Anda di halaman 1dari 27

PERCOBAAN IV

PEMERIKSAAN KADAR AIR KAYU


(Direct Moisture Content Measurement of Wood)
Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

BAB I

PENDAHULUAN

I.1
A. Latar Belakang

Kadar air pada kayu adalah jumlah air yang terkandung dalam kayu, baik dalam

bentuk air bebas (air yang dapat dengan mudah dikeluarkan) maupun air terikat (air

yang terperangkap dalam dinding sel kayu). Kadar air dalam kayu mempengaruhi

sifat-sifat fisik dan mekanis kayu tersebut. Oleh karena itu, pengukuran dan

pengaturan kadar air pada kayu sangat penting dalam berbagai aplikasi, termasuk

konstruksi, industri furnitur, dan produksi kertas.

Kadar air pada kayu dapat berubah seiring dengan kondisi lingkungan sekitar,

seperti kelembaban udara. Ketika kayu terpapar oleh udara yang memiliki

kelembaban yang lebih tinggi dari kadar air pada kayu, kayu akan menyerap air dari

udara dan kadar air dalam kayu akan meningkat. Sebaliknya, jika kayu terpapar oleh

udara yang memiliki kelembaban yang lebih rendah dari kadar air pada kayu, kayu

akan melepaskan air dan kadar air dalam kayu akan menurun.

Pengukuran kadar air pada kayu umumnya dilakukan dengan menggunakan alat

pengukur kelembaban kayu atau alat pengukur kadar air. Alat ini mengukur resistansi

listrik kayu, yang berkorelasi dengan kadar air dalam kayu. Pengukuran kadar air

pada kayu sangat penting untuk memastikan kualitas kayu yang digunakan dalam

berbagai aplikasi, karena kadar air yang tidak tepat dapat menyebabkan penyusutan,

perubahan dimensi, dan kerusakan struktural pada kayu.

Program Studi Teknik Sipil 1


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
B. Tujuan Percobaan

Menentukan kadar air yang didasarkan pada ASTM D4442 dan dapat

dibandingkan dengan PKKI NI-5.

Program Studi Teknik Sipil 2


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar

Kadar air adalah banyaknya air atau presentase air yang dikandung oleh sepotong

kayu terhadap berat kering kayu tersebut. Kemampuan kayu untuk menghisap atau

mengeluarkan zat atau cairan tergantung pada suhu dan kelembaban udara sekeliling.

Standar yang ditentukan untuk menentukan kadar air dengan mengeringkan kayu

dalam oven pada suhu 100-110°C hingga kayu mencapai berat yang tetap.Pada

kondisi ini kandungan air masih 1%.Sifat fisika kayu dipengaruhi oleh perubahan

kadar air kayu.

Kemampuan kayu untuk menghisap atau mengeluarkan air tegantung pada suhu

dan kelembapan udara disekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam kayu selalu

berubah-rubah menurut keadaan udara atau atmosfer disekelilingnya.

Kayu memiliki kandungan air lebih banyak pada kayu muda atau hijau yang akan

mengalami penyusutan yang besar dibandingkan dengan kayu tua. Air terdapat pada

seluruh dinding sel dan dinding kayu jika seluruh se3 kosong dan dinding sel jenuh

air maka kondisi ini disebut titik jenuh serat, biasanya kadar air berafda antara 23-

27%karna sifat hidrokopis semua kayu berusaha untuk mencapai kadar air yang

seimbang.

Kayu adalah bagian-bagian dari tumbuhan yang bersifat higrokopis artinya kayu

mempunyai daya tarik terhadp air, baik dalam bentuk uap atau cair,masuk dan

Program Studi Teknik Sipil 3


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
keluarnya air dari kayu membuat kayu basah atau kering, akibatnya kayu akan

mengembang dan menyusut.

Jika air berhubungan dengan kayu, baik kayu segar maupun dalam pemakaian.

Maka sesudah dinding sel jenuh dengan reongga sel akan berisi air bebas. Kadar air

maximum akan tercapai bila semua rongga dalam dinding sel dan rongga sel telah

jenuh dengan air.

C. Jenis-jenis Kayu

Jenis kayu terbagi menjadi dua, yaitu jenis kayu lunak (softwood) dan jenis kayu

keras (Hardwood). Jenis kayu tersebut terbagi karena kayu memiliki sifat fisik yang

bervariasi serta kepadatan yang beragam. Jenis kayu tersebut juga mempunyai

manfaat yang berbeda, seperti kayu lunak sering digunakan untuk membuat kertas

karena kepadatan dan struktur kerapatan kayunya yang sangat renggang dan mudah

untuk dihancurkan. Sedangkan kayu keras sering digunakan untuk membuat sebuah

furniture karena kepadatan dan struktur kerapatannya yang rapat dan kekerasan

struktur kayunya.

Kayu yang dikategorikan kedalam kayu keras (hardwood) tidak berarti keras dan

kayu yang dikategorikan kedalam kayu lunak (softwood) tidak berarti kayu tersebut

lunak. Ada ‘soft hardwood’ dan ada juga ‘hard softwood’ jadi struktur kerapatan

terbagi. Akan tetapi jenis tersebut akan sulit di identifikasi dengan kasat mata.

1. Kayu Ulin

Kayu ulin merupakan salah satu kayu yang memiliki kekuatan tinggi, tahan

terhadap serangan rayap, serta mampu bertahan dalam berbagai kondisi alam dan

Program Studi Teknik Sipil 4


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
cuaca. Kayu ulin disebut juga sebagai kayu besi karena kayunya sangat keras dan

berat.

2. Kayu pinus

Pinus adalah kayu jenis konifera yang dapat ditemukan di berbagai lokasi di

belahan Bumi Utara dan dapat ditemukan di Eropa utara, timur dan tengah, serta

Amerika, Meksiko, dan Kanada bagian tengah dan selatan. Pinus adalah tanaman

perdu yang tingginya mencapai 10-40 m dan tumbuh pada ketinggian 300-1800

m di atas permukaan laut.

3. Kayu Rotan

Jenis kayu Rotan banyak digunakan sebagai bahan baku  pembuatan mebel,

misalnya meja tamu, kursi, serta rak buku. Kelebiahan jenis kayu ini adalah 

ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan

adalah gampang terkena kutu bubuk “Pi Hole“.

4. Kayu Bambu

Pohon Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan

ruas di dalam batang. Pohon jenis ini merupakan tanaman yang bisa tumbuh

dengan cepat. Dalam satu hari, pohon jenis ini bisa tumbuh sepanjang 60 cm

bahkan lebih, hal itu tergantung dengan cuaca dan kondisi tanah yang ditempati.

5. Kayu Cendana

Kayu cendana memiliki tekstru yang kuat dan kokoh, kayu ini merupakan salah

satu jenis kayu yang menjadi pilihan alternatif yang biasa digunakan setelah kayu

Program Studi Teknik Sipil 5


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
Jati sebagai bahan baku pembuat furniture. Kayu Cendana merupakan tumbuhan

parasit yang membutuhkan pohon lain agar bisa hidup, hal ini disebabkan oleh

akar dari pohon Cendana yang kurang kuat, sehingga tidak mampu untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Walaupun termasuk jenis tumbuhan

parasit, namun pohon ini mampu tumbuh dengan ketinggian 11 – 15 meter, dan

termasuk pohon yang besar hingga bisa mencapai diameter 25 – 30 cm. Kayu

cendana memiliki serat yang halus dan padat, dengan warna yang umumnya

beragam dari kuning kecokelatan hingga merah kegelapan. Selain itu, kayu

cendana memiliki aroma yang kuat dan tahan lama, yang memberikan nilai

tambah estetika dan keharuman pada kayu.

D.Manfaat Kayu

1. Kayu Ulin

Bisa dimanfaatkan seagai ahan baku furnitur, selain itu digunakan sebagai

material konstruksi bangunan, kayu ulin bisa dipakai sebagai bahan baku dalam

industri funitur.

2. Kayu jati

Bisa dimanfaatkan membuat furnitur seperti lantai/parket, kapal laut, gazebo,

tiang rumah, dekorasi outdoor lainnya.

3. Pinus

Kayu dimanfaatkan untuk mebel bergaya kolonial, rustic, dan craftsman.

Namun, kayu pinus juga sekarang isa digunangkan untuk berangam gaya

furnitur, termasuk kontemporer.

4. Kayu rotan

Program Studi Teknik Sipil 6


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
Rotan banyak digunakan sebagai bahan furnitur seperti tas, kursi, meja,

tikar/lampt, sandal etnik, dan keranjang anyaman

5. Bambu

Pohon Bambu memiliki banyak manfaat, seperti bahan perabotan rumah

tangga, bahan kerajinan anyaman, bahan pembuat alat musik, bahan pembuatan

rakit dan masih banyak lagi. Selain itu, pohon jenis ini juga bisa digunakan

sebagai makanan hewan terutama hewan Panda dari Cina. Tunas, ranting, dan

dedaunan yang empuk merupakan makanan favorit Panda.

6. Kayu cendana

Kayu cendana bermanfaat untuk kesehatan kulit, seperti mengatasi

peradangan dan mendukung penyembuhan luka. Karena Minyak cendana

biasanya digunakan sebagai aromaterapi. Beberapa produk perawatan kulit

juga menggunakannya sebagai bahan utama.

Program Studi Teknik Sipil 7


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Peralatan yang digunakan :

1. Oven, suhu 103 ± 2º C

2. Talam

3. Timbangan digital

4. Gergaji

5. Mistar ukur

B. Bahan

1. Material kayu panjang dimensi 6 cm, lebar 5,5 cm, tebal 3,5 cm

C. Prosedur Percobaan

a. Petunjuk PKKI-NI5 dan ASTM D4442

1) siapkan peralatan yang akan digunakan.

2) Mengukur sampel kayu dengan dimensi 6 cm, lebar 5,5 cm, dan tebal 3,5

cm

3) Memotong sampel kayu sebanyak 4 sampel

4) Menimbang sampel untuk mendapatkan berat uji mula-mula (Gx) dengan

timbangan ketelitian 0,01

5) Meletakkan kayu pada talam dan membiarkan kayu berada pada tempat

yang terbuka.

6) Memasukan benda uji yang ada pada talam, kedalam oven selama 24 jam

Program Studi Teknik Sipil 8


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
7) Menimbang benda uji untuk mengetahui perubahan kadar air pada kayu

8) Melakukan percoban ke 7 selama 7 hari sampai di dapatkan nilai kadar air

kering udara pada sampel ¿ ¿)

E. Persamaan

Persamaan pendekatan (PKKI-NI5) berikut digunakan untuk menentukan

secara kasar, apakah kadar lengas kayu sudah di bawah 30% atau belum :

1,15 Gx-Gku
X = x 100%
Gku

X = kadar lengas kayu dalam persen (%)

Gx = berat benda uji mula-mula (sesaat setelah dipotong)

Gku = berat benda uji setelah kering udara

Berikut persamaan yang dipakai untuk menghitung kadar lengas kayu

menurut ASTM D4442 :

(A - B)
MC (%) = x 100%
A

MC = kadar lengas kayu dalam persen (%)

A = berat kayu orisinil (gr)

B = berat kayu kering oven (gr)

Program Studi Teknik Sipil 9


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Data dan Hasil Percobaan

1. Untuk (PKKI-NI5)

Observasi I

Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke

1 2 3 4 5 6 7

69,5
69,39 69,25 68,43 68,44 68,35 68,30
8

Gx = 69,58 gr

G ku = 69,25 gr

1,15 ( 69,58 - 69,25 )


X1 = x 100%
69,25

0,3795
X1 = x 100%
69,25

X1 = 0,0054%

 Untuk (ASTM D4442)

Observasi I

Hari Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke

Program Studi Teknik Sipil 10


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
ke 1 2 3 4 5 6 7

63,53 53,52 56,28 57,06 57,38 57,53 57,60

Gx = 63,53 gr

Gku = 56,28 gr

1,15 ( 63,53 - 56,28 )


X2 = x 100%
56,28

23,816
X2 = x 100%
45,30

X2 = 0,148%

X1+X2
X(rata-rata) =
2

0,0054 % + 0,148 %
=
2

= 0,0767%

2. Untuk (PPKI-N15)

Observasi II

Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke

1 2 3 4 5 6 7

66,18 65,97 65,80 64,91 65,05 64,88 64,80

A = 66,18 gr

B = 65,97 gr

Program Studi Teknik Sipil 11


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
(A - B)
MC (%) = x 100%
A

(66,18 - 65,97 )
MC (%) = x 100%
66,18

0,21
MC (%) = x 100%
66,18

MC1 = 0,0031 %

 Untuk (ASTM D4442)

Observasi II

Hari Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke

ke 1 2 3 4 5 6 7

61,56 55,16 57,51 58,71 59,17 59,26 59,37

A = 61,56 gr
B = 57,51 gr

(A - B)
MC (%) = x 100%
A

(61,56 - 57,51 )
MC (%) = x 100%
61,56

4,05
MC (%) = 61,56 x 100%

MC2 = 0,065%
MC1+MC2
MC(rata-rata) =
2
0,0031 %+0,065 %
=
2
= 0,034%

Program Studi Teknik Sipil 12


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

B. Pembahasan

Pada hasil percobaan diperoleh kadar lengas (kadar air) kayu pada PKKI NI5

observasi I, yaitu 0,0054% dan pada observasi II diperoleh kadar air kayu, yaitu

0,0031%. Hasil untuk percobaan ASTM D4442 observasi I, yaitu 0,148% dan

pada observasi II diperoleh kadar air kayu, yaitu 0,065% dan nilai rata-rata untuk

PKKI diperoleh 0,0767% dan untuk ASTM D4442 diperoleh 0,034%. Jadi selisih

nilai rata-rata untuk PPKI-N15 dan untuk ASTM D4442 adalah 0,0427%.

Program Studi Teknik Sipil 13


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan, maka dapat di tentukan :

1) Kadar air kayu yang didasarkan pada PKKI NI5 nilai rata-rata adalah

0,0767%.

2) ASTM D4442, yaitu nilai rata-rata adalah 0,034%.

3) Jadi selisih perbedaan PPKI dan ASTM adalah 0,0427%.

B. Saran

1. Sebelum melakukan percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami

maksud dan tujuan percobaan.

2. Praktikan diharapkan tertib dalam melaksanakan praktikum.

3. Diharapkan ketelitian dalam melakukan praktikum sehingga diperoleh hasil

yang akurat.

4. Setelah melakukan percobaan alat dan ruangan laboratorium di bersihkan.

Program Studi Teknik Sipil 14


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

DAFTAR PUSTAKA
Auzan, F, Kurniawan, R., & Sari, S. M. (2009). Studi Pengaruh Kondisi Kadar

Air Kayu Kelapa Terhadap Sifat Mekanis. Jurnal Rekayasa Sipil, 5(2), 53-64.

Pedoman praktikum Teknologi Bahan,Jurusan Teknik Sipil,Universitas Kristen

Indonesia Paulus.Hal 16 Makassar.

Jonie Tanijaya, Lisa Febriani dan Suryanti Rapang Tonapa. 2019. “Pedoman

Praktikum Teknologi Bahan.” Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar.

Suriyanti Rapang Tonapa, 2017 .“ Teknologi bahan konstuksi bangunan ”

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Program Studi Teknik Sipil 15


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil 16


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII
A. Alat-alat

Gambar 1. Oven

Gambar 2. Talam

Program Studi Teknik Sipil 17


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Gambar 3. Timbangan Digital

Gambar 4. Gergaji

Program Studi Teknik Sipil 18


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Gambar 5. Mistar ukur

B. Bahan

Program Studi Teknik Sipil 19


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Gambar 1. Kayu

C. Foto Kegiatan

Program Studi Teknik Sipil 20


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Gambar 1. Mengukur kayu

Gambar 2. Memotong kayu

Program Studi Teknik Sipil 21


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Gambar 3. Menimbang Sampel

Gambar 4. Memasukkan sampel kayu kedalam oven

Program Studi Teknik Sipil 22


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Gambar 7. Mendinginkan sampel

Gambar 8. Menimbang sampel yang telah di oven

Program Studi Teknik Sipil 23


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

FOTO KELOMPOK

KELOMPOK XXVII

Program Studi Teknik Sipil 24


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Tabel Isian Peleksanaan Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR LENGAS (KADAR AIR) KAYU

PKKI-NI5 & ASTM D4442

No. Contoh = Tgl.dikerjakan : 16 Mei 2023

Sumber Contoh = Dikerjakan oleh : Kelompok XXVII

Jenis Contoh = Kayu Asisten : Gabriella Eka Audrelia, S.T

PKKI-NI5 ASTM D4442

Observasi I II Observasi I II

Gx 69,58 gr 63,53 gr A (GX) 63,53 gr 61,56 gr

Gku 69,25 gr 56,28 gr B (Gku) 56,28 gr 57,51 gr

x 0,0054 % 0,148 % MC 0,0031 % 0,0034 %

X(rata-rata) 0,004 % MC(rata-rata) 0,002 %

Asisten Praktikum

GABRIELLA EKA AUDRELIA, S.T

Program Studi Teknik Sipil 25


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVII

Program Studi Teknik Sipil 26

Anda mungkin juga menyukai