TEKNOLOGI BETON
Disusun oleh :
Kelompok 7
Kelas Y
Dosen Asistensi :
Nur Ahmad Husin, ST. MT
2018/2019
PRAKTIKUM I
1.1 Tujuan
Untuk menentukan gradasi maksimal butir kerikil (grain size distribution) dengan
menggunakan suatu saringan.
Agregat kasar berupa kerikil atau batu pecah adalah agregat yang semua butir tertinggal
diatas ayakan 4,80 mm. Menurut SNI - 03 - 2847 – 2002, agregat kasar adalah kerikil sebagai
hasil disintegrasi 'alami' dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm. Agregat kasar adalah
agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi dari AASHTO, American Association
of State Highway and Transportation Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga).
Menurut SK SNI S – 04 – 1989 – F, kerikil harus mempunyai variasi besar butir (gradasi)
yang baik, sehingga rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6 – 7,10 dan
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
o Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, maksimal 60
% dan minimal 10 % dari berat.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton, terdiri dari 60% - 75% daari volume
totalnya. Oleh karena itu perlu perhatian terhadap agregat ini, sebab pemilihan perhitungan
agregat akan sangat berpengaruh pada mutu beton. Dalam mencampurkan agregat, diperlukan
pembatasan ukuran nominal agregat, yang bertujuan melengkapi jaminan terbungkusnya
tulangan dan mengurangi adanya kekeroposan pada beton.
1.3 Standart Uji
• SNI 03-2461-1991
• ASTM C-33
Pada ke 3 percobaan yang telah dilakukan, menurut metode grafik, kerikil ukuran
maksimum 40 mm , karena berada diantara batas atas dan batas bawah pada kurva
ukuran maksimum 40 mm.
Dengan pembagian campuran 27% pasir dan 73% kerikil.
Kesimpulan : Pada ke 3 percobaan yang telah dilakukan, menurut metode grafik, kerikil
ukuran maksimum 40 mm , karena berada diantara batas 1 hingga 4 pada kurva ukuran
maksimum 40 mm .
1.7 Kesimpulan
Menurut SNI 03-2834 -2000, agregat kasar memiliki modulus kehalusan atau finess
modulus (FM) yang berada di kisaran antara 6,0 s/d 7,1. Dari hasil praktikum analisa gradasi
agregat kasar, didapatkan hasil bahwa ukuran nya berada pada ukuran maksimum kerikil 40
mm.
Campuran pasir dan kerikil yang ideal untuk mix design beton adalah 27% jumlah pasir
yang masuk kedalam zona II dan 73% jumlah kerikil dengan ukuran maksimum 40 mm .
PRAKTIKUM II
2.1 Tujuan
Dasar Teori
Volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu
objek. (Wikipedia.com). Berat Volume kerikil adalah Perbandingan antara berat kerikil
per satuan volume.
Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari indsutri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara
5 mm - 40 mm ( SNI 03-4804-1998)
Rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang diantara butir - butir agregat
yang tidak diisi oleh partikel yang padat. ( SNI 03-4804-1998)
Volume kerikil rojok adalah perhitungan seberapa banyak kerikil yang memiliki ukuran 5
mm – 40 mm bisa menempati ruang dengan cara dirojok atau ditusuk untuk
meminimalkan rongga udara dalam volume tersebut.
Gambar Timbangan
Gambar Kerikil
Keterangan :
A = Berat tabung (kg)
B = Berat tabung + kerikil (kg)
C = Volume tabung (m3)
Berat
Berat Kerikil Volume
Wadah Berat Volume
Percobaan Lepas (Kg) Takaran (ltr)
(Kg) (Kg/m3)
A B' C
Percobaan 1
𝐵 − 𝐴 15,882 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 = = = 1055,700 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
Percobaan 2
𝐵 − 𝐴 15,435 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 = = = 1011,000 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
Percobaan 3
𝐵 − 𝐴 15.640 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 = = = 1546,00 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
Kesimpulan
Dari percobaan pertama, kedua dan ketiga didapatkan hasil perhitungan berat
volume kerikil lepas adalah ? kg/m3 ; ? kg/m3 ; 1546,00 kg/m3 serta rata-rata ? kg/m3.
A B C
Keterangan :
A = Berat tabung (kg)
B = Berat tabung + kerikil (kg)
C = Volume tabung (m3)
Tabel Perhitungan Berat volume Rojok kerikil
Berat
Berat Kerikil Volume
Wadah Berat Volume
Percobaan Rojok (Kg) Takaran (ltr)
(Kg) (Kg/m3)
A B' C
Percobaan 1
𝐵 − 𝐴 15,882 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 Rojok = = = 1055,700 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
Percobaan 2
𝐵 − 𝐴 15,435 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 Rojok = = = 1011,000 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
Percobaan 3
𝐵 − 𝐴 14.640 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 Rojok = = = 1464,00 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
2.6 Kesimpulan
Dari percobaan pertama, kedua dan ketiga didapatkan hasil perhitungan berat
volume kerikil lepas adalah ? kg/m3 ; ? kg/m3 ; 1464,00 kg/m3 serta rata-rata ? kg/m3.
PRAKTIKUM III
3.1 Tujuan
Kelembaban atau yang sering kita ketahui sebagai kadar air merupakan rasio berat
air didalam pori-pori kerikil terhadap butiran air. Bisa juga disebut sebagai tingkat
kebasahan kerikil. Jika itu semakin basah, bisa disimpulkan kerikil itu tingkat
kelembabanya tinggi.
Metode pengujian ini mencakup penentuan persentase kelembaban dan
kemampuan agregat dalam penguapan dan pengeringan.
Kandungan air dalam agregat menurut ASTM – C556
- Kering mutlak = 0%
- Kering udara = 0% – 1%
- Jenuh kering muka (permukaan kering) = 1% – 3%
- Basah = >3%
3.3 Standar Uji
- ASTM C 566-13 Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of
Aggregat by Drying
1. Timbangan
3. Wadah
4. Kerikil
𝐵−𝐴
Kelembaban Kerikil ( Kadar Air) = 𝑥 100%
𝐴
(1000.366667−1000)𝑔
= (1000)𝑔
𝑥 100%
= 0.719 %
3.7 Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat ditentukan bahwa kelembaban kerikil sebesar 0,719
%. Berdasarkan ASTM-C566-13 kerikil tersebut termasuk dalam kerikil yang bersifat
kering udara dengan rentangan 0%-1%.
PRAKTIKUM XI
11.1 TUJUAN
Kerikil untuk bahan bangunan campuran beton harus mempunyai tekstur yang
tajam dan keras. Jenis macam agregat kasar ( batu apung, batuan ringan, dll. ) Kerikil yang
digunakan untuk campuran beton berukuran antaran 2-3 cm. Berat jenis batu apung berbeda
dengan berat jenis batu kali yang diolah menjadi batu pecah, untuk itu berat jenis agregat
kasar sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton.
1. Wadah
3. Timbangan digital
4. Ember
6. Kerikil
1. Kerikil direndam dalam air selama 24 jam, lalu diangkat dan dilap satu demi sat sehingga
kondisi kering permukaan (SSD).
4. Diangkat dari air, kemudian oven selama 24 jam dengan temperature 110° ± 5°C.
5. Keluarkan dari oven dalam keadaan kering dan dinginkan, lalu ditimbang (A).
11.6 HASIL PERCOBAAN
11.7 KESIMPULAN
Dari 3 percobaan di atas memiliki rata – rata berat jenis sebesar 2,371 gr/cm2 dan
mendekati dari stadar berat jenis kerikil dari SNI DT – 91 – 0008 – 2007 yaitu sebesar 1,8
gr/cm2.
PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui dan mampu memahami segala prosedur yang harus dilaksanakan
dalam perencanaan dan pembuatan beton.
2. Sebagai pedoman dalam merencanakan dan membuat beton sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah diberikan terkait dengan teori yang ada.
3. Mengetahui rembesan pada agregat kasar (kerikil) yang digunakan dalam pembuatan
beton.
Kerikil adalah batuan kecil yang dipecahkan. Ukuran kerikil yang digunakan ialah
antara 2-75 mm.Kerikil digunakan sebagai agregat kasar dalam campuran beton.Fungsi
kerikil sebagai campuran beton adalah untuk memadatkan dan mengeraskan beton bersama-
sama dengan semen dan pasir, untuk mengurangi biaya beton, jika dipakai dalam volume
yang besar.
Jumlah air sama pentingnya untuk menghasilkan produk beton yang baik. Air
membantu meratakan semen di seluruh kerikil dan membantu pengadukannya. Air
membasahi permukaan kerikil sehingga perlu diuji air resapan kerikil sesuai standar ASTM
C 128-88 bertujuan untuk menentukan kadar air resapan kerikil.
ASTM C 128-88
4.4 Alat dan Bahan
1. Timbangan
2. Oven
3000 2937.5
3000 2902.7
= 3,128 %
4.7 Kesimpulan
Dari praktikum uji resapan kerikil maka dapat disimpulkan bahwa kadar air dalam
sample kerikil setelah dioven adalah 3,128 %. Menurut ASTM C 127, kadar air resapan
kerikil yang bagus untuk agregat adalah sebesar 4%. Maka bahan kerikil tesebut bagus
untuk dijadikan bahan pembuatan beton.
PRAKTIKUM V
1. Dapat mengetahui dan mampu memahami segala prosedur yang harus dilaksanakan
dalam perencanaan dan pembuatan beton.
2. Sebagai pedoman dalam merencanakan dan membuat beton sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah diberikan terkait dengan teori yang ada.
3. Mengetahui rembesan pada agregat kasar (kerikil) yang digunakan dalam pembuatan
beton.
Kerikil adalah batuan kecil yang dipecahkan. Ukuran kerikil yang digunakan ialah
antara 2-75 mm.Kerikil digunakan sebagai agregat kasar dalam campuran beton.Fungsi
kerikil sebagai campuran beton adalah untuk memadatkan dan mengeraskan beton bersama-
sama dengan semen dan pasir, untuk mengurangi biaya beton, jika dipakai dalam volume
yang besar.
Jumlah air sama pentingnya untuk menghasilkan produk beton yang baik. Air
membantu meratakan semen di seluruh kerikil dan membantu pengadukannya. Air
membasahi permukaan kerikil sehingga perlu diuji air resapan kerikil sesuai standar ASTM
C 128-88 bertujuan untuk menentukan kadar air resapan kerikil.
ASTM C 128-88
5.4 Alat dan Bahan
4. Timbangan
5. Oven
3000 2937.5
3000 2902.7
= 3,128 %
5.7 Kesimpulan
Dari praktikum uji resapan kerikil maka dapat disimpulkan bahwa kadar air dalam
sample kerikil setelah dioven adalah 3,128 %. Menurut ASTM C 127, kadar air resapan
kerikil yang bagus untuk agregat adalah sebesar 4%. Maka bahan kerikil tesebut bagus
untuk dijadikan bahan pembuatan beton.