Sodapdf
Sodapdf
A. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pengujian berat jenis dan mengetahui kemurnian
semen yang diuji
B. DASAR TEORI
Pengujian berat jenis semen dimaksudkan untuk menentukan berat jenis
semen portland. Semen portland adalah bahan perekat yang dapat mengeras
bila bersenyawa dengan air dan berbentuk padat dan tidak larut dalam air
dengan berat jenis 3 – 3,2%. Semen portland terbentuk dari oxida-oxida
utama CaO, SiO2, Al2O3, Fe2O3.
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada
suhu kamar dengan berat isi minyak tanah pada suhu 4°C yang isinya sama
dengan isi semen.Ada beberapa hal yang mempengaruhi BJ Semen adalah:
1. Tempat penyimpanan semen
Semen dalam kantong harus tersimpan pada gudang yang tertutup,
terhindar dari basah dan lembab dan tidak tercampur dari bahan lain.
2. Suhu udara kamar
Untuk penyimpanan semen dalam gudang harus berada pada suhu
normal kamar, suhunya tidak terlalu tinggi. Ini bertujuan menghindari
pelepasan panas hidrasi awal.
3. Lama penyimpanan semen
Semen sebaiknya disimpan tidak pada waktu yang lama, karena ini
akan menyebabkan semen menjadi keras atau menggumpal dan tidak
dapat lagi dipakai.
4. Cara penyusunan semen
Semen dari jenis berbeda harus dikelompokkan sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan tertukarnya jenis semen dengan jenis lain.
Urutan penyimpanan harus diatur sehingga semen yang lebih awal masu
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Berat semen
Berat Jenis Semen (BJ) =
(V2-V1)
Dengan :
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
D. LANGKAH KERJA
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Tabel Data
Tabel 1.1.1 Data Berat Jenis Semen
Berat PC V1 V2
No. d
(gram) (ml) (ml)
1. 64 0,8 23,5 1
Analisa Perhitungan
Berat Jenis = Berat semen x d
(v2−v1)
= 64 x1
(23,5−0,8)
= 64 x1
22,7
= 2,8193 %
Berat PC V1 V2
No. D BJ
(gram) (ml) (ml)
F. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilaksanakan maka diperoleh berat jenis
semen yaitu 2,8193 % (tidak memenuhi syarat yaitu 3% - 3,2%). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa semen yang diuji dalam keadaan yang
tidak murni.
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
B. DASAR TEORI
Konsistensi normal semen adalah suatu kondisi standar yang
menunjukkan kebasahan pada semen. Kebutuhan air yang sesuai untuk
dicampur dengan semen Portland sangat penting digunakan, sebab terlalu
banyak air akan encer sehingga sulit untuk dikerjakan. Dengan menggunakan
alat flow table dapat dicari banyaknya air untuk mencampur semen dalam
keadaan konsistensi normal. Adapun konsistensi yang disyaratkan antara
110% - 120%.
Konsistensi semen portland lebih banyak pengaruhnya pada saat
pencampuran awal, yaitu pada saat terjadi pengikatan sampai pada saat beton
mengeras. Konsistensi yang bergantung pada rasio antara semen dan air serta
aspek – aspek bahan semen seperti kehalusan dan keceoatan hidrasi.
Konsistensi mortar bergantung pada konsistensi pada konsistensi semen dan
agregat pencampurnya.
Konsistensi Normal = D1−D0 X 100%
D0
d1+d2+d3+d4
D1 = 4
Dimana :
D0 = Diameter bagian bawah cincin konik (cm)
D1 = Diameter rata – rata pasta setelah diketuk (cm)
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
2. Air 32%
3. Vaselin
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
2. Mengayak Semen Portland dengan saringan no. 40 dan timbang sebanyak
650 gram
3. Memasukkan air ke dalam tromol pengaduk sebanyak jumlah air yang
dipakai untuk mencapai konsistensi 32%
4. Memasukkan semen Portland sebanyak 650 gram kedalam tromol yang
telah berisi air
5. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 140 ± 5 rpm selama 1
menit
6. Menghentikan mesin pengaduk selama ± 15 detik, bersihkan dinding
tromol dari pasta yang menempel menggunakan spatula
7. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 285 ± 10 rpm selama 1
menit
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Analisa Perhitngan
22−10,2
= X 100%
10,2
= 115%
D1-D0
7 Konsistensi normal X 100% % 115%
D0
F. KESIMPULAN
Dari data hasil pengujian diperoleh konsistensi normal untuk
persentase air 32% yaitu 115 % (memenuhi syarat yaitu 110% - 120%).
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
A. TUJUAN
Untuk menentukan waktu pengikatan awal dan akhir pada semen.
B. DASAR TEORI
Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang
dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker (bahan inti) terutama terdapat
silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan batu gips sebagai bahan
tambahan.
Waktu pengikatan semen adalah waktu yang diperlukan semen untuk
mengeras, terhitung saat semen mulai bereaksi dengan air sehingga menjadi
pasta semen yang cukup kaku untuk menahan beban. Waktu ikat semen dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
• Waktu ikat awal ( initial setting time )
Yaitu waktu dari pencampuran semen dengan air menjadi pasta
semen hingga mulai hilang sebagian sifat ke plastisannya, pengikatan ini
berkisar 1 – 2 jam tetapi tidak boleh kurang dari 1 jam .
Waktu ikat akhir ( final setting time )
Yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen hingga pasta semen
mengeras, pengikatan ini tidak boleh lebih dari 8 jam . Waktu pengikatan
dapat diukur dengan alat Vicat.
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
9. Saringan No.40
10. Plat Kaca
Bahan :
1. Semen Portland 650 gr
2. Air 32%
3. Vaseline
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapakan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengayak semen Portland dengan saringan No.40 dan timbang sebanyak
650 gram.
3. Memasukkan air ke dalam tromol pengaduk sebanyak jumlah air yang
dipakai untuk mencapai konsistensi normal yaitu 32%.
4. Memasukkan semen portland sebanyak 650 gram ke dalam tromol yang
telah berisi air .
5. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 140 ± 5 rpm selama 1
menit.
6. Menghentikan mesin pengaduk, sementara itu dinding tromol dibersihkan
dari pasta semen yang menempel.
7. Menjalankan kembali mesin pengaduk dengan kecepatan 285 ± 10 rpm
selama 1 menit.
8. Menghentikan mesin pengaduk dan lepaskan tromol dari mesin pengaduk.
9. Meletakkan pasta pada cincin konik di atas flow table dengan posisi harus
berada pada daerah tengah dari flow table.
10. Mengangkat cincin konik dari pasta, kemudian memutar alat pada flow
table hingga terjadi sentakan/ketukan pada flow table sebanyak 25 kali.
11. Mengukur diameter hasil lelehan pasta dengan menggunakan mistar baja
(d1, d2, d3 dan d4). Kemudian hitung konsistensi normal.
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
B. DASAR TEORI
Kekekalan pasta semen yang telah mengeras merupakan suatu ukuran
yang menyatakan kemampuan pengembangan bahan-bahan campurannya dan
kemampuan untuk mempertahankan volume setelah pengikatan terjadi.
Ketidakkekekalan semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur
bebas yang pembakarannya tidak sempurna serta magnesia yang terdapat
dalam campuran tersebut
Pemeriksaan semen Portland perlu diketahui guna menentukan
pemakaian semen dilapangan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membuat
benda uji berbentuk kue, melalui langkah-langkah pelaksanaan percobaan, lalu
benda uji tersebut didiamkan selam 24 jam dan selanjutnya direbus selama tiga
jam. Apabila selama direbus tidak menunjukan perubahan, retak, pecah atau
perubahan bentuk lainnya maka semen tersebut dinyatakan kekal.
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapakan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengayak semen Portland dengan saringan No.40 dan timbang sebanyak
650 gram.
3. Memasukkan air ke dalam tromol pengaduk sebanyak jumlah air yang
dipakai untuk mencapai konsistensi normal yaitu 32%.
4. Memasukkan semen portland sebanyak 650 gram ke dalam tromol yang
telah berisi air .
5. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 140 ± 5 rpm selama 1
menit.
6. Menghentikan mesin pengaduk, sementara itu dinding tromol dibersihkan
dari pasta semen yang menempel.
7. Menjalankan kembali mesin pengaduk dengan kecepatan 285 ± 10 rpm
selama 1 menit.
8. Menghentikan mesin pengaduk dan lepaskan tromol dari mesin pengaduk.
9. Meletakkan pasta pada cincin konik di atas flow table dengan posisi harus
berada pada daerah tengah dari flow table.
10. Mengangkat cincin konik dari pasta, kemudian memutar alat pada flow
table hingga terjadi sentakan/ketukan pada flow table sebanyak 25 kali.
11. Mengukur diameter hasil lelehan pasta dengan menggunakan mistar baja
(d1, d2, d3 dan d4). Kemudian hitung konsistensi normal.
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
12 cm
1,3 cm
Tampak Samping
Tampak Atas
Analisa Data
Dari hasil analisa secara visual diperoleh data bahwa pasta semen
mengalami keretakan setelah direbus.
F. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kekekalan
semen dengan metode kue rebus, maka diperoleh hasil bahwa semen yang telah
diuji dengan di rebus selama 3 jam menggunakan prosentasi air pada
konsistensi normal 32 % dapat dinyatakan bahwa pasta semen tersebut tidak
kekal karena terdapat retakan.
Kelompok 1
2B D4 Jasa Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang