JOB 4 KELARUTAN Putih
JOB 4 KELARUTAN Putih
JOB V I
PENGUJIAN KELARUTAN ASPAL DALAM CCl4
A. TUJUAN
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar bitumen yang
larut dalam larutan CCl4.
B. DASAR TEORI
Bitumen yang tidak larut melebihi 0,1% menunjukkan terjadi
kontaminasi bitumen dengan mineral lain dan pemanasan yang
berlebihan. Tinggi rendahnya kelarutan bitumen disebabkan tinggi
rendahnya konslaminasi atau oleh pemanasan yang berlebihan, bisa
ditentukan dengan spot test. Secara garis besarnya bitumen
dilarutkan pada cairan CCl4. Larutan ini kemudian diteteskan pada
suatu kertas penyaring. Jika spot pada kertas penyaring berwarna
seragam (tidak bergradasi) maka bahwa bitumen tersebut masih
murni. Ketidakmampuan bitumen pada tes jenis ini disimpulkan jika
hasil penetrasi pada kertas penyaring menghasilkan spot yang
berwarna cokelat gelap atau hitam dengan lingkaran yang
sekelilingnya. Angka yang menunjukkan jumlah aspal yang larut
dalam cairan CCl4 dalam proses setelah pelarutan merupakan angka
kelarutan aspal yang menunjukkan tingkat kemurnian aspal terhadap
kandungan mineral lain. Semakin tinggi nilai kelarutan aspal, maka
aspal semakin baik
Kompor Teko
Oven Botol
2. Bahan
Kertas Filter
D. LANGKAH KERJA
1. Mengoven kertas filter untuk menghilangkan kadar airnya, lalu
menimbang berat bersih kertas filter
2. Memasukkan bitumen sebanyak 2 gram ke dalam gelas ukur,
kemudian mendiamkan benda uji hingga suhunya sama dengan
suhu ruangan dan tidak terasa panas sama sekali.
KELOMPOK 2 2C TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN JALAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
1. Data
Tabel 6.1 Data Hasil Pengujian Kelarutan Aspal Dalam CCl4
2. Analisa Perhitungan
Berat endapan (A) = (berat kertas filter + aspal) – (berat kertas
filter)
= 1,85 – 1,51
= 0,34 gram
Berat aspal (B) = (berat gelas ukur + aspal) – (berat gelas ukur
kosong)
= 221,94 – 219,8
= 2,14 gram
A
Material yang tidak larut (%) = x 100 %
B
0 ,34
= x 100 %
2 ,14
= 15,89 %
A
Sampel yang larut (%) = 100% - x 100 %
B
= 100% - 15,89%
= 84,11 %
E. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini didapatkan hasil material yang
larut sebesar 84,11%. Hal ini berarti sampel yang diuji tidak
memenuhi syarat dimana nilai minimum kelarutan aspal yaitu ≥ 99%