Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BETON

Disusun oleh :

Kelompok 7

Kelas Y

1. Alvian Priambudi (10111700000042)


2. Maria Fransisca (10111700000043)
3. Muhammad arifiansyah (10111700000044)
4. Devid Fissabil Musim (10111700000045)
5. Emil Didan Prakoso (10111700000046)
6. Ernando Azhar F. (10111600000047)

Dosen Asistensi :
Nur Ahmad Husin, ST. MT

PROGRAM D-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2018/2019
PRAKTIKUM I

ANALISA SARINGAN KERIKIL ATAU BATU PECAH

1.1 Tujuan

Untuk menentukan gradasi maksimal butir kerikil (grain size distribution) dengan
menggunakan suatu saringan.

1.2 Dasar Teori

Agregat kasar berupa kerikil atau batu pecah adalah agregat yang semua butir tertinggal
diatas ayakan 4,80 mm. Menurut SNI - 03 - 2847 – 2002, agregat kasar adalah kerikil sebagai
hasil disintegrasi 'alami' dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm. Agregat kasar adalah
agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi dari AASHTO, American Association
of State Highway and Transportation Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga).

Menurut SK SNI S – 04 – 1989 – F, kerikil harus mempunyai variasi besar butir (gradasi)
yang baik, sehingga rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6 – 7,10 dan
harus memenuhi syarat sebagai berikut :

o Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat

o Sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat

o Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, maksimal 60
% dan minimal 10 % dari berat.

Agregat yang digunakan dalam campuran beton, terdiri dari 60% - 75% daari volume
totalnya. Oleh karena itu perlu perhatian terhadap agregat ini, sebab pemilihan perhitungan
agregat akan sangat berpengaruh pada mutu beton. Dalam mencampurkan agregat, diperlukan
pembatasan ukuran nominal agregat, yang bertujuan melengkapi jaminan terbungkusnya
tulangan dan mengurangi adanya kekeroposan pada beton.
1.3 Standart Uji

• SNI 03-2461-1991

• ASTM C-33

1.4 Alat dan Bahan


a. Kerikil 16000 gram

Gambar 6.1 Kerikil 16000 gram


1 3 3
b. Saringan ukuran 1 2 " ; 4 " ; 8 " ; 4,76 mm

Gambar 6.2 Satu Set Saringan


Gambar 6.3 Ember
c. Timbangan Digital

Gambar 6.4 Timbangan Digital

1.5 Langkah Kerja


 Timbang kerikil seberat 16 kg.
 Dimasukkan kedalam saringan kerikil dengan ukuran 3/2 ; 3/4 ; 3/8 ; 4,76 ; 2,38
 Digoyang-goyang dengan tangan agar batu terseleksi.
 Timbang kerikil yang tertinggal pada masing-masing saringan lalu dicatat.
1.6 Hasil Praktikum
Tabel 1.1 Hasil Praktikum Penyaringan Kerikil Percobaan I
Tabel 1.2 Hasil Praktikum Penyaringan Kerikil Percobaan II

Tabel 1.3 Hasil Praktikum Penyaringan Kerikil Percobaan III


Tabel 1.4 Hasil Praktikum Penyaringan Kerikil dari ke 3 Percobaan

Tabel 1.5 Gradasi Agregat Maksimum 10 mm


Grafik 1.1 Hasil Penyaringan Kerikil Ukuran Maks 10 mm

Tabel 1.6 Gradasi Agregat Maksimum 20 mm


Grafik 1.2 Hasil Penyaringan Kerikil Ukuran Maks 20 mm

Tabel 1.7 Gradasi Agregat Maksimum 40 mm


Grafik 1.3 Hasil Penyaringan Kerikil Ukuran Maks 40 mm

Pada ke 3 percobaan yang telah dilakukan, menurut metode grafik, kerikil ukuran
maksimum 40 mm , karena berada diantara batas atas dan batas bawah pada kurva
ukuran maksimum 40 mm.
Dengan pembagian campuran 27% pasir dan 73% kerikil.

Tabel 1.8 Gradasi Campuran Pasir dan Kerikil

Dengan ukuran Agregat Kasar Maksimum 10 mm

Tabel 1.9 Gradasi Campuran Pasir dan Kerikil


Grafik 1.4 Agregat Kasar Maks 10 mm

Dengan ukuran Agregat Kasar Maksimum 20 mm

Tabel 1.10 Gradasi Campuran Pasir dan Kerikil


Grafik 1.5 Agregat Kasar Maks 20 mm

Dengan ukuran Agregat Kasar Maksimum 40 mm

Tabel . Gradasi Campuran Pasir dan Kerikil


Grafik 1.6 Agregat Kasar Maks 40 mm

Kesimpulan : Pada ke 3 percobaan yang telah dilakukan, menurut metode grafik, kerikil
ukuran maksimum 40 mm , karena berada diantara batas 1 hingga 4 pada kurva ukuran
maksimum 40 mm .

1.7 Kesimpulan

Menurut SNI 03-2834 -2000, agregat kasar memiliki modulus kehalusan atau finess
modulus (FM) yang berada di kisaran antara 6,0 s/d 7,1. Dari hasil praktikum analisa gradasi
agregat kasar, didapatkan hasil bahwa ukuran nya berada pada ukuran maksimum kerikil 40
mm.
Campuran pasir dan kerikil yang ideal untuk mix design beton adalah 27% jumlah pasir
yang masuk kedalam zona II dan 73% jumlah kerikil dengan ukuran maksimum 40 mm .
PRAKTIKUM II

BERAT VOLUME (BERAT ISI) LEPAS KERIKIL

2.1 Tujuan

Untuk mengetahui dan menghitung berat volume lepas.

Dasar Teori

Volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu
objek. (Wikipedia.com). Berat Volume kerikil adalah Perbandingan antara berat kerikil
per satuan volume.
Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari indsutri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara
5 mm - 40 mm ( SNI 03-4804-1998)
Rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang diantara butir - butir agregat
yang tidak diisi oleh partikel yang padat. ( SNI 03-4804-1998)
Volume kerikil rojok adalah perhitungan seberapa banyak kerikil yang memiliki ukuran 5
mm – 40 mm bisa menempati ruang dengan cara dirojok atau ditusuk untuk
meminimalkan rongga udara dalam volume tersebut.

2.2 Standart Uji

ASTM C 29 (Berat jenis massal ("Bobot") dan Rongga di Aggregate)


SNI 03-4804-1998 tentang Metode Pengujian Bobot Isi Dan Rongga Udara
Dalam Agregat
2.3 Alat dan Bahan

Gambar Tabung Volume Ukuran 10 liter

Gambar Alat Rojo

Gambar Timbangan
Gambar Kerikil

2.4 Langkah Kerja

a. Prosedur Penelitian Volume Lepas Kerikil

1. Timbang tabung volume ukuran 10 liter

2. Isi tabung dengan kerikil, lalu diratakan

3. Timbang tabung yang telah terisi penuh oleh kerikil


4. Hitung berat volume lepas menggunakan rumus

b. Prosedur Penelitian Volume Rojok Kerikil


1 Timbang tabung volume ukuran 10 liter
2 Isi 1/3 bagian tabung dengan kerikil lalu dirojok 25 kali. Tambahkan kerikil
kedalam tabung sampai 2/3 bagian lalu dirojok 25 kali. Tambahkan kerikil hingga
memenuhi tabung lalu dirojok 25 kali, kemudian permukaannya diratakan.
3 Timbang tabung yang telah terisi penuh oleh kerikil rojok.
4 Hitung berat volume rojok menggunakan rumus

2.5 Hasil Praktikum

A. Berat volume lepas (Kerikil)

Data Lapangan Berat Volume Lepas

Berat Wadah Berat Kerikil Lepas


Percobaan Volume Takaran (m3)
(Kg) (Kg)
A B C

1 5.320 15.882 0.01

2 5.320 15.435 0.01

3 5.320 15.640 0.01

Rumus Berat Volume Lepas :


𝐵−𝐴
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝐶

Keterangan :
A = Berat tabung (kg)
B = Berat tabung + kerikil (kg)
C = Volume tabung (m3)

Tabel Perhitungan Berat volume lepas kerikil

Berat
Berat Kerikil Volume
Wadah Berat Volume
Percobaan Lepas (Kg) Takaran (ltr)
(Kg) (Kg/m3)
A B' C

1 5,320 15,882 0,01 1055,00

2 5,320 15,435 0,01 1011,00

3 5,320 15.640 0,01 1564,00

Rata – Rata 1017,067

 Percobaan 1
𝐵 − 𝐴 15,882 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 = = = 1055,700 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
 Percobaan 2
𝐵 − 𝐴 15,435 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 = = = 1011,000 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01

 Percobaan 3
𝐵 − 𝐴 15.640 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 = = = 1546,00 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01

Kesimpulan

Dari percobaan pertama, kedua dan ketiga didapatkan hasil perhitungan berat
volume kerikil lepas adalah ? kg/m3 ; ? kg/m3 ; 1546,00 kg/m3 serta rata-rata ? kg/m3.

B. Berat volume rojok (Kerikil)

Data Lapangan Berat Volume Rojok

Berat Wadah Berat Kerikil Rojok


Volume Takaran (m3)
Percobaan (Kg) (Kg)

A B C

1 5.320 15.882 0.01

2 5.320 15.435 0.01

3 5.320 14.640 0.01

Rumus Berat Volume Rojok :


𝐵−𝐴
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑜𝑗𝑜𝑘 = 𝐶

Keterangan :
A = Berat tabung (kg)
B = Berat tabung + kerikil (kg)
C = Volume tabung (m3)
Tabel Perhitungan Berat volume Rojok kerikil

Berat
Berat Kerikil Volume
Wadah Berat Volume
Percobaan Rojok (Kg) Takaran (ltr)
(Kg) (Kg/m3)

A B' C

1 5,320 15,882 0,01 1055,00

2 5,320 15,435 0,01 1011,00

3 5,320 14.640 0,01 1464,00

Rata – Rata 1017,067

 Percobaan 1
𝐵 − 𝐴 15,882 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 Rojok = = = 1055,700 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
 Percobaan 2
𝐵 − 𝐴 15,435 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 Rojok = = = 1011,000 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
 Percobaan 3
𝐵 − 𝐴 14.640 − 5,320
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 Rojok = = = 1464,00 𝑘𝑔/𝑚³
𝐶 0,01
2.6 Kesimpulan

Dari percobaan pertama, kedua dan ketiga didapatkan hasil perhitungan berat
volume kerikil lepas adalah ? kg/m3 ; ? kg/m3 ; 1464,00 kg/m3 serta rata-rata ? kg/m3.

PRAKTIKUM III

UJI KELEMBAPAN KERIKIL

3.1 Tujuan

Mengukur kelembaban pada kerikil atau batu pecah.

3.2 Dasar Teori

Kelembaban atau yang sering kita ketahui sebagai kadar air merupakan rasio berat
air didalam pori-pori kerikil terhadap butiran air. Bisa juga disebut sebagai tingkat
kebasahan kerikil. Jika itu semakin basah, bisa disimpulkan kerikil itu tingkat
kelembabanya tinggi.
Metode pengujian ini mencakup penentuan persentase kelembaban dan
kemampuan agregat dalam penguapan dan pengeringan.
Kandungan air dalam agregat menurut ASTM – C556
- Kering mutlak = 0%
- Kering udara = 0% – 1%
- Jenuh kering muka (permukaan kering) = 1% – 3%
- Basah = >3%
3.3 Standar Uji

- ASTM C 566-13 Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of
Aggregat by Drying

3.4 Alat dan Bahan

1. Timbangan

Gambar 3.1 Timbangan


2. Oven
Gambar 3.2 Oven

3. Wadah

Gambar 3.3 Wadah

4. Kerikil

Gambar 3.4 Kerikil


3.5 Langkah Kerja

1. Loyang tanpa kerikil ditimbang.

2. Kerikil ditimbang dalam kondisi asli 1000 gram

3. Masukan kerikil kondisi asli kedalam loyang

4. Dimasukkan kedalam oven 24 jam dengan temperature 1100 ± 50 C.

5. Timbanglah kerikil dalam keadaan dingin(kering) setelah dioven selama 24 jam

3.6 Hasil Praktikum

Setelah proses pengovenan kerikil di dapat data sebagai berikut:

Tabel 3.1 Berat Kerikil

Sebelum dioven Setelah dioven


NO kerikil
Berat (gr) (B) Berat (gr) (A)

1 Kerikil 1 500.5 500.1

2 Kerikil 2 500.6 500.4

3 Kerikil 3 1000 994

Rata-rata 500.367 496.367

𝐵−𝐴
Kelembaban Kerikil ( Kadar Air) = 𝑥 100%
𝐴
(1000.366667−1000)𝑔
= (1000)𝑔
𝑥 100%

= 0.719 %

3.7 Kesimpulan

Dari percobaan tersebut dapat ditentukan bahwa kelembaban kerikil sebesar 0,719
%. Berdasarkan ASTM-C566-13 kerikil tersebut termasuk dalam kerikil yang bersifat
kering udara dengan rentangan 0%-1%.
PRAKTIKUM XI

UJI BERAT JENIS KERIKIL

11.1 TUJUAN

Mengetahui berat jenis kerikil.

11.2 DASAR TEORI

Kerikil untuk bahan bangunan campuran beton harus mempunyai tekstur yang
tajam dan keras. Jenis macam agregat kasar ( batu apung, batuan ringan, dll. ) Kerikil yang
digunakan untuk campuran beton berukuran antaran 2-3 cm. Berat jenis batu apung berbeda
dengan berat jenis batu kali yang diolah menjadi batu pecah, untuk itu berat jenis agregat
kasar sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton.

11.3 STANDAR UJI


ASTM – C127 – 15 “Standard Test Method for Desinty, Relative Desinty (spesific
Gravity), and Absorption for coarse aggregate”.

11.4 ALAT DAN BAHAN

1. Wadah

Gambar 11.1 Wadah


2. Oven

Gambar 11.2 Oven

3. Timbangan digital

Gambar 11.3 Timbangan Digital

4. Ember

Gambar 11.4 Ember


5. Air

Gambar 11.5 Air

6. Kerikil

Gambar 11.6 Kerikil

11.5 LANGKAH KERJA

1. Kerikil direndam dalam air selama 24 jam, lalu diangkat dan dilap satu demi sat sehingga
kondisi kering permukaan (SSD).

2. Ditimbang sebanyak 3000 gram atau 3 kg (B).

3. Ditimbang dalam air.

4. Diangkat dari air, kemudian oven selama 24 jam dengan temperature 110° ± 5°C.

5. Keluarkan dari oven dalam keadaan kering dan dinginkan, lalu ditimbang (A).
11.6 HASIL PERCOBAAN

Berat kerikil di udara (W1) = 3000 gr

Berat kerikil di air (W2) =1705,9 gr

BJ Kerikil = 2,318 gr/Cm2

Berat kerikil di udara (W1) = 3000 gr

Berat kerikil di air (W2) = 1675,6 gr

BJ Kerikil = 2,265 gr/Cm2

Berat kerikil di udara (W1) = 3000 gr

Berat kerikil di air (W2) = 1668,9 gr

BJ Kerikil = 2,253 gr/Cm2

11.7 KESIMPULAN

Dari 3 percobaan di atas memiliki rata – rata berat jenis sebesar 2,371 gr/cm2 dan
mendekati dari stadar berat jenis kerikil dari SNI DT – 91 – 0008 – 2007 yaitu sebesar 1,8
gr/cm2.
PRAKTIKUM

PENGUJIAN AIR RESAPAN KERIKIL

4.1 Tujuan Praktikum

1. Dapat mengetahui dan mampu memahami segala prosedur yang harus dilaksanakan
dalam perencanaan dan pembuatan beton.

2. Sebagai pedoman dalam merencanakan dan membuat beton sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah diberikan terkait dengan teori yang ada.

3. Mengetahui rembesan pada agregat kasar (kerikil) yang digunakan dalam pembuatan
beton.

4.2 Dasar Teori

Kerikil adalah batuan kecil yang dipecahkan. Ukuran kerikil yang digunakan ialah
antara 2-75 mm.Kerikil digunakan sebagai agregat kasar dalam campuran beton.Fungsi
kerikil sebagai campuran beton adalah untuk memadatkan dan mengeraskan beton bersama-
sama dengan semen dan pasir, untuk mengurangi biaya beton, jika dipakai dalam volume
yang besar.

Jumlah air sama pentingnya untuk menghasilkan produk beton yang baik. Air
membantu meratakan semen di seluruh kerikil dan membantu pengadukannya. Air
membasahi permukaan kerikil sehingga perlu diuji air resapan kerikil sesuai standar ASTM
C 128-88 bertujuan untuk menentukan kadar air resapan kerikil.

4.3 Standart Uji

ASTM C 128-88
4.4 Alat dan Bahan

1. Timbangan

Gambar 4.1 Timbangan

2. Oven

Gambar 4.2 Oven


3. Kerikil

Gambar 4.3 Kerikil

4.5 Prosedur Praktikum

1. Timbang kerikil SSD ( Saturated Surface Dry ) 3000 gram.

2. Dimasukan oven 24 jam dengan temperature 110o+ 5o C.

3. Setelah di oven tunggu sampai dingin, lalu ditimbang. ( A )

4. Hitung kadar air resapan dengan rumus dibawah ini:

4.6 Data Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Berat Kerikil Sebelum dan Sesudah di Oven

Material Sebelum di oven (gram) Setelah di oven (gram)

Kerikil 3000 2888.2

3000 2937.5

3000 2902.7

Berat rata-rata = 2909,4667 gram

 Menghitung kadar air resapan kerikil


Diketahui : A = 2909,4667 gram
A = kering oven keadaan dingin ditimbang
3000−2909,4667
Jawab : Air resapan = × 100%
2909,4667

= 3,128 %

4.7 Kesimpulan

Dari praktikum uji resapan kerikil maka dapat disimpulkan bahwa kadar air dalam
sample kerikil setelah dioven adalah 3,128 %. Menurut ASTM C 127, kadar air resapan
kerikil yang bagus untuk agregat adalah sebesar 4%. Maka bahan kerikil tesebut bagus
untuk dijadikan bahan pembuatan beton.
PRAKTIKUM V

PENGUJIAN AIR RESAPAN KERIKIL

5.1 Tujuan Praktikum

1. Dapat mengetahui dan mampu memahami segala prosedur yang harus dilaksanakan
dalam perencanaan dan pembuatan beton.

2. Sebagai pedoman dalam merencanakan dan membuat beton sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah diberikan terkait dengan teori yang ada.

3. Mengetahui rembesan pada agregat kasar (kerikil) yang digunakan dalam pembuatan
beton.

5.2 Dasar Teori

Kerikil adalah batuan kecil yang dipecahkan. Ukuran kerikil yang digunakan ialah
antara 2-75 mm.Kerikil digunakan sebagai agregat kasar dalam campuran beton.Fungsi
kerikil sebagai campuran beton adalah untuk memadatkan dan mengeraskan beton bersama-
sama dengan semen dan pasir, untuk mengurangi biaya beton, jika dipakai dalam volume
yang besar.

Jumlah air sama pentingnya untuk menghasilkan produk beton yang baik. Air
membantu meratakan semen di seluruh kerikil dan membantu pengadukannya. Air
membasahi permukaan kerikil sehingga perlu diuji air resapan kerikil sesuai standar ASTM
C 128-88 bertujuan untuk menentukan kadar air resapan kerikil.

5.3 Standart Uji

ASTM C 128-88
5.4 Alat dan Bahan

4. Timbangan

Gambar 5.1 Timbangan

5. Oven

Gambar 5.2 Oven


6. Kerikil

Gambar 5.4 Kerikil

5.5 Prosedur Praktikum

1. Timbang kerikil SSD ( Saturated Surface Dry ) 3000 gram.

2. Dimasukan oven 24 jam dengan temperature 110o+ 5o C.

3. Setelah di oven tunggu sampai dingin, lalu ditimbang. ( A )

4. Hitung kadar air resapan dengan rumus dibawah ini:

5.6 Data Hasil Praktikum

Tabel 12.1 Berat Kerikil Sebelum dan Sesudah di Oven

Material Sebelum di oven (gram) Setelah di oven (gram)

Kerikil 3000 2888.2

3000 2937.5

3000 2902.7

Berat rata-rata = 2909,4667 gram

 Menghitung kadar air resapan kerikil


Diketahui : A = 2909,4667 gram
A = kering oven keadaan dingin ditimbang
3000−2909,4667
Jawab : Air resapan = × 100%
2909,4667

= 3,128 %

5.7 Kesimpulan

Dari praktikum uji resapan kerikil maka dapat disimpulkan bahwa kadar air dalam
sample kerikil setelah dioven adalah 3,128 %. Menurut ASTM C 127, kadar air resapan
kerikil yang bagus untuk agregat adalah sebesar 4%. Maka bahan kerikil tesebut bagus
untuk dijadikan bahan pembuatan beton.

Anda mungkin juga menyukai