Kelompok/Kls : IV (Empat) B
Asisten :1. Desi Patandianan
2. Ainun Ade Putri K
B. Tujuan Praktikum
1. Kadar Air Kayu
Praktikum kadar air ini bertujuan untuk menentukan banyak tidaknya air yang
terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya.
3. Kerapatan Kayu
Praktikum kerapatan kayu ini bertujuan untuk memahami cara penentuan
kerapatan kayu.
2. Berat Jenis
1) Timbangan digital
2) Bejana atau gelas ukur
3) Jarum Penusuk
4) Oven
5) Desikator
6) Sampel uji (2cmx2cmx2cm) Meranti sp dan Agathis sp
7) Air
3. Kerapatan Kayu
1) Timbangan digital
2) Bejana atau gelas ukur
3) Jarum Penusuk
4) Oven
5) Desikator
6) Sampel uji (2cmx2cmx2cm) Meranti sp dan Agathis sp
7) Air
4. Penyusutan dan Pengembangan (Perubahan Dimensi)
1) Caliper
2) Oven
3) Desikator
4) Pensil
5) Mistar
6) Sampel uji (2cmx2cmx2cm) Meranti sp dan Agathis sp
7) Air
C. Prosedur kerja
1. Kadar air
a. Siapkan contoh sampel uji (2cmx2cmx2cm) Meranti sp dan Agathis sp
yang telah dikering udarakan.
b. Timbang dan catat berat (BKU) contoh uji pada keadaan kering udara
c. Ukur volume (Metode berat) kayu keadaan kering udara (VKU)
d. Contoh uji kemudian dikeringkan pada suhu 130oC ± 2oC selama 48 jam
(2 hari).
e. Timbang berat (BKT) dan ukur volume (VKT) contoh uji tersebut.
f. Selanjutnya contoh uji di rendam selama 3 hari
g. Timbang berat basah (BBa) dan ukur volume (VBa) contoh uji tersebut.
h. Masukkan dalam rumus
2. Berat Jenis
a. Siapkan contoh sampel uji (2cmx2cmx2cm) Meranti sp dan Agathis sp
yang telah dikering udarakan.
b. Timbang dan catat berat (BKU) contoh uji pada keadaan kering udara
c. Ukur volume (Metode berat) kayu keadaan kering udara (VKU)
d. Contoh uji kemudian dikeringkan pada suhu 130oC ± 2oC selama 48 jam
(2 hari).
e. Timbang berat (BKT) dan ukur volume (VKT) contoh uji tersebut.
f. Selanjutnya contoh uji di rendam selama 3 hari
g. Timbang berat basah (BBa) dan ukur volume (VBa) contoh uji tersebut.
h. Masukkan dalam rumus
3. Kerapatan
a. Siapkan contoh sampel uji (2cmx2cmx2cm) Meranti sp dan Agathis sp
yang telah dikering udarakan.
b. Timbang dan catat berat (BKU) contoh uji pada keadaan kering udara
c. Ukur volume (Metode berat) kayu keadaan kering udara (VKU)
d. Contoh uji kemudian dikeringkan pada suhu 130oC ± 2oC selama 48 jam
(2 hari).
e. Timbang berat (BKT) dan ukur volume (VKT) contoh uji tersebut.
f. Selanjutnya contoh uji di rendam selama 3 hari
g. Timbang berat basah (BBa) dan ukur volume (VBa) contoh uji tersebut.
h. Masukkan dalam rumus
D. Analisis Data
1. Kadar Air
𝐵𝐾𝑈−𝐵𝐾𝑇
a. KU (%) = 𝑥 100
𝐵𝐾𝑇
𝐵𝐾𝑇−𝐵𝐾𝑇
b. KT (%) = 𝑥 100
𝐵𝐾𝑇
𝐵.𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝐾𝑇
c. Basah (%) = 𝑥 100
𝐵𝐾𝑇
2. Berat Jenis
𝐵𝐾𝑇/𝑉𝐾𝑈
a. KU = 𝐾𝑟.𝐴𝑖𝑟
𝐵𝐾𝑇/𝑉𝐾𝑇
b. KT = 𝐾𝑟.𝐴𝑖𝑟
𝐵𝐾𝑇/𝑉.𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Basah = 𝐾𝑟.𝐴𝑖𝑟
3. Kerapatan
𝐵𝐾𝑈
a. KU = 𝑉𝐾𝑈
𝐵𝐾𝑇
b. KT = 𝑉𝐾𝑇
𝐵.𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ
c. Basah = 𝑉.𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖
b. Pengembangan (%) = 𝑥 100
𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑤𝑎𝑙
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kadar Air
Kadar air adalah perbandingan berat air yang semula yang dikurangi berat
setelah di uji dengan berat setelah diuji lalu dikalikan seratus persen. Kadar air yang
diperoleh dapat dilihat pada table dibawah ini;
Tabel 3.1 Kadar Air sampel (2x2x3)cm
Kadar air pada kayu akan menunjukkan banyaknya kandungan air yang
terdapat dalam kayu. Pada sp1 Meranti memiliki kadar air yang tinggi dibandingkan
kadar air pada sp2 Meranti. Hal ini disebabkan karena kandungan kadar air setiap
kayu memang berbeda-beda tergantung jenis kayu dan sifat-sifat kayunya.
B. Berat Jenis
Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel
membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara berat suatu
volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar.Umumnya
berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan
volume kayu pada posisi kadar air tersebut (Dumanauw, 1993).
0.9
0.8
0.7
0.6
Berat Jenis 0.5
Bj KU
0.4
Bj KT
0.3
0.2 Berat Awal
0.1
0
Sp1 Meranti Sp2 Meranti
Sampel
Jika dilihat dari histogram pengukuran berat jenis di atas dapat dilihat bahwa
berat jenis dari Bj KT lebih kecil dari berat jenis dari Bj KU dimana Bj KT hanya
senilai 0,45 dan Bj KU 0,5. Dalam hasil ini terjadi kesalah karena yang seharusnya
lebih besar itu Bj KT, ini bisa terjadi karena sampel kayu terlalulama didiamkan di
udara setelah keluar dari oven dan pada saat praktikum terjadi pemadaman listrik
berkali-kali sehingga menganggu kerja oven.
C. Kerapatan
Kerapatan adalah massa atau berat suatu benda per satuan volume. Kerapatan
dihitung dalam gram per centimeter kubik (gr/𝑐𝑚3 ) atau kilogram per meter kubik
(km/𝑚3 ). Ada 3 konsep pengukuran kerapatan kayu yaitu kerapatan dasar, kerapatan
kering udara dan kerapatan kering tanur. Kerapatan untuk jenis kayu meranti dan
kayu agatis berikut ini;
0.8
0.7
0.6
0.5
Kerapatan
0.4 KRKA
0.3 KRKU
0.2 KRKT
0.1
0
Sp1 Meranti Sp2 Meranti
Sampel
3
2.44
2.5 2.21
2
1.5
1
0.5
0.012
0
Sp1 Agathis Sp2 Agathis
L T R
Penyusutan yang terjadi pada Sp1 Agathis dimana diperoleh hasil bahwa T >
R > L. Hal ini disebabkan karena sisi Tangensial terdapat jari-jari yang akan
berpengaruh ke arah samping. Dalam presentase, Tangensial memang selalu lebih
besar penyusutannya dibandingan dari radial maupun longitugal. Sedangkan pada
Sp2 Agathis diperoleh hasil bahwa R > T > L. Hal ini disebabkan oleh kesalahan
yang terjadi pada saat praktikum seperti terjadi pemadaman listrik berkali-kali
sehingga menganggu kerja oven.
2. Pengembangan
Pengembangan adalah proses kebalikan dari penyusutan kayu dimana terjadi
proses pertambahan volume atau dimensi pada kayu. Penambahan air atau zat cair
lain pada dinding sel akan menyebabkan jaringan mikrofibril mengembang. Keadaan
ini berlangsung sampai titik jenuh serat tercapai. Penambahan air seterusnya pada
kayu tidak akan mempengaruhi perubahan volume dinding sel sebab air yang
ditambahkan diatas titik jenuh serat akan ditampung didalam rongga sel. Berikut ini
ada hasil yang diperoleh dari praktikum;
3.5
3.12
3
2.5
2 L
T
1.5 1.25 1.32 1.22
R
1
0.49
0.5
0.096
0
Sp1 Agathis Sp2 Agathis
Dari praktikum di peroleh hasil yaitu pada sp1 Agathis T > L > R yang
seharusnya adalah T > R > L sama halnya dengan penyusutan. Hal ini dapat terjadi
karena adanya kesalahan saat praktikum seperti terlalu perendaman tidak sesuai
waktunya. Sedangkan pada Sp2 Agathis diperoleh R > T > L hal ini juga terjadi
karena adanya kesalahan saat praktikum.
0.675
0.67 R² = 1
Berat Jenis
0.665
0.66
0.655
0.65
0.645
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Kerapatan
Dari grafik di atas dapat dilihat nilai dari berat jenis dan kerapatan bisa sama
pada saat BKT (Berat Kering Tanur). Ragam dari hubungan berat jenis ada 1
sehingga bisa dikatakan data kecocoknnya lebih baik. Adapun hubungan antara
kerapatan dan berat jenis pada sampel kayu yaitu besar dari berat jenis pada kayu
akan berbanding lurus dengan besar kerapatannya. Berarti semakin besar berat
jenisnya maka tentu pula besar kerapatannya bertambah pula.
F. Hubungan Ka dan Kr
45
38.67
40 36.85
35
30
Kadar Air
25
20
15
10
5 0.54
0.44
0
1 2
Kerapatan
Series1 Series2
Dari grafik di atas dapat dilihat nilai dari kadar air dan kerapatan bisa sama
pada saat BKT (Berat Kering Tanur). Ragam dari hubungan berat jenis ada 1
sehingga bisa dikatakan data kecocoknnya lebih baik. Adapun hubungan antara
kerapatan dan berat jenis pada sampel kayu yaitu besar dari berat jenis pada kayu
akan berbanding lurus dengan besar kerapatannya. Berarti semakin besar berat
jenisnya maka tentu pula besar kerapatannya bertambah pula. Dari data diatas dapat
simpulkan bahwa semakin besar kadar air maka kerapatan semakin kecil kadar air
dapat dilihat dari grafik di atas
G. Hubungan Ka dan Bj
45
38.67
40 36.85
35
30
Kadar Air
25
20
15
10
5 0.66
0.51
0
1 2
Berat Jenis
Series1 Series2
Dari grafik di atas dapat dilihat nilai dari kadar air dan berat jeni bisa sama
pada saat BKT (Berat Kering Tanur). Ragam dari hubungan berat jenis ada 1
sehingga bisa dikatakan data kecocoknnya lebih baik. Adapun hubungan antara
kerapatan dan berat jenis pada sampel kayu yaitu besar dari berat jenis pada kayu
akan berbanding lurus dengan besar kerapatannya. Berarti semakin besar berat
jenisnya maka tentu pula besar kerapatannya bertambah pula. Dapat disimpulkan
bahwa kadar air rendah maka berat jenis rendah dapat dilihat dari grafik di atas
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kadar Air Kayu
Pada praktikum kadar air ini kita menentukan banyak tidaknya air yang
terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen kering tanurnya. Pada praktikum
ini sampel kayu yang diguakan adalah kayu Meranti. Hasil yang telah diperoleh
dalam praktikum ini adalah pada sampel 1 kadar airnya sebesar 38,67% dan pada
sampel 2 kaadar airnya sebesar 36,85%. Maka kayu termasuk serat jenuh air dan
bagian rongga terisi air.