Anda di halaman 1dari 8

Arya Evan Perdana 131 11 017

BAB IV Analisis Data

Tabel data Data yang diperoleh dari mesin uji adalah data voltase terhadap waktu, sedangkan keterangan lain diperoleh dari spesifikasi mesin uji adalah konversi dari voltase ke tegangan(stress) yaitu :

Dan kecepatan putar mesin uji :

Dari data yang ada dicari nilai n, M, , , , dan . Lalu dicari pula data , dan menggunakan teori Tresca dan von Misses.

Kurva Kurva dibuat dari data yang telah diperoleh dari mesin dan data lain yang didapat dari keterangan yang ada. Pertama dibuat kurva hubungan momen torsi dengan jumlah putaran. Setelah itu kurva sudut putar dan momen torsi. Kurva berikutnya adalah tegangan geser dengan regangan geser.

Panjang Dan Diameter Spesimen Sebelum dilakukan pengujian, specimen diukur panjang dan diameternya menggunakan jangka sorong. Dan setelah dilakukan pengujian specimen kembali di ukur untuk mengetahui perbedaan dimensi dari specimen. Setelah diukur ulang didapatkan pertambahan panjang dan penyusutan diameter dari specimen uji. Menurut teori yang ada hal ini seharusnya tidak terjadi. Karena gaya yang diberikan merupakan tegangan geser sehingga tida mungkin terjadi pertambahan panjang. Ternyata hal ini disebabkan oleh posisi specimen pada mesin uji. Dimana sumbu specimen tidak berada di tempat yang seharunnya. Sehingga menyebabkan terbentuknya gaya bending.

Bentuk patahan Bentuk patahan yang dihasilkan dari uji puntir ini ada dua jenis, yaitu patah ductile dan patah brittle. Pada percobaan kali ini patah yang dihasilkan adalah patah ductile, karena sudut o patahan adalah sebesar 90 .

Arya Evan Perdana 131 11 017

Letak Patahan Setelah pengujian didapati bahwa patahan terjadi di bagian pinggir specimen dekat dengan bagian yang dipuntir, hal ini dikarenakan ada pemusatan tegangan pada bagian tersebut . factor lain adalah karena ketidak homogennan specimen, karena patahan akan terjadi pada bagian material yang paling lemah.

Penyerapan Energi Ketika diberikan sebuah gaya material akan menyerap energy tersebut, salah satunya dengan deformasi dan kalor. Hal ini dibuktikan karena setelah pengujian material terasa panas ketika disentuh. Panas ini dihasilkan oleh gaya gesek ketika terjadi deformasi, dimana atom atom pada material mengalami pergeseran secara terus menerus.

Arya Evan Perdana 131 11 017

BAB V KESIMPULAN 1. Prosedur uji punter yaitu material diukur dimensinya, lalu di beri tanda melintang, setelah itu di punter dengan mesin uji hingga patah. Lalu di dapatkan hasil voltase mesin uji dan sudut punter dari computer yang disambungkan dengan mesin uji lalu data tersebut diolah hingga mendapatkan data yang diinginkan.

2. Besaran besaran yang dapat ditentukan adalah : a. Modulus Elastisitas Geser b. Kekuatan Luluh Puntir c. Modulus of Rupture

3. Setelah uji puntir, tegangan geser akibat pengujian mengakibatkan

kekerasan spesimen bertambah, disebabkan oleh fenomena strain hardening.

4. Patahan terjadi akibat tegangan geser yang melebihi kekuatan maksimum material o uji. Patahan membentuk sudut 90 karena sifat material uji yang ulet.

Arya Evan Perdana 131 11 017

LAMPIRAN

Tugas setelah praktikum 1. Buat kurva Momen Torsi dengan , kemudian buat juga kurva antara Momen torsi dengan . Hitunglah tegangan geser dan regangan geser sebenarnya dengan menggunakn persamaan 8. Ambil delapan titik di setiap kurva untuk mendapatkan tegangan dan regangan gesernya. Setelah itu dengan criteria tresca dan von misses buat kurva tegangan dan regangan sebenarnya!

kurva momen torsi terhadap sudut puntir


35 30

Momen torsi (Nm)

25 20 15 10 5 0 0 2 4 ( rad) 6 8 10

Arya Evan Perdana 131 11 017

kurva momen torsi terhadap sudut puntir per panjang gauge


35 30 Momen torsi (Nm) 25 20 15 10 5 0 0 20 40 60 ' ( rad/m) 80 100 120

kurva tengangan geser terhadap regangan geser


400 350 300

(MPa)

250 200 150 100 50 0 0 0.05 0.1 (%) 0.15 0.2

2. Hitung modulus elastisitas geser, kekuatan geser maksimum, serta cari nilai K dan n dari material yang di uji! Modulus Elastisitas Geser

Arya Evan Perdana 131 11 017

Kekuatan Geser Maksimum

Koefisien Kekuatan dan Strain Hardening Exponent Dari perhitungan dengan kriteria Tresca : n = 0,481 K = 2941,71 MPa Dari perhitungan dengan kriteria Von Mises : n = 0,4892 K = 2472,86 MPa

3. Apa kelebihan dan kekurangan uji puntir dibandingkan dengan uji tarik dalam mendapatkan besaran sifat mekaniknya? Jawab dengan baik dan tepat! Keuntungan uji puntir a. Tidak terjadi peristiwa necking, sehingga dapat menghitung max shear stress dengan lebih baik b. Laju regangan yang di peroleh konstan c. Hasil pengukuran terhadap plastisitas lebih mendasar Kerugian uji puntir a. Pengolahan data cukup rumit b. Bila posisi specimen tidak rata maka grafik yang dihasilkan tidak halus

4. Analisis bentuk patahan dari hasil uji puntir ini! Apa bedanya bentuk patahan uji puntir untuk material ulet dan getas? Patahan yang terjadi adalah patahan dengan sudut 90 sehingga dapat dipastikan material berbahan ductile. Apabila material bertipe brittle maka patahan yang o terbentuk akan membentuk sudut sekitar 45
o

Arya Evan Perdana 131 11 017

Rangkuman Praktikum

Praktikum dilakukan pada tanggal 19 Maret 2013 di lab Metalurgi dan Teknik Material. Praktikum dimulai pada jam 9 pagi. Praktikum diawali dengan mengerjakan Tes Awal Praktikum dilanjutkan dengan pembahasan tes awal dan Tanya jawab mengenai pengujian punter. Pengujian dimulai dengan mengukur diameter dan panjang specimen uji. Lalu memberi tanda berupa garis melintang sejajar sumbu pada specimen uji. Setelah itu specimen dipasang pada mesin uji. Pengujian pertama tidak berjalan secara sempurna karena specimen mengalami selip saat di punter pada mesin uji. Pengujian pun diulang dengan menggunakan specimen baru. Specimen tersebut pun di ukur ulang dan diberi tanda, lalu di pasang di mesin uji. Pengujian kedua berjalan dengan sukses, specimen mengalami failure pada puntiran ke 4 lalu dilepaskan dari mesin uji untuk kemudian di ukur ulang untuk mengetahui perubahan dimensi pada specimen tersebut.Data punter didapat dari computer yang terhubung dengan mesin uji.

Arya Evan Perdana 131 11 017

DAFTAR PUSTAKA Callister, William D. 2007. Matrerial Science and Engineering: An Introduction, 7 Edition.Wiley.
th

Anda mungkin juga menyukai