Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KADAR AIR, KERAPATAN DAN DIMENSI KAYU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Sifat Dasar Kayu
Dosen Pengampun: Ir.Muliyana Arifudin, S.Hut., M.Sc.

Disusun Oleh:
Josua Y Awak (202255029)
Nalia E Roja (202255066)
Ludi E Hurani (202255118)
Ester M Mumu (202255012)
Natalia S Morin (202255128)
Maria K Rumkorem (202255056)
Stefani B Rumbobiar (202255017)

PROGRAM STUDI S1 KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
Laporan Praktikum Kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi hambatan dan tantangan tersebut menjadi motivasi penulis
untuk menyelesaikan laporan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan-laporan selanjutnya. Akhir
kata semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Manokwari, 29 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB 1 ................................................................................................................................1

PENDAHULUAN .............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Tujuan ................................................................................................................2

BAB III ..............................................................................................................................3

METODOLOGI .................................................................................................................3

3.1 Waktu dan tanggal: ..................................................................................................3

3.2 Tempat: ....................................................................................................................3

3.3 Alat dan bahan: ........................................................................................................3

3.4 Metode Praktikum....................................................................................................3

3.5 Prosedur Praktikum: ...............................................................................................4

BAB IV ..............................................................................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................................6

4.1 Kadar air ..................................................................................................................6

4.2 Kerapatan .................................................................................................................7

4.3 Dimensi....................................................................................................................8

4.4 Berat jenis ...............................................................................................................8

BAB V ...............................................................................................................................9

PENUTUP .........................................................................................................................9

5.1 Kesimpulan ..............................................................................................................9

5.2 Saran ........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

LAMPIRAN..................................................................................................................... 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kadar Air adalah persentase berat air dalam kayu dibandingkan dengan
berat keringnya. Kadar air mempengaruhi sifat-sifat kayu, seperti kekuatan,
ketahanan, dan stabilitas.
Kerapatan kayu mengacu pada berat kayu per volume tertentu. Ini dapat
diukur dalam berbagai satuan. Kerapatan kayu mempengaruhi kekuatan dan
bobot kayu. Kayu yang lebih padat cenderung lebih kuat, tetapi juga lebih
berat.
Dimensi kayu mengacu pada ukuran panjang, lebar, dan ketebalan kayu
yang telah diolah. Ketika bekerja dengan kayu, penting untuk memahami
dimensi yang digunakan dalam proyek, serta bagaimana dimensi tersebut akan
mempengaruhi kekuatan dan stabilitas konstruksi atau produk yang dibuat.
Pengukuran dan pemantauan kadar air, kerapatan, dan berat jenis sangat
penting dalam industri kayu, pembuatan perabot, konstruksi, dan aplikasi
lainnya. Kadar air yang tepat harus dipertahankan untuk menghindari masalah
seperti perubahan dimensi dan kerusakan. Kerapatan dan berat jenis kayu dapat
membantu dalam pemilihan kayu yang sesuai untuk tujuan tertentu, seperti
kayu keras untuk konstruksi atau kayu ringan untuk pembuatan perahu.
Dari praktikum ini diharapkan dapat mengenal dan terampil menggunakan
berbagai jenis peralatan yang diperlukan, dapat melakukan pencatatan, analisis,
memahami prosedur pelaksanaan, dapat menyimpulkan besarnya nilai kadar
air kerapatan dan dimensi kayu yang diuji berdasarkan metode gravimetric.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu:
1. Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap teori yang telah
didapatkan.
2. Untuk mengenal dan dapat menggunakan berbagai jenis peralatan yang di
perlukan.
3. Untuk dapat memahami prosedur pelaksanaan penentuan kadar air,
kerapatan dan berat jenis kayu pada keadaan kering tertentu.
4. Untuk dapat menyimpulkan besarnya nilai kadar air kerapatan, dan berat
jenis kayu yang diuji berdasarkan metode gravimetric.

2
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan tanggal:


Praktek 1: 07.00-10.00 WIT, Selasa 26 September 2023

Praktek 2: 13.30-15.10 WIT, Rabu 27 September 2023

3.2 Tempat:
Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Papua.

3.3 Alat dan bahan:


Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum, yaitu:

1. Kertas amplas
2. Timbangan analitik
3. Caliper
4. Oven pengering
5. Desikator
6. Alat tulis

Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum, yaitu:

1. 1 jenis kayu, dipotong berbentuk kubus berukuran 2cm x 2cm x 2cm


dengan arah lintang, tangensial dan radial yang tegas.
2. Air

3.4 Metode Praktikum


Adapun metode yang digunakan dalam pengukuran kadar air adalah metode
Gravimetric dengan menimbang berat kayu pada kondisi kayu kering udara dan
kering oven.

3
3.5 Prosedur Praktikum:
Adapun prodedur pengukuran kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu dengan
perlakuan sebagai berikut:

1. Mengukur Contoh uji kayu berukuran 2 x 2 x 2 dibersihkan/dihaluskan


dengan menggunakan kertas amplas untuk memudahkan melihat ketepatan
penampang kayu dan membersihkan dari kotoran yang ada.
2. Setiap penampang kayu; radial (-R-), tangensial (-T-) dan longitudinal (-L-
) ditandai pada masing-masing contoh uji untuk memudahkan dalam
pengamatan dan pengukuran selanjutnya.
3. Setiap contoh uji diberi kode dengan menggunakan pensil 2B (penulisan
kode pada contoh uji dengan agak ditekan, agar kode tidak hilang saat
perendaman dalam air).
4. Contoh uji yang telah diberi kode tersebut ditimbang dengan menggunakan
timbangan analitik. Setelah itu ukur dimensinya pada ketiga penampangnya
menggunakan caliper. Selanjutnya dinamakan berat dan dimensi awal
contoh uji.
5. Selanjutnya dikeringkan dengan dioven pada suhu 102±3oC hingga
mencapai berat konstan dengan cara ditimbang setiap 24 jam
6. Setelah di oven selama 24 jam, timbang berat dan ukur dimensi contoh uji
(pada ketiga penampang yang berbeda). Berat contoh uji dan dimensi pada
kondisi tersebut menjadi berat dan dimensi kayu pada kondisi kadar air
maksimum (BKm dan DKm). Dimensi kayu diukur pada 3 (tiga)
penampang yang berbeda (tangensial-radial-longitudinal).
7. Mencatat hasil penimbangan yang di peroleh ke dalam lembar pengamatan.
Adapun hasil perhitungan, analisis data, dan pernyataan hasil yang
berlaku yaitu sebagai berikut:
1. Kadar air
BKb-BKu
a. Kadar air Kayu kering udara (KAu %) = --------------- X 100
BKu

4
BKu-BKo

b. Kadar air Kayu kering oven (KAo %) = --------------- X 100


BKo
2. Kerapatan
Berat (g)
3
Kerapatan (g/cm ) = ---------------
Volume (cm3)

3. Dimensi kayu

Dimensi awal – Dimensi akhir (cm3)

Perubahan Dimensi (%) = -------------------------------------- x 100

Dimensi awal (cm3)

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Kadar air
Berdasarkan pengukuran kadar air yang dilakukan terhadap kayu Matoa
(pometia pinnata) maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1.

No. Kadar
No. Sample Berat awal (gr) Berat akhir (gr) Air (%) Rata-rata
1 01 4,42 3,77 0,16
2 02 4,56 3,89 0,17 0,17
3 03 5,27 4,50 0,16

Sample yang digunakan pada praktikum ini adalah Matoa (pometia pinnata)
berbentuk kubus dengan dimensi 2x2x2 cm sebanyak 3 buah. Untuk pengeringan
digunakn oven elektrik, pengovenan dilakukan 1 kali selama 24 jam. Setelah itu
sampel ditimbang beratnya dengan timbangan analitik dan diukur panjang, lebar
dan tebal menggunakan caliper.

Pengukuran pertama yang dilakukan setelah pengovenan adalah penentuan


kadar air kayu kering udara (KA Ku) dan diperoleh hasil KA Ku rata-rata adalah
sebesar 0,17%. Ini menunjukan bahwa proses pengeringan yang digunakan
berhasil menghilangkan sebagian besar air dari semua sampel dengan tingkat
konsistensi yang tinggi.

6
Dengan hasil KA Ku sebesar 0,17% adalah angka yang sangat rendah, yang
menunjukkan bahwa kayu tersebut memiliki tingkat kelembaban yang sangat
rendah setelah proses pengeringan. Kelembaban rendah pada kayu adalah hal yang
baik untuk digunakan dalam konstruksi bangunan karena memiliki beberapa
keuntungan:

 Stabilitas dimensi
 Kekuatan
 Resistensi terhadap hama dan jamur
 Pemasangan yang lebih muda

4.2 Kerapatan
Berdasarkan pengukuran kerapatan yang dilakukan terhadap kayu Matoa
(pometia pinnata) sebelum dan sesudah pengovenan maka diperoleh hasil sebagai
berikut:

Tabel 2.

Kerapatan kayu kering udara


No Dimensi awal
No.
Sample Bku (g) Kerapatan Rata-rata
P L T V (g/cm³)
1 01 4,42 17,6 22,2 21,9 8,55 0,51 0,37
2 02 4,56 17,6 22,2 21,9 8,55 0,00 0,37
3 03 5,27 17,6 22,2 21,9 8,55 0,61 0,37

Tabel 3.

Kerapatan kayu kering Oven


No Dimensi akhir
No.
Sample Bko (g) Kerapatan Rata-rata
P L T V (g/cm³)
1 01 3,77 16,6 22,0 21,8 7,96 0,47 0,04
2 02 3,89 16,6 22,0 21,8 7,96 0,48 0,04
3 03 4,50 16,6 22,0 21,8 7,96 0,56 0,04

Pengukuran kedua adalah penentuan kerapatan kayu kering udara (KKu)


dengan hasil yang diperoleh adalah 0,37 g/cm³. sebagai perbandingan setelah

7
pengovenan sampel, maka dilakukan pengukuran kerapatan kayu kering oven
(KKo) dan diperoleh nilai 0,04 g/cm³.

Kerapatan kayu mengalami penurunan kadar air setelah dilakukan


pengovenan. Berdasarkan hasil tersebut bahwa kayu Matoa setelah pengovennan
mengalami penurunan kadar air pada rongga dan dinding sel sehingga kayu berada
pada kondisi TJS dan kondisi kayu matoa yang diukur dalam pengamatan ini adalah
kayu dengan kadar air tinggi.

4.3 Dimensi
Berdasarkan pengukuran dimensi yang dilakukan terhadap kayu Matoa
(pometia pinnata) maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.

Dimensi
No
Dimensi awal Dimensi akhir Perubahan
Sample
P L T V P L T V Dimensi (%)
01 17,6 22,2 21,9 16,6 22,0 21,8
02 17,6 22,2 21,9 8,55 16.6 22,0 21,8 7,96 6,95
03 17,6 22,2 21,9 16.6 22,0 21,8

Pengukuran ketiga adalah penentuan dimensi kayu, nilai volume yang


digunakan dalam perhitungan kali ini adalah volume dimensi awal dan volume
dimensi akhir. Dari hasil perhitungan didapat perubahan dimensi 6,95%

4.4 Berat jenis


Berdasarkan pengukuran Berat jenis yang dilakukan terhadap kayu Matoa
(pometia pinnata) maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5

No Air yang tumpah Air: 141 ml


1. 4,9 ml Berat cawan kosong: 53,09
2. 2,2 ml Berat gelas kosong: 100,32
3. 2,3 ml Berat gelas air: 282,39

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dari hasil praktikum sifat dasar kayu
tentang kadar air, kerapatan, dan dimensi, yaitu:

1. Kadar air, kerapatan dan dimensi kayu di pengaruhi oleh sifat


higroskopik kayu. Pelepasan air akibat pengeringan berdampak pada
ketiga poin tersebut.
2. Hasil pengukuran kadar air menunjukkan bahwa berbagai jenis kayu
memiliki kadar air yang bervariasi. Variabilitas ini dipengaruhi oleh
jenis kayu itu sendiri, lingkungan penyimpanan, dan metode
pengukuran. Kadar air yang tepat penting untuk menentukan kekuatan
dan stabilitas kayu dalam berbagai aplikasi.

5.2 Saran
Saran dari penyusunan untuk praktikum ini yaitu, yaitu kedepannya jumlah
alat untuk praktikum lebih banyak lagi agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan
lancar dan tidak mengantri saat menggunakan alat praktikum agar waktu praktikum
selesai sesuai jadwal yang ditentukan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, R. 2016. Pengenalan Sifat-sifat Kayu. Malang: Universitas


Merdeka Malang. (Tersedia online di:
www.academia.edu/37746629) (Diakses pada selasa 3 oktober
2023).

Praptoyo, H. (2010). Sifat anatomi dan sifat fisika kayu mindi (Melia
azedarach Linn) dari hutan rakyat di Yogyakarta. Jurnal Ilmu
Kehutanan, 4(1), 21-27. (Diakses pada selasa 3 oktober 2023)

Sudrajat R. 1984. Pengaruh Kerapatan Kayu Tekanan Pengempaan Dan


Jenis Perekat Terhadap Sifat Briket Kayu (Diakses pada sabtu 7
oktober 2023)

Listyanto, T. 2018. Teknologi Pengeringan Kayu dan Aplikasinya di


Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press. (Tersedia
online di: ugmpress.ugm.ac.id/id/product/agro-fauna/teknologi-
pengeringan-kayu-dan-aplikasinya-di indonesia) (Diakses pada
sabtu 7 oktober 2023)

10
LAMPIRAN
Foto dokumentasi praktikum

Foto tahap pengamplasan sampai pengeringan dengan oven

Foto pengukuran dimensi sebelum oven

Foto pengukuran dimensi sesudah oven

Foto mengukur air yang tumpah atau berat jenis

11
Tabel hasil pengukuran

Tabel. 1. Tabel Perhitungan Kadar air kayu (%)


No. No. Sample Berat awal (gr) Berat akhir (gr) Kadar Air (%)
1 01 4,4221 3,77 99 0,1698
2 02 4,5669 3,8977 0,1716
3 03 5,2708 4,5050 0,1699

Tabel 2. Tabel Pengamatan Perubahan Dimensi


Dimensi (per bidang) Perubahan
No
No. Dimensi awal Dimensi akhir Dimensi
Sample
P L T P L T (%)
1 01 17,6 22,2 21,9 16,6 22,0 21,8
2 02 17,6 22,2 21,9 16.6 22,0 21,8 6,95
3 03 17,6 22,2 21,9 16.6 22,0 21,8

Pertanyaan akhir praktikum

1. Berapa persen penurunan kadar air kayu dari berat basah, kering udara dan
kering oven?

Jawab: Kadar Air Awal - Kadar Air Akhir

Penurunan Kadar Air= -------------------------------------- X 100

Kadar Air Awal

Sampel 01:
4.4221−3.77994

Persentase Penurunan Berat=---------------------- X 100 = 14.54%

4.4221

Sampel 02:
4,5669−3,8977

Persentase Penurunan Berat=---------------------- X 100 = 14.65%

4,5669
Sampel 03:

12
5,2708−4,5050

Persentase Penurunan Berat=---------------------- X 100 = 14.54%

5,2708

Jadi, persentase penurunan berat kadar air kayu dari berat awal (berat
sebelum oven) dan berat akhir (berat sesudah oven), untuk ketiga sampel
adalah sekitar 14,54% hingga 14,65%

2. Jelaskan hubungan antara kadar air kayu dan kerapatan kayu?


Jawab:
 Terdapat hubungan invers antara kadar air kayu dan kerapatan kayu. Ini
berarti ketika kadar air kayu meningkat biasanya akan mengurangi
larapatan kayu.
 Kadar air yang tinggi dalam kayu menambah berat total kayu tanpa
meningkatkan volume kayu. Ini mengakibatkan penurunan kerapatan
kayu secara keseluruhan.
 Ketika kayu kering (kadar air rendah) dibandingkan dengan kayu segar
(kadar air tinggi), kayu kering akan memiliki kerapatan yang lebih
tinggi karena sebagian besar air telah dihilangkan

3. Bidang manakah yang mengalami penyusutan dan pengembangan terkecil dan


manakah yang mengalami penyusutan dan pengembangan terbesar? Mengapa
demikian?
Jawab:

 Penyusutan dan pengembangan dalam arah longitudinal adalah yang


terkecil. Ini karena serat kayu utama berjalan sepanjang batang pohon,
dan kayu matoa cenderung memiliki tingkat penyusutan dan
pengembangan yang relatif kecil dalam arah ini.
 Penyusutan dan pengembangan dalam arah radial, yaitu arah dari
tengah batang pohon ke permukaan, biasanya yang terbesar. Ini karena
struktur kayu memiliki cincin-cincin pertumbuhan tahunan yang
berjalan sejajar dengan bidang radial, dan tingkat penyusutan dan
pengembangan lebih signifikan dalam arah ini. Saat kayu mengering
atau kehilangan kelembaban, kayu matoa cenderung menyusut dalam
arah radial.

13

Anda mungkin juga menyukai