Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ken Ghea Natashya

NIM : 21275

Kelas : SMH-A

Pengaruh kadar air terhadap pemanfaatan kayu menjadi produk:

1. Kayu bangunan (konstruksi)


Kadar air terhadap kayu bahan konstruksi bangunan sangat berpengaruh.
Kayu yang baik adalah apabila digunakan untuk komponen bangunan kayu
tersebut tidak mengalami pengembangan maupun penyusutan, kalaupum
terjadi sangat kecil, sehingga tidak merusak elemen bangunansecara
keseluruhan. Oleh karena itu, kayu bangunan sebelum digunakan harus
diketahui terlebih dahulu kadar airnya. Kadar air kayu yang aman untuk
penggunaan pada bangunan adalah kadar air kering udara, untuk di Indonesia
sekitar 15%-20%. Apabila kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan
masih memiliki kadar air yang tinggi, maka akan menyebabkan kayu cepat
lapuk. Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat
perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan
kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan
rumah tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin
pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam
berbagai kondisi penanganan.
Beberapa jenis kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah
dibentuk
2. Mebel
Kayu yang mempunyai kualitas baik adalah kayu kering yang memiliki
kadar air rendah, yakni tingkat kekeringannya dibawah 20%. Apabila kayu
yang memiliki tingkat kekeringan tersebut maka kayu atau baranag tersebut
kondisinya bisa tetap stabil dan tidak gampang rusak dikemudian hari.
Semakin kayu tersebut kering, maka furniture yang dihasilkan akan semakin
berkualitas. Sebab, kadar air kayu yang terlalu tinggi dapat menimbulkan
perubahan pada bentuk barang ketika nanti sudah jadi, barang bisa menyusut
dan pecah. Tidak hanya itu, perubahan tersebut biasanya berdampak
melengkungnya kayu, menyusut atau bahkan retak.

3. Produk perektan
Kadar air kayu yang tinggi atau kayu dalam keadaan basah mengakibatkan
proses penguapan air dari kayu yang relatif cepat walaupun dalam kondisi
suhu kamar dan juga mengakibatkan perpindahan zat ekstraktif dari dalam
kayu ke permukaan kayu. kadar kayu yang tinggi mengakibatkan pengenceran
perekat atau adonan perekat (glue mix) yang telah dilaburkan pada permukaan
kayu sehingga mobilitas molekul-molekul perekat menjadi sangat tinggi.
Apabila kondisi seperti ini tetap berlangsung pada waktu rakitan bahan yang
direkat (wood assembly) dikempa, maka larutan perekat akan lari keluar dari
garis perekat bila bahan direkat sudah tidak mampu menampungnya karena
porousitas rendah.
Kadar air yang tinggi juga menyebabkan perekat akan masuk ke dalam
bahan direkat dalam jumlah yang banyak sehingga terjadi over/ penetration/
perekat terhisap yang akan menyebabkan kegagalan perekatan yang disebut
starved glue line atau garis perekat kurang.

4. Produk mebel ekspor ke Eropa


Dalam proses penggunaan kayu untuk konstruksi atau mebel diperlakukan
kayu yang sudah cukup kering. Sebab kayu yang masih basah atau belum
kering akan menyebabkan susut kayu yang mengakibatkan perubahan bentuk
dan kerusakan struktur bangunan atau mebel dalam jangka panjang. Bentuk-
bentuk kerugian ini dapat berupa pelepasan mata kayu dari sortimen.
Pelengkungan dan pemuntiran pada sortimen, retak pada permukaan atau
ujung sortimen, cacat indung madu (honeycombing), kolep (pemimpesan
kayu) dan kulit mengeras.
Biasanya kayu yang benar-benar kering bisa didapatkan atau ditemui pada
mebel yang biasa mengerjakan furniture outdoor atau furniture ekspor yang
prioritas utamanya adalah hasil akhir yang berkualitas bagus sesuai standar
ekspor.

5. Wood pellet (pelet kayu)


Kadar air pada bahan baku biomassa yang digunakan untuk mmebuat pelet
merupakan faktor penting yang mempengaruhi karakteristik pelet yang
dihasilkan selain kadar abu dan ukuran partikel. Penentuan kadar air bahan
sangat penting dalam memproduksi pelet kayu sehingga mencapai kadar air
yang sesuai nilai kesetimbangan. Hal ini penting untung mencegah pelet
mengembang karena lembap selama penyimpanan dan pengiriman, selain itu
jika kadar airnya terlalu tinggi, pelet yang dihasilkan mudah diserang
mikroorganisme dan jamur.
Grover dan Mishra (1996) merekomendasikan rata-rata kadar air biomassa
yang terbaik sebagai bahan baku pellet adalah 10%-15%. Demikian halnya
penambahan air pada pellet dari serbuk kayu pinus menghasilkan pelet dengan
ketahanan pakai yang lebih baik pada kadar air 12%, kayu oak pada kadar air
10%, dan kayu maple pada kadar air 14% (Wilson,2010). Kadar air optimum
pada pembuatan pelet adalah 19-23% dan mengahasilkan ketahanan pakai
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai