Anda di halaman 1dari 23

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Percobaan uji kekerasan Rockwell


Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji
(spesimen) yang berupa bola baja (HRB) ataupun kerucut intan (HRC) yang
ditekankan pada permukaan material uji tersebut.
3.1.1. Flowchart uji kekerasan Rockwell
Berikut ini adalah Flowchart uji Rockwell

Mulai

Persiapan alat

Heat treatment

Uji Rockwell

Data

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart uji kekerasan Rockwell

35
36

3.1.2. Penjelasan Flowchart uji kekerasan Rockwell


Pada saat praktikum dimulai kita dapat mengerjakan material teknik pada
benda kerja yang sesuai dengan flowchart berikut penjelasan tentang flowchart:
1. Mulai
Proses awal mulanya praktikum material teknik di mana praktikum ini
meliputi persiapan APD dan persiapan alat-alat apa saja
yang akan digunakan.
2. Persiapan alat
Alat dan bahan yang digunakan berupa al-mg dan al-zn yang berukuran 55
mm x 10 mm x 10 mm dan alsi 1045 dengan ukuran 10 mm x berdiameter
30 mm kemudian alsi 1045 dipotong menjadi 4 bagian di mana masing-
masing alsi 1045 akan mengalami proses pengujian head treatment.

Gambar 3.2 ALSI 1045


3. Heat treattment
Proses pemanasan pada ketiga alsi 1045 yang masing-masing di dipanaskan
mencapai suhu 650 derajat kemudian masing-masing alsi akan didinginkan
dengan menggunakan 3 metode yaitu air,oli,dan udara.

Gambar 3.3 proses Heat treattment


37

4. Uji Rockwell
Proses uji rockwell yaitu proses uji tekan yang bertujuan untuk mengetahui
kekerasan pada bahan pada proses ini bahan yang digunakan berupa al-mg
dan al-zn yang berukuran 55mm x 10mm x 10mm yang akan ditekan dengan
berat yang sesuai dengan bahan yang digunakan.

Gambar 3.4 proses uji Rockwell


5. Data
Data yang diperoleh yaitu pada hasil heat treatment terdapat tiga benda kerja
yang telah dipanaskan dengan suhu 650 derajat selama 30 menit kemudian
akan didinginkan dengan 3 metode yaitu air oli dan udara

Gambar 3.5 metode pendinginan menggunakan oli

Gambar 3.6 metode pendinginan menggunakan air


38

Gambar 3.7 metode pendinginan menguunakan udara


6. Selesai
Proses akhir dari praktikum material teknik yang meliputi merapikan
peralatan kerja serta membersihkan laboratorium sebelum para praktikan
meninggalkan laboratorium.
3.1.3. Data dan pengujian
Pada awalnya al-mg dan al-zn dengan ukuran 55 mm x 10 mm x 10 mm
akan mengalami kerusakan setelah dilakukannya uji kekerasan rupiah kerusakan
tersebut berupa bintik-bintik dari hasil uji rock wheel dan patah pada benda uji pada
alsi 1045 yang awal mulanya berukuran 10 mm berdiameter 30 mm kemudian
dipotong kembali menjadi 4 bagian 3 dari 4 bagian ALSI tersebut dipanaskan
dengan menggunakan metode uji heat treatment bersuhu 650 derajat selama 30
menit 30 menit kemudian akan didinginkan menggunakan air oli dan udara.
3.1.4. Analisa perocobaan uji kekerasan Rockwell
Dari percobaan uji Rockwell ini, dapat dianalisa bahwa, dalam pengujian
Rockwell terdapat logam uji yang memiliki nilai kekerasan Rockwell yang lebih
besar/ tinggi Nilai yang dihasilkan berbeda beda karena setiap titik memiliki
penyebaran partikel besi yang tidak sama besarnya. Jadi hal tersebutlah
yangmenyebabkan harga dari nilai tersebut berbeda beda. Dan dari setiap HRA,
HRB,dan HRC tidak dapat di bandingan dengan yang lain. Dapat di bandingkan
apabilamemakai HRA maka pembandingnya juga harus memakai HRA. Dan
indentoryang sama dan load yang sama pula. Begitupun pada yang HRB dan
HRC.Perlakuan panas pun dapat mempengaruhi harga dari kekerasan darisuatu
material , karena partikel-partikel tersebut akan bergeser ke ruang yangmemiliki
39

titik kadar konsentrasi yang rendah. Partikel tersebut akan mengalami perubahan
ikatan dari lemah menjadi kuat karena proses pemanasan tersebut.
3.2. Percobaan uji impact charpy
Pengujian impak Charpy (juga dikenal sebagai tes Charpy v-notch)
merupakan standar pengujian laju regangan tinggi yang menentukan jumlah energi
yang diserap oleh bahan selama terjadi patahan.
3.2.1. Flowchart uji impact charpy
Berikut ini adalah Flowchart uji impact charpy

mulai

Persiapan bahan

Pemotongan spesimen

Pembuatan takik

Pengujian

Pencatatan spesimen

selesai

Gambar 3.8 Flowchart uji impact charpy


3.2.2. Penjelasan Flowchart uji impact charpy
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam pengujian impact carpi
diantaranya adalah:
40

1. Mulai
Pada tahap ini meliputi briefing sebelum dilakukannya praktikum dan
persiapan APD serta mempersiapkan alat-alat berupa mistar gergaji kikir taktik
ragum dan alat uji impact

Gambar 3.9 briefing


2. Persiapan bahan
Bahan yang digunakan berupa almg dan Al ZN yang berukuran 55 * 10 *
10 diberi takik bertujuan untuk membuat jalur pecahan pada bahan saat
dilakukannya uji impact

Gambar 3.10 persiapan bahan


3. Pemtongan spesimen
Tahap ini beda benda uji yang sudah disiapkan diukur dengan ukuran
panjang 50 mm dan lebar 10 setelah dipotong Al MG dan alzn tersebut dihaluskan
dengan menggunakan kikir setelah itu untuk kedua bahan
41

Gambar 3.11 pemotongan spesimen


4. Pembuatan takik
Pembuatan takik pada benda kerja bertujuan untuk memberikan jalur pada
patahan saat dilakukannya pengujian impact

Gambar 3.12 pembuatan takik


5. Pengujian
Tahap selanjutnya benda uji almg dan alzn yang sudah dipotong dan dibuat
akik tadi siap diuji pada alat impact carpi untuk benda yang akan diuji disimpan
pada tempat atau dudukan plat alat uji dengan kaki pada benda sejajar terhadap
pisau pemotong pada pendulum alat uji lalu pendulum atau godam ditarik dengan
sudut awal pendulum 90° lalu dilepaskan hingga memotong benda uji
42

Gambar 3.13 pengujian


6. Pencatatan spesimen
Pada tahap ini kedua benda kerja yang telah diuji dianalisa seperti
menganalisa jenis patahan lalu pengambilan data untuk sudut akhir yang didapat
dan nilai impact yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus yang
sudah ditentukan
7. Selesai
Proses akhir dari praktikum material teknik yang meliputi merapikan
peralatan praktikum serta membersihkan laboratorium sebelum para praktikan
meninggalkan laboratorium
3.2.3. Data pengujian
Dik: massa pendulum =16 kg
Luas logam ayun =1,2m
Luas benda uji : Al-mg =80 mm
Al-zn = 80mm
Sudut awal =90 derajat
Sudut akhir Al-mg =35°
Al-zn = 58°
Dit : usaha yang dibutuhkan Al-mg =?
Al-zn = ?
Jawab: Al-mg
Ao=p . L
=10 . 8
=80mm
43

W=G . λ . (Cos B- Cos X). g


=16 . 1,2 (Cos 35° - Cos 90 °)
=16 . 1,2 . (0.81)9,8
=152,4 joule
K=W/Ao= 152,4/80
=1,9 j/mm²
Al-Zn: Ao=P . L
=10.8
=80 mm
W=G. λ(Cos B- Cos X).g
=16 . 1,2 (Cos 58° – Cos 90°).9,8
=16.1,2(0,52)9,8
=97,8 joule
K=W/Ao
=97,8/80
=1,2 j/mm²
3.2.4. Analisa perocobaan uji impact charpy
Berdasarkan hasil dari pengujian impact charpy terhadap
logamAlumunium, dapat dianalisa bahwa :
a. Dalam uji impact , digunakan pembebanan yang cepat (rapid loading
).Akibat pembebanan yang cepat ini, terjadi proses penyerapan energi yang
besar, akibat dari energi kinetik beban impact yang menumbuk ke
specimen. Energi yang diserap tersebut akan diubah dalam berbagai respon,
pada material seperti deformasi plastis, efek histersis, gesekan, patahan
getas dan ulet.
b. Permukaan patahan pada logam bahan uji pada praktikum uji impact ini
terdapat 2 jenis patahan, yaitu patahan ulet dan patahan getas.
c. Pada Specimen mengalami patahan getas, dengan ciri-ciri
permukaanmengkilap, agak halus, tidak berserabut, serta tidak
mengalami deformasi plastis.
44

3.3. Percobaan uji metalography


Metalografi adalah perpaduan ilmu dan seni yang mempelajari tentang
struktur mikroskopis logam dan paduan menggunakan mikroskop optik, mikroskop
elektron atau jenis mikroskop lainnya. Kinerja dan sifat material terutama sifat
mekanik logam ditentukan oleh struktur mikro, dengan menganalisis struktur mikro
material maka kinerja dan keandalan saat digunakan dapat dipahami
dengan lebih baik
3.3.1. Flowchart uji metalography
Berikut ini adalah Flowchart uji metalography

Mulai

Persiapan bahan

Grinding

Poleshing

Pembuatan larutan etsa

Etching

terbakar
Qc

A
45

Pengujian

Selesai

Gambar 3.14 Flowchart uji metalography


3.3.2. Penjelasan Flowchart uji metalography
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam pengujian metalografi
diantaranya adalah:
1. Mulai
Pada tahap ini meliputi briefing sebelum dilakukannya praktikum dan
persiapan APD serta mempersiapkan alat-alat berupa mikroskop,bahan
pengujian,cairan kimia,heatgunn,autosol

Gambar 3.15 briefing


2. Persiapan bahan
Bahan yang digunakan berupa alsi 1045 yang berukuran diameter
30 mm tinggi 10 mm
3. grinding
proses penghalusan spesimen mengunakan amplas amplas yang diginakan
dari amplas kasar hingga yang halus,pengamplasan dilakukan di permukaan
yang rata serta direndam air
46

4. Poleshing
Polishing yang bertujuan memberikan efek mengkilap pada benda kerja alat
yang digunakan berupa cairan autosol dan kain

Gambar 3.16 polishing


5. Pembuatan larutan etsa
Larutan etsa terbuat dari cairan alkohol 95% dan asam nitrat 5%

Gambar 3.17 pengetsaan


6. Etching
Selanjutnya merupakan tahap dimana pengikisan batas butir secara selektif
hingga struktur mikro dapat terlihat, pengikisan ini menggunakan etching
reagent. Proses ini dilakukan dengan cara mencelupkan material ke dalam
cairan etsa selama 3 detik lau diangkat dan dibasuh menggunakan cairan
alcohol dan dikeringkan menggunakan heat gun.
47

7. Qc
Dimana dilakukan proses pengecekan kembali apakah specimen tersebut
terbakar atau tidak, apabila terbakar kita harus melakukan proses grinding
kembali agar mendapatkan hasil yang diinginkan atau maksimal.
8. Pengujian
Pengujian bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang berada di dalam
material dengan menggunakan mikroskop

Gambar 3.18 pengujian


9. Selesai
Proses akhir dari praktikum material teknik yang merupakan merapikan
peralatan praktikum serta membersihkan laboratorium sebelum
meninggalkan laboratorium
3.3.3. Data pengujian
a. Alsi 1045 quenching air diakukan pembesaran 20x menggunakan cairan
Etching reagent (95% c2H5OH,5%HNO3) dengan waktu 3 detik
b. Alsi 1045 quenching oli diakukan pembesaran 20x menggunakan cairan
Etching reagent (95% c2H5OH,5%HNO3) dengan waktu 3 detik
c. Alsi 1045 non HT diakukan pembesaran 20x menggunakan cairan Etching
reagent (95% c2H5OH,5%HNO3) dengan waktu 3 detik
d. Alsi 1045 terbakar diakukan pembesaran 20x menggunakan cairan Etching
reagent (95% c2H5OH,5%HNO3) dengan waktu 3 detik
48

Gambar 3.19 Alsi 1045 quenching air

Gambar 3. 20 Alsi 1045 quenching oli

Gambar 3.21 Alsi 1045 non HT


49

Gambar 3.22 Alsi 1045 terbakar


3.3.4. Analisa percobaan metalography
Bentuk struktur mikro pada Gear yaitu butir-butirannya kecil, kasar dan
terlihat jelas.Distribusi dan arah struktur mikro beraturan dan terlihat jelas.Unsur-
unsur yang terkandung dalam spesimen yaitu ferrite dan pearlite.

Gambar 3.23 hasil pengujian


Pada gambar di atas terlihat pada layar yaitu spesimen yang diuji
mengalami pembakaran yang berlebih sehingga mengakibatkan kekosongan
pada benda kerja.
a. Austenit , juga dikenal sebagai besi fase gamma ( γ-Fe ), adalah alotrop
logam non-magnetik dari besi atau larutan besi padat dengan elemen
paduan .Pada baja karbon biasa , austenit ada di atas suhu eutektoid kritis
1000 K (727 °C); paduan baja lainnya memiliki suhu
eutektoid yang berbeda.
b. Martensit adalah bentuk struktur kristal baja yang sangat keras . Dinamai
setelah ahli metalurgi Jerman Adolf Martens . Dengan analogi, istilah ini
50

juga dapat merujuk pada struktur kristal apa pun yang dibentuk oleh
transformasi tanpa difusi .
c. Ferit adalah bahan keramik yang dibuat dengan mencampurkan dan
membakar sebagian besar besi oksida (Fe 2 O 3 , karat ) dicampur dengan
sebagian kecil dari satu atau lebih unsur logam tambahan , seperti
strontium , barium , mangan , nikel , dan seng
d. Pearlite adalah struktur dua fase , pipih (atau berlapis) yang terdiri dari
lapisan bergantian ferit (87,5% berat) dan sementit (12,5% berat) yang
terjadi pada beberapa baja dan besi tuang.
e. Bainit adalah struktur mikro seperti pelat yang terbentuk dalam baja pada
suhu 125–550 °C (tergantung kandungan paduannya).Pertama kali
dijelaskan oleh ES Davenport dan Edgar Bain , itu adalah salah satu
produk yang dapat terbentuk ketika austenit ( struktur kristal kubik besi
berpusat muka ) didinginkan melewati suhu di mana ia tidak lagi stabil
secara termodinamika dengan sehubungan dengan ferit, sementit, atau
ferit dan sementit.
3.4. Percobaan uji lendutan batang
Defleksi merupakan merupakan peristiwa melengkungnya suatu batang
yang ditumpu akibat adanya beban yang bekerja pada batang tersebut. Beban yang
dimaksud di sini dapat berupa beban dari luar ataupun beban dari dalam karena
pengaruh berat batang sendiri.
3.4.1. Flowchart uji lendutan batang
Berikut ini adalah Flowchart uji lendutan batang

Mulai

Persiapan alat

Skala pada dial

A
51

Defleksi

Massa beban

Modulus elastisitas
ee

Data pengujian

Selesai

Gambar 3.24 Flowchart uji lendutan batang


3.4.2. Penjelasan Flowchart uji lendutan batang
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam pengujian lanjutan batang
diantaranya adalah:
1. Mulai
Pada tahap ini meliputi briefing sebelum melakukannya praktikum dan
persiapan APD serta mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Persiapan alat
Alat yang digunakan berupa batang anti liver dengan dua tumpuan

Gambar 3.25 persiapan alat


52

3. Skala pada dial


Data skala yang digunakan untuk melakukan pengujian lanjutan batang
skala yang digunakan yaitu
Tabel 3.1 skala pada dial

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala
2,71 2,38 2,03 1,65 1,22 0,82 0,44 0,03 -0,64 -1,51
dial
4. Defleksi
Pada tahap ini yaitu pengujian lanjutan untuk pengujian lanjutan ujung dua
tumpuan dengan meletakkan tempat beban pada tengah Batang bebas dan
dial indikator di atas mengamati posisi awal dial dan mencatatnya lalu
meletakkan pemberat pertama m dan mencatat penurunan posisi pada dial
selanjutnya meletakkan pemberat M2 berikutnya dan mencatat penurunan
posisi pada dial

Gambar 3.26 pemasangan beban


5. Massa beban
Masa beban yang digunakan untuk pengujian lanjutan batang yaitu
Tabel 3.2 data massa benda
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Massa
134 256 389 516 649 790 921 1056 1,186 1,328
benda
53

6. Modulus elastisitas
Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek
atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya
diterapkan pada benda itu.
7. Data pengujian
T ahap ini yaitu pengambilan data dan menganalisa dari pengujian lanjutan
untuk pengujian lanjutan dengan ujung dua tumpuan yaitu menentukan
defleksi antara pemberat yang satu dengan pemberat berikutnya
8. Selesai
Proses akhir dari praktikum material teknik yang meliputi merapikan
peralatan praktikum serta membersihkan laboratorium sebelum
meninggalkan laboratorium
3.4.3. Data pengujian
Berikut adalah perhitungan data pembahasan ke-9
Dik: 𝑙 =0,93m
D=7,4mm
r=3,7mm
I=1/4 πr ⁴=1,47 . 10-10 m ⁴
Skala awal dial =2,71mm
Skala ke-9 =-0.64
Dit:defleksi?
Momen tekuk?
Tegangan tekuk?
Modulus young?
Jawab:
Defleksi:ke-9
δ =skala awal dial-skala ke-9
=2,71mm-(-0,61mm)
=3,66
54

Momen tekuk:W =m.g


=(1186gr).9,81 m/s2
=11634 N
M =w.𝑙/4
=2704 Nm
Tegangan tekuk = M. δ /I
=2704Nm . 3,66 . 10-3 / 1,47 . 10-10 m4
=672,7 . 105pa
Modulus young :E=w. 𝑙3 /48 . δ.I
=11,6N . (0,93m)3 / 48(3,35.10-3m)(1,47.10-10m4)
=362 GPa
3.4.4. Analisa Percobaan uji lendutan batang
Berikut ini adalah hasil dari pengujian lendutan batang kantilever ujungsatu
tumpuan dan dua tumpuan, dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa :
1. Dalam praktikum/pengujian lendutan ini hal penting yang
harusdiperhatikan yaitu batas elastisitas, tegangan, regangan, dan
modulusyoung.
2. Dalam pembacaan hasil / nilai pada dial indicator haruslah tepat,
untukmendapatkan nilai defleksi dan modulus yang tepat.
3. Hal yang mempengaruhi uji lendutan yaitu, nilai suatu gaya gravitasi bumi.
4. Dapat disimpulkan bahwa, semakin besar beban yang ditambahkan,
maka,nilai defleksinya dan modulus young E nya pun akan semakin besar.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari proses praktikum yang telah dilakukan yaitu pengujian kekerasan
rockwell, pengujian impact, pengujian metalografi, dan pengujian lendutan batang
serta berdasarkan data yang telah didapatkan pada praktikum tersebut, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yang akan menjawab tujuan penulisan yaitu sebagai berikut :
1. Material merupakan suatu zat atau bahan penyusun dari suatu benda yang
memiliki sifat dan karakteristik tertentu. Material selalu menjadi tolak ukur
dari kemajuan sejarah dan peradaban manusia, dimana kita mengenal
adanya zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi. Saat ini, material
menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai bidang misalnyadalam
perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada umumnya,
kemampuan sebuah mesin atau suatu struktur akan dipengaruhi oleh sifat
asal material penyusunnya.
2. Besaran sifat material bisa ditentukan dan dicari untuk kepentingan dan
efisiensi data kerja nyata pengujian .Kekerasan adalah pengujian ketahanan
material terhadap deformasi plastis metode berita menggunakan indiantor
bola baja dengan 250 kg metode rockwell menggunakan injektor diamond
cone dengan beban minor 10 kg dan beban mayor 150 kg
3. Metode pengujian impact dibagi menjadi dua macam yaitu metode carpy
dan metode izod metode carpi pendulum diarahkan pada bagian belakang
taktik dari batang uji sedangkan pengujian izod adalah pukulan pendulum
diarahkan pada jarak 22 mm dari penjepit dan takiknya menghadap pada
pendulum
4. Langkah-langkah pengujian meliputi persiapan bahan pemotongan
spesimen pengamplasan pemolesan pemeriksaan serta pengujian
menggunakan mikroskop

55
56

5. Defleksi merupakan peristiwa melengkungnya suatu batang yang ditumpuk


pada batang tersebut.

4.2. Saran
Dalam proses praktikum yang telah dilakukan, tentunya terdapat beberapa
kekeliruan yang praktikan alami dan pastinya ini dapat dijadikan sebagai evaluasi
serta saran bagi praktikan selanjutnya untuk dapat diterapkan, saran tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Untuk para praktikkan agar lebih safety dalam praktikum material teknik
2. Untuk alat kerja lebih diperhatikan kembali fungsi seperti gergaji besi yang
alur mata gergajinya terbalik serta ada beberapa ragum yang tidak berfungsi
3. Kepada praktikan diharapkan memperhatikan ketelitian dalam bekerja.
4. Kepada praktikan diharapkan untuk teliti dalam melihat hasil dari alat
maupun perhitungan yang dilakukan pada saat praktikum berlangsung
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sofyan, Bondan Tiara. 2021. Pengantar Material Teknik. Bogor : Unhan RI
Press.
[2] Hidayat, Wahyu. 2019. Klasifikasi dan Sifat Material Teknik Serta Pengujian
Material.
[3] Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Karakteristik Material. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
[4] Kumalasari, Magdalena Feby. 2017. Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi
Industri, 2(2) 85-89.
[5] Gordon England, Material Teknik, in Hardness Testing, 199, PP. 1-7.
[6] Dieter, E. George. 1993. Metalurgi Mekanik. Jakarta : PT. Gelora Aksara
Pratama.
[7] Askeland., D.R. 1985. The Science and Engineering of Material. Boston : PWS
Engineering.
[8] Beumer, B.J.M. 1980. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta : Bharata Karya
Aksara.
[9] Gere dan Timoshenko. 1987. Mekanika Bahan. Jakarta : Erlangga.
[10] Popor, E.D. 1993. Mechanics of Materials. Jakarta : Erlangga
[11] Diktat Mata Kuliah Metalografi. 2007. Depok : Departemen Metalurgi dan
Material FT UI.
[12] Lawrence, Van Vlack. 1989. Ilmu dan Teknologi Bahan. Jakarta : Erlangga.
[13] Modul Praktikum Material Teknik. Depok : Laboratorium Material Teknik
Gunadarma.

57

Anda mungkin juga menyukai