2018
BERAT JENIS KAYU
Berat jenis kayu adalah salah satu sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan
sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan. Di dalam bahasan-
bahasan umum istilah berat jenis dan kerapatan sering digunakan secara campur aduk.
Namun, seperti yanga akan dibahas kemudian istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat
dan berbeda meskipun keduanya mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun
kekakuan kayu naik dengan berat jenis. Ciri transmisi panas kayu naik dengan berat jenis
seperti halnya panas per satuan volume yang dihasilkan dalam pembakaran. Kelakuan
penyusutan dan pengembangan kayu juga terpengaruh, meskipun hubungannya tidak begitu
langsung seperti halnya sifat-sifat kekuatan. Sifat-sifat fisik lainnya adalah kadar air,
kembang susut dan kekuatan kayu (Dumanauw, 1993).
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan
lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk salah satu tujuan pemakaian, memerlukan
pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan
kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta
macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan
penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara
kontinyu atau terlalu mahal (Budianto, 2000).
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara minimal 0,20 sampai
berat jenis 1,28. berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Semakin berat
kayu itu, umumnya semakin kuat pula kayunya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal
dinding sel, kecilnya rongga sel membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari
perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada
suhu standar. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau
kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut Semua kayu mempunayi berat
jenis zat kayu 1,50 ; 1,53 secara teoritis tidak sama dengan rongga selnya (Dumanauw, 1993).
Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan kayu
tersebut. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm
Berat jenis juga merupakan indeks yang paling baik dan paling sederhana dari
kekuatan kayu bebas cacat. Dengan demikian, bila berat jenis kayu tinggi maka kekuatan
kayu pun juga ikut naik. Ini disebabkan karena berat jenis atau kerapatan merupakan
pengukur banyaknya zat kayu yang ada dalam kayu segar.Kerapatan yang lebih tinggi
berasal dari proporsi yang lebih besar dari sel –sel dengan dinding sel tebal dan rongga
sel sempit. Ini memberikan kekuatan yang lebih besar pada kayu bebas cacat yang
lebih padat. Kekuatan kayu yang efektif tergantung pada banyaknya zat dinding sel,
proporsi dinding sel yang ada dalam kayu, dan banyaknya zat ekstraktif dalam rongga sel
kayu. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu dalam
hubungan dengan kekuatan kayu tersebut :
2. Ketebalan dinding sel, semakin tebal dinding sel semakin besar berat jenis kayu
3. Komposisi kimia dari dinding sel atau ukuran dan jumlah pori
Beberapa pola variasi berat jenis yang telah dilaporkan oleh Panshin dan de Zeeuw
(1980) dalam berbagai posisi batang yaitu pada arah radial (dari empulur/hati ke arah kulit)
yaitu sebagai berikut :
1. Berat jenis kayu naik dari hati ke arah kulit
2. Berat jenis kayu tinggi pada bagian hati, menurun selama beberapa tahun kemudian naik
sampai maksimum ke arah dekat kulit
3. Berat jenis naik pada riap-riap dekat hati, kemudian lebih kurang konstan semakin
mendekati kulit
4. Berat jenis mendekati kulit semakin menurun.
Sedangkan pola variasi berat jenis pada arah longitudinal batang (dari pangkal ke arah ujung
batang) dikemukakan sebagai berikut :
1. Turun dengan seragam dari pangkal ke pucuk
2. Turun di pangkal dan naik di pucuk
3. Naik dari pangkal ke pucuk dengan pola yang tidak seragam
Perhitungan berat jenis banyak disederhanakan dalam sistem metrik karena 1 cm3 air
beratnya tepat 1g maka berat jenis dapat dihitung secara langsung dengan membagi berat
dalam gram dengan volume dalam sentimeter kubik (cm3). Berdasarkan angka, maka
kerapatan (R) dan berat jenis (BJ) adalah sama. Namun, berat jenis tidak mempunyai satuan
karena berat jenis adalah nilai relatif.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui kadar berat jenis asli adalah
sebagai berikut:
Sedangkan untuk mencari nilai berat jenis suatu kayu, digunakan rumus:
BJ = W/V Keterangan =
BJ = Berat Jenis
W = Berat kayu
V = Volume kayu
Pengujian berat jenis merupakan hal yang penting untuk mengetahui kuat kelas kayu dan
kondisi kayu apakah sudah kering udara atau belum. Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui berat jenis dan kadar air kayu yang akan digunakan sebagai bahan bangunan
dalam sebuah proyek.
Benda uji yang diperlukan berupa balok kayu dengan ukuran tampang 68,8mm x 38,8 mm x
22,2 mm.
1. Gergaji.
2. Timbangan.
3. Kaliper.
4. Tungku pengering (oven)
5. Desikator
Langkah-langkah dalam pengujian antara lain :
Lalu bagaimana mendapatkan berat jenis dan kadar kayu setelah dilakukan pengujian sesuai
langkah-langkah diatas? Berikut adalah salah satu contoh pengujian kayu. Contoh berikut
menggunakan 1 benda uji. Dalam pelaksanaan di lapangan, gunakan 2 atau 3 benda uji untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
31,7 gram
27,4 gram
6. Bobot isi
Sifat kekerasan kayu adalah ukuran kemampuan kayu untuk menahan indentasi
(tekanan setempat) pada permukaan kayu, atau kemmapuan kayu untuk menahan kikisan
pada permukaan. Kayu dengan sifat kekerasan yang tinggi diperlukan untuk lantai rumah
panggung, lapisan aus pada peti (bagian pinggir peti), roller untuk menggeser barang (di
pabrik), dan shuttle pada mesin tenun kain. Pengujian standarnya dengan cara membenamkan
setengah bola baja pada permukaan kayu yang diuji.
Ada 2 hal utama yang mempengaruhi perbedaan berat kayu. yaitu, kekerasan kayu
dan moisture content (MC). kekerasan kayu ini dikukur dalam satuan kg/m³. Rata-rata
kekerasan kayu yang ada adalah sekitar 320-720 kg/m3. diantara beberapa jenis kayu tersebut
ada yang merupakan kayu lunak yaitu sekitar 160 kg/m3 dan ada juga jenis kayu sangat keras
yang mecapai level 1000 lebih kg/m3.
misalnya
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
2. Terampil mengunakan peralatan pengujian kekerasan kayu dengan baik dan benar
4. Dapat menyimpulkan besarnya nilai kekerasan kayu yang diuji berdasarkan standar
yang diacu.
B. DASAR TEORI
Kekerasan kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan beban yang akan membuat titik atau
lekukan pada kayu.
Pada umumnya tedapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dengan berat kayu, kayu-
kayu yang keras juga termasuk kayu keras juga sebaliknya kayu-kayu yang ringan adalah
kayu yang lunak. Kayu yang memiliki sedikiy pori-pori dan memilik lapisan serat yang
cukup rapat dan tidak berongga kayu yang demikian itu memiliki kekuatan lebih baik
dibandinn\gkan dengan kayu yang banyak pori.
Kekerasan kay perlu diketahui supaya dapat mengetahui kemampuan kayu tersebut terhadap
gesekan/tekanan yang berkerja pada struktur tersebut. Karekteristik dan deformasi kayu
akibat kekerasan diperhitungkan saat pekerjaan kayu pada suatu konstruksi walaupun hal
tersebut sangatlah mudah dengan melakukan pengujian dilaboratorium.
Untuk menguji kekerasan kayu, kayu tersebut dapat diuji pada arah berikut, seperti gambar
Catatan :
1. Arah Tangensial
Menurut arah garis singgung lingkaran batangnya. potongan kayu sejajar terhadap sumbu
batang.
2. Arah Radial
Arah menuju pusat hati ,potongan kayu yang melalui sumbu batang kayu.
3. Arah Longitudinal/ Axial
Arah sejajar serat batang, potongan tegak lurus melalui sumbu akar.
1. Peralatan
2. Bahan
D. KESELAMATAN KERJA
F. PENGOLAHAN DATA
* Benda uji 1
· Axial
· Radial
: 478 = 5,8241 Kn
2
: 5,9676 x 101,971 = 601,205 Kg
· Tangensial
: 508 = 6,1829 Kn
251,84
G.KESIMPULAN
Dengan demikian hasil yang diperoleh,arah axial kecil dari arah radial,dan arah radial lebih
besar dari tangensial.Dan dapat disimpulkan bahwa kayu yang diuji pada percobaan ini
tergolong kedalam kelas kuat I dengan kuat tekan absolute adalah < 650 kg/cm2.