Anda di halaman 1dari 29

FORM ACTIVE STRUCTURE SYSTEM

STRUKTUR KONSTRUKSI 4 | BENTANG LEBAR

HENDRAWAN SAPUTRA
HANDRA DWIPUTRA
HERLY HENDIWAN R.
SARAH KHAIRUNNISA

21
21
21
21

2010
2012
2012
2013

065
131
133
154

KELOMPOK 10
PEMBIMBING : IR. UCU MAKMUR KOSASIH MT.

ARSITEKTUR BENTANG LEBAR


I. Pengertian Bangunan Bentang Lebar
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang
memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang
selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar
secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana
dan bentang lebar kompleks.
Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi
bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada.
Bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur
bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar,
bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.
Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan
untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas
kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga
berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung
pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau
gedung exhibition.
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang
berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul
dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.

Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam


beberapa sistem struktur yaitu :
1. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.
2. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
3. Struktur Plan dan Grid
4. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent
(tenda) dan net (jarring)
5. Struktur Cangkang
Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :

Struktur ruang, yang terdiri atas :


Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)
Struktur rangka ruang

Struktur permukaan bidang, terdiri atas :


Struktur Lipatan
Struktur Cangkang
Membran dan Struktur Membran
Struktur Pneumatik

Struktur Kabel dan Jaringan

II.

Pengelompokan Struktur Bentang Lebar


1. Form Active Structure System
2. Surface Active Structure System
3. Vector Active Structure System
4. Bulk Active Structure System

FORM ACTIVE STRUCTURE


SYSTEM
Form active merupakan istilah untuk elemen struktur di
mana bentuk sumbu longitudinal, dalam hubungannya
dengan pola penerapan bebannya, sedemikian rupa
sehingga gaya dalam adalah aksial.
Material yang memiliki sifat fleksibel akan otomatis
mengambil bentuk Form active ketika dibebani. Jika material
yang memiliki sifat kaku maka elemen strukturnya harus dibuat
sesuai dengan bentuk form active yang sesuai ketika struktur
dibebani. Dalam memikul beban elemen elemen pada struktur
form active memikul jenis gaya dalam aksial (aksial
tekan/aksial tarik) Bentuk form active, berdasarkan potensinya,
adalah jenis elemen struktur yang paling efisien, namun
mempunyai bentuk geometri yang lebih rumit daripada jenis
yang lain.
Ketika dihadapkan dalam desain sebuah struktur, perlu
dipertimbangkan efisiensi struktur. Efisiensi yang dimaksud
adalah desain struktur yang cukup kuat untuk menahan
beban yang diberikan namun tetap hemat dalam hal biaya.
Biaya biasanya berhubungan dengan banyak faktor, mulai

dari jenis material, bentuk desain struktur, metode kerja,


sumber daya, hingga biaya-biaya lainnya. Bentuk desain
struktur merupakan bagian yang bisa dioptimasi untuk
mencapai struktur yang efisien.
Material yang dipakai sebagai struktur biasanya memiliki
tingkat kekakuan yang tinggi, seperti baja, beton, dan kayu.
Elemen-elemen ini tidak akan berubah bentuknya secara
signifikan jika diberi gaya-gaya dari luar berupa gaya aksial,
gaya momen, atau gaya torsi. Gaya luar ini memberikan
bentuk gaya yang berbeda-beda pada penampang elemen
struktur yang menahannya. Gaya aksial murni akan
memberikan gaya yang seragam pada seluruh penampang
elemen (gaya tarik). Gaya yang menghasilkan momen di
tengah bentang akan memberikan gaya tarik dan gaya tekan
pada penampang elemen.

Gaya yang bekerja pada penampang elemen struktur


Berbeda halnya dengan kabel (biasanya terbuat dari
baja) yang bentuknya bisa berubah-ubah. Kabel baja yang
dibentuk seperti struktur di bawah ini akan mengubah
bentuknya sendiri untuk mencapai bentuk yang setimbang.

Bentuk elemen struktur yang mengikuti bentuk aktifnya


hanya menerima gaya aksial tekan
Elemen struktur yang mengikuti bentuk aktif ini disebut
dengan elemen bentuk aktif (form-active element). Pada
gambar (a) di bawah, elemen stuktur menerima gaya
momen tanpa gaya aksial sama sekali. Gambar (b) adalah
gambar yang mengikuti bentuk aktifnya dan hanya
menahan
gaya
aksial.
Sedangkan
gambar
(c)
memperlihatkan struktur yang menerima gaya aksial dan
gaya momen.

Bentuk kabel berubah-ubah sesuai dengan gaya luar yang


diterimanya
Bentuk struktur yang berubah-ubah ini disebut sebagai
bentuk aktif (form-active). Dengan bentuk struktur kabel
yang demikian, kabel akan menerima aksial tarik murni
tanpa ada gaya momen yang bekerja. Pada gambar di
atas, bentuk aktif struktur berubah-ubah sesuai dengan
gaya luar yang bekerja.
Uniknya, jika sebuah struktur kaku (rigid) dibentuk sesuai
dengan cerminan bentuk aktifnya, kita mendapatkan
struktur yang hanya menerima beban aksial saja, tanpa
momen sama sekali.

Perbandingan gaya yang bekerja pada berbagai struktur


Untuk desain yang efisien, elemen bentuk aktif lebih
disukai karena lebih hemat. Meskipun demikian, elemen
bentuk aktif tidak selamanya bekerja sesuai dengan bentuk
aktifnya. Contohnya adalah gambar (b) bawah. Ketika
elemen menerima 2 buah gaya di tengah bentang, maka
bentuk aktif akan bekerja, namun jika diberikan gaya merata
seperti gambar (c) atas, maka bentuk aktif tidak akan ada,
elemen akan menerima aksial dan momen bersamaan.
Elemen ini disebut sebagai elemen semi-bentuk-aktif (semiform-active).

1. JENIS STRUKTUR

Kabel termasuk dalam struktur funicular

A. Cable system (Sistem Struktur Kabel)


Struktur kabel merupakan suatu generalisasi
terhadap beberapa struktur yang menggunakan
elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur
ini bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah
berubah bentuk jika terjadi perubahan besar atau arah
gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular
dimana beban pada struktur diteruskan dalam bentuk
gaya tarik searah dengan material konstruksinya,
sehingga memungkinkan peniadaan momen.
Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan
beban oleh sebuah elemen yang berfungsi sebagai
penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya
vertikal dan gaya horizontal dengan asumsi bahwa
kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya
vertikal yang bekerja pada berbagai macam jenis kabel
dengan berbagai bentangan yang sama dan tinggi
yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya
horizontalnya akan selalu berubah tergantung tingginya.
Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel
terhadap tiang utamanya, maka semakin kecil gaya
horizontalnya.

Kombinasi berbagai beban akan memberikan bentuk


kombinasi dimana beban terbesar akan memberikan
bentuk yang dominan
Kabel hanya kuat menahan gaya tarik saja
KLASIFIKASI STRUKTUR KABEL
Struktur Kabel Tunggal (Single Layer)
Sistem Pelana (Saddle Shape)
Sistem Lengkung (Arch Type)
Sistem Tiang Penunjang (Masted Type)
Sistem Roda Sepeda Tunggal
Struktur Kabel Ganda (Double Layer)
Sistem Batang Tekan (Spreader)
Sistem Batang Tepi
Sistem Gantung
Sistem Roda Sepeda Ganda

Struktur Kabel Tunggal (single layer)


- Sistem Pelana (saddle shape)
Memiliki struktur pengikat,(umumnya berupa rangka) di
sekitar kabel net dan dua tumpuan yang menyalurkan
beban ke pondasi Brussels Pavilion

- Sistem Lengkung (arch shape)


Terdiri dari struktur lengkung (umumnya berupa rangka)
yang menjadi elemen stabilitas dengan kabel net di
antaranya. Masing2 elemen lengkung mempunyai dua
tumpuan yang menghubungkan ke pondasi Yoyogi
Gymnasium.

- Sistem Tiang Penunjang (Masted Type)


Terdiri dari struktur tiang (umumnya berupa rangka)
yang menunjang kabel di antaranya, kemudian ditarik
ke tanah untuk mencapai kestabilan. Tumpuan tiang
(sendi/kaku) yang menyalurkan beban ke pondasi.
Millenium dome.

-Sistem Roda Sepeda tunggal


Merupakan struktur atap yang biasanya dipakai di
denah berbentuk lingkaran. Terdiri dari 2 elemen cincin:
bagian cincin luar yang mengikat satu lapis jaringan
kabel di bagian tepi, dan disatukan dengan cincin
dalam pada bagian tengah. Compress ring Madison
square garden, new York Tension ring.

Struktur Kabel Ganda (double layer)


Sistem Batang Tekan
Merupakan struktur yang terdiri dari lapisan kabel atas
dan bawah, diantaranya terdapat batang tekan
dalam posisi vertikal yang membuat kabel makin
menegang sehingga lebih stabil.

Sistem Batang Tepi


Merupakan struktur kabel yang juga menggunakan
spreader, namun juga diapit oleh struktur tepi, bisa
berupa batang kaku maupun rangka sebagai struktur
pendukungnya.

Sistem Gantung
Terdiri dari kabel atas dan kabel penggantung sebagai
lapisan ganda. Kabel atas digantung oleh tiang yang
meneruskan beban ke pondasi. Terdapat kabel
penyeimbang di sisi berlawanan yang diangkurkan ke
tanah.

Sistem Roda Sepeda Ganda


Mengcover denah berbentuk lingkaran dengan
pemanfaatan cincin luar dan dalam sebagai pengikat
struktur. Juga memanfaatkan spreader sebagai elemen
stabilitas yang menghindari flutter effect.

Sistem Stabilisasi
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk
mengantisipasi deformasi pada struktur kabel antara lain:

5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)


Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang
secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku.
Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan
jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

1. Peningkatan
beban
mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material
dengan berat yang memadai dan merupakan
material yang homogen sehingga diperoleh beban
yang terdistribusi merata.
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted
arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini
berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan
menambah jumlah kabel sehingga kemudian
menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).

Tipe Kabel untuk Konstruksi

3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)


Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan
sebagai pemisah antara dua kabel sehingga
menambah tarikan internal didalam kabel.

1. Spiral strands (u/ bangunan yg menahan beban kecil)


2. Full locked coil cables (sebagai kabel utama, antara
lain kabel utama pada suspension bridge dan stay
cables bridge, kabel tepi pada jaringan kabel).
3. Structural wire ropes (sebagai kabel tepi pada struktur
membran (textile structure)) .

4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground


anchorage)
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya
gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga
menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan
tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.

Detail dan Join Konstruksi Kabel

Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik,


untuk bentangan ratusan meter mengungguli semua
sistem lain
Memberikan efisiensi ruang lebih besar
Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik
dibandingkan struktur tradisonal yang sering runtuh oleh
pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur
tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari
temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang,
sehingga mengurangi resiko kehancuran.
Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan
penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada
kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya
perubahan yang berarti dari tegangan.
Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Kelemahan struktur kabel

Keuntungan dan Kelemahan Struktur Kabel


Keuntungan struktur kabel :
Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling
ekonomis untuk menutup permukaan yang luas.
Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi

Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel


adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan
sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai
kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan,
tetapi
struktur
dapat
bergetar
dan
dapat
mengakibatkan robohnya bangunan.

B. Tent System (Sistem Struktur Tenda)


Tenda atau membran adalah struktur permukaan
fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami
terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L.
Schodek:431)
Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan
angin yang dapat mengakibatkan kibaran pada
permukaan dan perubahan bentuk yang terjadi.
Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan
memberikan tekanan dari dalam membran (internal rigid
structures) dengan cara memberikan volume dalam
membran sampai pada batas maksimal yang juga
didukung oleh sistem- sistem peregangan sehingga sifat
permukaan struktur membrann menjadi kaku.

Struktur Membran
Terdapat tiga istilah yang terkait dengan struktur
membran, yaitu: membran, tents (tenda), dan jaring.

Membran adalah lembaran tipis yang fleksibel dan


Tents atau tenda biasanya dibuat dari permukaan
membran. Bentuk sederhana maupun kompleks dapat
dibuat dengan menggunakan membran-membran.
Sementara itu, Jaring adalah permukaan tiga dimensi
yang terbuat dari sekumpulan kabel lengkung yang
melintang. Jaring dapat dianalogikan sebagai kulit
membran. Dengan mengatur bukaan jaring divariasikan
sesuai keperluan, sangat banyak bentuk permukaan
yang dapat diperoleh. (Schodek, 1998)
Cara kerja struktur membran adalah dengan
memanfaatkan gaya tarik dan tekan pada sebuah
membran. Menurut Schodek (1998) terdapat dua
kelompok besar sistem penguatan membran yaitu:
struktur prategang dan struktur membran berrangka
dalam. Struktur prategang dibagi menjadi dua yaitu
struktur pneumatik dan struktur tenda. Struktur pneumatik
adalah struktur membran yang bekerja dengan
memberikan gaya internal pada membran hingga
membentuk volume tertutup (seperti balon), sementara
struktur tenda adalah struktur membran yang bekerja
dengan memberikan gaya eksternal yang menarik
membran (seperti tenda pramuka). Struktur pneumatik
terbagi lagi menjadi dua, yaitu: air-supported structure
dan air-inflated structure. Pada air-supported structure
udara mengisi seluruh volume internal (dapat diibaratkan
pengguna berada di dalam balon), sementara pada airinflated structure udara diisolasi diantara membran
rangkap yang diberi tekanan (dapat diibaratkan
pengguna dinaungi atap yang terbuat dari balon).

Prinsip umum struktur membran


Gaya-gaya pada permukaan membran. Struktur
membran pada dasarnya memikul beban dengan dua
cara, yaitu :
Tegangan tarik.
Tegangan tarik pada membran ini bekerja pada
lengkung utama (lengkung pada 2 arah utama) yang
saling tegak lurus dan tegangan tarik pada dua arah ini
berdasarkan atau serupa dengan sistem pada kabel
menyilang. Tegangan tarik ini berhugungan dengan
membran itu sendiri sebagai bidang tipis yang dalam
mendukung atau menerima beban akan mengalami
perubahan bentuk.
Tegangan geser tangensial
Tegangan ini dihubungkan dengan terjadinya
puntiran atau torsi pada membran. Antara tegangan
tarik dan geser terjadi kerjasama dalam memikul
beban.

Beban yang dipikul mengakibatkan tegangan tekan


sehingga menjadi lendutan yang menyebabkan bentuk
membran menjadi lengkung. Hal ini berpengaruh pada
kestabilan membran. Membran menjadi tidak tahan
terhadap tekan dan jika terjadi tekanan yang berlebihan

akan roboh. Karena itu diperlukan tegangan tarik pada


permukaan membran untuk mendukung beban yang
ada.
Sistem Stabilitas
Stabilitas bentuk konstruksi ini dikendalikan
oleh 2 faktor. Kesatu, tekanan pada tiap titik dari
membran yang menyebabkan tegangan tarik
harus cukup untuk menahan semua kondisi
pembebanan dan untuk menjaga agar tidak terdapat
tegangan tekan pada membrane. Kedua, tegangan
membrane pada setiap titik dengan kondisi
pembebanan harus lebih kecil daripada tegangan
yang diperkenankan pada bahan. Ada beberapa
masalah dalam desain struktur tenda dan jaring, antara
lain :
Kelengkungan
Se b a i k n y a
menghindari
penggunaan
luasan datar pada permukaan membran
karena,
apabila
digunakan,
akan
membutuhkan gaya prategang besar untuk
m e m p e r t a h a n k a n bentuknya pada saat dibebani.
Jadi
diperlukan
struktur
yang
mempunyai
kelengkungan besar.
Kelengkungan harus dijamin besarnya dengan
mengontrol titik-titik tinggi dan rendah. Dua titik tinggi
harus dipisah oleh satu titik rendah, begitupula
sebaliknya. dua titik tinggi (A dan C ) dipisahkan oleh
satu titik yang relatif rendah (B). sedangkan titik b ini
relatif lebih tinggi daripada dua titik lainhya (D dan E).

dengan demikian, permikaan yang menghubungkan


titik-titik
A,C,D,
dan
E
adalah
permukaan
berkelengkungan ganda. Apabila perbedaan tinggi
cukup besar, maka permukaan tersebut mempunyai
kelengkungan relatif tajam.

Gambar
Kelengkungan
pada
membran
pratarik Sumber: Daniel Schodeck. 1998. Hal 446
Kondisi Tumpuan
Banyak struktur membran yang ditumpu
oleh sederetan titik tumpu diskret. Titik tinggi
utama biasanya dibentuk dengan menggunakan
kepala (masts) tekan yang cukup besar. Masts seperti
ini didesain sebagai kolom besar yang hampir
selalu berujung sendi. Titik rendah u t a m a
biasanya dihubungkan ke tanah. Gaya
vertikal ke atas dan horizontal yang besar
biasanya terjadi pada pondasinya karena gaya
prategang pada membran diperoleh dengan
menarik membran, dengan menggunakan
cara jacking, di antara titik tinggi dan titik

pengikat ke bawah. Karena ada gaya terpusat yang


sangat besar, maka hubungan pada titk pengikat ke
bawah merupakan masalah utama dalam desain.
Banyak dan penentuan letak titik tumpuan
umunya menentukan besar gaya yang ada pada titik
hubung ditanah atau pada mast, bagaimanapun, kita
tidak perlu membuat tumpuan terlalu banyak agar kita
dapat memeperoleh kelengkungan membran yang
cukup. Kekecualian m e n g e n a i k o n d i s i t u m p u a n
titik utama untuk struktur membran adalah
d i t e p i b e b a s d a r i membran prategang.
Pada gambar di bawah menunjukkan
bahwa karena tegangan membran lokal yang
akan terjadi di permukaan yang di atas titik tinggi akan
sangat besar, maka digunakan celah untuk
mengurangi tegangan membran. Membran itu terikat
pada cincin yang akan mendistribusikan gaya
internalse cara lebih rata ke tumpuan-tumpuan
titik.
Cincin
tersebut,
pada
gilirannya,
dihubungkan dengan mast.

Proses Konstruksi Struktur Tenda


Di bawah ini adalah proses konstruksi struktur tenda
menurut spesifikasi struktur tenda yang dikeluarkan oleh
Eide Industries, Inc.
Pre-fabrikasi Membran
Hal yang pertama dilakukan sebelum konstruksi
adalah proses pembuatan membran. Membran dibuat
dalam pabrik membran yang terstandarisasi. Pertamatama, pada lembaran membran dicetak pola-pola
yang diinginkan menggunakan CNC (Computer
Numerical Controller) Plotter. CNC Plotter ini adalah
plotter yang dapat terhubung dengan CAD Program
sehingga cetakan dapat disesuaikan dengan desain.
(Wikipedia, 2011) Setelah pola dicetak, membran
dipotong
menggunakan
pemotong
laser
dan
dilengkapi dengan lubang-lubang tertentu sesuai
desain membran tersebut. Di samping itu, dibuat pula
joint atau sambungan khusus untuk membran tersebut
dengan menggunakan proses produksi pabrik yang
terstandarisasi. Setelah setiap komponen diproduksi,
membran dan kelengkapannya dikemas dan dikirim
menuju lokasi konstruksi.
Bahan Tenda Membran
Karakteristik utama dari bahan struktur membrankekuatan tinggi, tahan api, tahan lama dan
membersihkan diri. Materi yang biasanya dilapisi kain
terdiri dari dua bagian, kain dan lapisan. Kain ini pada

dasarnya terbuat dari polyester atau kaca serat


kekuatan tinggi, tenunan dalam dua cara yang
berbeda. Bahan kain dan metode tenun menentukan
sifat material mekanis seperti kekuatan tarik dan
ketahanan sobek. Untuk lapisan, terutama PTFE atau PVC
coating yang digunakan, yang meningkatkan kinerja
dan daya tahan bahan membran dan menambahkan
kualitas seperti pembersihan diri dan UV pengurangan dll.
Untuk bahan membran PVC, lapisan permukaan fluoride
atau silikon sering diterapkan untuk meningkatkan api
yang
tahan,
daya
tahan,
waterproofing
dan
pembersihan
diri.
Klasifikasi Material Membran
Bahan membran yang terbuat dari komponen yang
berbeda dan dapat dibagi menjadi tiga kategori,
menurut komposisi kimianya sebagai berikut:
PVC Membran Material
PVC Poly Vinyl Chloride. Secara umum bahan
membran PVC terdiri dari serat poliester kekuatan tinggi
dengan kedua belah pihak lapisan PVC. Dalam rangka
untuk melindungi stabilitas kimia lapisan PVC di bawah
matahari, yang relatif stabil polyvinylidene (PVDF)
lapisan
atas
diterapkan,
dengan
demikian
meningkatkan daya tahan serta membersihkan diri dari
bahan membran PVC. Masa pakai bahan membran
PVC lebih dari 20 tahun. Ia memiliki sifat tertentu
membersihkan diri, tingkat ketahanan api B1, dan
kekuatan tarik antara 2500/2200 N/5cm dan

10000/8000 N/5cm tergantung pada ketebalan


material (0,5-1,14 mm). Transparansi mencapai dari
5,5% menjadi 12%. Transparansi bahan membran
dalam dapat mencapai lebih dari 50%.

PTFE Membran Material


PTFE Poly Ethylene Tetra Fluorida. Secara umum,
bahan membran PTFE terbuat dari kaca serat kain
kekuatan tinggi dengan lapisan PTFE pada kedua

belah pihak. PTFE sendiri memiliki stabilitas kimia yang


baik dan karena itu tidak membutuhkan perlindungan
permukaan lainnya. Masa pakai bahan membran PTFE
lebih dari 30 tahun, memiliki sifat yang baik
membersihkan diri, tingkat api-perlawanan A1 dan
kekuatan tarik berkisar antara 4800/3300 N/5cm untuk
11000/9000 N/5cm tergantung pada ketebalan
material (0,37 -1.00 mm). Transparansi materi adalah
10% -22%.

Jenis ETFE Membran Material


ETFE adalah Ethylene Tetra Fluorida Ethylene. Bahan
membran ETFE tidak memiliki inti kain dan hanya terdiri
dari film ETFE. Materi yang memiliki stabilitas kimia yang
baik dan karena itu tidak membutuhkan perlindungan
permukaan lainnya. Kehidupan material ETFE adalah 30
tahun ke atas, memiliki sifat yang baik membersihkan
diri, tingkat api-perlawanan A1, kekuatan tarik 45-60
N/mm2 tergantung pada ketebalan material (0,012-0,5
mm) dan transparansi 95%.

Konstruksi
Proses konstruksi struktur tenda terdiri dari persiapan
lahan, pemancangan pondasi dan struktur pendukung,
penyusunan, pemasangan dan penarikan, pengujian,
dan pengevaluasian. Persiapan lahan dilakukan untuk
membersihkan lahan yang akan dibangun sebelum
dilakukan konstruksi. Kemudian setelah lahan disiapkan,
dilakukan
pemancangan
pondasi
dan
struktur
pendukung seperti tiang-tiang, sambungan, dan kabel.
Setelah itu barulah dilakukan penyusunan membran,
pemasangan,
dan
penarikan
membran.
Proses
penyusunan dan penarikan ini harus diawasi serta
dilakukan
atas
persetujuan
ahli
struktur
yang
bertanggung jawab. Di samping itu juga harus dilakukan
dalam cuaca yang paling tenang agar kerusakan pada
saat pemasangan dan penarikan dapat diminimalisir.
Setelah memban ditarik, dilakukan pengaturan tarikan
agar tidak terjadi kelebihan tarikan pada titik-titik
tertentu.
Dan
terakhir,
dilakukan
pengujian,
pengevaluasian dan pelaporan mengenai proses
konstruksi yang telah dilakukan.

KONSTRUKSI TENDA

STRUKTUR

Contoh Kasus Struktur Tenda (Tensile Structure)


Bangunan ini befungsi sebagai wadah pertunjukan
musik yang dapat dipindahkan dan dibongkar pasang
dalam beberapa jam. Proses pemindahannya saja akan
memerlukan tujuh buah truk: tiga di antaranya membawa
tiga buah rangka truss sepanjang 20 meter dan empat truk
lain membawa membran beserta perlengkapan lainnya.
Proses konstruksi pavilion ini dimulai dengan pemasangan
rangka truss membentuk semacam tripod untuk menopang
tenda. Pemasangan truss tersebut dimulai dengan
meletakkan ujung dari dua truss pertama di titik-titik yang
ditentukan, kemudian dibangun panggung berukuran 12 x
24 meter di antara kedua titik tersebut. Lalu dibangun pula
bantalan pondasi berukuran besar untuk menopang pompa
hidrolik yang mendongkrak kedua truss melintasi panggung
dan menempelkan kedua ujungnya satu sama lain. Kedua
ujung truss ini ditempelkan, dikunci menjadi satu, dan
digabungkan dengan rangka truss ketiga yang masih
terlipat. Truss ketiga ini kemudian ikut mendongkrak kedua
batang truss lain perlahan-lahan menjadi tegak. Saat posisi
struktur setengah tegak, membran dipasang pada kabelkabel. Terakhir, struktur tuss dinaikkan kembali sehingga
menarik dan menegangkan membran penutup sesuai
rancangan.

Gambar 3 1 Interior Pavilion

Gambar 3 2. Proses instalasi struktur Carlos Moseley Music


Pavillion (arquiteturaefemera.blogspot.com)

William Hutton Younger Dynamic Earth Centre


Bangunan ini merupakan sebuah paviliun raksasa yang
menggunakan struktur tenda dan berdinding kaca. Denah
paviliun ini berbentuk oval dan terletak di atas banguanan
ekshibisi setinggi dua lantai. Proses konstruksinya adalah
dengan membuat jangkar-jangkar disekeliling profil atap.
Jangkar tersebut nantinya akan digunakan untuk menahan
susunan kabel yang menempel pada membran atap.
Setelah jangkar dibuat, dibangun tiang-tiang sebanyak 2 x 4
buah untuk nantinya memberikan gaya jacking. Kemudian
disusun membran dan kabel-kabel di tengah area. Kabelkabel ditegangkan (diganjal) dengan tiang-tiang sehingga
membran atap terangkat, lalu ujung dari tiap-tiap kabel
tersebut kemudian dikunci pada jangkar.

Gambar 3 3 Struktur Tenda Younger Dynamic Earth Centre

C.

Pneumatic System
Pneumatic Structure merupakan salah satu sistem
struktur yang termasuk dalam kelompok Soft Shell Structure
yang memiliki ciri khas semua gaya yang terjadi pada
membran-nya berupa gaya tarik. Pada Pneumatic, gaya
tarik terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di
dalam struktur pneumatic dengan tekanan udara diluar
struktur ini.
Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk
konstruksi pneumatik khusus yang digunakan pada
gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur
pneumatik: struktur yang ditumpu udara (air-suported
structure) dan struktur yang digelembungkan udara (airinfalated structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas
satu membran (menutup ruang yang berguna secara
fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal
kecil.
Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh
kandungan udara bertekanan yang menggelembungkan
elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung
tetap
sebesar
tekanan
udara
Struktur
yang
digelembungkan udara mepunyai mekanisme pikul beban
yang lain. Udara yang ditekan digunakan untuk
menggelembungkan
bentuk-bentuk
(misalmya
pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk
penutup gedung.

Ada
dua
jenis
utama
dari
struktur
yang
digelembungkan udara yang banyak digunakan, yaitu
struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap.
Untuk mendapat kestabilan, struktur yang digelembungkan
udara biasanya memerlukan tekanan tekanan yang lebih
besar dari pada yang dbutukkan oleh struktur yang
ditumpu udara. Hal ini karena karena tekanan internal
tidak dapat langsung digunakan untuk mengimbangi
beban eksternal, tetapi harus digunakan untuk memberi
bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang
ditumpu udara dapat mempunyai bentang lebih besar
daripada struktur yang digelembungkan.

AIR SUPPORTED STRUCTURE


Air Suppoerted Structure disebut juga Single
Membrane Structure karena hanya menggunakan satu
lapis membrane dan membutuhkan tekanan udara yang
rendah (Low Pressure System). Ciri-ciri dari sistem Air
Supported Structure ini adalah membutuhkan sedikit
perbedaan tekanan udara untuk mengangkat membrannya. Tekanan udara yang dibutuhkan sekitar 2-20 Psf (pon
per feet) di atas tekanan atmosfir. Besarnya tekanan udara
ini direncanakan berdasar kondisi angin, ukuran struktur,
kekedapan udara (perembesan udara melalui membran,
tipe dan jumlah jendela/pintu, dsb). Tekanan udara pada
sistem ini mempunyai pengaruh terhadap geometri
membran. Memperbesar radius kurvatur (lengkung) akan
menambah kekuatan membran, pengurangan kekuatan
membran (membrane force) dapat dilakukan dengan
mereduksi kurvatur melalui penggunaan kabel atau kolom
tarik. Pada umumnya Air Supported Structure ini dirancang
untuk dapat mengantisipasi pengaruh angin, mengingat
beban angin paling besar pengaruhnya, maka sedapat
mungkin gaya kritis angin harus diketahui untuk
menentukan besaran tegangan membrane dan gaya
pada angkutnya. Berdasarkan perhitungan:
T = (P1.R)/2, (dimana T = Tegangan pada membrane, P1 =
Tekanan udara di dalam dan R = radius kurvatur), terjadi
sebuah kontradiksi pemborosan, oleh karena itu didapat
tinggi kubah optimum adalah:
20% terhadap bentang, bila tidak menggunakan
struktur dasar yang kaku

6% terhadap bentang, bila menggunakan struktur


dasar yang kaku, untuk menahan gaya positif.
Sistem struktur ini membutuhkan angkur pengikat membran
ke tanah dan membutuhkan sistem pencegah kebocoran.
Air Supported Structure mampu mencapai bentang lebih
besar dibandingkan dengan Air Inflated Structure.

AIR INFLATED STRUCTURE


Air Inflated Structure disebut pula Double Membrane
Structure dan membutuhkan tekanan udara yang lebih
besar dibandingkan dengan Air Supported Structure
sehingga sering disebut juga dengan nama High Pressure
System. Tekanan udara pada sistem ini hanya diberikan
pada strukturnya bulan pada space bangunannya,
sehingga pemakai bangunan tidak berada dalam
tekanan udara. Dari sebab itu sistem ini lebih bebas dipakai
sebagai penutup space, karena tidak membutuhkan air
lock dan peralatan lain agar struktur ini tetap berdiri.
Elemen dari sistem ini lebih berlaku sebagai elemen rigid
(kaku), sehingga lebih tahan terhadap tekuk maupun
lendutan (momen) dibandingkan dengan sistem Air
Supported Structure. Sistem struktur ini membutuhkan
tekanan udara sebesar 2-100 Psi (0,2 7 Atm) besarnya
sekitar 100 sampai 1000 kali dibandingkan sistem Air
Supported Structure. Karena membutuhkan tekanan udara
yang besar, maka dibutuhkan material membran yang
kuat dan kedap udara. Secara prinsip dapat digunakan
untuk elemen batang (Tubular System) dan elemen bidang
(Dual Wall System), Perilaku struktur dengan sistem ini
sangat kompleks, sehingga sampai sekarang belum
diketahui prosedur perancangan yang tepat.

DESAIN STRUKTURAL DAN PERMASALAHAN KONSTRUKSI


Pneumatik adalah sebuah sistem struktur yang
memiliki bentuk yang unik. Sistem struktur ini dapat
dikembangkan pada bentuk, fungsi meupun bentang dan
ketinggiannya. Pengembangan desain struktur pneumatik
ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Macam Desain Struktural Pneumatik


Sumber: International Symposium, [n.d], International
Symposium on Air Supported Structures, Milano, [n.n], p. 296.
Perkembangan desain bentuk semakin inovatif,
demikian pula dari sisi fungsi. Hal yang menarik untuk
dicermati adalah penggunaan pneumatik untuk bangunan
multy-story. Pneumatik direncanakan untuk mampu
menahan beban, baik sebagai dinding pemikul maupun
sebagai bidang penggantung yang menerima beban
tarikan yang sangat berat. Pneumatik untuk bangunan
multy-story ini dibadi dalam dua sistem juga, yaitu Air
Supported Structure dan Air Inflated Structure. Pada

bangunan dengan menggunanan sistem Air Suppoerted


Structure ini, ruang di dalam bangunan yang digunakan
untuk aktifitas pengguna bangunan diberi tekanan udara.
Semua sisi bidang membran dimanfaatkan pula untuk
memikul dan menerima gaya tarik untuk menahan berat
lantai. Pada sistem rigid, membrane building with built in
floor system (gambar 2.a.) membran pada sisi vertikal
memikul beban lantai bangunan. Semua sisi vertikal
membran akan menegang dan direncanakan mampu
memikul beban. Sedangkan pada sistem rigid , membrane
building with suspended floor system (gambar 2.b), bidang
atap dimanfaatkan pula sebagai penerima/penggantung
kabel yang menahan beban lantai. Lantai digantung
dengan menggunakan kabel (suspended system). Kedua
sistem ini diuji coba dengan menggunakan maket, memiliki
kelemahan berupa besarnya beban yang dipikul oleh
membran sangat tinggi sehingga dinilai tidak effisien bagi
penentuan bahan membran.

Gambar 2. Multy Story Air Supported Building Construction


Sumber: Cowan, Henry J. and Pohl, J. G. 1972, Multy Story Air
Supported Building Construction, Sydney, Build International,
March/April Edition, p. 17.

Perkembangan berikutnya dipikirkan menggunakan


sistem Air Inflated Structure. Dengan memanfaatkan sisi luar
berupa tabung dan bidang pemikul, maka struktur pneumatik
digunakan dengan mengangkat bidang atap yang dapat
direncanakan menggunakan konstruksi baja maupun plat
lainnya. Bidang atap ini sendiri yang kemudian dimanfaatkan
untuk menerima beban lantai. Lantai digantung (suspended
structure) pada bidang atap tersebut. Dengan tekanan
udara yang tinggi, maka sistem ini dinilai lebih efektif dan
dapat secara optimal mengangkat beban maupun
menahan beban lateral.

Gambar 3. Multy Story Air Inflated Building Construction


Sumber: Cowan, Henry J and Pohl, J. G., 1972, Multy Story Air
Supported Building Construction, Sydney, Build International,
March/April Edition, p. 117.

Membayangkan perkembangan ide kreatif dari disain


pneumatik ini, seakan kita dibawa pada sebuah dunia penuh
imajinatif. Seakan pula kita dibawa dalam alam dongeng fiksi
ilmiah yang banyak berkembang akhir-akhir ini. Sebagai
contoh usulan desain untuk USA Pavilion.

Gambar 4. Usulan Desain USA Pavilion


Sumber: Dent, Roger N, 1971, Principles of Pneumatic
Architecture, London, The Architectural Press, p. 208.
Pneumatik seakan merangsang ide-ide yang imajinatif.
Hal yang tidak mungkin dilakukan oleh struktur lain, dapat
dilakukan oleh pneumatik ini. Sebagai contoh, bentuk
adanya gelembung atau bidang yang besar di tumpu pada
sebuah kolom yang ukuran perbandingannya lebih kecil dari
bidang bebannya. Tidaklah mungkin dilakukan oleh strukturstruktur yang lain, tetapi hal ini dapat dengan mudah
dilakukan oleh desain pneumatik. Tidak berlebihan kiranya

jika pneumatik dikatakan sebagai sebuah sistem struktur yang


banyak menentang hukum alam. Distribusi gaya, hukum
gaya tarik, faktor tekuk, dapat dengan mudah di abaikan
karena sistem struktur ini cenderung lebih ringan dibanding
struktur lainnya.
PROTEKSI TERHADAP KEBAKARAN
Satu hal sangat penting untuk diproteksi dari struktur
pneumatik, selain kebocoran bidang membran yang
mengakibatkan tekanan udara berkurang dan struktur tidak
dapat bekerja dengan semestinya, adalah penanggulangan
terhadap bahaya kebakaran. Hal yang harus perlu
diperhatikan dalam pemikiran tentang bahaya kebakaran
adalah sebagai berikut:
Bahan dari membran terbuat dari bahan sintetik,
thermoplastik alami dan memiliki titik lebur yang rendah.
Semua bahan tersebut mudah terbakar.
Kestabilan struktur pneumatik dipengaruhi oleh membrannya yang harus selalu dalam keadaan kedap udara,
terkontrol dan mendapat cukup tekanan udara sesuai
kebutuhan.
Runtuhnya membran akan mengubah konfigurasi bentuk
bangunan. Kebocoran udara dapat dihalangi dengan
melokalisir keruntuhan. Penurunan ruang bebas bangunan
dapat menambah konsentrasi asap dari satu kasus
kebakaran dengan konsekuensi penurunan jarak pandang
dalam bangunan.

Jalan masuk dan keluar untuk pemakai bangunan harus


selalu dalam kondisi terkontrol dan terawat. Karena jalan ini
merupakan jalan terpenting untuk mengevaluasi para
pemakai bangunan.
Tidak direncanakannya pintu darurat untuk keluar dengan
sistem air lock dapat menambah jumlah lubang-lubang
kebocoran
pada
membran
dan
mempercepat
keruntuhan struktur ini.
Sistem pencegah kebakaran aktif merupakan tindakan
yang dapat mencegah keruntuhan yang parah dari
struktur. Efektifitas proteksi dari sprinkler banyak dipengaruhi
oleh perubahan geometri bangunan.
Dari pemahaman dasar tentang struktur pneumatik
dari sisi bahan material pendukungnya, kelemahankelemahannya, maka perencanaan sistem pemadam
kebakaran dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain:
Memberi lapisan Polyurethane foam, untuk melapisi
bidang-bidang membran sehingga tidak mudah terbakar
oleh api.
Pemilihan bahan membran yang memiliki titik lebut yang
tinggi seperti; Campuran Polyethylene dan PVC memiliki
titik lebur antara 100o 150o C, Polyethylene 341oC dan
Polyvinyl chloride 391oC.

Merencanakan penempatan sprinkler dan memberi partisi


pelindung pada sisi di dalam bangunan dekat membran.
Hal ini dapat dilihat melalui gambar berikut ini.

Gambar 5. Sistem Pengaman Terhadap Kebakaran dengan


Spinkler
Sumber: Cowan, Henry J and Pohl, J. G., 1972, Multy Story Air
Supported Building Construction, Sydney, Build International,
March/April Edition, p. 117.
Dalam kasus kebakaran tertentu, efektivitas dari sistem
proteksi pencegah kebakaran sangat memegang peranan
penting. Perencanaan pola penempatan harus sedemikian
rupa, tidak hanya melindungi pemakai bangunan dan
barangbarang yang ada di dalam bangunan, namun juga
untuk melindungi struktur bangunan adalah hal yang sangat
penting. Melindungi struktur bangunan, bahkan merupakan
hal yang perlu diutamakan, mengingat struktur ini sangat
rentan
terhadap
kebakaran
yang
mengakibatkan
kebocoran udara yang merupakan pendukung

utama dari struktur pneumatik.


.

D.

Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur


funikular karena telah digunakan bangsa Romawi dan
Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang
memerlukan bentangan yang besar/luas. Pada zaman itu
maupun saat ini sistem struktur busur dibuat dengan bahan
padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga
dikembangkan dengan menggunakan bahan bangunan
yang modern dari kayu, besi/baja.
Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak
stabil laggi dan dapat mengakibatkan keruntuhan. Oleh
karena itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan
kekuatan struktur yang baik tanpa mengalami tekuk
(bending) dapat digunakan pengikat (bracing) pada
bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi
ketebalan busur dan luas bentang busur dapat dibuat dari
kabel, baja, besi, kayu maupun beton.
Besar gaya yang timbul pada pelengkung
ataupun kabel bergantung pada tinggi relatif bentuk
funicular dibandingkan dengan panjangnya. Selain itu,
besarnya juga tergantung pada lokasi dan besar beban
yang bekerja .Semakin tinggi pelengkung atau kabel, berarti
semakin kecil gaya yang akan timbul pada struktur,
begitu pula sebaliknya. Gaya reaksi yang timbul pada
ujung-ujung pelengkung atau kabel juga bergantung pada
parameter-parameter tersebut. Reaksi ujung mempunyai
komponen =ertikal dan hori1ontal yang harus ditahan

oleh fondasi atau


misalnya batang tarik

oleh

elemen

struktural

lainnya,

Pelengkung Tiga Sendi


Sebagai cara mempelajari analisis dan desain
struktur kabel dan pelengkung, sangat berguna u n t u k
meninjau terlebih dulu bentuk khusus jenis
s t r u k t u r t e r s e b u t , y a i t u pelengkung tiga sendi. Struktur
ini bisa dapat dan bisa tidak dapat berupa struktur
funicular, bergantung pada bentuknya. pelengkung tiga
sendi struktur yang terdiri atas dua bagian kaku yang saling
dihubungkan oleh sendi dan mempunyai tumpuan sendi.
Apabila kedua segmen tidak membentuk funicular untuk
satu kondisi beban, dan ini yang memang umum terjadi,
sebutan pelengkung tentu agak keliru.

Dudukan Untuk Pelengkung Kabel


Sesuai dengan fungsinya resultan gaya pada
kabel utama harus dapat dibelokkan. Sebagai
lintasan dari pembelokan kabel utama. Umumnya
digunakan
konstruksi
dudukan
bentuk
pelana,
dengan radius tertentu. Sedangkan bila diperlukan
perubahan arah gaya dimana sudut belokan kecil
dan panjang kabelnya terbatas, maka direncanakan
dengan sistem dimana kabel-kabel tersebut diputus pada

daerah tersebut, untuk kemudian


kabel tersebut akan bertemu pada
konstruksi plat simpul.

Desain Struktur Pelengkung


Desain terhadap variasi Beban. Seperti telah
disebutkan, salah satu dari aspek penting pada
pelengkung modern adalah bahwa struktur dapat didesain
untuk menahan sejumlah tertentu variasi beban tanpa
teijadi perubahan bentuk yang mencolok maupun
kerusakan. Hanya pelengkung yang didesain dengan
material kaku, seperti baja atau beton bertulang,
yang mempunyai kemampuan demikian. Semakin
besar momen lentur, semakin besar pula ukuran
elemen struktur yang diperlukan. momen lenturnya
sangat besar, maka desain tersebut tidak layak lagi.
Dengan demikian, tinjauan desain yang perlu dilakukan
adalah menentukan kembali bentuk pelengkung yang
dapat memberikan momen lentur minimum untuk
segala
kondisi
pembebanan
yang
mungkin.
Bagaimana pun, momen lentur selalu ada karena
satu bentuk hanya merupakan funicular untuk satu
kondisi beban. Singkat kata, tidak tepat untuk menyebut

pelengkung kaku sebagai funicular karena struktur demikian


hanya furnicular untuk satu kondisi pembebanan.

Pelengkung
tiga
sendi
relatif
tidak
dipengaruhi oleh
turunnya
tumpuan
karena
kedua
segmen
pelengkung
hanya
saling
berputar

Pelengkung
dua
sendi
relatif
tidak
dipengaruhi oleh
turunnya
tumpuan
karena adanya
sendi
m e m u n g k i
n k a n
s t r u k t u r
mengalami
perputaran
sebagai
satu
kesatuan.
:ondasi reaksi
hori1ontal yang
menimbulkan
momen
maksimum
besar
di
puncak.

Pelengkung
jepit paling
besar
dipengaruhi oleh
turunya
tumpuan.
i d a k
a d a n
y a
s e n d
i
mengakibatka
n struktur
mengalami
momen lentur
yang relatif besar

Penentuan kondisi tumpuan yang akan


digunakan harus dilakukan berdasarkan
kondisi desain yang ada dan dengan
memperhitungkan
mana
kondisi
yang
dominan. @ang sering digunakan adalah
pelengkung dua sendi karena jenis struktur
rnenggabungkan keuntungan yang ada pada
kedua jenis
pelengkung lainnya tanpa
menggabungkan kerugian kedua-duanya.

Masalah tekuk lateral dapat dipecahkan


dengan menggunakan pengaku lateral.
Pengaku ini dapat berbentuk silang atau
bentuk lain, dan berfungsi menjamin kestabilan
lateral.

Anda mungkin juga menyukai