Anda di halaman 1dari 23

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

PERCOBAAN IV

PEMERIKSAAN KADAR AIR KAYU

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kayu merupakan bahan bangunan yang diperoleh dari hasil penebangan pohon,
baik di hutan alam, hutan tanaman industri (HTI), maupun tempat-tempat lainnya.
Kayu untuk bahan bangunan harus dipilih sedemikian rupa sehingga tidak memiliki
cacat-cacat yang dapat membahayakan kontruksi bangunan.

Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, dan bahan
mentah yang mudah di proses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan
kemajuan teknologi.

Faktor-faktor yang mempemgaruhi kekuatan kayu diantaranya faktor bilgis


(mikroorganisme yang dapat menyerang kayu), salah satu faktornya berupa kadar
air. Faktor tersebut pada dasarnya dapat memanipulasi kekuatan kayu sehingga
mempengaruhi kekuatan kayu yang dapat di pertahankan misalnya pengawetan
dengan zat kimia pengeringan dan memanipulasi pertumbuhan. Pengembangan dan
penyusutan kayu di pengaruhi oleh faktor kadar air kayu.

Kadar air merupakan gambaran mengenai banyaknya air yang ada pada suatu
kayu. Kayu merupakan bahan yang mempunyai sifat higroskopis, dapat menyerap
dan melepaskan air, sehingga kadar air dapat berubah-ubah sesuai dengan suhu dan
kelembaban. Kandungan air ini diketahui dapat mempengaruhi karakteristik dari
kayu seperti berat, kekuatan, dan penyusutan.

Kadar air kayu bisanya dinyatakan secara kuntitatif dalam persen (%).
Percobaan ini sangat penting dilakukan karena beberapa janis kayu mengandung
unsur–unsur yang pada waktu dikeringkan mudah menguap dan sering mengancam
hasil dengan nilai kadar air yang lebih tinggi yang akan mempengaruhi kwalitas dan
kekuatan dari kayu tersebut.

B. Tujuan Percobaan

Menentukan kadar air yang didasarkan pada ASTM D4442 dan dapat
dibandingkan dengan PKKI NI-5.

Program Studi Teknik Sipil 1


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar

Kadar air adalah banyaknya air atau presentase air yang dikandung oleh
sepotong kayu terhadap berat kering kayu tersebut. Kemampuan kayu untuk
menyerap atau mengeluarkan zat atau cairan tergantung pada suhu dan
kelembapan udara sekeliling. Standar yang ditentukan untuk menentukan kadar air
dengan mengeringkan kayu dalam oven pada suhu 100-105°C hingga kayu
mencapai berat yang tetap. Pada kondisi ini kandungan air masih 1%. Sifat fisika
kayu dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu. Kadar air kayu rata – rata adalah
15 %.

Kemampuan kayu untuk menyerap atau mengeluarkan air tegantung pada suhu
dan kelembapan udara disekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam kayu selalu
berubah-rubah menurut keadaan udara atau atmosfer disekelilingnya.

Kayu memiliki kandungan air lebih banyak pada kayu muda atau hijau yang akan
mengalami penyusutan yang besar dibandingkan dengan kayu tua. Air terdapat
pada seluruh dinding sel dan dinding kayu jika seluruh sel kosong dan dinding sel
jenuh air maka kondisi ini disebut titik jenuh serat, biasanya kadar air berada antara
23-27% karena sifat hidrokopis semua kayu berusaha untuk mencapai kadar air
yang seimbang.

Kayu adalah bagian-bagian dari tumbuhan yang bersifat higrokopis artinya kayu
mempunyai daya tarik terhadp air, baik dalam bentuk uap atau cair, masuk dan
keluarnya air dari kayu membuat kayu basah atau kering, akibatnya kayu akan
mengembang dan menyusut.

B. Jenis-jenis Kayu

Jenis kayu terbagi menjadi dua, yaitu jenis kayu lunak (softwood) dan jenis kayu
keras (Hardwood). Jenis kayu tersebut terbagi karena kayu memiliki sifat fisik yang
bervariasi serta kepadatan yang beragam. Jenis kayu tersebut juga mempunyai
manfaat yang berbeda, seperti kayu lunak sering digunakan untuk membuat kertas
karena kepadatan dan struktur kerapatan kayunya yang sangat renggang dan

Program Studi Teknik Sipil 2


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

mudah untuk dihancurkan. Sedangkan kayu keras sering digunakan untuk membuat
sebuah furniture karena kepadatan dan struktur kerapatannya yang rapat dan
kekerasan struktur kayunya.

Kayu yang dikategorikan kedalam kayu keras (hardwood) tidak berarti keras dan
kayu yang dikategorikan kedalam kayu lunak (softwood) tidak berarti kayu tersebut
lunak. Ada ‘soft hardwood’ dan ada juga ‘hard softwood’ jadi struktur kerapatan
terbagi. Akan tetapi jenis tersebut akan sulit di identifikasi dengan kasat mata.

1. Kayu Rotan

Jenis kayu Rotan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan


mebel, misalnya meja tamu, kursi, serta rak buku. Kelebiahan jenis kayu ini
adalah ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan
utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk “Pi Hole“. 

2. Kayu Rasamala

Pohon Rasamala merupakan pohon hutan yang dapat tumbuh hingga


mencapai 40-60 meter. Damar dari kayu Rasamala berbahu harum, biasa
digunakan sebagai campuran parfum ruangan oleh beberapa perusahaan di
Indonesia. Jenis pohon Damar memiliki banyak manfaat, selain bisa
digunakan sebagai bahan bangunan dan campuran parfum, daun pohon
Damar yang masih muda juga bisa dibuat menjadi sayur, lalapan dan obat
batuk. Biasanya daun yang masih muda berwarna merah dan tidak terlalu
alot. Pemanfaatan kayu Damar di Indonesia biasa digunakan sebagai bahan
baku jembatan, penyangga rel kereta api, bahan konstruksi bangunan, lantai
hingga perahu. Pastinya masih banyak lagi manfaat dari jenis kayu ini karena
bahannya yang kuat.

3. Kayu Bambu
Pohon Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dengan
rongga dan ruas di dalam batang. Pohon jenis ini merupakan tanaman yang
bisa tumbuh dengan cepat. Dalam satu hari, pohon jenis ini bisa tumbuh
sepanjang 60 cm bahkan lebih, hal itu tergantung dengan cuaca dan kondisi
tanah yang ditempati. Pohon Bambu memiliki banyak manfaat, seperti bahan
perabotan rumah tangga, bahan kerajinan anyaman, bahan pembuat alat

Program Studi Teknik Sipil 3


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

musik, bahan pembuatan rakit dan masih banyak lagi. Selain itu, pohon jenis
ini juga bisa digunakan sebagai makanan hewan terutama hewan Panda dari
Cina. Tunas, ranting, dan dedaunan yang empuk merupakan makanan favorit
Panda.

4. Kayu Cendana

Kayu cendana memiliki tekstru yang kuat dan kokoh, kayu ini
merupakan salah satu jenis kayu yang menjadi pilihan alternatif yang biasa
digunakan setelah kayu Jati sebagai bahan baku pembuat furniture. Kayu
Cendana merupakan tumbuhan parasit yang membutuhkan pohon lain agar
bisa hidup, hal ini disebabkan oleh akar dari pohon Cendana yang kurang
kuat, sehingga tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Walaupun termasuk jenis tumbuhan parasit, namun pohon ini mampu
tumbuh dengan ketinggian 11 – 15 meter, dan termasuk pohon yang besar
hingga bisa mencapai diameter 25 – 30 cm.

C. Manfaat Kayu

1. Bahan Bakar

Kayu telah lama digunakan sebagai bahan bakar hingga saat ini,
terutama di pedesaan. Kayu keras lebih dipilih sebagai bahan bakar karena
mampu terbakar lebih lama dengan asap yang lebih sedikit. Tungku
pembakaran dengan cerobong asap (fireplace) banyak dibangun di rumah di
kawasan beriklim sedang yang bertujuan untuk memberikan kehangatan di
dalam rumah.

2. Kesenian

Seniman dapat menggunakan kayu sebagai bahan pembuatan pahatan.


Kayu telah lama digunakan sebagai media seni untuk membuat pahatan
kayu. Patung totem hasil karya masyarakat pribumi Amerika Utara dibuat
dari kayu konifer, biasanya Cedar Merah (Thuja plicata). Berbagai jenis alat
musik, seperti biola dan gitar terbuat dari kayu. Jenis kayu yang dipilih
disesuaikan dengan nada yang diinginkan.

3. Peralatan Rumah Tangga

Program Studi Teknik Sipil 4


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

Piring dan peralatan rumah tangga dan sebelum bahan plastik lebih
mendunia, kebanyakan orang menggunakan piring dan peralatan kayu.
Namun, popularitas mereka cenderung terus meningkat lagi karena plastik
telah dikaitkan dengan sejumlah bahaya kesehatan.

4. Olahraga

Berbagai peralatan olahraga seperti pemukul baseball dan lantai arena


basket terbuat dari kayu. Papan ski luncur, tongkat hockey, busur panah juga
biasanya terbuat dari kayu namun kini telah banyak digantikan oleh bahan
polimer dan logam.

5. Kedokteran Dan Kesehatan

Pada tahun 2010, para ilmuwan italia mengatakan bahwa kayu dapat
digunakan sebagai bahan pengganti tulang. Diperkirakan pada tahun 2015
metode ini dapat diaplikasikan ke manusia.

6. Konstruksi Dan Bangunan

Kayu untuk konstruksi adalah salah satu dari sekian banyak hasil hutan
yang digunakan di seluruh dunia. Ini digunakan pada bangunan besar dan
kecil. Ada pasokan global yang cukup banyak di masa yang akan datang, dan
walaupun ada kecenderungan deforestasi di seluruh dunia, pada umumnya
karena pembukaan lahan baru untuk pertanian, perumahan, indusrtri, dan
lain-lain. Meski demikian penebangan l4iar adalah hal yang prihatin dan
tetap menjadi perhatian.

D. Kelas – Kelas Keawetan dan Kekuatan

1. Klasifikasi mutu kayu


Klasifikasi mutu kayu merupakan penggolongan kayu secara visual terkait
dengan kualitas muka kayu, seperti: cacat, pola serat, dan kelurusan batang,
serta kadar air kayu.
Menurut Ariestadi (2008), terdapat 3 (tiga) macam mutu kayu dalam
perdagangan, yaitu: mutu A, mutu B dan mutu C. Kayu mutu C adalah kayu
yang tidak termasuk dalam.
Syarat kayu mutu A :

Program Studi Teknik Sipil 5


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

1. Kayu harus kering udara (kadar air ≤ 15%);


2. Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar muka kayu, atau tidak boleh
lebih besar dari 3,5 cm;
3. Kayu tidak boleh mengandung kayu gubal (wanvlak) yang lebih besar
dari 1/10 lebar muka kayu;
4. Miring arah serat Tangen maksimum 1/10;
5. Retak arah radial tidak boleh lebih besar dari 1/4 tebal kayu dan retak
arah lingkaran tumbuh tidak boleh lebih besar dari 1/5 tebal kayu.

Syarat kayu mutu B:

1. Kayu kering udara dengan kadar air 15% – 30%;


2. Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 lebar muka kayu, atau tidak boleh
lebih besar dari 5 cm;
3. Kayu tidak boleh mengandung kayu gubal (wanvlak) yang lebih besar
dari 1/10 lebar muka kayu;
4. Miring arah serat Tangen maksimum 1/7;
5. Retak arah radial tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal kayu dan retak
arah lingkaran tumbuh tidak boleh lebih besar dari 1/4 tebal kayu.
2. Klasifikasi Kekuatan kayu
Klasifikasi kekuatan kayu didasarkan pada kekuatan lentur dan kekuatan
tekan pada keadaan kayu kering udara. Kekuatan lentur ditentukan
berdasarkan tegangan lentur maksimum yang diterima oleh kayu hingga
putus (tegangan lentur mutlak). Sedangkan kekuatan tekan ditentukan
berdasarkan tegangan tekan maksimum yang diterima oleh kayu hingga pecah
(tegangan tekanan mutlak). Besarnya angka tegangan kayu dinyatakan
dengan satuan kg/cm3. Biasanya semakin kuat suatu jenis kayu semakin
besar pula Berat Jenis (BJ)nya.
Klasifikasi kayu di Indonesia menurut Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia (PKKI) tahun 1961 digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas kuat, yaitu
kelas kuat I, II, III, IV dan V. Besar tegangan dan berat jenis masing-masing
kelas kuat kayu ditunjukkan dalam tabel berikut:

Program Studi Teknik Sipil 6


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

Tabel 2.1 Klasifikasi kekuatan kayu

Kelas Kuat Tegangan Lentur Mutlak Tegangan Berat


(kg/cm3) Lentur Mutlak Jenis (BJ)
(kg/cm3

I ≥ 1100 ≥ 650 ≥ 0,90

II 1100 – 725 650 – 425 0,90 –


0,60

III 725 – 500 425 – 300 0,60 –


0,40

IV 500 – 360 300 – 215 0,40 –


0,30

V ≤ 360 ≤ 215 ≤ 0,30

Sumber :sudaminto. 1993

3. Klasifikasi Keawetan kayu


Klasifikasi keawetan kayu didasarkan pada keawetan kayu terhadap
pengaruh kelembaban, iklim (air dan terik matahari), rayap dan serangga lain,
serta perlakuan kayu dalam pemakaian sebagai konstruksi. Berdasarkan
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (1961), keawetan kayu diklasifikasikan
dalam 5 (lima) kelas, yaitu: kelas keawetan I, II, III, IV, dan V. Lama pemakaian
kayu pada konstruksi sesuai dengan kondisi lingkungan atau sifat pemakaian
setiap kelas keawetan kayu ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Program Studi Teknik Sipil 7


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

Tabel 2.2 Klasifikasi keawetan kayu

Sifat Pemakaian Kelas Keawetan


I II III IV V

Selalu berhubungan Sangat Sangat


8 th 5 th 3 th
dengan tanah lembab pendek pendek

Hanya dipengaruhi
cuaca, tetapi dijaga
supaya tidak Beberap
20 th 15 th 10 th Pendek
terendam air dan a tahun
tidak kekurangan
udara

Di bawa atap, tidak


berhubungan dengan
Tidak Tidak Sangat Beberap
tanah lembab dan Pendek
terbatas terbatas lama a tahun
tidak kekurangan
udara

Seperti di atas tetapi


dipelihara dengan Tidak Tidak Tidak
20 th 20 th
baik dan di cat terbatas terbatas terbatas
dengan teratur

Serangan rayap tanah Sangat Sangat


Tidak Jarang cepat
cepat cepat

Serangan bubuk kayu Hampir Tidak Sangat


Tidak Tidak
tidak berarti cepat

Sumber : Departemen pekerjaan umum. 1997

Program Studi Teknik Sipil 8


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

1. Oven, suhu 110 ±2˚C

Gambar 1. Oven

2 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

Gambar 2. Timbangan

Program Studi Teknik Sipil 9


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

2. Mistar

Gambar 4. Mistar

3. Talam

Program Studi Teknik Sipil 10


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

Gambar 5. Talam

4. Pensil

Gambar 3.6 Pensil

B. Bahan

Program Studi Teknik Sipil 11


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

Gambar 3.7SampelKayu

C. Prosedur Percobaan

a. Petunjuk pengujian menurut PKKI NI-5


Program Studi Teknik Sipil 12
Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengukur sampel kayu dengan dimensi panjang 6 cm, lebar 5 cm, dan
tebal 2,5 cm.

3. Memotong sampel kayu sebanyak 2 sampel.

4. Menimbang sampel untuk mendapatkan nilai berat benda uji mula-


mula(Gx)

5. Memasukkan benda uji ke dalam talam.

6. Memasukkan benda uji/sampel yang ada pada talam ke dalam box


selama 24 jam.

7. Menimbang benda uji/sampel untuk mengetahui perubahan kadar air


pada kayu.

8. Lakukan prosedur percobaan ke-7 selama 7 hari sampai didapatkan nilai


kadar air kering udara pada sampel.

b. Petunjuk pengujian ASTM D4442

1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengkur sampel kayu dengan dimensi panjang 6 cm, lebar 5 cm, dan
tebal 2,5 cm.

3. Memotong sampel kayu sebanyak 2 sampel.

4. Menimbang sampel untuk mendapatkan nilai berat benda uji mula-


mula (A)

5. Memasukkan benda uji kedalam oven selama 24 jam.

6. Setelah 24 jam sampel yang telah di oven diambil dan didinginkan.

7. Setelah dingin, sampel ditimbang untuk mendapatkan nilai berat kayu


kering ove

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Program Studi Teknik Sipil 13


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

A. HASIL PERCOBAAN

1. Petunjuk PKKI NI-5

Sampel 1

a) Berat benda uji mula-mula (Gx) = 44,09 gram

b) Berat hari ke-1 = 43,49 gram

c) Berat hari ke-2 (kering udara (Gku) ) = 43,23 gram

1,15 Gx - Gku
x 100 %
Gku
d) Kadar lengas kayu dalam persen ( x ) =

1,15 . 44,09-43,23
= x 100%
43,23

= 17,2%

Sampel 2

a) Berat benda uji mula-mula (Gx) = 45,86 gram

b) Berat hari ke-1 = 45,26 gram

c) Berat hari ke-2 (kering udara (Gku) ) = 45,06 gram

1,15 Gx - Gku
x 100 %
Gku
d) Kadar lengas kayu dalam persen ( x ) =

1,15 . 45,86-45,06
=
45,06

= 17%

17,2+17
xrata-rata =
2

= 17,1 %

2. Petunjuk ASTM D4442

Sampel 1

Program Studi Teknik Sipil 14


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

a) Berat kayu orisinil (A) = 44,65 gram

b) Berat kayu kering oven (B) = 39,4 gram

(A - B)
x 100 %
A
MC =

(44,65-39,4)
= x 100 %
44,65

= 11,7 %

Sampel 2

a) Berat kayu orisinil (A) = 44,18 gram

b) Berat kayu kering oven (B) = 39,01 gram

(A - B)
x 100 %
A
MC =

( 44,18-39,01 )
=
44,18

= 11,7 %

rata-rata = 11,7 + 11,7


MC 2

= 11,7%

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai kadar air kayu dengan ukuran sampel
(6 x 5 x 2,5)cm3 pada dua sampel kayu yang digunakan., penentuan persen kadar air
kayu digunakan dua indikator yaitu kadar kering udara (PKKI NI-5} dan kadar
kering oven (ASTM D4442) pada kedua sampel ukuran (6 x 5 x 2,5)cm 3 yaitu pada
kadar kering Udara di dapat rata-rata sama dengan 17,1% dan kadar kering oven di

Program Studi Teknik Sipil 15


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

dapat rata-rata sama dengan 11,7%. Pada pengamatan tersebut terlihat bahwa
presentasi kadar kering udara lebih besar dari pada kadar kering oven.

PEMERIKSAAN KADAR LENGAS (KADAR AIR) KAYU


PKKI-NI5 & ASTM D4442

No. Contoh : Tgl. Dikerjakan: 17 September 2021


Sumber Contoh : Dikerjakan oleh: Kelompok 16
Jenis Contoh : Kayu Asisten : Rama Danou Efrayim Bombang

PKKI-NI5 ASTM D4442

Observasi I II Observasi I II

Gx 44,09 (gr) 45,86 (gr) A (Gku) 44,65(gr) 44,18 (gr)

Gku 43,23 (gr) 45,06 (gr) B 39,4 (gr) 39,01 (gr)

x 17,2% 17% MC 11,7% 11,7%

x(rata-rata) 17,1% MC(rata-rata) 11,7%

Asisten

Rama Danou Efrayim Bombang

Program Studi Teknik Sipil 16


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar lengas kayu rata-rata dalam pendekatan PKKI NI-5 adalah 17,1% dan
dinyatakan sebagai kering udara

2. Kadar lengas kayu rata-rata dalam pendekatan ASTM D4442 adalah 8.56%
dan dinyatakan sebagai kering oven.

3. Presentase perbedaan antara PKKI NI-5 dan ASTM D4442 adalah 11,7%.
Berdasarkan hasil perhitungan sampel kayu yang di uji termasuk dalam
kayu mutu B.

B. Saran

1. Sebelum memulai percobaan pratikum harus terlebih dahulu memahami


materi percobaan.

2. Sebaiknya alat-alat laboratorium dilengkapi agar pratikum tidak terhambat


karena kekurangan alat demi kelancaran pratikum.

3. Sebaiknya ketika melaksanakan pratikum diharapkan untuk datang tepat


waktu sesuai jadwal.

4. Praktikan harus mengikuti jadwal yang ada agar praktikum berjalan dengan
teratur.

5. Sebaiknya praktikan memperhatikan setiap proses percobaan pada saat


praktikum dimulai.

6. Sebaiknya pratikan bertanggung jawab atas peralatan laboratorium selama


pratikum dilakukan.

Program Studi Teknik Sipil 17


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

DAFTAR PUSTAKA

Berat Jenis Kayu ASTM D 2395-97a Kadar Air Kayu ASTM D 4442-07 Kadar Zat
Terbang RSNI PKKI NI 5 (KAYU) – WordPress.com

Identifikasi Kuat Acuan Terhadap Jenis Kayu yang Diperdagangkan Berdasarkan


SNI 7973: 2013

Tonapa, Suryanti Rapang,2017,” Pedoman Pratikum Teknologi Bahan Suryanti


RapangTonapa”,Universitas Kristen Indonesia Paulus,Makassar

Program Studi Teknik Sipil 18


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil 19


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

FOTO KEGIATAN

Gambar1.1Memotong sampel kayu yang telah diukur

Gambar 1.2 Menimbang sampel kayu.

Program Studi Teknik Sipil 20


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

Gambar 1.3 Mengeluarkan benda uji setelah di oven selama


24 jam

Gambar 1.4 Menimbang kembali sempel kayu setelah di


oven

Program Studi Teknik Sipil 21


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVI

FOTO KELOMPOK

KELOMPOK XVI

Program Studi Teknik Sipil 22

Anda mungkin juga menyukai