Sistem rekayasa mempunyai beberapa sumber daya yaitu waktu, dana, peralatan,
teknologi, manusia, material, kemudian disusun dan dan diurutkan secara logis sehingga
tercipta suatu sistem manajemen konstruksi. Di dalam system manajemen konstruksi
sumber daya tersebut dapat saja berubah-ubah baik dalam waktu pengerjaan, dana, dan
teknologi sekaligus.
Pendekatan Sistem manajemen Konstruksi sebagai suatu alternatif bukanlah sama sekali
hal yang baru dikenal. Bahkan keadaan nya sudah familiar, banyak yang menyadari atau
tidak, pendekatan ini telah terbukti bermanfaat dalam menyelesaikan masalah konstruksi
pada proyek. Pemilik proyek harus banyak berkonsultasi dengan kontraktor dan juga
konsultan untuk mendapatakan suatu tujuan yang fungsional dalam pengerjaan proyek.
1. Kelompok masalah yang berhubungan dengan upaya yang efisien yang harus
dilakukan dan pengaruh yang paling erat diantaranya factor biaya, waktu, dan mutu
atau kualitasnya.
2. Masalah yang berkaitan dengan upaya tercapainya pelaksanaan konstruksi, masalah
utama yang harus dihadapi pada setiap proyek konstruksi, kemudian teknik-teknik
manajemen untuk pelaksanaan konstruksi yang dikembangkan secara intensif.
Dari ketiga factor tersebut membentuk hubungan yang sangat pengaruh dan kuat. Jika
salah satu dari tiga tersebut ada yang berubah ataupun tergeser sedikit dari perencanaan
awal, maka akan langsung berdampak pada factor lainnya, dan merupakan hal yang sangat
sulit untuk dapat mencegahnya atau memperbaikinya.
Koordinasi Pengendaliaan
Agar pelaksaan Konstruksi dapat berhasil melalui system koordinasi serta pengendaliaan
yang terarah, perlu diperhatikan bahwa tujuan, sasaran, dan teknik teknik pelaksanaan
setiap pekerjaan hendaknya dinyatakan secara jelas dan terperinci.
5.2 LANGKAH-LANGKAH POKOK PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
Tahap Perencaan
Proses perencanaan keseluruhan secara umum dibagi menjadi empat tahap pelaksanaan,
yaitu tahap tanggapan terhadap arahan pengusaan (TOR) atau seringkali disebut tahap
pengajuan proposal, kemudian tahap survai dan investigasi, tahap penyusunan pra-
rencana atau dikenal sebagai sketsa rencana, serta tahap perencanaan final atau
perancangan detail. Pelaksanaan empat tahapan tersebut berurutan dengan urutan tetap ,
tidak bisa dirubah, dan kelengkapan serta hasil masing-masing tahap sangat ditentukan
oleh hasil dari tahap sebelumnya. Sehingga agar dapat menghasilkan keseluruhan yang
optimal, pada selang antara masing-masing tahap biasanya diadakan pertemuan antara
pihak-pihak yang terkait untuk diskusi, membahas, memperjelas, dan menegaskan hasol-
hasil kegiatan.
Sketsa Perencanaan
Pada tahap ini ialah menuangkan Konsep-konsep arsitektur , evalusai terhadap beberapa
alternative proses teknologi, penteapan dimensi serta kapasitas ruangan-ruangan, dan
mengutamakan studi-studi banding ekonomi bangunan. Dalam sketsa rencana tersebut
telah diakomodasikan segala macam peraturan yang harus dielakukan, misalnya peraturan
pembagian zoning, Ketentuan batas rooi, dan syarat IMB lainnya. Juga ketentuan mengenai
instalasi mekanikal dan elektrikal, standard keamanan dan sebagainya.
Rancanga Detail
Tahap perancangan detail atau rancangan final mencakup kegiatan menjabarkan seluruh
perencanaan termasuk rancangan elemen bangunan terkecil secara sistematis dan
berurutan. Perancangan dan analisis yang disajikan meliputi seluruh segi strktur bangunan
sejak arsitektural, structural, mekanikal, elektrikal, plumbing, dan sebagainya. Masing-
masing disertai gambar gambar-gambar perencanaan, spesifikasi teknis, dan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan.
Pada dasarnya, penyusunan rencana final ditujukan pada dua sasaran yaitu,
Tahap Pelelangan.
Tahap konstruksi dilapangan telah dimulai sejak ditetapkannya pemenang lelang, dan
diawali dengan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) serta penyerahan lapangan dengan
segala keaaannya,yang selalu harus dipelihara, kepada kontraktor.