Anda di halaman 1dari 11

TEKNOLOGI BAHAN

BERAT JENIS DAN KEKERASAN KAYU

DISUSUN OLEH: KELAS 1

1. A.ST.LATIFAH SAKARISMI R (41118002)


2. NUR RISQA MAULIDA (41118020)
3. MUHAMMAD AQSAL RIJAL (41118018)
4. MUH. RAMADHAN (41118016)
5. MUH.FADLAN JAYA (41118017)

PROGRAM STUDI D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLOTEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2018
BERAT JENIS KAYU

Berat jenis kayu adalah salah satu sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan
sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan. Di dalam bahasan-
bahasan umum istilah berat jenis dan kerapatan sering digunakan secara campur aduk.
Namun, seperti yanga akan dibahas kemudian istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat
dan berbeda meskipun keduanya mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun
kekakuan kayu naik dengan berat jenis. Ciri transmisi panas kayu naik dengan berat jenis
seperti halnya panas per satuan volume yang dihasilkan dalam pembakaran. Kelakuan
penyusutan dan pengembangan kayu juga terpengaruh, meskipun hubungannya tidak begitu
langsung seperti halnya sifat-sifat kekuatan. Sifat-sifat fisik lainnya adalah kadar air,
kembang susut dan kekuatan kayu (Dumanauw, 1993).

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan
lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk salah satu tujuan pemakaian, memerlukan
pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan
kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta
macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan
penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara
kontinyu atau terlalu mahal (Budianto, 2000).

Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara minimal 0,20 sampai
berat jenis 1,28. berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Semakin berat
kayu itu, umumnya semakin kuat pula kayunya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal
dinding sel, kecilnya rongga sel membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari
perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada
suhu standar. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau
kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut Semua kayu mempunayi berat
jenis zat kayu 1,50 ; 1,53 secara teoritis tidak sama dengan rongga selnya (Dumanauw, 1993).

Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan kayu
tersebut. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm

Berat jenis juga merupakan indeks yang paling baik dan paling sederhana dari
kekuatan kayu bebas cacat. Dengan demikian, bila berat jenis kayu tinggi maka kekuatan
kayu pun juga ikut naik. Ini disebabkan karena berat jenis atau kerapatan merupakan
pengukur banyaknya zat kayu yang ada dalam kayu segar.Kerapatan yang lebih tinggi
berasal dari proporsi yang lebih besar dari sel –sel dengan dinding sel tebal dan rongga
sel sempit. Ini memberikan kekuatan yang lebih besar pada kayu bebas cacat yang
lebih padat. Kekuatan kayu yang efektif tergantung pada banyaknya zat dinding sel,
proporsi dinding sel yang ada dalam kayu, dan banyaknya zat ekstraktif dalam rongga sel
kayu. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu dalam
hubungan dengan kekuatan kayu tersebut :

1. Susunan dari masing-masing sel kayu tersebut

2. Ketebalan dinding sel, semakin tebal dinding sel semakin besar berat jenis kayu

3. Komposisi kimia dari dinding sel atau ukuran dan jumlah pori

Beberapa pola variasi berat jenis yang telah dilaporkan oleh Panshin dan de Zeeuw
(1980) dalam berbagai posisi batang yaitu pada arah radial (dari empulur/hati ke arah kulit)
yaitu sebagai berikut :
1. Berat jenis kayu naik dari hati ke arah kulit
2. Berat jenis kayu tinggi pada bagian hati, menurun selama beberapa tahun kemudian naik
sampai maksimum ke arah dekat kulit
3. Berat jenis naik pada riap-riap dekat hati, kemudian lebih kurang konstan semakin
mendekati kulit
4. Berat jenis mendekati kulit semakin menurun.
Sedangkan pola variasi berat jenis pada arah longitudinal batang (dari pangkal ke arah ujung
batang) dikemukakan sebagai berikut :
1. Turun dengan seragam dari pangkal ke pucuk
2. Turun di pangkal dan naik di pucuk
3. Naik dari pangkal ke pucuk dengan pola yang tidak seragam
Perhitungan berat jenis banyak disederhanakan dalam sistem metrik karena 1 cm3 air
beratnya tepat 1g maka berat jenis dapat dihitung secara langsung dengan membagi berat
dalam gram dengan volume dalam sentimeter kubik (cm3). Berdasarkan angka, maka
kerapatan (R) dan berat jenis (BJ) adalah sama. Namun, berat jenis tidak mempunyai satuan
karena berat jenis adalah nilai relatif.

Unit umum = g/cm3 , kg/m3, pon/kk3


Mencari kerapatan dapat menggunakan rumus seperti di bawah ini :
Kerapatan(R) = massa/volume
Massa atau berat serta volume untuk mencari nilai kerapatan bisa menggunakan kondisi yang
bermacam-macam (kondisi segar atau basah, kondisi kering udara, kondisi kadar air
senyatanya atau kering tanur). Untuk mencari besarnya berat jenis dapat digunakan rumus
sebagai berikut
BJ = (massa kering tanur / volume) / kerapatan air

Tabel 3.1 Kelas Kuat Berdasarkan Berat Jenis Kayu

Rumus yang digunakan untuk mengetahui kadar berat jenis asli adalah

sebagai berikut:

Sedangkan untuk mencari nilai berat jenis suatu kayu, digunakan rumus:

BJ = W/V Keterangan =

BJ = Berat Jenis

W = Berat kayu

V = Volume kayu

CONTOH PENGUJIAN BERAT JENIS KAYU

Pengujian berat jenis merupakan hal yang penting untuk mengetahui kuat kelas kayu dan
kondisi kayu apakah sudah kering udara atau belum. Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui berat jenis dan kadar air kayu yang akan digunakan sebagai bahan bangunan
dalam sebuah proyek.

Benda uji yang diperlukan berupa balok kayu dengan ukuran tampang 68,8mm x 38,8 mm x
22,2 mm.

Sedangkan alat yang digunakan dalam pengujian antara lain :

1. Gergaji.
2. Timbangan.
3. Kaliper.
4. Tungku pengering (oven)
5. Desikator
Langkah-langkah dalam pengujian antara lain :

1. Siapkan benda uji sesuai dengan ukuran diatas


2. Timbang benda uji
3. Masukkan benda uji ke dalam tungku pengering (oven) dengan suhu 105 oC, selama 2
– 3 hari sampai beratnya tetap.
4. Keluarkan benda uji setelah 24 jam proses pengeringan, kemudian berat benda uji
kering tungku tersebut ditimbang (benda uji dinyatakan kering tungku jika dalam 24
jam pengeringan berikutnya tidak berubah beratnya).
5. Untuk mendapatkan keakuratan hasil pengujian, gunakan 3 benda uji.

Lalu bagaimana mendapatkan berat jenis dan kadar kayu setelah dilakukan pengujian sesuai
langkah-langkah diatas? Berikut adalah salah satu contoh pengujian kayu. Contoh berikut
menggunakan 1 benda uji. Dalam pelaksanaan di lapangan, gunakan 2 atau 3 benda uji untuk
mendapatkan hasil yang akurat.

1. Dimensi benda uji

Panjang (mm) : 59,1

Lebar (mm) : 38,2

Tinggi (mm) : 21,6

2. Berat kayu (B1)

31,7 gram

3. Berat kayu kering tungku (B2)

27,4 gram

4. Volume kayu (V)

V = 59,1×38,2×21,6 = 48764,592 mm³ = 48,76 cm³

5. Berat jenis kayu

B2 / V = 27,4 / 48,76 = 0,56

6. Bobot isi

B1 / V = 31,7 / 48,76 = 0,65 gram / cm³

7. Kadar air kayu

{ (B1 – B2) / B2 } x 100% = { (31,7 – 27,4) / 27,4 } x 100% = 15,7


Jadi kesimpulan dari pengujian diatas adalah

1. Volume kayu = 48,76 cm³

2. Berat jenis kayu = 0,56

3. Bobot isi = 0,65 gram / cm³

4. Kadar air kayu = 15, 7 %


KEKERASAN KAYU

Sifat kekerasan kayu adalah ukuran kemampuan kayu untuk menahan indentasi
(tekanan setempat) pada permukaan kayu, atau kemmapuan kayu untuk menahan kikisan
pada permukaan. Kayu dengan sifat kekerasan yang tinggi diperlukan untuk lantai rumah
panggung, lapisan aus pada peti (bagian pinggir peti), roller untuk menggeser barang (di
pabrik), dan shuttle pada mesin tenun kain. Pengujian standarnya dengan cara membenamkan
setengah bola baja pada permukaan kayu yang diuji.

Ada 2 hal utama yang mempengaruhi perbedaan berat kayu. yaitu, kekerasan kayu
dan moisture content (MC). kekerasan kayu ini dikukur dalam satuan kg/m³. Rata-rata
kekerasan kayu yang ada adalah sekitar 320-720 kg/m3. diantara beberapa jenis kayu tersebut
ada yang merupakan kayu lunak yaitu sekitar 160 kg/m3 dan ada juga jenis kayu sangat keras
yang mecapai level 1000 lebih kg/m3.

cara menghitung nilai kekerasan kayu, mari kita buat contoh :

Menghitung Wood Density

Density = berat / volume

misalnya

ukuran kayu adalah 500 x 80 x 25 mm = 0.001 m³ dan berat kayu = 0.6 kg

maka density = 0.6/0.001 = 600 kg/m³

berikut daftar wood density

CONTOH PENGUJIAN KEKERASAN KAYU

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Tujuan umum

Dapat menentukan menentukan kekerasan berbagai jenis kayu

2. Tujuan khusus

1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian kekerasan kayu

2. Terampil mengunakan peralatan pengujian kekerasan kayu dengan baik dan benar

3. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian kekerasan kayukayu

4. Dapat menyimpulkan besarnya nilai kekerasan kayu yang diuji berdasarkan standar
yang diacu.
B. DASAR TEORI

Kekerasan kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan beban yang akan membuat titik atau
lekukan pada kayu.

Pada umumnya tedapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dengan berat kayu, kayu-
kayu yang keras juga termasuk kayu keras juga sebaliknya kayu-kayu yang ringan adalah
kayu yang lunak. Kayu yang memiliki sedikiy pori-pori dan memilik lapisan serat yang
cukup rapat dan tidak berongga kayu yang demikian itu memiliki kekuatan lebih baik
dibandinn\gkan dengan kayu yang banyak pori.

Kekerasan kay perlu diketahui supaya dapat mengetahui kemampuan kayu tersebut terhadap
gesekan/tekanan yang berkerja pada struktur tersebut. Karekteristik dan deformasi kayu
akibat kekerasan diperhitungkan saat pekerjaan kayu pada suatu konstruksi walaupun hal
tersebut sangatlah mudah dengan melakukan pengujian dilaboratorium.

Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu dapat dibedakan menjadi

Kayu sangat keras : giam dan batau

Kayu keras : ulim dan pilang

Kayu sedang : mahoni dan meranti

Kayu lunak : pinus dan dalsa

Untuk menguji kekerasan kayu, kayu tersebut dapat diuji pada arah berikut, seperti gambar

Catatan :

1. Arah Tangensial

Menurut arah garis singgung lingkaran batangnya. potongan kayu sejajar terhadap sumbu
batang.

2. Arah Radial

Arah menuju pusat hati ,potongan kayu yang melalui sumbu batang kayu.
3. Arah Longitudinal/ Axial

Arah sejajar serat batang, potongan tegak lurus melalui sumbu akar.

C. PERALATAN DAN BAHAN

1. Peralatan

 Mesin Penekan (kapasitas 20 ton)


 Alat pengukur panjang,mistar/Jangka sorong
 Timbangan Digital dgn ketelitian 0.001 gr
 Oven pengering yang dapat diatur suhu tetap 100 + 2° C
 Peluru ø 1.13 cm serta perlenkapan untuk memegangnya dan modifikasi dari peluru
baja
 Alat tulis, blanko isian pengamatan, dan alat hitung

2. Bahan

 § Kayu ukuran 15 x 5 x 5 cm sebanyak 6 buah

D. KESELAMATAN KERJA

1. Memakai pakaian praktek selama praktikum.

2. Membaca referensi terlebih dahulu sebelum memulai praktikum.

3. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya berdasar petunjuk prosedur dan

petunjuk Pembimbing praktikum.

4. Guinakan sarung tangan pada saat melakukan pengujian.

5. Periksalah keadaan peralatan pengujian sebelum digunakan.

6. Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai praktikum.


E. .PROSEDUR PELAKSANAAN

 Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian.


Timbang masing-masing benda uji sehingga diperoleh berta awal (A gram).
 Oven semua benda uji selama 24 jam.
 Setelah 24 jam lalu keluarkan benda uji,kemudian timbang sehingga diperoleh berat
kering oven (B gram).
 Letakkan benda uji pada tempat penekan dengan syarat benda uji harus berada di
tengah-tengah temapt penekan.
 Stel dial yang ada pada mesin penekan lalu hidupkan mesin penekan.Penekanan
pada masing-masing arah dilakukan 2 buah titik.
 Setelah peluru baja masuk ½ bagian pada permukaan kayu atau sampai pada
pembatas penekan,maka mesin penekan dimatikan.Selama waktu penekanan
berlangsung maka dial pada mesin dihitung atau dibaca.
 Keluarkan benda uji dari tempat penekanan,kemudian lakukan penghitungan
kekerasan kayu pada masing-masing sumbu dan kadar air kayu.
 Oven benda uji,kemudian ditimbang dan didapat berat akhir (B gram).

F. PENGOLAHAN DATA

* Benda uji 1

· Axial

Bacaan dial : 448 = 5,4653 Kn (dari table)

: 447 = 5,4534 Kn (dari table)

Rata-rata : 5,4653 + 5,4534 = 5,45935 Kn

: 5,45935 x 101,971 = 556,695 Kg

· Radial

Bacaan dial : 490 = 5,9676 Kn

: 478 = 5,8241 Kn

Rata-rata : 5,9676 + 5,8241 = 5,8958 Kn

2
: 5,9676 x 101,971 = 601,205 Kg

· Tangensial

Bacaan dial : 448 = 5,4653 Kn

: 508 = 6,1829 Kn

Rata-rata : 5,4653 + 6,1829 = 5,8241 Kn

: 5,8241 x 101,971 = 593,889 Kg

* Kadar air benda uji 1

Berat kayu sebelum dioven : 337,71 gr

Berat kayu setelah dioven : 251,84 gr

Kadar air = 337,71 – 251,84 x 100% = 34,097%

251,84

G.KESIMPULAN

Dari pengujian dan pengolahan data yang dilakukan diperoleh :

 Beban axial rata-rata adalah 556,695 kg/cm2.


 Beban radial rata-rata adalah 601,205 kg/cm2.
 Beban tangensial rata-rata adalah 593,889 kg/cm2.

Dengan demikian hasil yang diperoleh,arah axial kecil dari arah radial,dan arah radial lebih
besar dari tangensial.Dan dapat disimpulkan bahwa kayu yang diuji pada percobaan ini
tergolong kedalam kelas kuat I dengan kuat tekan absolute adalah < 650 kg/cm2.

Anda mungkin juga menyukai