2, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri
ABSTRAK
Keterlambatan suatu proyek dapat terjadi akibat ketidakproduktifan setiap elemen – elemen yang
terlibat didalamnya sehingga pada akhirnya akan terjadi pemborosan (waste). Untuk mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan perbaikan perencanaan dengan menggunakan metode Lean Project
Management yang didalamnya dapat diidentifikasi waste, resiko, serta penjadwalan proyek dengan metode
Critial Chain Project Management. Berdasarkan hasil identifikasi dalam pembangunan penyediaan air bersih
di Kota Pekanbaru didapatkan waste yang berpotensi muncul adalah waiting, defects dan uneeded
processing. Faktor kemungkinan resiko yang muncul pada saat pelaksanaan proyek adalah faktor cuaca
buruk, adanya kerusakan pada alat kerja (komponen genset), keterlambatan datangnya raw material pipa, K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja), Pencurian, kelalaian dan ketidakjujuran serta Kerusakan alat, properti
ataupun fisik bangunan. Sedangkan penjadwalan dengan metode CCPM didapatkan penghematan waktu
pengerjaan proyek sebesar 4 hari sehingga biaya yang dikeluarkan pihak pelaksana juga berkurang.
Kata Kunci : Critical Chain Project Management, Lean Project Management, Waste
76
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri
dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta Penetapan Tujuan
keselamatan kerja (Husen, 2009).
Menurut PMBOK (Project Management Pengumpulan Data :
Body of Knowledge) Manajemen proyek adalah Data Primer : Data Sekunder :
- Time Schedule Pengerjaan Proyek - Profil perusahaan
penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan, - RAB Pengerjaan Proyek
- Upah Pengerjaan Proyek
- Informasi Proyek
penutup. Tim proyek mengelola pekerjaan proyek, - Mencari akar masalah dengan fishbone diagram dengan
formulasi If Then
- membuat Matriks evalusi
dan pekerjaan biasanya melibatkan: - Managing Variation (CCPM)
- Identifikasi Resiko
dan harapan.
Kesimpulan dan Saran
c. Diidentifikasi persyaratan.
Dalam proses sesungguhnya, pemimpin Selesai
77
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri
karakteristik proyek yang berbeda-beda dan bersifat material dan tenaga kerja dari tiap jenis
unik (Narsha, 2013). pekerjaan.
b. Estimasi jadwal. Perencanaan
Peranan LPM pada proyek konstruksi penjadwalan menggunakan metode
Mengidentifikasi waste (non value-adding Critical Chain Project Management
activities) dan kendala (resiko) yang berpotensi (CCPM) bertujuan untuk menghindari
muncul saat pelaksanaan proyek, serta student syndrom dan parkinson’s law
mengestimasi kebutuhan pelaksanaan proyek effects. Critical Chain Project
(waktu, biaya, sumber daya). Management (CCPM) adalah suatu
metode penjadwalan yang dapat
menjadi suatu alternatif baru sebagai
solusi dari permasalahan tersebut.
Prinsip-prinsip LPM CCPM merupakan perkembangan dari
Adapun prinsip-prinsip dalam Lean Project metode Critical Path Management
Management (LPM)adalah sebagai berikut (Untu, (CPM). Kelemahan metode
2014) : penjadwalan CPM salah satunya adalah
1. Project System pemberian waktu terlalu lama panjang
a. Identifikasi waste dengan karena waktu cadangan diletakkan pada
menggunakan diagram fish bone setiap aktivitas, sehingga sumber daya
diagram dan formulasi if then cenderung untuk menghabiskan waktu
b. Identifikasi detail pekerjaan dengan yang ada (parkinson’s law effects),
Work Breakdown Structure (WBS), padahal pekerjaan dapat dilakukan
2. Leading People lebih cepat dari itu atau bahkan pekerja
a. Identifikasi stakeholder yang berkaitan. cenderung melakukan pekerjaan
b. Mengelola stakeholder, dengan dengan sungguh-sungguh pada akhir-
pendefinisian roles tiap-tiap akhir batas waktu pekerjaan saja
stakeholder, dengan menggunakan (Hanggoro, 2013).
matriks RICA, digunakan untuk proyek c. Estimasi sumber daya. Kebutuhan
yang berhubungan dengan banyak jumlah pekerja berbanding terbalik
pihak (biasanya hingga ratusan). dengan jumlah waktu yang dibutuhkan
3. Chartering untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Chartering merupakan suatu tahap Semakin singkat (sedikit) waktu yang
pendefinisian visi dan tujuan proyek, dan dibutuhkan untuk menyelesaikan
menempatkan otoritas kepada pemimpin pekerjaan maka kebutuhan pekerja
proyek untuk rencana proyek. Untuk semakin banyak, begitu pula
memudahkan tahap chartering, maka sebaliknya.
manager proyek dapat menggunakan form 6. Project Risk Management
charter, sehingga stakeholder yang 7. Project Plan
berkaitan dapat memperoleh informasi dari Project Plan merupakan integrasi dari
proyek yang berkaitan. prinsip lean project management.
4. Right Solution 8. Eksekusi
Pengambilan solusi ini digunakan dalam a. Proses pengendalian proyek
pemilihan solusi untuk menangani waste b. Memonitor kinerja waktu
yang berpotensi muncul saat pelaksanaan c. Mengembangkan sistem biaya atau
proyek. jadwal terintegrasi
5. Managing Variation Salah satu tahapan penting dalam
Variasi di dalam proyek diartikan pendekatan lean adalah identifikasi aktivitas-
ketidakpastian, untuk itu pihak pelaksana aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan
perlu memanage variasi, dengan cara tidak. Aktivitas yang tidak memberikan nilai
mengestimasi sebelum pelaksanaan proyek tambah sebaiknya dikurangi untuk meningkatkan
baik dari segi biaya, waktu (penjadwalan) efisiensi dan efektivitas perusahaan. Dalam konteks
dan sumber daya yang digunakan. ini, tipe aktivitas dalam organisasi dapat dibedakan
a. Estimasi biaya. Tahap pertama menjadi tiga yaitu (Noer, 2012) :
dilakukan adalah mengestimasi biaya 1. Value Adding Activity (VA), aktivitas ini
proyek dari kebutuhan material dan memberikan nilai tambah terhadap proses,
tenaga kerja (sebelum PPN 10% dan baik pada aliran informasi dan aliran fisik
dana kontingensi. Estimasi biaya proses. Misalnya pada proses pengecoran.
dilakukan dengan merinci kebutuhan
78
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri
Material yang
Terlambat Datang
Cuaca Buruk
Waiting
Peralatan Hilang
Mesin Manusia
Gambar 2. Fishbone waiting
Penyebab terjadinya defects pada proyek ini dapat dilihat sebagai berikut :
79
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri
Kualitas yang
Kurang Bagus
Defects
Mesin Manusia
Uneeded
Processing
Kurang Teliti
Mesin Manusia
Gambar 4. Fishbone uneeded processing
Melakukan pekerjaan
Dari peristiwa munculnya waste tersebut lain yang tidak
kemudian diolah ke dalam formulasi if then untuk menggunakan Saat
dapat mengetahui tindakan – tindakan apa yang material yang belum Pelaksanaan
Material sampai pada lokasi
dapat ditempuh dengan tujuan untuk
terlambat proyek
meminimumkan atau bahkan menghilangkan datang
waste yang dapat diliihat pada tabel berikut ini : Melakukan
percepatan pekerjaan Saat
saat material sudah Pelaksanaan
Tabel 1.Controlling waste
datang
Controlling Waste
If Then When Mengajukan surat
Kualitas Melakukan pengajuan Saat
material pembelian ulang keterlambatan Pelaksanaan
Saat
kurang material yang rusak pengerjaan
Pelaksanaan
bagus Cuaca buruk Melakukan
(rusak) percepatan pekerjaan
saat kondisi cuaca Saat
sudah kembali Pelaksanaan
normal
80
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri
Daftar Pustaka
81
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam bidang Teknik Industri
82