Disusun Oleh:
Rifky (41221054)
1B MJK
2021
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha
Penyayang. Selain itu, Kami juga memanjatkan puji syukur atas limpahan
berkah dan hidayah-Nya, sehingga penyelesaiaan makalah Metode
Pengawetan Kayu bisa berjalan lancar. Kami juga berharap, agar makalah
ini bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca guna dapat
mengimplementasikan cara pengawetan kayu.
Makalah ini kami susun dengan sebaik baiknya, sehingga kita dapat dapat
memahami mengenai Metode pengawetan kayu. Kami juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
memberi inspirasi bagi seluruh orang yang membaca. Sekian.
Rifky
Penyusun
i
Daftar isi
Kata Pengantar.................................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
Latar Belakang............................................................................................1
Rumusan Masalah.......................................................................................1
Tujuan.........................................................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................3
Metode Pengawetan....................................................................................3
Prinsip-Prinsip Dalam Pengawetan Kayu...................................................4
Jenis Pengawetan Kayu...............................................................................4
Tujuan Pengawetan Kayu...........................................................................5
Kegunaan Pengawetan................................................................................5
Metode Pengawetan kayu...........................................................................5
BAB III.........................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................10
Kesimpulan...............................................................................................10
Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena kayu telah
banyak digunakan sebagai alat perlengkapan sehari – hari mengingat
karasteristik khas kayu yang tidak jumpai pada bahan lain, yaitu tersedia
hampir diseluruh dunia, penampilan sangat dekoratif dan alami, mudah
diperoleh dalam berbagai bentuk dan ukuran, relatif mudah dalam
pengerjaan, serta ringan.
Kayu merupakan bahan baku yang dibutuhkan oleh industry untuk berbagai
keperluan seperti bahan bangunan, perabot rumah tangga, sampai pada
bahan dasar pulp dan kertas.
Disisi lain, dari sekitar 4000 jenis kayu Indinesia sebagian besar (80 – 85%)
berkelas awet rendah dan hanya sedikit yang berkelas awet tinggi. Kayu
tidak awet memiliki kelemahan antara dapat dirusak atau dilapuk oleh
organisme perusak kayu, akibatnya umur kayu menjadi menurun. Padahal
nilai jenis suatu kayu untuk keperluan bagunan kerumahan perangkat
interior sangat ditentukan oleh keawetanya. Karena bagamanapun kuatnya
kayu tersebut penggunaannya tidak akan berarti jika umur pakainya pendek.
3
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Pengawetan
Beberapa macam metode pengawetan kayu yang telah dikenal luas oleh
masyarakat kita adalah : perendaman, laburan, rendaman panas dan dingin,
dan vacum tekan. Pada daerah yang tidak terdapat alat vacum tekan, metode
rendaman panas dingin merupakan metode yang paling efektif. Proses
pengawetan rendaman panas dan dingin diawali dengan merendam kayu
pada larutan pengawet panas (80 derajat celcius sampai dengan 113 derajat
celcius) sehingga udara pada pori-pori kayu akan mengembang. Kayu yang
sudah direndam panas, kemudian dimasukkan pada larutan pengawet
dingin. Udara yang tadinya mengembang, kemudian akan mengerut dan
menarik larutan pengawet masuk ke dalam kayu. Proses rendaman panas
dan dingin dapat juga dilakukan dalam satu bak / tempat.
Demikian pula kayu yang dianggap awet bila dipakai di Indonesia. Serangga
perusak kayu juga berpengaruh besar. Kayu yang mampu menahan serangga
rayap tanah, belum tentu mampu menahan serangan bubuk. Oleh karena itu
tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang berbeda pula. Misalnya
keawetan kayu meranti tidak akan sama dengan keawetan kayu jati. Ada
5
kalanya pada satu jenis kayu terdapat keawetan yang berbeda, disebabkan
oleh perbedaan ekologi tumbuh dari pohon tersebut.
6
penetrasi dan retensi yang diinginkan. Sehingga pengawetan
dapat lebih efektif dan waktu pemakaiannya dapat selama
mungkin.
Pengawetan kayu dapat dilakukan secara ringan dan sederhana, serta sekali
saja, tetapi dapat pula dengan perlakuan yang berat dan tekanan, bahkan
mungkin lebih dari sekali. Bentuk kayu yang diawetkan dapat berupa kayu
bulat, kayu persegi atau dari produk-produk kasar kayu.
Adapun tujuan dari pengawetan kayu (Hunt dan Garrat 1986; Kasmudjo
2001; Yoesoef 976) adalah:
7
Kayu direndam di dalam bak larutan baha pengawet yang telah ditentukan
konsentrasi (kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama beberapa
jam atau beberapa hari. Waktu pengawetan (rendaman) kayu harus
seluruhnya terendam, jangan sampai ada yang terapung. Karena itu diberi
beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan rendaman,
antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman panas dan
rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari
beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau
rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam.
Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua
bak rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat
larutan bahan pengawet, kemudian diberi saluran penghubung). Setelah
kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet
dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan dingin lebih
baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan
retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu.
Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baik
daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses
difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk
bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat.
Kelebihan :
Kekurangan:
8
kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan
konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit
bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan pengawet
tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak
berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini
umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah
serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium
Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik baila kayu yang
akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan
lebih dahulu.
Kelebihan :
Kekurangan :
9
c. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan ini
hanya dianjurkan bila serangan perusak kayu tempat kayu akan
dipakai tidak hebat (ganas).
Kelebihan :
Kekurangan :
4. Metode Pembalutan
Kelebihan :
a) Peralatan sederhana
b) Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama
c) Digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah
Kekurangan :
10
1. Proses sel penuh antara lain :
• Proses Bethel
• Proses Burnett
• Proses Rueping
• Proses Lowry
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Pengeringan dan Pengawetan Kayu - Pedia Ilmu
file:///C:/Users/ACER/Downloads/Documents/08e00816-with-cover-
page-v2.pdf
13