Anda di halaman 1dari 13

Safety dan Quality Control

Manajemen Praktek II
Henry Ong
Definisi
• Value Engineering merupakan teknik manajemen atau usaha yang terorganisir
yang ditujukan untuk menganalisa fungsi-fungsi pada sistem konstruksi,
peralatan, fasilitas, servis dan penyediaan barang yang bertujuan tetap
mendapatkan fungsi esensial tetapi dengan biaya yang terendah dengan masa
pemakaian yang sama serta konsisten terhadap faktor daya guna, ketangguhan,
kualitas dan keamanan.
• Value engineering diajarkan dan menjadi bagian dari manajemen Konstruksi
sebagai teknik untuk mendapatkan nilai yang optimal dengan memadukan hasil
kerja dan biaya.
• Value Engineering pada kontruksi dipelopori oleh Alphonse Dell’Isola dari
Amerika Serikat pada era 1960 yang mengembangkan value analyses process
pada konstruksi. Selama karirnya beliau telah melaksanakan lebih dari 1.000 VE
workshops untuk berbagai organisasi yang menghasilkan penghematan sekitar
$2.5 billion.
• Value Engineering mengidentifikasi dan menghilangkan pengeluaran yang tidak
perlu, sehingga meningkatkan nilai bagi perusahaan ataupun klien.
• VE merupakan bagian yang integral dari proses keseluruhan pelaksanaan
sebuah proyek.
• VE dimulai dari proses desain awal, dokumentasi sampai kepada konstruksi.
Definisi
• Dell’Isola mengidentifikasi “improving project value” sebagai tujuan utama dari VE. Tim
yang bekerja sama pada sebuah proyek harus mengatasi berbagai hasil kerja yang
memiliki nilai dan kualitas yang buruk.
• Penyebab hasil kerja yang memiliki nilai dan kualitas yang buruk, antara lain:
1) Tidak tersedianya informasi tentang proyek yang bisa dipakai bersama, termasuk di
dalamnya material bangunan dan proses yang sedang terjadi.
2) Ide yang tidak memadai, atau gagal untuk mencari solusi alternatif yang lebih baik,
dan kemudian mengambil keputusan hanya berdasarkan faktor ekonomi dan performa.
3) Situasi yang mendesak, batas waktu, desain, atau pengaruh waktu dapat
menyebabkan pengambilan keputusan yang karena mendesak, sering tidak lengkap
tanpa memikirkan value.
4) Keputusan yang jujur namun salah, keputusan yang berdasarkan kebenaran yang
diyakini namun bukan berdasarkan fakta.
5) Kebiasaan, dalam melakukan hal yang sama, dengan cara yang sama, dalam kondisi
yang sama.
6) perubahan spesifikasi , setiap perubahan akan menyebabkan perubahan pada biaya
7) Kurangnya komunikasi dan koordinasi.
8) Standar dan spesifikasi yang sudah kadaluarsa, disini VE membantu agar fokus pada
teknologi dan standar terbaru dimana high cost dengan poor value bisa terjadi.
Orientasi VE
• Tekanan pertama adalah peningkatan nilai, bagaimana
bisa mencapai nilai pemakaian yang maksimum
terhadap setiap nilai Rupiah yang dikeluarkan di dalam
budget sebuah proyek. Peningkatan nilai dapat
dilakukan dengan berbagai cara tergantung kebutuhan
proyek, termasuk di dalamnya penambahan nilai
fungsi, fleksibiliti, pemeliharaan, atau estetika.
• Tekanan kedua adalah penghematan biaya, yang
dihasilkan dari program VE. Biaya yang dihemat dari
budget yang sudah disetujui pada sebuah proyek baru
bisa disebut sebagai “penghematan”.
VE Pada Desain Bangunan
• Penerapan Value Engineering menghasilkan
penghematan biaya dengan mengurangi biaya-biaya
yang tidak diperlukan melalui perubahan metoda
konstruksi dan perubahan desain
• Dampak positif: efisiensi penggunaan biaya
konstruksi, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan
efektifitas pekerjaan
• Dampak negatif: redesain, penambahan fasilitas/
instalasi, ketidaknyamanan, dan ketelitian ekstra
dalam pelaksanaan konstruksi.
VE Pada Desain Bangunan
• Berdasarkan perubahan desain sebagai hasil studi Value
Engineering menunjukan bahwa pekerjaan struktur dan
mekanikal merupakan pekerjaan yang mempunyai potensi
penghematan biaya konstruksi terbesar; pekerjaan mekanikal
merupakan pekerjaan yang mempunyai potensi penghematan
biaya operasi dan biaya pemeliharaan terbesar.
VE Pada Konstruksi Bangunan
• Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik yang tidak
berulang. Hal ini disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi
proses suatu proyek konstruksi berbeda satu sama yang lain.
• Tujuan VE adalah melakukan analisa terhadap faktor
pengendalian proyek konstruksi, agar 3 tujuan utamanya
dapat dicapai, yaitu:
1. tepat mutu
2. tepat waktu
3. tepat biaya
Fungsi Pengendalian Proyek
• Fungsi Pemantauan
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan
proyek akan memaksa unsur-unsur pelaksana untuk bekerja
secara cakap dan jujur. Pemantauan yang baik akan menjadi
motivasi utama untuk mencapai performa yang tinggi.
• Fungsi Managerial
Pada proyek yang kompleks dan mudah terjadi perubahan
(dinamis) pemakaian pengendalian dan sistem informasi yang
baik akan memudahkan manager untuk segera mengetahui
bagian-bagian pekerjaan yang mengalami kejanggalan atau
memiliki performa yang kurang baik. Dengan demikian dapat
segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau meminimalkan
kejanggalan tersebut.
Faktor Penghambat Pengendalian
• Faktor Definisi Proyek
Pada proyek dengan ukuran dan kompleksitas yang amat
besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah lagi
banyaknya lagi kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul
masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi.
• Faktor Tenaga Kerja
Pengawas yang kurang ahli dibidangnya dapat menyebabkan
pengendalian proyek menjadi tidak efektif dan kurang akurat.
• Faktor Sistem Pengendalian
Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu
formal dengan mengabaikan hubungan kemanusian akan
timbul kekakuan dan keterpaksaan.
Faktor Pendukung Pengendalian
• Ketepatan Waktu
Keterlambatan pemantauan hanya akan menghasilkan
informasi yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi.
• Akses Antar Tingkat
Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga paling bawah
harus mudah dan jelas, sehingga seorang manejer dapat
melacak dengan cepat bila terdapat bagian yang memiliki
performa jelek.
• Perbandingan data terhadap informasi
Data yang diperoleh dari lapangan harus mampu memberikan
informasi secara proporsional. Untuk mengolah data
membutuhkan banyak tenaga dan waktu.
Faktor Pendukung Pengendalian
• Data dan informasi yang dapat dipercaya
Ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinan semua pihak yang
terlibat dalam proyek. Semua perjanjian dan kesepakatan
seperti waktu pengiriman peralatan dan bahan, waktu
pembayaran harus benar-benar ditepati.
• Objektifitas Data
Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadi
dilapangan.
Sasaran Pengendalian
• Secara umum pengendalian merupakan proses membanding-
kan apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi.
Pengendalian tidak akan dapat dilakukan jika pekerjaan belum
dimulai, dan kegiatan tidak dapat dimulai tanpa perencanaan.
Sistem pengendalian memiliki 3 sasaran penting yaitu:
1. menggabungkan aktivitas-aktivitas rencana, definisi tugas,
wewenang kerja, penganggaran, pelaporan dan penjadwalan
kedalam satu system pengendalian management.
2. memerlukan perencanaan detail yang menyeluruh yang
dapat dijumlahkan dan diukur.
3. memfokuskan perhatian pada earned value yang sudah
diselesaikan
Sumber
• Value EngineeringProgram Guide for Design
and Construction, Volume 2 Contracting
Officers and Professional Services Contractors
(U.S. General Services Administration Public
Buildings Service)

Anda mungkin juga menyukai