PENGERINGAN KAYU
Dosen Pengajar :
Disusun oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh penyertaan-Nya
sehingga kami boleh menyelesaikan tugas tugas mata kuliah Struktur Beton Jembatan 1 ini hanya
oleh penyertaan Tuhan Yang Maha Esa.
Kami juga menyadari dalam pembuatan tugas ini tidak lepas dari berbagai macam
tantangan, rintangan, yang ada namun dengan kekompakan dari kelompok kami dan kerja sama
yang sangat terjalin dalam kelompok kami bimbingan arahan seta motivasi dari berbagai pihak
sehingga kami dapat menyekesaikan tugas ini dengan rasa Syukur dan terimakasih kepada Tuhan
serta kepada dosen pengajar kami dan teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan
tugas ini.
Pada akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas ini meskipun masih jauh dari kesempurnaan
namun kami telah berupaya dan bekerja keras, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran
dari segala pihak dalam menyempurnakan tugas ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengeringan kayu..............................................................................................................6
2.2 Proses Pengeringan Kayu..................................................................................................6
2.3 Macam – Macam Pengeringan..........................................................................................7
2.4. Kerusakan Kayu Akibat Proses Pengeringan...................................................................11
BAB III...........................................................................................................................................13
PENUTUP (Kesimpulan & Saran)...............................................................................................13
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2. Saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman dahulu sampai dengan zaman sekarang ini, kayu merupakan bahan alam yang
sangat melimpah dan masih sangat popular di kalangan masyarakat dunia. Khususnya
masyarakat Indonesia yang merupakan negara tropis dengan hutan kayunya yang sangat luas.
Penggunaan kayu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masih sangat melekat pada
kehidupan masyarakatnya. Nilai ekonomi kayu dari waktu ke waktu semakin meningkat karena
beberapa hal antara lain karena permintaan kayu yang meningkat baik dalam segikualitas
maupun kuantitas. Di lain pihak karena tekanan penduduk dan program Pembangunan nasional
dengan cara mengkonversi lahan hutan menjadi lahan non hutan telah menurunkan jumlah luas
kawasan hutan produksi yang menghasilkan kayu. Kedua, perubahan kondisi kawasan hutan
tersebut di atas mengakibatkan penurunan penyediaan kayu atau pasokan kayu (wood supply)
sehingga dengan meningkatnya permintaan kayu (wood demand) akan menyebabkan kenaikan
harga. Kenaikan harga kayu sebenarnya tidak hanya disebabkan ketidakseimbangan pasokan
dan permintaan tetapi masih banyak faktor lain yang terlibat seperti biaya ekstraksi dari hutan
atau biaya pembalakan kayu, biaya transportasi, biaya administrasi pengusahaan hutan untuk
memproduksi kayu dan lain sebagainya.
Bila ditinjau dari jenis kayu yang diperdagangkan atau kayu-kayu yang banyak
terdapat di pasaran, terutama kayu-kayu komersial, maka diperoleh gambaran perbedaan sifat-
sifat kayu yang mencakup sifat fisika kayu, sifat kimia kayu, dan sifat pengerjaan kayu yang
sangat berpengaruh dalam pengerjaan kayu sebagai benda higroskopis, Hal ini dapat diatasi
dengan pemberian perlakuan awal kayu, salah satunya dengan proses pengeringan kayu yang
baik, mudah, dan murah. Pengeringan kayu merupakan proses mengeluarkan air sebanyak
mungkin dari dalam kayu sehingga di dapat kadar air akhir yang sesuai dengan tujuan
penggunaan kayu (Suranto, 2004). Prinsip penurunan kadar air yang mempengaruhi kembang
susut kayu ini yang nantinya akan digunakan pedoman dalam proses pengeringan kayu. Seiring
dengan meningkatnya nilai ekonomi kayu, perhatian masyarakat, produsen, atau
konsumen sendiri terhadap kayu sangat kurang, terutama masalah pengeringan kayu.
Pengeringan kayu ini sangat perlu diperhatikan dan banyak, diteliti karena banyak
permasalahan yang timbul dari penggunaan kayu, kayu sebagai bahan konstruksi bangunan,
bahan furniture, bahan kerajinan, dan sebagainya yang berkaitan dengan kadar airnya.
Permasalahan-permasalahan tersebut timbul dan mendapat banyak sorotan dari konsumen
berskala besar, kecil, baik dalam negeri maupun luar negeri. Proses pengeringan kayu di
indonesia masih sangat jarang dilakukan dan cenderung diabaikan sehingga pemakaian kayu
yang terjadi sangat ekstrim, dari kayu bulat hasil tebangan langsung dikerjakan menjadi
produk setengah jadi atau produk akhir.
Tidak adanya perlakukan pendahuluan kayu atau sortimen kayu tersebut untuk
menurunkan kadar air melalui proses pengeringan akan berakibat timbulnya cacat-cacat pada
kayu atau cacat pada produk akhir seperti kayu melengkung, memuntir, retak, sulitnya
pengerjaan kayu tersebut dan sebagainya. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi kualitas kayu
atau produk akhir dari kayu tersebut yang natinya akan mempengaruhi harga kayu atau harga
produk akhir kayu tersebut.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengeringan kayu
Pengeringan kayu adalah proses untuk mengeluarkan air yang terdapat di dalam
kayu. Telah diutarakan di muka, bahwa kadar air kayu memberikan pengaruh yang
sangat besar dalam pemakaian kayu. Untuk berbagai macam kegunaan dengan kondisi udara
tertentu kayu memerlukan batas kandungan kadar air. Oleh karena itu masalah pengeringan
merupakan factor yang penting pada kayu. Dengan adanya pengeringan akan diperoleh
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
Pergerakan air di dalam kayu terjadi dari daerah berkelembapan tinggi ke daerah yang
berkelembapan lebih rendah. Kayu akan mongering dan bagian luar ke dalam kayu. Dengan
kata lain permukaan kayu lebih cepat mengering daripada bagian dalamnya. Proses keluarnya
air dalam proses pengeringan disebut proses evaporasi. Evaporasi akan terjadi bila kadar air
di dalam kayu lebih besar dari kadar air keseimbangan (EMC). Selama proses pengeringan
kayu berlangsung, yang terlebih dahulu keluar adalah air bebas yang terdapat dalam rongga
sel. Setelah itu menyusul air yang terikat pada dinding-dinding sel. Keadaan titik air bebas
telah habis keluar, tetapi air terikat masih dalam keadaan jenuh, dinamakan keadaan pada titik
jenuh serat (FSP=Fiber Saturation Point). Perubahan kadar air yang dialami kayu pada
keadaan di atas titik jenuh serat ini tidak mempengaruhi bentuk dan ukuran kayu. Tetapi
segala perubahan bentuk dan ukuran kayu. Oleh sebab itu perubahan-perubahan kadar air
di bawahtitik ini sangat mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanik kayu. Pada setiap
usaha pengeringan kayu hal ini harus mendapat perhatian yang khusus.
http://johnkelik.blogspot.com/2009/08/pengeringan-kayu.html
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-10454-Chapter1.pdf
http://vansaka.blogspot.com/2010/03/pengeringan-kayu-dapat-dilakukan
secara.html