TENSILE TEST
1. Teori Pengujian
Pengujian tarik (tensile test) adalah pengujian mekanik secara statis
dengan cara sampel ditarik dengan pembebanan pada kedua ujungnya dimana
gaya tarik yang diberikan sebesar P (Newton). Dalam pengujiannya, bahan uji
ditarik sampai putus.Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat mekanik tarik
(kekuatan tarik) dari komposit yang diuji.
2. Pengujian
a) Preparasi Spesimen
b) Langkah-Langkah Pengujian
d) Crosscheck Pengujian
Pengujian tensile test menggunakan test spead 500 Mpa kdari hasil
tersbeut mendapatkan hasil tensile strength 462.12Mpa. ajuan dari
AWS.Clausa 6 Kekuatan tarik harus tidak kurang dari minimum rentang tarik
yang ditentukan dari logam tidak mulia yang digunakan.
1. Teori pengujian
Uji tekuk (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual. Proses pembebanan menggunakan
mandrel atau pendorong yang dimensinya telah ditentukan untuk memaksa
bagian tengah bahan uji atau spesimen tertekuk diantara dua penyangga yang
dipisahkan oleh jarak yang telah ditentukan.
2. Pengujian
a) Preparasi Specimen
1) Pertama pelat yang sudah tersedia dengan ukuran panjang 280 mm x 12
mm.
2) Lalu, dipotong specimen dengan ukuran panjang 150 mm dan lebar 10
mm.
3) Setelah material sesuai ukuran, pastikan matrial diamplas permukaan
rata dan halus.
b) Langkah-Langkah Pengujian
1) Pertama lakukan proses etching pada specimen untuk memperjelas
bentuk root dan capping dari specimen, larutan etching terdiri dari 90%
alcohol dan 10% asam nitrat.
2) Seteah bentuk root dan capping terlihat dibagian lebar material lakukan
proses pengukuran dan menetukan titik tengah specimen.
3) Lalu lakukan pengukuran sisi kanan dan sisi kiri dari titik tengah yaitu
75 mm dengan total panjang keseluruahn 150 mm.
4) Setelah proses pengukuran selesai maka langkah selanjutnya yaitu proses
pengujian pada alat bending, terdapat bagian-bagian yaitu former
diameter dengan ukuran 30 mm dan shoulder distance dengan ukuran
60.5 mm.
5) Proses bending dilakukan sampai specimen bengkok membentuk U.
c) Crosscheck Pengujian
Dari 4 hasil uji bending dilakukan, semua sesuai dengan prosedur yang
diberikan dosen pengajar yang berpedoman menurut AWS D1.1 figure
6.10.3 dan hasil yang didapat 1 dari 4 specimen terjadi retak permukaan
pada hasil las-lasan.
1) Check dengan acc criteria welding code (AWS D1.1)
Hasil dari uji bending yang dilakukan 1 dari 4 hasil specimen terjadi
surface diskontinuitas yaitu retakan dengan ukuran 3 mm, dan masih
termasuk accepted criteria.
Untuk kesimpulan dari Specimen bending test dari 4 Specimen yang diuji
bending
1. Teori Pengujian
Hardness Test, Kekerasan suatu bahan/material merupakan sifat mekanik yang
sangat penting, karena dapat digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lainnya
yaitu kekuatan. Nilai kekuatan tarik yang dimiliki suatu material juga dapat
dikonversi dari kekerasannya. Untuk mengukur dan menganalisa kekerasan
material pada suatu benda/specimen.
2. Pengujian
a) Preparasi Pengujian
1) Memotong specimen 60 mm.
2) Pengamplasan specimen sampai mengkilap dengan menggunakan
autosol (root dan capping tidak di amplas).
a) Langkah-Langkah Pengujian
1) Letakkan specimen dalam ragum mesin hardness pada kondisi rata.
2) Gunakan lensa objektif perbesaran zoom 5x.
3) Atur focus hingga sampel terlihat tajam/jelas.
4) Lalu pengujian dimulai dengan load sebesar 10 kgf.
5) Pengujian dimulai pada bagian base metal, HAZ, weld metal, HAZ, dan
base metal
b) Crosscheck Pengujian
Sesuai dengan prosedur yang diberikan dosen pengajar yang berpedoman
menurut AWS D1.1.
3. Data Pengujian
Lokasi titik uji (Location) Vickers Hardness Valeu (HV) Applied
test load 10 kgf
Base metal
Heat Affected Zone (HAZ)
Weld Metal
Heat Affected Zone (HAZ)
Base metal
Gambar 4.1 data hasil uji hardness
Dari hasil praktikum uji Hardness kesimpulan yang bias diambil adalah material
yang diujiakan pada pengujian tersebut adalah Acceptance dengan code yang
diberikan karena tidak melebihi batas maksimum yang diberikan pada DNV C401
Chapter 2 section 5.
IV. MACRO
1. Teori Pengujian
Pengujian makro merupakan suatu metode untuk menyelidiki struktur logam
dengan menggunakan miroskop optis dan mikroskop elektron.Sedangkan struktur
yang terlihat pada mikroskop tersebut tersebut disebutmikrostruktur. pengamatan
tersebut dilakukan terhadap spesimen yang telahdiproses sehingga bisa diamati
dengan pembesaran tertentu. Fungsi dari pengujian ini adalah untuk melihat
perbedaan intensitas sinar pantul permukaan logam yang dimasukkan ke dalam
mikroskop
2. Pengujian
a) Preparasi specimen
1) Memotong specimen 55 mm.
2) Pengamplasan specimen dari amplas 80 lalu dilanjutkan amplas 280
hingga amplas 300 (pengamplasan hanya dilakukan pada samping
spesimen)
3) Kemudian polishing sampai mengkilap dengan menggunakan autosol .
b) Langkah-Langkah Pengujian
1) Letakkan specimen dengan kondisi menyamping (penampang/cross
section weld metal menghadap atas).
2) Gubakan penggaris sebagai referansi.
3) Foto zoom specimen dengan penggaris.
4) Analisa gambar dengan perbesaran 5X zoom dan tentukan specimen
sesuai dengan acceptace kriteria atau tidak.
5) Tulis laporan uji macro.
c) Crosscheck Pengujian
Acceptance kriteria ujia macro berdasarkan AWS D1.1 dapat dilihat di
klausa 6.10.4
3. Simpulan (Acc/reject berikan alasan sendiri)
Pada specimen uji makro terdapat through fusion 1.5 mm maka dikatakan
rejected criteria, karena sesuai pada aws d1.1 point 6.10.4.1 tentang acceptance
criteria untuk menjelaskan acceptance criteria tentang makro test.