Pengujian kuat tekan dilaboraturium telah di atur dalam Stantan Nasional (SNI),
tata cara tersebut meliputi perngertian-pengertian, persyaratan peengujian,
ketentuan-ketentuan, cara uji, sampai pembuatan laporan pengujian.
DESKRIPSI
Maksud dan Tujuan
*Maksud :
Metode Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian
kuat tekan kayu.
*Tujuan :
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai tekan kayu.
Ruang Lingkup :
Metode pengujian ini mencakup tentang persyaratan, ketentuan dan cara pengujian
kayu, dengan benda uji kecil bebas cacat untuk jenis kayu kering udara.
Pengertian :
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan Metode Pengujian ini :
1. kuat tekan kayu bangunan struktural adalah gaya tekan per satuan luas
bidang tekan;
2. kuat tekan sejajar arah serat adalah kekuatan kayu memikul beban yang
bekerja padanya yang arah beban sejajar dengan arah serat kayu;
3. kuat tekan tegak lurus arah serat adalah kekuatan kayu memikul beban yang
bekerja padanya yang arah bebantegak lurus dengan arah serat kayu;
4. benda uji bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata kayu,
gubal, retak, lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir;
5. Newton adalah satuan menurut Sistem Internasional (SI) untuk gaya
ekivalen dengan 0,1 kgſ dan ditulis dengan notasi N;
6. Mega Pascal adalah 106 pascal ekivalen degan kgſ/cm2 dan ditulis dengan
notasi Mpa
7. kayu kering udara adalah kayu dengan kadar air maksimal 20%;
8. gubal adalah bagian terluar dari kayu yang berbatasan dengan kulit dan
merupakan bagian batang yang masih hidup berisi zat makanan cadangan
biasanya berwarna terang.
PERSYARATAN PENGUJIAN
Benda Uji :
Benda uji harus mengikuti persyaratan sebagai berikut :
1. kelompok benda uji sama jenisnya;
2. benda uji bebas cacat;
3. setiap benda uji mempunyai identitas dengan nomor dan huruf,
sehingga mencerminkan nomor urut dan jenis kayu;
4. jumlah benda uji disyaratkan tidak boleh kurang dari 5 buah untuk
satu jenis kayu.
Peralatan :
Peralatan yang dipakai harus dengan kalibrasi yang masih berlaku.
Untuk pengujian kuat tekan kayu diperlukan peralatan sebagai berikut :
1. mesin uji;
2. alat pengukur waktu;
3. alat ukur :
(1) roll meter;
(2) jangka sorong;
4. alat potong kayu;
5. alat penjepit baja;
6. alat ukur deformasi;
7. alat pengukur kadar air
KETENTUAN – KETENTUAN
Ketentuan- ketentuan adalm Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat
Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan :
Peralatan :
Mesin uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan harus memenuhi ketentuan
yang berlaku, dan juga harus memenuhi kecepatan pembebanan sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 3.1.4.
Letak Beban :
Benda uji yang telah memenuhi ketentuan, diletakkan sentris terhadap alat
pembebanan.
Kecepatan Pembebanan :
Kecepatan pembebanan harus konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan
gerak beban 1 mm per menit.
Peralatan :
Mesin uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan harus memenuhi ketentuan
yang berlaku, dan juga harus memenuhi kecepatan pembebanan sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 3.2.4.
Letak Beban :
Benda uji yang telah memenuhi ketentuan, diletakkan melintang di bawah pelat
penjepit dengan jarak sama dari kedua ujungnya.
Kecepatan Pembebanan :
Kecepatan pembebanan harus konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan
gerakan beban 0,33 mm per menit.
Keterangan :
fc ┴ : kuat tekan tegak lurus serat
P : beban uji maksimum
b : lebar benda uji
h : tinggi benda uji
CARA UJI :
Urutan pengujian dilakukan sebagai berikut :
1. siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran seperti pada Gambar 1 dan
gambar 2.
2. beri nomor atau kode pengujian,sebelum dipasang pada alat uji, ukur
benda uji dengan alat ukur jangka sorongatau roll meter, dan catat pada
lembar data/formulir pengujian
3. letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan
4. unutk pengujian kuat tekan sejajar serat : jalankan benda uji dengan
kecepatan menurut Ayat 3.1.4; untuk pengujian kuat tekan tegak lurus arah
serat : jalankan mesin uji dengan kecepatan menurut Ayat 3.2.4;
5. lakukan pembebanan sampai beban maksimum;
6. baca dan catat data beban;
7. gambar bentuk retakan- retakan yang timbul setelah pengujian;
8. hitung kuat tekan berdasarkan ketentuan pada Ayat 3.1.6;
9. cantumkan semua nilai hasil perhitungan kedalam formulir Lampiran B.
LAPORAN UJI :
hasil pengujian kayu untuk setiap benda uji harus memuat :
1) tanggal pangujian;
2) nomor identifikasi;
3) ukuran lebar dan tinggi benda uji dalam mm;
4) beban uji maksimum N;
5) bentuk keretakan pada benda uji setelah pengujian;
6) nilai kuat tekan kayu;
7) nama, tanda tangan penanggung jawab dan pengesahan.