(AASHTOT-44-8)
I. Teori
Kelarutan atau stabilitas adalah kemampuan ke suatuu zat kimia tertentu
untuk larut dalam suatu pelarut ( Solvent), Kelarutan dinyatakan dalam jumlah
maksimum zat terlarut dalam suatu pelarut · Pada keseimbangan larutan
hasilnya disebut larutan jenuh, zat-zat terlentu dapat larut dengan perbandingan
apapun terhadap Suatu pelarut. dapat disimpulkan bahwa kelarutan adalah
perbandingan antara zat -terlarut dengan pelarut organik dengan berat total
benday uji yang dinyatakan dalam persen.
Jika semua bitumen yang diuji larut dalam ccl4 atau dalam CS2 maka
bitumen tersebut dianggap murni · Persyaratan bitumen tersebut dianggap
murni yang digunakan untuk perkerasan aspal jalan harus mempunyai
kelarutan > 99 %
III. Peralatan
a. Labu Erlenmeyer
b. Corong
c. Kerlas suling
d. Neraca analitik dengan kapasitas 200 + 0,001gr
e. Cairan Karbon tetraklorida
f. Batang pengaduk
g. Gelas ukur
V. Prosedur
1. 1 Timbarglah gelas ukur (A)
2. Benda uji dimasukkan kedalam gelas ukur, kemudian timbang (B)
3. kertas suling yang akan digunakan ditimbang dahulu (c)
4. Masukan Cairan Karbon tetraklorida dalam gelis Ukur hingga 1/3 tinggi
gelas ukur diaduk hingga melarutkan benda uji
5. Larutan b bitumen Kemudian disaring dengan cara menuangkan kedalam
labu erlemenyer melalui Corong, datasnya diberi kertas saring
6. Setelen kertas saming kering lalu timbang (D)
Dimana
A= Berat gelas ukur (gr)
B= Berat gelas ukur + benda uji (gr)
C= Berat kertas saring (gr)
D= Berat kertas saringan + endapan (gr)
A= 94,051 (gr)
B= 98,630 (gr)
C= 0,458 (gr)
D= 0,468 (gr)
( 98,630−94,051 )−(0,468−0,458)
Kadar Kelarutan= X 100 %
(98,630−94,051)
4,569
¿ x 100 %=99,7 %
4,579
- Corong
KELAS : KKNI A
XI. Aplikasi
Untuk mengetahui tingkat kelarutan aspal karena jika banyak bagian yang
tidak terlarut memajemukan banyaknya kotoran yang mempengaruhi sifat
adhesive aspal.
XII. Referensi
1. Buku Panduan Praktikum Jalan Raya Departemen Teknik Sipil USU
2. Asisten Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil USU
3. Laporan Praktikum Jalan Raya Teknik Sipil USU.