Anda di halaman 1dari 5

7 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi Gedung

Konstruksi bangunan atau gedung diartikan secara umum adalah suatu cara


atau teknik membuat / mendirikan suatu bangunan dengan standarisasi yang
terukur, supaya memenuhi syarat bangunan yang kuat, awet, indah, fungsional
dan ekonomis. Struktur bangunan artinya adalah benda
sedangkan konstruksi artinya adalah suatu teknik atau cara membuat
(rekayasa). Konstruksi adalah suatu pekerjaan dalam membangun sarana
ataupun prasarana.

Menjalankan proyek kontruksi memang tampak rumit, apalagi bagi para


pemula. Sebelum menjalankan proyek, ada baiknya mempelajari tahapan –
tahapannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 

Secara garis besar, ada 7 tahap dalam menjalankan proyek


konstruksi bangunan, yaitu :

1. Perencanaan (Planning)
2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
3. Penjelasan (Briefing)
4. Perancangan (Design)
5. Pengadaan / Pelelangan (Procurement / Tender)
6. Pelaksanaan (Construction)
7. Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)

Proyek sederhana maupun kompleks selalu ada alur langkah atau tahapan yang
harus diikuti. Umumnya mengikuti 7 tahapan yang telah disebutkan di atas.
Untuk lebih jelasnya, mari kita ulas satu per satu tahapan proyek kontruksi.
1. Perencanaan Konstruksi

Tahap ini juga sering disebut dengan Planning. Perencanaan


merupakan gagasan atau rencana tentang suatu bangunan yang nantinya
akan dibangun sesuai dengan kebutuhan.

Pada tahap ini, pihak yang terlibat adalah pemilik proyek. Waktu yang
dibutuhkan setiap proyek mungkin berbeda. Ada yang beberapa hari, ada pula
yang beberapa bulan.

Apa saja yang dilakukan pada tahap perencanaan?

 Rekrutmen konsultan sebagai penerjemah kebutuhan pemilik proyek.


 Membuat TOR(term of reference). TOR juga disebut dengan KAK
(kerangka acuan kerja). TOR atau KAK adalah dokumen yang berisi
gambaran tujuan, alasan, dan batasan-batasan sejauh mana
mengerjakannya. TOR penting untuk dibuat, karena dapat menentukan
jumlah dan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.
 Survey
 Studi kelayakan proyek
 Pemilihan dan schematic desain
 Program dan budget
Biasanya setelah melakukan itu semua, akan menghasilkan laporan survey, studi
kelayakan, program dan budget, TOR, dan master plan.

2. Studi Kelayakan Konstruksi

Studi kelayakan perlu dilakukan untuk meyakinkan pemilik proyek dengan


mengetahui apakah proyek yang diusulkan layak untuk dilaksanakan ditinjau
dari aspek perencanaan & perancangam, ekonomi, maupun lingkungan. Pada
tahap ini yang terlibat adalah konsultan manajemen konstruksi (MK).

Apa saja yang dilakukan pada tahap studi kelayakan?

 Membuat rancangan kasar proyek dan estimasi budget yang dibutuhkan


sampai proyek selesai.
 Meramalkan manfaat secara langsung (ekonomis) maupun tak langsung
(sosial) yang didapatkan jika proyek dilaksanakan.
 Menganalisis kelayakan proyek secara ekonomis dan finansial.
 menganalisis dampak pelaksanaan proyek terhadap lingkungan.

3. Penjelasan

Pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan estimasi biaya yang ditetapkan


agar MK dapat menafsirkan keinginan pemilik dengan tepat dan membuat
taksiran biaya yang dibutuhkan. Pihak yang terlibat dalam tahap ini
adalah pemilik dan MK.

Apa saja yang dilakukan pada tahap studi penjelasan?

 merancang rencana kerja, serta menetapkan para perencana dan tenaga


ahli.
 mempertimbangkan kebutuhan pemakai, kondisi lokasi dan lapangan,
rencana rancangan, estimasi budget, dan persyaratan mutu.
 menyiapkan ruang lingkup kerja, waktu dan jadwal, estimasi budget dan
konsekuensinya, serta rencana pelaksanaan.
 membuat sketsa yang menggambarkan denah serta batas-batas proyek
yang akan dilaksanakan.

4. Perancangan Bangunan
Perancangan atau desain dibuat lebih detail pada tahap ini. Pihak yang terlibat
dalam tahap ini adalah konsultan perencana, MK, dan konsultan rekayasa
nilai. Yang perlu disiapkan adalah rancangan rinci, gambar kerja, daftar
kuantitas, taksiran biaya.

Apa saja yang dilakukan pada tahap perancangan?

 mengembangkan ikhtisar proyek sehingga menjadi penjelasan akhir.


 memeriksa masalah teknis yang mungkin terjadi.
 meminta persetujuan pemilik proyek.

5. Pengadaan / Pelelangan

Pada tahap ini anda mencari kontraktor bahkan sub kontraktor yang sesuai


dengan proyek. Penting untuk memperoleh kontraktor yang akan mengejakan
proyek kontruksi. Yang terlibat dalam tahap ini adalah pemilik proyek,
kontraktor, dan MK.

Apa saja yang dilakukan pada tahap pengadaan / pelelangan?

 prakualifikasi, yaitu suatu proses penilaian kompetensi dan kemampuan


kontraktor yang yang memenuhi syarat. Pemeriksaan meliputi sumber
daya keuangan, manajerial kontraktor, pengalaman terhadap proyek yang
serupa, dan integritas perusahaan. Sehingga nantinya akan terpilih
kontraktor yang benar-benar berpengalaman dan kompeten.
 dokumen kontrak, merupakan dokumen resmi yang menjabarkan tugas
dan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam proyek.

6. Pelaksanaan Konstruksi Bangunan

Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan proyek dengan mewujudkan


bangunan dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati bersama, serta
harus sesuai dengan kualitas yang sudah disyaratkan. Pihak yang terlibat pada
tahap ini adalah konsultan pengawas, MK, kontraktor, sub kontraktor,
suplier, dan instansi terkait.

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap ini meliputi merencanakan dan
mengkoordinasikan, serta mengendalikan segala operasional yang terjadi di
lapangan.

 
7. Pemeliharaan & Persiapan Penggunaan

Tahap ini perlu dilakukan untuk menjamin bahwa bangunan sesuai dengan
dokumen kontrak, serta memastikan fasilitas dapat digunakan dengan baik
sebagaimana mestinya. Pihak yang terlibat dalam tahap ini adalah konsultan
pengawas/MK, pemakai, dan pemilik.

Apa saja yang dilakukan pada tahap perancangan?

 menyiapkan data-data pelaksanaan.


 meneliti bangunan dengan cermat, serta memperbaiki kerusakan jika ada.
 menyiapkan petunjuk operasional, petunjuk pelaksanaan, dan pedoman
pemeliharaan bangunan.
 melakukan pelatihan pada staff agar dapat melaksanakan pemeliharaan.

Demikian penjelasan singkat tentang 7 tahapan dalam melaksanakan proyek


konstruksi bangunan sebagai dasar operasional standar. Semoga bermanfaat.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai