kata kunci: industri konstruksi, lean construction, produktivitas proyek, waste
Latar Belakang
Industri jasa konstruksi adalah salah satu bidang industri terbesar di dunia, yang terus tumbuh dan
berkembang dinamis seiring dengan kemajuan jaman (Maskuriy et al., 2019). Industri ini juga sangat
berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan industri jasa konstruksi
melibatkan sejumlah besar sektor industri lain yang saling terkait di dalam mata rantai pengadaan
sumber daya konstruksi, serta melibatkan banyak pihak dan pekerja di dalam pelaksanaannya. Oleh
karena itu, banyak aktivitas dan pekerjaan yang timbul dari adanya suatu kegiatan konstruksi baik
konstruksi infrastruktur, bangunan gedung, fasilitas publik dan privat, maupun produk fisik konstruksi
lainnya. Banyaknya aktivitas di dalam pekerjaan konstruksi menjadikan industri jasa konstruksi
merupakan salah satu industri dengan tingkat kerumitan yang tinggi.
Selama beberapa dekade industri konstruksi dianggap sebagai industri yang rendah produktivitas,
sering terjadi pembengkakan biaya dan keterlambatan dari jadwal, sering terjadi kesalahan, kurangnya
tenaga kerja terampil dan rendahnya kesadaran pada Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan
(K3L). Industri konstruksi memiliki keunikan yang membedakannya dengan industri lain, di antaranya
sifat yang terfragmentasi, tiap proyek berbeda dengan proyek lainnya, sifat fisik produknya spesifik,
dan banyaknya pihak yang terlibat di dalamnya (Amiri et al., 2014). Karakteristik unit ini menyebabkan
permasalahan di industri konstruksi cukup kompleks. Salah satu permasalahan di dalam pelaksanaan
konstruksi yang sering terjadi adalah bagaimana cara menciptakan urutan aktivitas pekerjaan yang
paling efisien sehingga tercapai produktivitas yang maksimal, biaya yang efisien, selesai tepat waktu,
rework & repair yang minimal serta kesalahan pekerjaan yang rendah.
Menjawab tantangan tersebut, beberapa ahli di bidang konstruksi berupaya mengadopsi prinsip
kerja industri manufaktur yang sudah mapan ke dalam industri konstruksi. Lean thinking dipilih
dianggap sebagai contoh keberhasilan dari industri manufaktur dalam menciptakan efisiensi dan
produktivitas kerja dengan meminimalkan waste atau aktivitas yang tidak berguna di dalam satu mata
rantai produksi. Konsep ini lalu dicoba untuk diterapkan pada industri jasa konstruksi, tidak terkecuali
238
Prosiding CEEDRiMS 2021
Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur ISBN: 978-602-361-385-4
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
di Indonesia. Di negara Indonesia, penerapan Lean di industri konstruksi masih terbilang sedikit atau
jarang diterapkan. Prinsip Lean dianggap sangat bermanfaat diterapkan pada proyek konstruksi
terutama di proses pengadaan proyek. Lean thinking diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
konstruksi dengan mendorong terciptanya alur kerja dan tahapan pekerjaan konstruksi yang paling
efisien dan efektif, sehingga proyek bisa selesai tepat waktu, tepat biaya, minim permasalahan serta
mencapai target mutu yang diinginkan. Penerapan lean thinking di perusahaan jasa konstruksi tepat
dilakukan pada proyek konstruksi bangunan gedung yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan
aktivitas yang kompleks. Penelitian ini mencoba menggali apakah penerapan lean thinking di proyek
konstruksi dapat meningkatkan produktivitas kerja di dalam proyek secara signifikan.
Permasalahan Penelitian
Pada pelaksanaan proyek konstruksi, produktivitas kerja menjadi komponen yang sangat krusial.
Keberhasilan dalam menyelesaikan suatu proyek konstruksi sering kali ditentukan oleh seberapa besar
produktivitas yang dihasilkan dari penggunaan sumber daya proyek yang ada. Produktivitas kerja
berkaitan erat dengan proses pengadaan proyek. Pengadaan yang tepat akan menciptakan
produktivitas yang optimal dari penggunaan sumber daya konstruksi dalam upaya mencapai target-
target pekerjaan. Urutan pekerjaan yang tepat akan membantu tim pengadaan menyiapkan sumber
daya proyek yang paling tepat dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan kesalahan
kerja seminimal mungkin. Dari penjabaran latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sejumlah
masalah penelitian sebagai berikut ini:
a. Apa saja definisi serta komponen utama dari Lean Thinking, Lean Construction, dan produktivitas
proyek konstruksi?
b. Bagaimana penerapan Lean Construction pada proyek konstruksi?
c. Apa saja kendala dan kunci sukses dari penerapan Lean Construction dalam suatu proyek
konstruksi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali apakah penerapan Lean Construction pada
proyek bangunan gedung dapat meningkatkan produktivitas proyek tersebut serta seperti apa
pengaruhnya pada proyek konstruksi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirumuskan sasaran
sebagai berikut ini:
a. Mengidentifikasi definisi dan komponen utama dari Lean Thinking, Lean Construction, dan
produktivitas proyek konstruksi;
b. Menggali contoh penerapan Lean Construction proyek konstruksi;
c. Merumuskan kendala dan kunci sukses penerapan Lean Construction pada proyek konstruksi
agar dapat meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan beberapa penelitian terpilih.
Batasan Penelitian
Batasan penelitian berfungsi memberikan gambaran sejauh mana lingkup penelitian ini akan
dilaksanakan. Berikut ini adalah batasan penelitian kali ini.
• Penelitian ini dibatasi pada proyek konstruksi bangunan gedung, dengan fokus penelitian adalah
tahapan pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.
• Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian menekankan pada teknik studi literatur yang
relevan dengan topik.
• Prinsip Lean juga dibatasi hanya pada penerapan di fase pelaksanaan proyek konstruksi.
METODOLOGI
Pendekatan Penelitian
Pendekatan untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan melalui metode analisis kualitatif yang
merupakan sistem pengambilan keputusan yang bersifat deskriptif, induktif dan berangkat dari
sejumlah fenomena yang terjadi di suatu lingkup kehidupan. Kajian ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi dan menggali apakah penerapan Lean Construction pada proyek bangunan gedung
dapat meningkatkan produktivitas proyek tersebut serta seperti apa pengaruhnya pada proyek
konstruksi, berdasarkan penelitian terdahulu dan studi pustaka yang relevan. Dalam penelitian ini,
239
Prosiding CEEDRiMS 2021
ISBN: 978-602-361-385-4 Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
peneliti akan melakukan perbandingan sejumlah penelitian mengenai proyek konstruksi di mana Lean
Construction diterapkan, terutama berkaitan dengan pengadaan dan urutan pelaksanaan pekerjaan
proyek konstruksi gedung.
Data Penelitian
Pada penelitian kali ini akan menggunakan data sekunder, yakni data yang diperoleh secara tidak
langsung dari pihak lain yang mengumpulkan atau memiliki data tersebut sebelumnya seperti hasil
penelitian, studi pustaka, data instansi atau organisasi dan sebagainya. Hasil penelitian diperoleh dari
jurnal-jurnal baik dalam negeri maupun luar negeri. Literatur atau pustaka teori diambil dari sejumlah
buku dan makalah seminar yang relevan.
240
Prosiding CEEDRiMS 2021
Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur ISBN: 978-602-361-385-4
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
241
Prosiding CEEDRiMS 2021
ISBN: 978-602-361-385-4 Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
242
Prosiding CEEDRiMS 2021
Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur ISBN: 978-602-361-385-4
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
diketahui. Sebagai contoh tenaga kerja lapangan langsung dapat dikaitkan dengan berapa banyak
unit/volume yang dihasilkan untuk setiap jam/hari yang digunakan atau berapa banyak unit yang
dihasilkan untuk setiap satu unit bahan yang digunakan. Hasil pengukuran yang mudah dipahami
menjadikan personel operasi dapat melihat dan memahami keterkaitan antara input yang mereka
kendalikan dengan output yang mereka hasilkan. Pengukuran produktivitas parsial akan membuat
manajemen mudah memahami dan termotivasi untuk meningkatkan produktivitasnya karena apabila
menggunakan suatu standar produktivitas tertentu maka tren produktivitas akan dapat direkam
perkembangannya. Rasio produktivitas secara prasial pada pekerjaan struktur bangunan dapat
menggunakan ukuran produktivitas operasional (operational productivity measure) jika output dan
inputnya dalam satuan kuantitas fisik, produktivitas dapat diukur dengan rumus:
Dian Artika, 2014. Keterlambatan proyek dapat disebabkan oleh unsur-unsur yang tidak produktif yang
Penerapan Metode Lean terlibat dalam pelaksanaan proyek. Segala sesuatu dalam proyek yang tidak menambah
Project Management dalam nilai, sebaliknya menambah biaya yang disebut pemborosan. Untuk mengatasi
Proyek Konstruksi pada
permasalahan tersebut diperlukan perbaikan dalam perencanaan dengan pendekatan
Pembangunan Gedung
DPRD Kabupaten Ogan Ilir Lean Project Management (LPM). Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi pemborosan,
risiko, dan estimasi kebutuhan proyek (waktu, sumber daya, dan biaya), serta estimasi
penjadwalan waktu menggunakan Critical Chain Project Management (CCPM). Proyek
pembangunan DPRD Kabupaten Ogan Ilir, didapat pemborosan yang berpotensi muncul
saat menunggu pelaksanaan proyek. Adanya waste akan mengakibatkan keterlambatan
proyek, untuk itu diperlukan safety time (waktu penyangga) yang terdapat dalam
penjadwalan dengan metode CCPM.
243
Prosiding CEEDRiMS 2021
ISBN: 978-602-361-385-4 Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
Lokaria dkk., 2015. Proyek EPC adalah industri konstruksi yang banyak terjadi pemborosan (waste). Lean
Identifikasi Penerapan Construction dicoba untuk diterapkan di konstruksi untuk mengurangi waste. Sebelum
Prinsip-prinsip Lean diterapkan lebih jauh, perlu diidentifikasi penerapan prinsip-prinsip Lean Construction
Construction pada Proyek
pada proyek EPC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerapan
EPC (Engineering,
Procurement, Construction) prinsip-prinsip Lean Construction dan kendala saat diterapkan pada proyek EPC. Hasil
penelitian sebagian besar prinsip Lean Construction sering diterapkan pada proyek EPC.
Sitinjak, dkk., 2015. Perkembangan konstruksi Indonesia yang semakin maju, membuat daya saing antar jasa
Pengaruh Penerapan konstruksi menjadi ketat. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi dalam mengelola
Metode Lean Construction proses kontruksi menjadi lebih optimal. Salah satu inovasi tersebut adalah penerapan
pada Biaya Pekerjaan
metode Lean Construction dengan konsep Work Structuring. Konsep Work Structuring
Struktur Tipikal
disini digunakan untuk merancang simulasi pekerjaan struktur beton lantai tipikal agar
memiliki aliran kegiatan yang lebih andal dan cepat. Inovasi Lean Construction pada
penelitian ini adalah menggunakan sistem transfer bekisting antar lantai pada bekisting
horisontal PERI. Dengan konsep Work Structuring, interaksi antara siklus pekerjaan
struktur beton dan siklus transfer bekisting antar lantai didapat 3 simulasi optimal
dengan aliran kegiatan dengan iddle time paling minimal yaitu simulasi 3 hari, 5 hari, dan
9 hari.
Mudzakir, dkk., 2017. Waste merupakan bentuk ketidakefisienan dan pemborosan yang ditimbulkan dari bahan
Evaluasi Waste dan material, SDM, dan waktu. Pada sisi lain, konstruksi ramping (Lean Construction)
Implementasi Lean memiliki 2 tujuan yang sangat fundamental yaitu meningkatkan value dan mengurangi
Construction (Studi Kasus:
waste. Studi ini menunjukkan bahwa waste yang paling sering terjadi pada proyek
Proyek Pembangunan
Gedung Serbaguna Taruna pembangunan gedung serbaguna adalah pada waktu menunggu instruksi. Sedangkan
Politeknik Ilmu Pelayaran untuk variabel waste yang memberi dampak paling besar pada proyek adalah waktu
Semarang) menunggu instruksi. Lean construction tools yang belum diterapkan pihak kontraktor
yaitu Reverse Phase Scheduling (RPS), Percent Plan Complete (PPC), Six Week Lookahead,
commitment chart, sustain, mobile chart dan Start of the day meeting.
Dari sejumlah penelitian di atas, dapat ditarik beberapa poin penting terkait waste di proyek
konstruksi bangunan gedung. Proyek bangunan gedung yang dianggap memiliki banyak rangkaian
aktivitas dan pekerjaan seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian, pemborosan, dan sisa (waste).
Hal ini secara tidak langsung mendorong pembengkakan biaya dan berpengaruh pada sisi produktivitas
proyek. Keterlambatan terjadi akibat delay-time aktivitas pada pekerjaan proyek. Pemborosan terjadi
akibat kesalahan metode, urutan pekerjaan, maupun perencanaaan aktivitas. Waste timbul sebagai
akibat dari adanya keterlambatan, kesalahan perencanaan urutan aktivitas dan pekerjaan proyek. Waste
yang dibahas pada beberapa penelitian di atas tidak hanya berkaitan dengan sisa material produksi
lapangan, tetapi juga pemborosan akibat salah metode, salah urutan, penumpukkan material atau
sumber daya akibat delay, material tidak terserap akibat perubahan desain dan perbaikan akibat
kerusakan hasil pekerjaan.
Berdasarkan konsep produktivitas, makin besar waste yang timbul di dalam proyek maka akan
semakin besar sumber daya atau input produksi yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk
konstruksi fisik yang diinginkan. Sumber daya yang besar atau boros menimbulkan value atau nilai dari
masing-masing input produksi makin rendah, sehingga bermuara pada produktivitas proyek konstruksi
yang semakin rendah. Input besar namun output kecil menunjukkan pemanfaatan sumber daya
konstruksi tidak maksimal, atau dengan kata lain tidak produktif. Oleh karena itu, berdasarkan hasil
kompilasi beberapa penelitian di atas, maka konsep produktivitas proyek konstruksi bisa ditingkatkan
dengan meminimalisir waste. Penelitian yang ada di atas menunjukkan bahwa Lean Construction
mampu merampingkan urutan pekerjaan, memperbaiki penjadwalan untuk mengurangi delay-time
pada fase konstruksi dan meningkatkan kolaborasi antar pihak yang terlibat di dalam proyek.
Pengurangan ketiga penyebab waste ini secara langsung akan mendorong proyek berjalan lebih
optimal, efisien dalam penggunaan sumber daya, efektif dalam penggunaan waktu, perbaikan pekerjaan
yang minim, serta kemudahan untuk berkolaborasi sehingga permasalahan proyek dapat segera
dipercahkan sebelum menimbulkan banyak dampak negatif.
244
Prosiding CEEDRiMS 2021
Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur ISBN: 978-602-361-385-4
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
serta penelitian oleh Johansen et al. (2002) di Belanda yang dengan jelas menyatakan bahwa industri
konstruksi pada umumnya lambat dalam mengambil konsep Lean. Prinsip Lean construction masih
dianggap sebagai paradigma yang sulit diterapkan Indonesia secara sempurna, prinsip Lean
Construction Micro seperti pengurangan waktu dan pengurangan variabilitas kontraktor besar Indonesia
masih kurang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengimplementasikan prinsip dan teknik
tersebut (Abduh dan Roza, 2006). Penyebab sulitnya penerapan Lean Construction pernah dilakukan
oleh Abdullah et al (2009) di Malaysia dan menghasilkan bahwa faktor penyebab sulitnya penerapan
prinsip Lean Construction di Malaysia diakibatkan oleh kurangnya perhatian dan komitmen dari
manajemen puncak, kesulitan dalam memahami konsep konstruksi ramping, kurangnya pelatihan yang
tepat, dan kecenderungan perusahaan konstruksi untuk menerapkan konsep manajemen tradisional
yang bertentangan dengan produktivitas dan konsep manajemen kualitas. Abduh dan Roza (2006)
menyatakan bahwa kontraktor di Indonesia belum dapat menerapkan prinsip Lean Construction secara
teknis seperti pengurangan waktu dan pengurangan variabilitas dikarenakan kurang memiliki
kesadaran dan kemampuan untuk mengimplementasikan prinsip dan teknik tersebut. Selain itu, literasi
yang rendah pada pelaku di industri jasa konstruksi juga menyebabkan pengetahuan pelaku tentang
Lean masing terbilang minim di Indonesia.
Perusahaan tidak mau melakukan perubahan dalam metode konstruksi karena merasa metode yang
Pelaku konstruksi merasa ada sebelumnya dapat mencapai tujuan, padahal menggunakan metode Lean Construction
sangat puas dengan metode perusahaan dapat menghilangkan pemborosan dan mengurangi biaya konstruksi (Abdullah et al,
tradisional 2009).
Howell (1999) faktor sikap manusia merupakan salah satu aspek utama yang menghambat
Kurangnya kesadaran dan
penerapan Lean Construction di industri, terutama pada tahap implementasi fisik. Maksud sikap
kemampuan secara tim
disini adalah dalam penerapan suatu metode tidak semua bagian dari tim dapat berintegrasi dalam
untuk menerapkan Lean
menerapkan suatu metode dan tekonologi yang dinilai baru.
Construction
Jangka waktu yang dirasa Sebagai suatu metode yang baru konsep Lean Construction membutuhkan waktu untuk dipahami
lama dalam menerapkan sepenuhnya. Kim dan Park (2006) mengemukakan implementasi Lean Construction di perusahaan
prinsip Lean Construction konstruksi mengakibatkan banyak pembahasan dan banyak informasi yang butuh diskusi.
245
Prosiding CEEDRiMS 2021
ISBN: 978-602-361-385-4 Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
baik, mengutamakan kerja cerdas dan minim kesalahan, serta semangat untuk terus menerus
memperbaiki diri. Berikut kunci sukses penerapan Lean Construction yang sudah dilaksanakan di
Indonesia, diperoleh dari sejumlah jurnal dan penelitian yang relevan, disajikan seperti gambar berikut
ini.
Selanjutnya dari rumusan mengenai sejumlah kunci sukses penerapan Lean Construction pada
proyek konstruksi, maka dapat dirumuskan juga alur proses bagaimana Lean Construction dapat
meningkatkan produktivitas pada proyek konstruksi. Secara umum tahapan pelaksanaan proyek
konstruksi dimulai dari persiapan/penyusunan desain dan rancangan produk konstruksi, melakukan
estimasi dan perhitungan baik harga maupun volume, menyusun penjadwalan rencana kerja, fase
pelaksanaan fisik konstruksi, fase pengetesan dan commissioning sampai dengan tahapan serah terima
hasil konstruksi kepada pemberi kerja. Sejumlah literatur mengemukakan bahwa untuk menerapkan
Lean Construction di semua fase konstruksi diperlukan tahapan atau langkah-langkah dimulai dari
identifikasi nilai-nilai yang ingin ditingkatkan (identify value); menyusun bagan aliran nilai (map value
stream); menyusun urutan baru yang ramping (create flow); mengimplementasikan urutan tersebut
(establish pull); dan terus-menerus melakukan perbaikan demi kesempurnaan (seek perfection).
Keseluruhan urutan Lean ini dilakukan di setiap fase konstruksi dan selalu diakhiri dengan evaluasi
untuk mendapatkan perbaikan demi kesempurnaan ke depan. Dengan menerapkan setiap tahapan ini,
diharapkan waste yang sering terjadi pada proyek konstruksi dapat diminimalkan secara
berkesinambungan, sehingga pada akhirnya produktivitas kerja di proyek konstruksi akan meningkat
secara simultan sejalan dengan terus diterapkannya prinsip Lean Construction. Berikut ini disajikan
pada Gambar 4 mengenai skema pengembangan konsep Lean Construction ke dalam tahapan konstruksi
bangunan gedung.
KESIMPULAN
Penerapan prinsip Lean Construction pada proyek konstruksi bangunan gedung dianggap dapat
meningkatkan produktivitas proyek tersebut. Permasalahan proyek yang sering terjadi seperti
246
Prosiding CEEDRiMS 2021
Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur ISBN: 978-602-361-385-4
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
pemborosan material, pembengkakan biaya, keterlambatan pekerjaan dan mutu konstruksi kurang baik
menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. Dikarenakan praktik penggunaan Lean Construction
masih terbilang sedikit, maka digunakan metode studi literatur yang berupaya menggali praktik-praktik
keberhasilan penerapan Lean Construction pada proyek konstruksi bangunan gedung yang ada baik di
Indonesia maupun luar negeri. Kajian literatur pada sejumlah jurnal dan hasil penelitian yang relevan
digunakan sebagai sumber melakukan komparasi terhadap komponen-komponen kunci keberhasilan
Lean Construction.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejumlah penelitian di Indonesia berusaha menggali
penerapan Lean Construction dalam upaya mengurangi waste di dalam proyek konstruksi bangunan
gedung. Waste yang dibahas pada beberapa penelitian tidak hanya berkaitan dengan sisa material
produksi lapangan, tetapi juga pemborosan akibat salah metode, salah urutan, penumpukkan material
atau sumber daya akibat delay, serta material tak terserap akibat perubahan desain dan kerusakan hasil
pekerjaan. Produktivitas proyek konstruksi bisa ditingkatkan dengan meminimalisir waste. Lean
Construction mampu merampingkan urutan pekerjaan, memperbaiki penjadwalan untuk mengurangi
delay-time pada fase konstruksi dan meningkatkan kolaborasi antar pihak yang terlibat di dalam
proyek. Kesadaran yang rendah untuk menerapkan Lean Construction menjadi salah satu kendala
penerapan prinsip Lean di perusahaan konstruksi di Indonesia. Kunci sukses agar Lean Construction
dapat berjalan adalah: fokus pada pelanggan; budaya ramping pada seluruh pihak yang terlibat di
proyek; standarisasi prinsip Lean berupa prosedur yang ramping dan baik; mengutamakan kerja cerdas
dan minim kesalahan; serta semangat untuk terus menerus memperbaiki diri. Saran penelitian
selanjutnya perlu dilakukan untuk memperdalam bagaimana Lean Construction dapat diterapkan pada
procurement project, mengingat procurement project menjadi proses yang sangat mempengaruhi
keberhasilan produk dikarenakan seluruh sumber daya konstruksi dielaborasi pada proses ini untuk
mencapai tujuan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, M., dan Roza, H.A., 2006, Indonesian Contractors’s Readiness Towards Lean Construction,
Proceedings of the 14th Annual Conference of International Group for Lean Construction,
Santiago, Chile.
Alwi, S., Hampson, K., Mohamed, S, 2002, Non Value-Adding Activities: A Comparative Study of
Indonesian and Australian Construction Projects, Proceedings of the 10th annual conference of the
IGLC, Gramado, Brazil.
Common, G., Johansen D.E., Greenwood D., 2000, A Survey of the Take Up of Lean Concepts in the UK
Construction Industry), Proceeding 8th Annual Conference International. Group for Lean
Construction, Brighton, 17 - 19 July 2000.
Erika, Dian, 2014, Penerapan Metode Lean Project Management dalam Proyek Konstruksi pada
Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Ogan Ilir, Jurnal Teknik Sipil & Lingkungan, vol. 2, no. 1,
hal. 171-179.
Guo, H.L., 2009, Rethinking Construction Project Management Using the VP-based Manufacturing
Management Model, Hongkong: The Hong Kong Polytechnic University.
Harris, E.G. and Fleming, D.E., 2017, The Productive Service Employee: Personality, Stress, Satisfaction
and Performance", Journal of Services Marketing, vol. 31 no. 6, hal. 499-511.
Holzer, Marc, Seok-Hwan Lee (Eds), 2004, Public Productivity Handbook: Second Edition, Revised &
Explained, New York: Marcel Dekker Inc.
Johansen, E., Glimmerveen, H. and Vrijhoef, R., 2002, 'Understanding Lean Construction and How it
Penetrates the Industry: A Comparison of the Dissemination of Lean within the UK and the
Netherlands', Proceeding 10th Annual Conference International. Group for Lean Constrution.
Gramado, Brazil, 6 - 8 August 2002.
Koskela, Lauri J., 1992, Application of the New Production Philosophy to Construction, Technical
Report, Center for Integrated Facility Engineering, Department of Civil Engineering, Stanford
University. California.
Koskela, Lauri J., 1997, Lean Production in Construction, Technical Reserch Center of Finland,
Finlandia.
247
Prosiding CEEDRiMS 2021
ISBN: 978-602-361-385-4 Inovasi Teknologi dan Material Terbarukan Menuju Infrastruktur
Yang Aman Terhadap Bencana dan Ramah Lingkungan
Koskela, Lauri J., Greg Howell, Glenn Ballard, and Iris Tommelein, 2002, the Foundations of Lean
Construction, 1st Edition, Routledge, Oxford.
Koushki, P. A., Al-Rashid, K. and Kartam, N., 2005, Delays & Cost Increases in the Construction of
Private Residential Projects in Kuwait, Journal Construction Management Economics, vol. 23, no.
3, hal. 285-294.
Lokaria, Alwin M., Leni S. Riantini, & Alin Veronika, 2015, Identifikasi Penerapan Prinsip-prinsip Lean
Construction pada Proyek EPC (Engineering, Procurement, Construction), Skripsi, Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok.
Maskuriy, Raihan, Ali Selamat, Petra Maresova, Ondrej Krejcar, Oladipo Olalekan David, 2019, Industry
4.0 for the Construction Industry: Review of Management Perspective, Journal of Economies, vol.
7, no. 3, hal. 68-81.
Mehran, Amiri, Abdollah Ardeshir, Mohammad Hossein Fazel Zarandi, Risk-based Analysis of
Construction Accidents in Iran During 2007-2011- Meta Analyze Study, Iranian Jurnal Public
Health, vol. 43, no.4, hal. 507-522.
Mohanty, R. P. & Rastogi, S. C., 1986, An Action Research Approach to Productivity Measurement by,
International Journal of Operations & Production Management, vol. 6, no. 2, hal. 47 - 61.
Moore, D., 2002, Project Management: Designing Effective Organizational Structures In Construction,
Oxford, UK: Blackwell Science.
Mudzakir, Ahmad C., Arif Setiawan, M. Agung Wibowo, & Riqi Radian Khasani, 2017, Evaluasi Waste
dan Implementasi Lean Construction (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung Serbaguna
Taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang), Jurnal Karya Teknik Sipil, vol. 4, no. 4, hal. 212-222.
Mulyadi, 2001, Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipat ganda Kinerja
Keuangan Perusahaan, Edisi kedua, Jakarta: Salemba Empat.
Murman E, Allen T, Bozdogan K, Cutcher-Gershenfeld J, McManus H, Nightingale D, Rebentisch E,
Shields T, Stahl F, Walton M, Warmkessel J, Weiss S, and Widnall S, 2002, Lean Enterprise Value:
Insights from MIT’s Lean Aerospace Initiative, Houndmills, Basingstoke, Hampshire RG21 6XS,
Great Britain: Palgrave.Niepce, W., & Molleman, E., 1998, Work Design Issues in Lean Production
From a Sociotechnical Systems Perspective: Neo-Taylorism or The Next Step in Sociotechnical
Design? Human Relations Journal, vol. 51, no. 3, hal. 259–287.
Pritchard, R. D. (Ed.), 1995, Productivity Measurement and Improvement: Organizational Case Studies,
Indiana: Praeger Publishers/Greenwood Publishing Group.
Sitinjak, Benediktus W., Yovi Arsianto, M. Agung Wibowo, Frida Kistiani, 2015, Pengaruh Penerapan
Metode Lean Construction pada Biaya Pekerjaan Struktur Tipikal, Jurnal Karya Teknik Sipil, vol. 6,
no. 2, hal. 145-158.
Tangen. Stefan, 2005, Demystifying Productivity and Performance, International Journal of Productivity
and Performance Management, vol. 54, no. 1, hal. 34-46.
Teicholz, P., 2004, Labor productivity declines in the construction industry: Causes and remedies,
Viewpoints, Diakses 14 April, 2021, pada laman http://www.aecbytes.com.
Thomas, G., 2004, Performance Improvement towards a Method for Finding and Prioritizing Potential
Performance Improvement Areas in Manufacturing Operations, International Journal of
Productivity and Performance Management, vol. 53, no. 1, hal. 52-71.
Untu, Silvia H. S., Ariestides K. T. Dundu, & Robert J. M. Mandagi, 2014, Penerapan Metode Lean
Project Management dalam Perencanaan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Mantos Tahap III), Jurnal Sipil Statik, vol. 2, no. 6, hal. 320-329.
Womack, J.P. and Jones, D.T., 1996. Lean Thinking: Banish Waste and Create Wealth in your
Corporation, New York: Simon and Schuster Inc.
248