Anda di halaman 1dari 9

III.

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan spesimen dilakukan di Laboratorium M-R SMKN 2 Bandar

Lampung.

2. Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Teknik Metalurgi dan

Material, Universitas lampung, Bandar Lampung.

3. Pengujian tarik dilakukan di Laboratorium Metalurgi dan Teknik

Material ITB.

4. Pengujian struktur makro dilakukan di Laboratorium Teknik Metalurgi

dan Material, Universitas lampung, Bandar Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :


1. Alumunium

Gambar 10. Plat Aluminium


(http://www.alstarsh.com)
(diunduh pada Tanggal 17 Mei 2014 pukul 20:15)

Fungsi sebagai bahan yang akan dilas


32

2. Mesin milling

Gambar 11. Mesin milling

a. Prinsip Kerja

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah

menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan

utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk

menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin

milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas

untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau

gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan

pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi

gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada

bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter

mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari mesin milling ini ialah untuk memotong benda

kerja dalam bentuk mendatar


33

3. Mesin Uji Tarik

Gambar 12. Mesin uji tarik


(http://www.infometrik.com)
(diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 20:16)

Fungsi alat ini untuk menguji keuatan tarik spesimen yang akan diuji

4. Stop watch

Gambar 13. Stop Watch


(http://www.sperdirect.com)
(diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 20:17)

Fungsi alat ini untuk mengukur waktu gesekan awal solder pada saat

pengelasan

5. Mesin uji kekerasan

Gambar 14. Mesin Uji Kekerasan


(http://msiptek.itn.ac.id)
(diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 20:18)
34

Fungsi alat ini untuk mengetahu nilai kekerasan pada spesimen

6. Mikroskop

Gambar 15. Mikroskop


(http://sigitlaruku27.blogspot.com)
(diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 20:19)

Fungsi alat ini untuk melihat struktur makro pada spesimen

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Menyiapkan benda uji untuk pengelasan gesek, bahan Aluminium 5083

dengan ukuran panjang 50 mm, lebar 50 mm, dan tebal 6 mm.

2. Prosedur Pengelasan:

a. Mempersiapkan mesin las

b. Mempersiapkan benda kerja pada mesin las

c. Menghidupkan mesin, sehingga pin memutar dan menekan material

lalu shoulder terkena permukaan benda kerja sampai probe berada di

dalam permukaan benda kerja.

d. Probe berada didalam benda kerja (benda kerja berada pada kondisi

plastis karena pemanasan akibat dari sentuhan gesekan antara shoulder

dengan permukaan benda kerja).


35

e. Tool bergerak mundur dan terjadi proses penyatuan material

aluminium 5083 (joining process).

f. Proses selesai, tool diangkat dan spesimen dipindahkan dari mesin las.

g. Spesimen dibentuk sesuai standar.

D. Pengujian-pengujian

1. Uji Tarik

Pada pengujian tarik Aluminium ini menggunakan standar JIS 2201-1999.

Adapun proses pengujian dimulai dari meletakkan kertas millimeter block

dan meletakkannya pada plotter. Kemudian mengukur benda uji dengan

menggunakan tenaga hidrolik yang dimulai dari 0 kg sehingga benda putus

pada beban maksimum. Setelah benda uji putus kemudian diukur berapa

besar penampang dan panjang benda uji setelah putus. Untuk melihat

beban dan gaya maksimum benda uji terdapat pada layar dgital dan dicatat

sebagai data, setelah semua data diperoleh kemudian menghitung kekuatan

tarik, kekuatan luluh, dan perpanjangan benda.

Tabel 3. Data Uji Tarik

Spesimen N Waktu Beban TS TS


(rpm) Gesekan Max (Kg/mm2) rata-rata
Awal
(detik)
1 30
2 1800 30
3 30
4 45
5 1800 45
6 45
7 60
8 1800 60
9 60
36

Gambar 16. Spesimen Uji Tarik standar JIS 2201-1999

2. Uji Kekerasan Rockwell

Pengujian kekerasan yang dilakukan pada aluminium 5083 yang telah

dilas menggunakan FSW ialah dengan pengujian kekerasan Rockwell,

dengan menggunakan standar ASTM E384-69. Adapun langkah kerja

yang dilakukan dimulai dari meletakkan benda kerja pada mesin uji.

Kemudian menyentuhkan benda kerja pada indentor, dengan cara memutar

piringan searah jarum jam. Setelah itu melepaskan handel secara perlahan-

lahan, dan jangan menekan menekan handel ke bawah tetapi membiarkan

handel bergerak sendiri turun ke bawah. Jarum besar pada sekala akan

bergerak seiring turunnya handel ke bawah. Tunggu hingga jarum besar

pada skala berhenti, setelah berhenti tunggu hingga 10 detik dari saat

jarum berhenti. Kemudian gerakkan handel ke atas secara perlahan sampai

maksimum dan langkah terakhir membaca harga kekerasan pada saat

jarum jam berhenti.


37

Tabel 4. Data Uji Kekerasan dengan standar

Spesimen N (rpm) Waktu HRB HRB


Gesekan rata-rata
Awal
(detik)
1 30
2 1800 30
3 45
4 1800 45
5 60
6 1800 60

Berikut ini adalah bentuk spesimen uji kekerasan ASTM E384-69.

Gambar 17. Spesimen Uji Kekerasan

3. Pengujian Struktur Makro

Adapun langkah pengujian struktur makro sebagai berikut :

1. Menyiapkan larutan etanol dan HNO3.

2. Menyiapkan gelas ukur.

3. Menyiapkan wadah pencampur.

4. Mencampur antara larutan etanol dengan HNO3 dengan perbandingan

98% etanol 2% HNO3.


38

5. Mencelupkan spesimen kelarutan etsa selama sepuluh detik.

6. Mencuci dengan air dan mengelap dengan tissue.

7. Mengamati kembali dengan mikroskop dengan pembesaran 5x

Tabel 5. Data Uji Strukur Makro

Spesimen N (rpm) Waktu Pengujian Keterangan


Gesekan Makro
Awal
(detik)
1
1800 30

2
1800 45

3
1800 60
39

E. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Study Literatur

Persiapan Spesimen

Persiapan Peralatan Pengelasan

Proses Pengelasan

Persiapan Uji Material

Uji Tarik Uji Stuktur Makro Uji Kekerasan

Data Hasil

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Anda mungkin juga menyukai