Anda di halaman 1dari 60

PENGERINGAN KAYU

Oleh

NANI NURIYATIN

2023
PENGERINGAN KAYU

Ad. proses penurunan ka


ke ka t3 atau ka yg
sesuai .
Manfaat pengeringan kayu:
1. Susut
2. Lebih awet (terhindar dari
pembusukan, serangan jamur &
serangga)
3. Kekuatan kayu
4. Kualitas hasil pengecatan
5. Berat kayu (biaya transportasi )
Advantages of wood drying:
Reduces the weight of timber and lessens the
transportation and handling costs.
Enhances the strength properties.
Increases easy impregnation with preservatives.
Provides appropriate conditions for the chemical
modification of wood and wood products.
Makes easy and ensures better results in wood
working, machining, finishing and gluing.
Paints and finishes last longer on dry timber.
Upgrades the electrical and thermal insulation
properties of wood.
Minimizes the decay, fungal attack, larval attack and
such other damage.
Minimizes other seasonal defects such as warping,
bowing, cracks etc. after use.
Ensures more dimensional stability.
Nails, screws, and glue hold better in seasoned wood.
1. Hub. Air dan Kayu
Basah Kering

Air terikat Air bebas


2. Kadar air titik jenuh serat
(TJS)
 KA-TJS rata-rata sebesar 30%.

 KA-TJS diketahui dengan tepat,


maka kualitas pengeringan kayu
dapat ditingkatkan karena susut
yang terjadi telah disesuaikan
dengan tegangan dalam yang ada
TJS penting dalam pengeringan

Energi panas yang > untuk


menguapkan air terikat.
 Dinding sel tdk susut sampai
TJS.
 Perubahan sifat fisis dan
mekanis kayu setelah TJS
tercapai.
 Tidak semua jenis kayu mudah
dikeringkan (setiap jenis kayu memiliki
keragaman struktur anatomi, sifat
fisis dan komponen zat
ekstraktif), ,ketika dikeringkan respon
berbeda.

 Pengaruh kimia kayu thd kualitas


pengeringan dianggap tidak signifikan
(ada komponen ekstraktif yang
mempengaruhi degradasi warna )
Proses pengeringan a/ menimbulkan
tegangan2….dilakukan peniadaan tegangan
agar kayu tersebut tidak rusak bila digergaji

Preheating diawal pengeringan,


Pengkondisian (conditioning)
Tahap pemerataan kadar air kayu (equalizing)
yang dapat dilaksanakan secara bersamaan di
akhir pengeringan.
Preheating (pengukusan)

Pemberian suhu rendah (bbrp hari) atau


Kelembaban dan suhu tinggi ( 90% dan 90 °C)

Kabut uap pekat

RH tinggi dan perm kayu basah

Tegangan akan mengendur


Conditioning
Ad tahap penurunan sedikit % kadar air kayu di
bawah target yang ditetapkan
Cara :
Menaikkan temperatur dan mengendalikan RH
sedikit kering, sehingga kadar air kayu lebih rendah
dari target.
Tujuan
Mencegah perbedaan tegangan terlalu tinggi ant.
bag. perm. & bag. dalam kayu shg terhindar dr cacat
case hardening (melengkungnya kayu setelah
dikeringkan)
Tahap equalizing
(akhir proses pengeringan)
Tujuan :
Menghilangkan teg.2 dalam kayu akibat kurang
meratanya ka bag. dalam & per. ky.
(Pada akhir proses, kadar air permukaan kayu
mencapai 5 – 6 %, tapi bagian dalamnya masih 8 %)

Cara:
Pembasahan (water spray) shg perm. ky jg memiliki
kadar air 8 %
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan
1. Panas (energi u/ melepaskan dari ikatan
antar sesama molekul air pd air bebas,
dan u/ melepaskan diri dari ikatan tangan
hidroksil pada air terikat

2. Kelembaban nisbi, digunakan sbg penentu


kapasitas pengeringan. Semakin rendah
kelembaban nisbi maka semakin tinggi
kapasitas pengeringan
3. Sirkulasi udara, berfungsi sebagai
pengantar panas

4. Vakum, dapat memperlemah ikatan antara


sesama molekul H2O atau antara H2O
Faktor sifat dasar kayu yg
mempeng. efektifitas pengeringan
1. Kayu gubal dan kayu teras
Kayu gubal berfungsi sbg penyalur cairan dari
akar ke daun serta sbg gudang bahan
makanan cadangan, shg basah dan mudah
dikeringkan.
Kayu teras merup. jaringan mati dan mengand.
zat ekstraktif shg menurunkan
permeabilitas dan mjd sulit dikeringkan
dan mudah mengalami cacat pengeringan
(pecah permukaan dan pecah dalam )
2.Ky remaja (juvenile wood)
Ad. Bag yg terbentuk o/ kambium berumur
muda, memiliki banyak serat spiral dan
berdinding sel tipis, berpotensi susut radial
dibanding bag. kayu lain
Sering deformasi seperti cacat bungkuk
(crook) dan collapse
3. Riap tumbuh
Satu riap tumbuh terdiri dari kayu awal dan
kayu akhir, memiliki BJ berbeda shg sifat
pengeringannya juga berbeda, terjadi susut
radial dan tangensial, diikuti oleh deformasi
4. Jari­jari kayu , terdiri dari sel kayu yg berdinding
tipis shg lebih lemah terut. pd jari2 yg sempit, dlm
proses pengeringan, sering mengalami cacat spt
pecah/ pecah dalam. Kayu dg jari2 lebar berbeda
menyebabkan susut ke arah radial dan tangensial.
5. Mata kayu, memiliki BJ > kayu di
sekitarnya, orientasi serat berbeda, shg
sifat pengeringan yg ditimbulkan jg
berbeda. Mata kayu rentan u/ pecah
dan lepas (loose knots) sehingga
mempengaruhi mutu kayu hasil
pengeringan
6. Sel pembuluh, yg bebas tanpa
memiliki sumbatan dan memiliki
ukuran diameter besar a/
memudahkan dan mempercepat
mekanisme pengeringan.
Bagaimana air bergerak?
Air di dalam kayu bergerak ke segala arah,
pergerakan air yang tercepat terjadi pada
arah longitudinal, sedangkan yang paling
lambat terjadi pada arah tangensial.

Air ini dapat bergerak dalam bentuk cairan


(air bebas dan air terikat) maupun dalam
bentuk uap.
Gaya yang terjadi?
1. Gaya kapiler
 Air bebas bergerak melalui lumen, ruang noktah dan membran sel.
 Gaya ini relatif tidak penting, karena akan segera berhenti jk ka
kayu < TJS.
 Perbedaan tekanan uap air menyebabkan uap air bergerak melalui
lumen, ruang noktah, membran noktah, dan ruang interseluler.
 Gerakan ini efektif pada suhu tinggi dan kayu dengan BJ rendah.

2. Difusi
Uap air dan air terikat bergerak dengan proses difusi.
 Dibandingkan dengan gaya kapiler, gerakan melalui gaya difusi lebih
lambat. Pergerakkan uap air di dalam kayu juga dipicu oleh
peningkatan suhu, kecepatan sirkulasi udara dan penurunan RH udara
di sekelilingnya.
METODE PENGERINGAN
KAYU
1. Pengeringan alami
Ad. pengeringan matahari (solar kiln)
menjemur kayu 2 mgg – 1 bulan
Kelebihan :
 Biaya murah
 Pelaksanaan mudah
 Kapasitas kayu tidak terbatas
2. Pengeringan buatan

Terdiri atas :
Sist. pengeringan dehumidifier,
vakum, fan, dan sist,
pengeringan kilang pengering.

2a. Metode pengeringan


dehumidifier
Prinsip Dehumidifier

Ka ky RH
Pemanasan
terevaporasi meningkat
Udara

Air kondensasi Dihisap mesin


dibuang via pendinginan

Udara kering masuk via


elemen pemanas
2b. Pengeringan vakum

-Sist. vakum mengg. dasar


hisapan u/ mengevaporasikan
ka dlm kayu.

-Baik untuk pengawetan.


2c. Pengeringan fan

 Penyebaran molekul air yang keluar dari


kayu ke udara di sekitarnya tergantung
dari kecepatan pergerakkan udara.

 Penggunaan fan sangat efektif pada


pengeringan kayu yang tergolong mudah
& relatif cepat untuk dikeringkan dan
kadar airnya masih tinggi.
2d. Kilang pengering
Oven pengering kayu konvensional
paling sering digunakan krn operasinya
mudah, efisien dan rendah biaya
Prinsipnya ialah udara panas dari
sumber panas, dikonveksikan (dialirkan
melalui uap air) dan diradiasikan
(dialirkan melalui udara) oleh plat metal.
Metode ini dapat digunakan untuk
semua jenis kayu.
Cacat-cacat pengeringan

1. Perubahan warna (staining)


Serangan jamur pewarna dpt ditangani
dg (1)mempercepat waktu ant. penebangan
dg waktu kayu diolah, (2)penumpukkan
secepatnya shg ka < 20 %.

 Pewarnaan ky dapat juga terjadi o/


ganjal yg digunakan, serta bahan dalam
ruang pengering yang terkondensasi spt
besi yang berkarat
2. Perubahan bentuk (distorsi)
Melengkung (bowing), mencawan
(cupping), memuntir (twisting)

Akibat perbedaan susut arah


radial dan tangensial
Kesalahan di dalam memilih
jadwal pengeringan
Proses penumpukan atau
penyusunan yang tidak benar.
bentuk yg sering terjadi
3. Tegangan sisa di permukaan (case
hardening/ch)

=Ch merup. teg. sisa pd perm. ky.


=Cacat ini muncul pada waktu
pengerjaan kayu dan sangat
mengganggu ktk ky a/ diserut/
dipotong.
=Untuk mengetahui ada tidaknya ch
dapat dilakukan uji garpu
4. Pecah dalam (honeycombing)

=Pecah dalam disebabkan o/ pecah


perm. yg berkelanjutan/besarnya teg.
tegak lurus serat > kekuatan ky.

=U/ menghindari pecah dalam


diberikan RH tinggi pd permulaan
pengeringan dg suhu tidak terlalu
tinggi
5. Pecah (checking)
=Pecah terdiri atas 2, yaitu pecah perm.
(surface check) dan pecah ujung (end
check).

=Pecah terjadi akibat perub. dimensi


tidak sama ant. perm. dg bag. dalam ky.

=Pecah biasanya terjadi sepanjang jari­


jari (bagian terlemah ky).
6. Collapse

=Jika ka awal ky tinggi, maka apabila proses


pengeringan sangat cepat, air bebas akan
bergerak dari bagian dalam kayu keluar melalui
kapiler, mengakibatkan tegangan lumen cukup
besar lumen sehingga collapse pun terjadi.

=Collapse ad. penyimpangan sel­sel sangat parah


sehingga perm. papan tampak berkerutkerut
=U/ menghindari collapse, perlu pengeringan
pendahuluan (preheating) dg suhu rendah
selama bbrp hari/ditumpuk dan dibiarkan
pengeringan alami bbrp minggu
Drying defects cannot be
eliminated but it could be controlled
by providing appropriate amounts of
heat, air circulation and RH. These
can be controlled more in kiln drying
than in air drying.
Sifat fisik yg mempengaruhi
pengeringan:
a. Berat jenis
 Indikator yg digunakan u/ menduga mudah /
tidaknya kayu dikeringkan.
Kayu dg BJ tinggi memp.sifat pengeringan yang
lebih lambat
Kemungkinan mengalami cacat > dibanding ky BJ
lebih rendah
 Indikasi tebal dinding sel, semakin tinggi berat
jenis zat kayu atau tebal ds mk jumlah air absolut
dlm ds serta jarak yg harus ditempuh u/ keluar
dari ds semakin besar shg menghambat laju
pengeringan
b. Penyusutan (shrinkage)

 Faktor­ yang berpengaruh: ka, kerapatan,


struktur/anatomi kayu, kand. ekstraktif,
kand. kimia, dan sifat mekanis ky.
 Keluarnya air dari dinding sel, a/
menyebabkan dimensi kayu berkurang/susut,
yang besarnya tergantung jumlah air yang
keluar dan BJ.
Klasifikasi sifat pengeringan berdasarkan
persentase cacat retak/pecah ujung dan/atau
permukaan pada contoh uji kayu
Nilai cacat (%) Kelas Sifat pengeringan
• 0–5 I Sangat baik (Very good)
• > 5 – 10 II Baik (Good)
• > 10 –20 III Agak baik (Rather good)
• > 20 - 30 IV Sedang (Fair)
• > 30 – 50 V Agak buruk (Rather poor)
• > 50 – 70 VI Buruk (Poor)
• > 70 VII Sangat buruk (Very poor)
Klasifikasi sifat pengeringan
Perbedaan 2 ukuran tebal (cac. deformasi) arah radial c.u.
kayu
∆ 2 uk.tebal, mm Kelas Sifat pengeringan
0 – 0,3 I Sangat baik (Very
good)
0,3 – 0,6 II Baik (Good)
0,6 – 1,2 III Agak baik (Rather good)
1,2 – 1,8 IV Sedang (Fair)
1,8 – 2,5 V Agak buruk (Rather poor)
2,5 – 3,5 VI Buruk (Poor)
> 3,5 VII Sangat buruk (Very
poor)
Klasifikasi sifat pengeringan ∑ cacat pecah pd bag. dalam c u kayu

Jumlah cacat Kelas Sifat pengeringan

0 I Sangat baik
1 besar atau 2 kecil II Baik
2 besar atau 4 – 5 kecil III Agak baik
4 besar atau 7 – 9 kecil IV Sedang
6 – 8 besar atau 15 kecil V Buruk
17 besar kecil VI Sangat buruk
Terdapat hubungan yang erat antara faktor
fisis dan anatomis dengan kualitas
pengeringan kayu.
Kayu yang mempunyai BJ tinggi memiliki kadar air
kayu segar lebih rendah namun tingkat penyusutan
tinggi karena tk pengeringan > dibanding kayu BJ
rendah.
Kayu yang memiliki arah serat lurus, parenkimnya
berbentuk pita, jari-jari lebar serta ukuran pori yang
besar dan tidak ada sumbatan di dalamnya sangat
membantu dalam proses pengeringan
Jadwal Pengeringan (JP)
Ialah pengaturan faktor pengering (T dan RH)
pd setiap tahapan pengeringan agar waktu
pengeringan singkat dan cacat minimal.
Salah satu faktor penting menentukan
pengeringan kayu dalam dapur pengering.
Jadwal pengering yang lazim digunakan ialah
yg ∆ suhu dan RH nya berds ka kayu yg
dikeringkan.
Lanjutan JP

Jadwal pengeringan kayu ditetapkan individual


atau per jenis kayu secara coba coba,
Menurut Terazawa (1965), untuk menetapkan
suhu dan kelembaban awal hingga akhir
pengeringan perlu pengetahuan dasar ttg sifat
pengeringan kayu.
 Pendugaan sifat pengeringan kayu yang lazim
didasarkan pada BJ kayu, yaitu kayu dg BJ sama,
diduga memp. sifat pengeringan sama.
Lanjut. Jadwal Pengeringan
Jadwal pengeringan umumnya dibuat dg pengujian
pengeringan pendahuluan menggunakan suhu tinggi (100
°C) u/ menduga sifat pengeringan (kepekaan) kayu dlm
dapur pengering.
Hasil pengujian dpt digunakan u/ merancang jadwal
pengeringan dasar melalui evaluasi tingkat cacat yg terjadi
pd contoh uji selama pengeringan hingga mencapai BKT (1
– 0 %).
Jadwal pengeringan diuji lagi dlm dapur pengering
percobaan.
Cacat pengeringan yang diamati ialah yang terkait dg
dampak proses pengeringan seperti retak/pecah ujung dan
permukaan, retak/pecah dalam serta deformasi (collapse).
 Evaluasi pengamatan tk cacat dibuat dg
mengg. sistem skala. penetapan suhu
dan kelembaban tetap mengikuti
kriteria dari contoh uji yang mengalami
cacat terparah.

 Meskipun rancangan jadwal pengeringan


yg diperoleh dr percobaan pendahuluan
dijadikan dasar, tetapi penetapan jadwal
pengeringan masih perlu diuji coba.
Jadwal Pengeringan dan
Hubungannya dg Sifat Dasar Kayu
Kualitas pengeringan lebih
ditentukan o/ faktor fisis, kimia
dan anatomis kayu.

BJ tinggi memp. tk susut > BJ


rendah rendah (air terikat yang
dikeluarkan >,
Kayu dg BJ tinggi, penguapan
airnya lancar jk struktur ky
mendukung (arah serat lurus,
ukuran pori besar dan tidak
adanya sumbatan berupa tylosis
dan amorf

Anda mungkin juga menyukai