Laporan Praktikum Itk Sifat Fisis Kayu
Laporan Praktikum Itk Sifat Fisis Kayu
KAYU
“SIFAT FISIS KAYU”
Disusun Oleh
KELOMPOK 5B
ASISTEN PRAKTIKUM
DOSEN PRAKTIKUM
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. 4
DAFTAR TABEL................................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................6
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 6
1.2 Tujuan...........................................................................................................6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 7
2.1 Pengertian Pengeringan Kayu...................................................................... 7
2.2 Pengeringan Kayu Metode Oven................................................................. 7
2.3 Pengeringan Kayu Metode Angin-Angin.....................................................7
2.4 Pengeringan Kayu Metode Penjemuran.......................................................7
BAB III
METODOLOGI..................................................................................................... 9
3.1 Lokasi...........................................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................9
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................10
3.3.1 Sifat Fisik Kayu.......................................................................................10
3.3.1.2 Metode Penjemuran dan Metode Angin-Angin................................... 10
BAB IV.................................................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 11
4.1 Hasil............................................................................................................ 11
4.2 Pembahasan................................................................................................. 11
BAB V
PENUTUP.............................................................................................................14
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 14
5.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................16
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta UB sebagai Lokasi Praktikum Sifat Fisis Kayu
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan Bahan dalam Praktikum Sifat Fisis Kayu
Tabel 2. Pengukuran Kadar Air
Tabel 3. Pengukuran BJ
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami dan mengetahui
sifat fisik kayu. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk mampu
menghitung kadar air, memahami dan menjelaskan macam dan pergerakan air
di dalam kayu yang melibatkan air terikat dan air bebas dalam empat kondisi,
yaitu segar, titik jenuh serat, kering udara, dan kering tanur serta mampu
menganalisis perubahan dimensi kayu yang terjadi, serta mampu menghitung
berat jenis dan kerapatan kayu
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
serta sirkulasi udara lebih banyak, tetapi jika penelitian pengeringan ini dilakukan
pada musim penghujan besar kemungkinan akan terkena air hujan (Bagustiana et
al., 2021). Pengeringan kayu metode penjemuran merupakan metode yang paling
ekonomis serta paling mudah untuk dilakukan, akan tetapi secara kualitas akan
kalah dengan kayu yang melalui proses pengeringan metode oven (Wahyuni et al.,
2017).
7
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi
Praktikum Sifat Fisis Kayu dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Maret 2024 pukul
09.00 - selesai. Di Sekretariat HMKT, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
8
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Sifat Fisik Kayu
1. Menyiapkan potongan kayu sebanyak 6 buah kayu.
2. Amplas permukaan kayu hingga rata.
3. Ukur dimensi kayu meliputi panjang, lebar, dan tinggi kayu.
4. Menimbang kayu.
5. Catat hasil pengamatan.
6. Bagi kayu untuk melakukan uji sifat fisik kayu dengan metode
oven, penjemuran, dan angin-angin masing-masing 2 buah kayu.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengukuran Kadar Air
Tabel 2. Pengukuran Kadar Air
Besarnya KA Besarnya KA
Besarnya KA Oven Angin-Angin Penjemuran
%KA %KA
(Moismeter %KA (Moismeter %KA %KA %KA
) Rumus ) Rumus (Moismeter) Rumus
1 0 0,038 0 0,011 0 0,007
2 0 0,005 0 0,016 0 0,003
3 12,1 0,121 12 0,017 7,5 0,123
4 10,8 0,108 11,6 0,013 8,1 0,042
4.1.2 Pengukuran BJ
Tabel 3. Pengukuran BJ
Besarnya BJ Besarnya BJ
Sampel Besarnya BJ Oven Angin-Angin Penjemuran
1 3,714 3,19 2,364
2 2,963 4,333 3,077
3 5,187 3,911 4,449
4 4,596 4,057 4,126
4.2 Pembahasan
Pengeringan kayu merupakan proses penting untuk mencapai kadar
air yang sesuai untuk penggunaan akhir. Ada beberapa faktor yang
10
menjadi indikator hasil pengeringan kayu seperti besarnya kadar air, berat
jenis, dan perubahan dimensi. Pada praktikum ini digunakan tiga metode
pengeringan yakni dengan pengovenan, pengangin-anginan, dan
penjemuran.
Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel pengukuran kadar
air, terjadi perbedaan nilai kadar air menggunakan moist meter dan
perhitungan manual dengan rumus. Didapati hasil perhitungan kadar air
menggunakan rumus memiliki ketelitian yang lebih tinggi. Selain itu pada
sampel kayu sengon 1 dan 2 yang merupakan milik kelompok kami
memiliki hasil ataupun nilai yang diharapkan yakni berkisar 0 sampai 1%
kadar air dari hasil pengeringan dengan 3 metode yakni di oven
diangin-anginkan.
Pengeringan kayu merupakan proses penting untuk mencapai kadar
air yang sesuai untuk penggunaan akhir. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses pengeringan kayu, termasuk jenis kayu, kelembaban
awal kayu, suhu udara, kelembaban relatif udara, aliran udara, serta
metode pengeringan yang digunakan (Bagustiana et al., 2021). Pada
praktikum ini digunakan tiga metode pengeringan yakni dengan
pengovenan, pengangin-anginan, dan penjemuran. Berdasarkan data yang
telah disajikan pada tabel pengukuran kadar air, terjadi perbedaan nilai
kadar air menggunakan moistmeter dan perhitungan manual dengan
rumus.
Pengukuran kadar air pada kayu dapat menggunakan moismeter
dan manual dengan rumus, perhitungan pada kadar air menggunakan dua
cara yaitu wood moisture meter dengan rumus teoritis. Dari hasil yang
didapat, ditemukan hasil berbeda pada perlakuan angin-angin yang cukup
signifikan diantara keduanya, hal ini dapat terjadi karena faktor perbedaan
pada parameter yang dibutuhkan pada setiap perhitungan. Misalnya, pada
rumus teoritis menggunakan perhitungan manual dengan parameter berupa
berat kayu basah dan berat kayu kering, sedangkan pada wood moisture
meter didapati sudah berupa alat otomatis yang didukung dengan sensor.
Perbedaan pada hasil kadar air juga dapat disebabkan oleh faktor
eksternal dan internal (Marsoem et al., 2014). Didapati hasil perhitungan
kadar air menggunakan rumus memiliki ketelitian yang lebih tinggi. Selain
itu pada sampel kayu sengon 1 dan 2 yang merupakan milik kelompok
kami memiliki nilai kadar air yang diharapkan yakni berkisar 0-1% dari
hasil pengeringan dengan 3 metode yakni di oven diangin-anginkan dan
dilakukan penjemuran. Kemudian dapat disimpulkan, berkurangnya kadar
air paling besar adalah pada metode penjemuran.
Selanjutnya pada tabel pengukuran berat jenis, nilai berat jenis
terbesar adalah pada sampel kayu sengon yang di oven ini menunjukkan
bahwa kayu sengon yang di oven memiliki massa jenis yang lebih tinggi
11
dibandingkan dengan sampel kayu sengon yang tidak di oven. Hal ini
terjadi karena proses pengeringan di oven menghilangkan kandungan air
dari kayu sengon. Tabel perubahan dimensi menunjukkan bahwa keempat
sampel kayu sengon mengalami perubahan bentuk, yaitu bengkok. Tingkat
kebengkokan pada tiap sampel berbeda-beda, ada yang terlihat jelas dan
ada yang tidak. Perhitungan perubahan dimensi menunjukkan bahwa
meskipun bengkoknya tidak selalu terlihat jelas, semua sampel mengalami
perubahan dimensi secara valid.
Bengkoknya kayu akibat pengeringan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yakni distribusi kadar air yang tidak merata yang menyebabkan
tegangan internal pada kayu sehingga terjadi pembelokan, sifat anisotropik
kayu yakni saat kayu mengering penyusutannya tidak sama di sebuah arah
dan menyebabkan kayu menjadi bengkok, dan terakhir yaitu pengaruh
suhu dan kelembaban di mana suhu yang terlalu tinggi atau kelembaban
yang terlalu rendah dapat menyebabkan kayu mengering terlalu cepat dan
beresiko mengalami pembengkokan dan dilakukan penjemuran. Kemudian
dapat disimpulkan, berkurangnya kadar air paling besar adalah pada
metode penjemuran.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15