Hammer Test
Hammer Test
JOB XI
HAMMER TEST
A. TUJUAN
Untuk mengetahuai kekuatan / mutu beton keras dilapangan
apabila sebelumnya tidak ada pengujian kuat tekan sebelumnya,
diragukan kekuatannya, atau bangunan tersebut akan ditingkatkan
namun kita membutuhkan kekuatan sisa pada beton / struktur yang
ada.
B. DASAR TEORI
Hammer Test merupakan metode pengujian kekerasan
permukaan beton, pengujian ini termasuk didalam pengujian yang
tidak merusak yang dapat memperkirakan nilai mutu beton. Pengujian
Hammer test ini mengacu pada standar SNI ASTM C 805:2012
tentang metode uji angka pantul beton keras. Dimana Kekuatan tekan
ini dinyatakan sebagai tahanan beton yang bersangkutan terhadap
besarnya beban yang dapat dipikul sampai beton yang bersangkutan
hancur kemudian dinyatakan dalam tegangan tekan. Uji Hammer Test
dilakukan apabila mutu beton di lapangan (site) tidak memenuhi kuat
tekan yang disyaratkan.
Sesuai Standar Nasional Indonesia SNI ASTM C805:2012
Metode uji angka pantul beton keras arti dan kegunaan dari metode
pengujian tanpa merusak ini adalah:
1. Dapat digunakan untuk menilai keseragaman beton di lapangan
2. Dapat digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton
3. Untuk campuran beton yang diketahui, metode yang digunakan
untuk memperoleh permukaan bidang uji (tipe bahan cetakan dan
tipe penyelesaian akhir/finishing), dan kedalaman karbonasi.
4. Pengujian harus dilakukan dengan palu pantul yang sama apabila
hendak membandingkan hasil.
5. Jika digunakan lebih dari satu palu pantul, pengujian dilakukan
pada sejumlah permukaan beton tipikal sehingga dapat digunakan
untuk menentukan besarnya perbedaan angka pantul..
6. Metode uji ini tidak dapat digunakan sebagai dasar penerimaan
atau penolakan beton karena ketidakpastian yang tersirat dalam
perkiraan kekuatan
Prinsip kerja Concrete Hammer adalah dengan memberikan
beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan
∑ ri
1
R= x Koef . Alat Hammer Test
N
Keterangan:
n = Bacaan skala
r = Besarnya nilai pukulan(rebound)
R = Angka rebound
N = Jumlah pukulan
2. Bahan
a. Element struktur beton yang akan diuji di lapangan (Balok)
D. LANGKAH KERJA
1. Persiapan Bahan
a. Beton yang diuji harus dalam keadaan kering udara dan
permukaan beton yang diuji harus rata.
b. Beton yang dapat diuji harus memiliki ketebalan minimal 10 cm
c. Untuk beton yang sudah diplester atau permukaannya dilapisi
sesuatu,lapisan tersebut harus dikupas terlebih dahulu, lalu
permukaan betonnya diratakan
d. Apabila beton yang akan diuji adalah beton lama yang mana
permukaannya sudah mengalami pelapukan, maka
permukaannya harus dikupas dahulu kurang lebih 12 mm.
e. Serpihan-serpihan kerak harus dibersihkan, lalu permukaannya
diasah rata.
2. Pelaksanaan
a. Pengujian Kalibrasi
1) Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan diuji, mengecek
kondisi alat harus dalam kondisi baik dan dapat digunakan.
2) Meletakkan anvil calibration dipermukaan yang rata
kemudian menembakkan hammer kedalam anvil calibration.
3) Melakukan pengujian kalibrasi pada alat hammer test
sebanyak 20 kali tumbukan.
4) Mencatatan setiap nilai pukulan atau rebound dan
menghitung nilai kalibrasinya.
3) Posisi pengujian
Horizontal = 00
Vertikal = -900
4) Pengujian dilakukan minimal 15 kali pukulan dengan jarak
yang sama dari titik pukulan satu dengan yang lainnya
(disesuaikan kondisi lapangan)
5) Setiap pengujian dibaca dan dicatat nilainya, lalu mengambil
nilai rata-rata (R) kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi
alat, lalu dikonversikan kepada kekuatan tekan, sesuai
dengan tabel kalibrasi alat dan sudut pukulan, serta
memasukkan plot kedalam grafik
Pada alat anvil test tertulis 75 dan rata-rata rebound Number (R) yang
diperoleh berdasarkan pengujian anvil test di laboratorium adalah
Keterangan :
: 0° = 129 N/mm2
: 90° = 119 N/mm2
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian hammer test dapat disimpulkan bahwa
kolom yang ditembakkan dengan sudut 0° memiliki kuat tekan yang
diperoleh dari grafik sebesar 129 N/mm². Sedangkan, kolom yang
ditembakkan dengan sudut 90°, memiliki kuat tekan yang diperoleh
dari grafik sebesar 119 N/mm².
G. DOKUMENTASI