BAB I
PENDAHULUAN
I.1
A. Latar Belakang
Kadar air pada kayu adalah jumlah air yang terkandung dalam kayu, baik dalam
bentuk air bebas (air yang dapat dengan mudah dikeluarkan) maupun air terikat (air
yang terperangkap dalam dinding sel kayu). Kadar air dalam kayu mempengaruhi
sifat-sifat fisik dan mekanis kayu tersebut. Oleh karena itu, pengukuran dan
pengaturan kadar air pada kayu sangat penting dalam berbagai aplikasi, termasuk
Kadar air pada kayu dapat berubah seiring dengan kondisi lingkungan sekitar,
seperti kelembaban udara. Ketika kayu terpapar oleh udara yang memiliki
kelembaban yang lebih tinggi dari kadar air pada kayu, kayu akan menyerap air dari
udara dan kadar air dalam kayu akan meningkat. Sebaliknya, jika kayu terpapar oleh
udara yang memiliki kelembaban yang lebih rendah dari kadar air pada kayu, kayu
akan melepaskan air dan kadar air dalam kayu akan menurun.
Pengukuran kadar air pada kayu umumnya dilakukan dengan menggunakan alat
pengukur kelembaban kayu atau alat pengukur kadar air. Alat ini mengukur resistansi
listrik kayu, yang berkorelasi dengan kadar air dalam kayu. Pengukuran kadar air
pada kayu sangat penting untuk memastikan kualitas kayu yang digunakan dalam
berbagai aplikasi, karena kadar air yang tidak tepat dapat menyebabkan penyusutan,
Menentukan kadar air yang didasarkan pada ASTM D4442 dan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
Kadar air adalah banyaknya air atau presentase air yang dikandung oleh sepotong
kayu terhadap berat kering kayu tersebut. Kemampuan kayu untuk menghisap atau
mengeluarkan zat atau cairan tergantung pada suhu dan kelembaban udara sekeliling.
Standar yang ditentukan untuk menentukan kadar air dengan mengeringkan kayu
dalam oven pada suhu 100-110°C hingga kayu mencapai berat yang tetap.Pada
kondisi ini kandungan air masih 1%.Sifat fisika kayu dipengaruhi oleh perubahan
Kemampuan kayu untuk menghisap atau mengeluarkan air tegantung pada suhu
dan kelembapan udara disekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam kayu selalu
Kayu memiliki kandungan air lebih banyak pada kayu muda atau hijau yang akan
mengalami penyusutan yang besar dibandingkan dengan kayu tua. Air terdapat pada
seluruh dinding sel dan dinding kayu jika seluruh se3 kosong dan dinding sel jenuh
air maka kondisi ini disebut titik jenuh serat, biasanya kadar air berafda antara 23-
27%karna sifat hidrokopis semua kayu berusaha untuk mencapai kadar air yang
seimbang.
Kayu adalah bagian-bagian dari tumbuhan yang bersifat higrokopis artinya kayu
mempunyai daya tarik terhadp air, baik dalam bentuk uap atau cair,masuk dan
Jika air berhubungan dengan kayu, baik kayu segar maupun dalam pemakaian.
Maka sesudah dinding sel jenuh dengan reongga sel akan berisi air bebas. Kadar air
maximum akan tercapai bila semua rongga dalam dinding sel dan rongga sel telah
C. Jenis-jenis Kayu
Jenis kayu terbagi menjadi dua, yaitu jenis kayu lunak (softwood) dan jenis kayu
keras (Hardwood). Jenis kayu tersebut terbagi karena kayu memiliki sifat fisik yang
bervariasi serta kepadatan yang beragam. Jenis kayu tersebut juga mempunyai
manfaat yang berbeda, seperti kayu lunak sering digunakan untuk membuat kertas
karena kepadatan dan struktur kerapatan kayunya yang sangat renggang dan mudah
untuk dihancurkan. Sedangkan kayu keras sering digunakan untuk membuat sebuah
furniture karena kepadatan dan struktur kerapatannya yang rapat dan kekerasan
struktur kayunya.
Kayu yang dikategorikan kedalam kayu keras (hardwood) tidak berarti keras dan
kayu yang dikategorikan kedalam kayu lunak (softwood) tidak berarti kayu tersebut
lunak. Ada ‘soft hardwood’ dan ada juga ‘hard softwood’ jadi struktur kerapatan
terbagi. Akan tetapi jenis tersebut akan sulit di identifikasi dengan kasat mata.
1. Kayu Ulin
Kayu ulin merupakan salah satu kayu yang memiliki kekuatan tinggi, tahan
terhadap serangan rayap, serta mampu bertahan dalam berbagai kondisi alam dan
berat.
2. Kayu pinus
Pinus adalah kayu jenis konifera yang dapat ditemukan di berbagai lokasi di
belahan Bumi Utara dan dapat ditemukan di Eropa utara, timur dan tengah, serta
Amerika, Meksiko, dan Kanada bagian tengah dan selatan. Pinus adalah tanaman
perdu yang tingginya mencapai 10-40 m dan tumbuh pada ketinggian 300-1800
3. Kayu Rotan
Jenis kayu Rotan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan mebel,
misalnya meja tamu, kursi, serta rak buku. Kelebiahan jenis kayu ini adalah
ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan
4. Kayu Bambu
ruas di dalam batang. Pohon jenis ini merupakan tanaman yang bisa tumbuh
dengan cepat. Dalam satu hari, pohon jenis ini bisa tumbuh sepanjang 60 cm
bahkan lebih, hal itu tergantung dengan cuaca dan kondisi tanah yang ditempati.
5. Kayu Cendana
Kayu cendana memiliki tekstru yang kuat dan kokoh, kayu ini merupakan salah
satu jenis kayu yang menjadi pilihan alternatif yang biasa digunakan setelah kayu
parasit yang membutuhkan pohon lain agar bisa hidup, hal ini disebabkan oleh
akar dari pohon Cendana yang kurang kuat, sehingga tidak mampu untuk
parasit, namun pohon ini mampu tumbuh dengan ketinggian 11 – 15 meter, dan
termasuk pohon yang besar hingga bisa mencapai diameter 25 – 30 cm. Kayu
cendana memiliki serat yang halus dan padat, dengan warna yang umumnya
beragam dari kuning kecokelatan hingga merah kegelapan. Selain itu, kayu
cendana memiliki aroma yang kuat dan tahan lama, yang memberikan nilai
D.Manfaat Kayu
1. Kayu Ulin
Bisa dimanfaatkan seagai ahan baku furnitur, selain itu digunakan sebagai
material konstruksi bangunan, kayu ulin bisa dipakai sebagai bahan baku dalam
industri funitur.
2. Kayu jati
3. Pinus
Namun, kayu pinus juga sekarang isa digunangkan untuk berangam gaya
4. Kayu rotan
5. Bambu
tangga, bahan kerajinan anyaman, bahan pembuat alat musik, bahan pembuatan
rakit dan masih banyak lagi. Selain itu, pohon jenis ini juga bisa digunakan
sebagai makanan hewan terutama hewan Panda dari Cina. Tunas, ranting, dan
6. Kayu cendana
BAB III
METODE PERCOBAAN
2. Talam
3. Timbangan digital
4. Gergaji
5. Mistar ukur
B. Bahan
1. Material kayu panjang dimensi 6 cm, lebar 5,5 cm, tebal 3,5 cm
C. Prosedur Percobaan
2) Mengukur sampel kayu dengan dimensi 6 cm, lebar 5,5 cm, dan tebal 3,5
cm
5) Meletakkan kayu pada talam dan membiarkan kayu berada pada tempat
yang terbuka.
6) Memasukan benda uji yang ada pada talam, kedalam oven selama 24 jam
E. Persamaan
secara kasar, apakah kadar lengas kayu sudah di bawah 30% atau belum :
1,15 Gx-Gku
X = x 100%
Gku
(A - B)
MC (%) = x 100%
A
BAB IV
1. Untuk (PKKI-NI5)
Observasi I
1 2 3 4 5 6 7
69,5
69,39 69,25 68,43 68,44 68,35 68,30
8
Gx = 69,58 gr
G ku = 69,25 gr
0,3795
X1 = x 100%
69,25
X1 = 0,0054%
Observasi I
Gx = 63,53 gr
Gku = 56,28 gr
23,816
X2 = x 100%
45,30
X2 = 0,148%
X1+X2
X(rata-rata) =
2
0,0054 % + 0,148 %
=
2
= 0,0767%
2. Untuk (PPKI-N15)
Observasi II
1 2 3 4 5 6 7
A = 66,18 gr
B = 65,97 gr
(66,18 - 65,97 )
MC (%) = x 100%
66,18
0,21
MC (%) = x 100%
66,18
MC1 = 0,0031 %
Observasi II
ke 1 2 3 4 5 6 7
A = 61,56 gr
B = 57,51 gr
(A - B)
MC (%) = x 100%
A
(61,56 - 57,51 )
MC (%) = x 100%
61,56
4,05
MC (%) = 61,56 x 100%
MC2 = 0,065%
MC1+MC2
MC(rata-rata) =
2
0,0031 %+0,065 %
=
2
= 0,034%
B. Pembahasan
Pada hasil percobaan diperoleh kadar lengas (kadar air) kayu pada PKKI NI5
observasi I, yaitu 0,0054% dan pada observasi II diperoleh kadar air kayu, yaitu
0,0031%. Hasil untuk percobaan ASTM D4442 observasi I, yaitu 0,148% dan
pada observasi II diperoleh kadar air kayu, yaitu 0,065% dan nilai rata-rata untuk
PKKI diperoleh 0,0767% dan untuk ASTM D4442 diperoleh 0,034%. Jadi selisih
nilai rata-rata untuk PPKI-N15 dan untuk ASTM D4442 adalah 0,0427%.
BAB V
A. Kesimpulan
1) Kadar air kayu yang didasarkan pada PKKI NI5 nilai rata-rata adalah
0,0767%.
B. Saran
yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Auzan, F, Kurniawan, R., & Sari, S. M. (2009). Studi Pengaruh Kondisi Kadar
Air Kayu Kelapa Terhadap Sifat Mekanis. Jurnal Rekayasa Sipil, 5(2), 53-64.
Jonie Tanijaya, Lisa Febriani dan Suryanti Rapang Tonapa. 2019. “Pedoman
LAMPIRAN
Gambar 1. Oven
Gambar 2. Talam
Gambar 4. Gergaji
B. Bahan
Gambar 1. Kayu
C. Foto Kegiatan
FOTO KELOMPOK
KELOMPOK XXVII
Observasi I II Observasi I II
Asisten Praktikum