Disusun Oleh :
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga laporan praktikum Fisika Kayu yang berjudul “Kerapatan dan Berat
Jenis Kayu” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu Lolyta Sisillia, S. Hut, M. Si selaku dosen mata kuliah Fisika Kayu
dan juga kepada Bang Novian Rendy Wijaya selaku asisten dosen praktikum Fisika kayu,
karena laporan praktikum ini dapat terselesaikan dengan baik.
Harapan saya semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan semoga kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Sekian dan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Tujuan ............................................................................................................................ 5
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 15
A. Simpulan ...................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................ 15
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerapatan adalah perbandingan massa atau berat benda dengan volumenya, sehingga
kerapatan selalu dinyatakan dengan satuan gram/cm³ atau kg/m³. Kerapatan pada kayu
berhubungan langsung dengan porositasnya (proporsi volume rongga kosong). Berat jenis
merupakan salah satu aspek penting dalam kayu, karena hamper semua mekanika kayu
berhubungan dengan berat jenis dan kerapatannya. Kekuatan dan kekakuan kayu naik
seiring dengan berat jenisnya, sehingga secara tidak langsung kadar air dan kerapatan dari
kayu berperan penting dalam menentukan berat jenis atau kekuatan dan kekakuan dari
kayu.
Massa atau berat dan volume pada perhitungan kerapatan kayu dapat menggunakan
berbagai macam kondisi kayu (kondisi segar/basah, kering udara, kadar air tertentu dan
kering tanur). Berat jenis tidak bersatuan (unitless) karena merupakan perbandingan berat
benda terhadap berat dari volume air yang sama dengan volume benda yang diukur atau
dapat juga didefinisikan sebagai perbandingan antara kerapatan kayu (atas dasar berat
kering tanur dan volume pada berbagai kondisi kayu) terhadap kerapatan air.
Kerapatan kayu di dalam suatu spesies ditemukan bervariasi dengan sejumlah faktor
yang meliputi letaknya di dalam pohon, letak dalam kisaran spesies tersebut, kondisi tempat
tumbuh, dan sumber sumber genetik. Berat jenis kayu adalah berat pervolume benda
tertentu dari suatu bahan dibagi dengan berat air pada volume yang sama, semakin besar
dinding sel dan semakin rapat maka berat jenis kayu tinggi, sebaliknya semakin tipis
dinding sel dan semakin berongga maka berat jenis rendah.
Kadar air, kerapatan, dan berat jenis kayu tidak pernah lepas dari pengaruh sifat
higroskopik kayu. Kayu dengan kerapatan yang rendah akan lebih mudah menyerap air
dibandingkan kayu dengan kerapatan yang tinggi, namun sebaliknya, kayu dengan
kerapatan kayu yang tinggi akan membutuhkan waktu yang lama agar dapat melepaskan
kadar air dari rongga sel dan dinding selnya. Hal itu juga mempengaruhi kadar air dalam
kayu, kerenggangan pada rongga sel kayu akan semakin mempermudah penyerapan air
sehingga kayu lebih cepat mencapai titik jenuh serat (TJS) yang menyebabkan pertambahan
berat kayu.
Berat jenis sangat menarik untuk dipelajari karena mempunyai pengaruh yang sangat
erat dengan kekuatan kayu dan merupakan indeks terbaik yang menunjukkan jumlah
substansi dari sepotong kayu kering dalam hubungannya dengan indeks sifat-sifat kekuatan
kayu. Meskipun berat jenis merupakan petunjuk yang baik untuk meramal kekuatan kayu
tetapi harus diperhatikan pula bahwa bagaimanapun juga nilai berat jenis dipengaruhi oleh
adanya getah, resin dan ekstraktif yang mana pengaruhnya kecil bagi kekuatan kayu.
Di bidang ilmu kehutanan, khususnya ilmu kayu mempelajari sifat fisis kayu dan
anatomi kayu secara lengkap, sangat penting mengetahui perbedaan sifat-sifat pada kayu
dan berbagai jenis kayu yang berbeda. Sifat-sifat kayu erat kaitannya dengan pemanfaatan
kayu itu sendiri sebagai bahan baku bangunan maupun industri. Dengan mengenal sifat
kayu dengan tepat, maka kemungkinan mendapatkan masalah dari penggunaan kayu yang
tidak cocok untuk peruntukannya dapat ditekan. Sehingga dalam bidang kehutanan sangat
berguna untuk pengetahuan mengenai kayu.
4
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui nilai kerapatan kayu secara praktis di lapangan yaitu
menggunakan metode Bouyance, dan membandingkannya dengan nilai kerapatan kayu
sejenis yang diukur dengan rumus standar.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kerapatan kayu adalah perbandingan berat kayu terhadap volume kayu. Kenaikan
kerapatan terjadi pada kondisi di atas kadar air titik jenuh serat, hal ini terjadi karena kayu telah
berhenti mengembang pada saat kadar air titik jenuh serat. Pengukuran kerapatan dilakukan
dengan menimbang berat kayu pada kondisi kering tanur dan mengukur volumenya (Listyanto,
2018).
Saat pengukuran kayu perlu dilapisi oleh lapisan kedap air seperti lilin untuk
menghindari penyerapan air oleh kayu. Listyanto (2018) menambahkan kerapatan kayu juga
sangat bervariasi baik dari antar jenis atau setiap jenis itu sendiri. Dalam membuat suatu
perbandingan yang lebih terstandar dari jenis atau produk maka berat jenis lebih diutamakan
daripada kerapatan.
Berat jenis kayu merupakan nilai rasio perbandingan kerapatan kayu dengan kerapatan
benda standar (air pada suhu 4℃) yang memiliki kerapatan 1000 kg/m³. Berat jenis umumnya
dihitung berdasarkan berat kering tanur pada volume kayu dalam kadar air tertentu. Untuk
mempermudah berat jenis dicari dengan membagi berat kering tanur kayu dengan berat jenis
yang dipindahkan oleh volume kayu tersebut (Listyanto, 2018).
Listyanto (2018) juga menjelaskan bahwa kayu yang mempunyai berat jenis (BJ) yang
tinggi umumnya lebih lama dikeringkan daripada kayu yang mempunyai BJ rendah. Hal ini
dikarenakan beragam dan rapatnya susunan sel pada kayu yang memiliki BJ tinggi seingga
lebih menyulitkan bagi air yang berada dalam kayu untuk keluar. Pada kayu yang mempunyai
BJ rendah, kayu lebih cepat mongering dikarenakan susunan kayu (porositas) yang rendah
sehingga memperlancar keluarnya air dari dalam kayu.
Perbedaan pada berat jenis merujuk kepada tingkat kekuatan suatu jenis kayu, dimana
besaran berat jenis yang besar umumnya menandakan bahwa kayu tersebut kuat, sebaliknya
semakin ringan besaran berat jenisnya, maka semakin lemah kekuatan kayu tersebut. Berat
jenis kayu ditentukan oleh ketebalan dinding sel dan kecilnya rongga sel yang membentuk pori-
pori, berat jenis dapat ditentukan dengan perbandingan berat volume kayu terhadap volume air
yang sama (Kurniawan, 2016).
Perincian dari fisik kayu yaitu mengenai kerapatan dan berat jenis digunakan untuk
menerangkan massa suatu bahan per satuan volume. Ciri-ciri ini umumnya digunakan dalam
hubungannya dengan semua tipe bahan. Kerapatan didefinisikan sebagai massa per satuan
volume. Hal ini biasanya dinyatakan dalam pon per kaki kubik atau kilogram per meter kubik.
Berat jenis merupakan perbandingan berat jenis bahan dan berat jenis air (Setyamidjaja, 1995).
6
BAB III METODE PRAKTIKUM
Alat :
1. Kaliper
2. Wadah air yang sederhana (botol minum air bekas kemasan)
3. Timbangan
4. Amplas
5. Penggaris
Bahan :
1. 2 jenis sampel kayu dengan penampang bujur sangkar dengan ukuran 1 x 1 cm atau 2
x 2 cm, dengan panjang 10 cm.
2. Air
B. Prosedur Kerja
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Metode Bouyance
Jenis Kayu Sampel Panjang Awal (cm) Panjang Sampel yang Tenggelam (cm)
Kamper (Cinnamomum 1×1 10 cm 4,6 cm
camphora) 2×2 10 cm 4,7 cm
Kamper (Cinnamomum
camphora)
Kamper
(Cinnamomum 1×1
camphora)
8
2×2
2. Metode Standar
9
Sampel
Jenis Kayu Dimensi
1×1 2×2
Panjang
1
Panjang
Kamper 2
(Cinnamomum
camphora)
Lebar 1
10
Lebar 2
Tebal 1
Tebal 2
11
Jenis Kayu Sampel Penimbangan Kayu
1×1
Kamper
(Cinnamomum
camphora)
2×2
12
= Tebal rata-rata = (T1 + T2) / 2
= (0,95 + 1,19) / 2
= 1,07 cm
2) Kayu Kamper (Cinnamomum camphora) 2×2
= Panjang 1 = 10 cm
= Panjang 2 = 9,6 cm
= Panjang rata-rata = (P1 + P2) / 2
= (10 + 9,6) / 2
= 9,8 cm
= Lebar 1 = 1,8 cm
= Lebar 2 = 2 cm
= Lebar rata-rata = (L1 + L2) / 2
= (1,8 + 2) / 2
= 1,9 cm
= Tebal 1 = 1,83 cm
= Tebal 2 = 1,9 cm
= Tebal rata-rata = (T1 + T2) / 2
= (1,83 + 1,9) / 2
= 1,87 cm
13
B. Pembahasan
1. Metode Bouyance
Jenis kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 memiliki panjang awal
10 cm dan panjang yang tenggelam 4,6 cm. Sedangkan jenis kayu kamper
(Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 memiliki panjang awal 10 cm dan panjang yang
tenggelam 4,7 cm. Pengukuran panjang awal kedua sampel tersebut menggunakan
penggaris dengan Panjang 30 cm dan pengukuran panjang setelah ditenggelamkan
tersebut menggunakan air didalam wadah yang dicelupkan secara perlahan untuk
mengetahui panjang yang tenggelam.
Kerapatan kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 setelah dilakukan
perhitungan dengan panjang sampel yang tenggelam 4,6 cm dan panjang sampel total
10 cm sudah diketahui mempunyai kerapatan sebesar 0,46 g/cm³. Dan untuk Kerapatan
kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 setelah dilakukan perhitungan
dengan panjang sampel yang tenggelam 4,7 cm dan panjang sampel total 10 cm sudah
diketahui mempunyai kerapatan sebesar 0,47 g/cm³.
2. Metode Standar
Jenis kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 memiliki berat sebesar
13 gram, lalu sampel diukur dengan menggunakan penggaris untuk mengetahui
panjang, lebar, dan tebalnya. Panjang, lebar, dan tebal kayu masing-masing diukur
sebanyak dua kali pengukuran. Panjang P1 dan P2 masing masing sebesar 10 cm dan
9,95 cm dengan memiliki rerata sebesar 9,98 cm. Lebar L1 dan L2 masing-masing
sebesar 0,7 cm dan 1,02 cm dengan rerata sebesar 0,86 cm. Tebal T1 dan T2 masing-
masing sebesar 0,95 cm dan 1,19 cm dengan rerata sebesar 1,07 cm. Dan untuk volume
kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 sebesar 9,18 cm³.
Jenis kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 memiliki berat sebesar
22 gram, lalu sampel diukur dengan menggunakan penggaris untuk mengetahui
panjang, lebar, dan tebalnya. Panjang, lebar, dan tebal kayu masing-masing diukur
sebanyak dua kali pengukuran. Panjang P1 dan P2 masing masing sebesar 10 cm dan
9,6 cm dengan memiliki rerata sebesar 9,8 cm. Lebar L1 dan L2 masing-masing sebesar
1,8 cm dan 2 cm dengan rerata sebesar 1,9 cm. Tebal T1 dan T2 masing-masing sebesar
1,83 cm dan 1,9 cm dengan rerata sebesar 1,87 cm. Dan untuk volume kayu kamper
(Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 sebesar 34,82 cm³.
Kerapatan kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 setelah dilakukan
perhitungan yang telah diketahui berat sampel 13 gram dan volume sampel 9,18 cm³,
yaitu sebesar 1,42 g/cm³. Sedangkan untuk kerapatan kayu kamper (Cinnamomum
camphora) ukuran 2×2 setelah dilakukan perhitungan yang telah diketahui berat sampel
22 gram dan volume sampel 34,82 cm³, yaitu sebesar 0,63 g/cm³.
Hasil perbandingan metode bouyance dan metode standar sampel kayu kamper
(Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 telah dilakukan perhitungan, yaitu sebesar 0,32
g/cm³. Sedangkan untuk hasil perbandingan metode bouyance dan metode standar
sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 telah dilakukan
perhitungan, yaitu sebesar 0,75 g/cm³.
14
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Metode Bouyance
1. Sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 memiliki panjang awal 10
cm dan panjang yang tenggelam 4,6 cm.
2. Sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 memiliki panjang awal 10
cm dan panjang yang tenggelam 4,7 cm.
3. Kerapatan sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1, yaitu 0,46
g/cm³.
4. Kerapatan sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2, yaitu 0,47
g/cm³.
Metode Standar
1. Sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 memiliki berat 13 gram
dan sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 memiliki berat 22
gram.
2. Sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 yang telah diukur
menggunakan penggaris memiliki panjang rerata 9,98 cm, lebar rerata 0,86 cm, dan
tebal rerata 1,07 cm.
3. Sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 yang telah diukur
menggunakan penggaris memiliki panjang rerata 9,8 cm, lebar rerata 1,9 cm, dan tebal
rerata 1,87 cm.
4. Volume sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1, yaitu 9,18 cm³.
Sedangkan volume sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2, yaitu
34,82 cm³.
5. Kerapatan sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1, yaitu 1,42
g/cm³.
6. Kerapatan sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2, yaitu 0,63
g/cm³.
Perbandingan
1. Perbandingan sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 1×1 yang sudah
diketahui hasil metode bouyance dan metode standarnya, yaitu 0,32 g/cm³.
2. Perbandingan sampel kayu kamper (Cinnamomum camphora) ukuran 2×2 yang sudah
diketahui hasil metode bouyance dan metode standarnya, yaitu 0,75 g/cm³.
B. Saran
Semoga untuk praktikum kedepannya, dapat dilaksanakan dengan lebih baik dari
praktikum sebelumnya dan praktikum dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh,
karena dari setiap materi praktikum yang akan dipraktekkan, akan membantu kita untuk
menguasai materi di tingkat selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Pandit, I. N. dan Ramdan, H. 2002. Anatomi Kayu: Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan Baku.
Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudrajat R. 1984. Pengaruh Kerapatan Kayu Tekanan Pengempaan Dan Jenis Perekat
Terhadap Sifat Briket Kayu.
https://unidar.e-journal.id/agh/article/download/6/4
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/WartaRimba/article/viewFile/6656/5328
http://trisnusatriadi.blogspot.com/2009/05/berat-jenis-dan-kerapatan-kayu.html
https://id.scribd.com/document/421403012/Laporan-Praktikum-Fisika-Kadar-Air-Kerapatan-
dan-Berat-Jenis-Kayu
16