Anda di halaman 1dari 27

MODUL D1

THE BENDING SYSTEM

I.

TUJUAN
Untuk

mengukur

tegangan

pada

suatu

objek

yang

melentur

dan

membandingkannya dengan hasil teori.

II.

TEORI

Bending Moment
Gaya luar yang mengakibatkan lenturnya suatu balok, biasanya terdapat pada
kantilever. Persamaannya
M = F(l-x)
F = Gaya
L = Load position
X = Datum
Momen Inersia
Ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada porosnya.
b d3
Dapat diketahui dengan rumus I =
12
Pengukuran Regangan Struktur |

b = panjang balok
d = lebar balok
Stress ( )
Dari bending moment, tegangan teoritis pada titik sepanjang balok, adalah
=

My
I

Strain ()
Regangan teoritis diambil dari persamaan dari Youngs Modulus:

=
E

Youngs Modulus (E)


Youngs Modulus adalah rasio antara tegangan tarik dibandingkan dengan
regangan tarik pada material. Seorang fisikawan Inggris, Thomas Young, adalah orang
yang menemukannya. Youngs Modulus menentukan kekakuan sebuah material
(material yang lebih tebal memiliki harga Youngs Modulus yang lebih besar). dan
dituliskan dengan persamaan

E=

III.

PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil

IV.

CARA KERJA
1. Membuat table seperti di bawah ini

Beam Dimension

Bridge Connection: Full

Youngs Modulus for the Beam

Load Position: 360 mm


Pengukuran Regangan Struktur |

Second Moment of Area


Strain
Load
Force
Reading
(gr)
(N)
()
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500

Output

Bending

Calculate

voltage

Moment

d Stress

(V)

(Nm)

(MN.m2)

Calculate
d Strain

2. Mengukur benda uji, kemudian menuliskan hasilnya dalam tabel


3. Menyambungkan kabel penghubung tegangan pada soket output dari The Bending
System.
4. Menyambungkan gauge merah (kabel merah dan steker) dan gauge biru (kabel biru
dan steker), ke soket yang berlawanan.
5. Menyambungkan gauge kuning( kabel kuning dan steker) dan gauge hijau (kabel
hijau dan steker), ke soket yang berlawanan.

Pengukuran Regangan Struktur |

6. Mengubah tombol configuration menjadi pada posisi 4.


7. Secara perlahan menggeser ujung gantungan pada balok, sampai posisi 360mm.
8. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian menekan dan
menahan tombol nol sampai display menunjukkan angka 0 (nol).
9. Mencatat hasil tegangan pada display.
10. Memasang gantungan beban kecil.
11. Menambahkan beban 10 gram. Menambahkan 4 x 10 gram beban pada gantungan
untuk memberikan beban total 50 gram. Mencatat pembacaan regangan pada tabel.
12. Menambahkan beban 50 gram, kemudian mencatat pembacaan.
13. Mengulangi langkah 12 sampai total beban 500 gram.

V. PENGOLAHAN DATA
Mengubah beban menjadi gaya
Asumsi nilai gravitasi sebesar 9.81 m/s2
Beban
(gr)

Gaya
(N)

0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500

0
0.4905
0.981
1.4715
1.962
2.4525
2.943
3.4335
3.924
4.4145
4.905
Pengukuran Regangan Struktur |

Menghitung momen inersia penampang balok


b = 0.0197 m
d = 0.004 m
0.4 cm
0.0197 0.0043
I
=
=1.05 x 1010
1.97 cm cm
12
Menghitung Bending Moment
l = 360 mm = 0.36 m
x = 15 mm = 0.015 m
dengan rumus M = F(l-x)
Menghitung Tegangan Teoritis
y = 0.5 x 0.5 = 0.25 cm = 0.0025 m I = 1.05 x 1010 m4
Contoh:
0.1692225 0.0025
My
=
=
= 4029107.143 N.m2
10
I
1.05 x 10

Menghitung Regangan Teoritis

E = 207 GPa = 207 x 109 N/m2


4029107.143

=
=
=1.94643 105
E
207 x 10 9
Tabel
Tabel 4.1.2. Gaya, Bending Moment, Tegangan Teoritis, dan Regangan Teoritis
Load

Force (N)

(gr)

Strain

Output

Bending

Calculated

Calculated

Reading

voltage

Moment

Stress (N.m2)

Strain

( )

(V)

(Nm)

50

0.4905

10

112

0.1692225

4029107.143

1.94643E-05

100

0.981

21

230

0.338445

8058214.286

3.89286E-05

150

1.4715

32

351

0.5076675

12087321.43

5.83929E-05

200

1.962

44

466

0.67689

16116428.57

7.78571E-05

250

2.4525

55

588

0.8461125

20145535.71

9.73214E-05

300

2.943

67

707

1.015335

24174642.86

0.000116786

350

3.4335

77

820

1.1845575

28203750

0.00013625

400

3.924

89

940

1.35378

32232857.14

0.000155714

450

4.4145

100

1065

500

4.905

111

1179

1.5230025
36261964.29
0.000175179
Pengukuran Regangan Struktur |
1.692225
40291071.43
0.000194643

Grafik Regangan terhadap Tegangan Teoritis

Grafik Regangan vs Tegangan


f(x) = 207000000000x
R = 1
Tegangan

Linear ()

Regangan

Kesalahan Relatif
EpraktikumEliteratur
100
Eliteratur
2.07 10112.00 1011
100
2.07 1011

= 3,38%
= 3,38%

Pengukuran Regangan Struktur |

Kesalahan Relatif Regangan Percobaan terhadap Regangan Teoritis

Load (gr)

Strain Reading ( )

Calculated Strain
( )

KR
(%)

50

10

19

47.37%

100

21

38

44.74%

150

32

58

44.83%

200

44

77

42.86%

250

55

97

43.30%

300

67

116

42.24%

350

77

136

43.38%

400

89

155

42.58%

450

100

175

42.86%

500

111

194

42.79%

Ratarata

40%

Pengukuran Regangan Struktur |

VI.

ANALISA
a. Analisa Percobaan
Percobaan mekanika benda padat modul D tentang pengukuran regangan
strukur ini bertujuan untuk mencari besar regangan pada suatu obyek yang melentur
dan membandingkannya dengan hasil teori. Percobaan ini menggunakan beberapa alat
yaitu The Strain Gauge Trainer SM1009 sebagai alat praktikum utama, satu set beban
besar dan kecil. Struktur yang digunakan pada percobaan ini adalah balok sepanjang
470 mm yang dibebani pada jarak 360 mm dengan 5 mm. Variasi beban yang
digunakan adalah 50 gram sampai 500 gram.
Hal yang dilakukan oleh praktikan adalah menyambungkan kabel penghubung
tegangan ke soket pengujian Bending System. Setelah itu menyambungkan gauge
sesuai prosedur yaitu merah dan biru secara berlawanan dan kuning dan hijau secara
berlawanan. Setelah memastikan semua tersusun praktikan menyalakan alat
praktikum, yang diperhatikan pada praktikum pertama adalah panel konfigurasi harus
berada diposisi 4 untuk percobaan The Bending System. setelah panel terkonfigurasi,
Gauge factor diubah ke angka 2.11. alat yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu
agar pembacaan regangan dan output voltage dimulai dari 0. Setelah alat siap
digunakan, praktikan menyiapkan set beban yang akan digunakan. Beban kemudian
digantungkan pada lengan struktur dengan bertahap yaitu 50 gram, 100 gram,150
gram, 200 gram, 250 gram, 300 gram, 350 gram, 400 gram, 450 gram, 500 gram.
Penambahan beban dilakukan dengan perlahan agar tidak menyebabkan beban kaget
dari alat percobaan. Pada masing-masing beban data yang diambil adalah strain
reading dan output voltage. Pada praktikum ini sebaiknya data yang diambil adalah
data pada saat alat percobaan sudah dalam keadaan stabil. Namun praktikan tidak
mengikuti prosedur tersebut sehingga kemungkinan besar alat yang digunakan tidak
akurat.
Setelah melakukan semua pengambilan data, dilakukan pengukuran
penampang struktur yang digunakan untuk mendapatkan nilai momen inersia.
b. Analisa Hasil
Pada praktikum ini, praktikan memperoleh dua data yaitu pengukuran
regangan dan pengukuran voltase. Selain itu juga dilakukan pengukuran panjang dan
lebar penampang yang digunakan untuk menahan beban. data tersebut akan

Pengukuran Regangan Struktur |

digunakan sebagai penghitungan momen inersia penampang. Berdasarkan hasil


perhitungan, momen inersia yang dihasilkan adalah sebesar 1.05 x 1010 m4.
Setelah itu, yang dilakukan adalah menghitung hasil dari Bending moment dengan
rumus M = F(l-x), x adalah titik acuan awal pada perletakan jepit. gaya momen yang
dihasilkan pada struktur akan berbanding lurus dengan jarak beban gaya. dengan
mendapatkan hasil Bending moment maka akan didapatkan hasil dari tegangan teoritis
dengan menggunakan persamaan My/I. setelah itu melakukan penghitungan regangan
dengan menggunakan rumus modulus young. modulus elastisitas yang digunakan

sebesar 207 GPa.


Dari tabel diketahui bahwa penambahan strain berbanding lurus dengan beban
yang diberi. Hal itu juga tetrjadi pada bending moment dan tegangan teoritisnya. Jadi
dapat dikatakan bahwa semakin berat beban maka akan menghasilkan tegangan dan
bending moment yang besar. Hal tersebut bisa terjadi akibat beban yang dikenakan
pada obyek mengkasilkan gaya dalam serta momen lentur.
Pada percobaan ini diperoleh grafik regangan dan tegangan, pada grafik
menghasilkan perbandingan lurus. Dari grafik diperoleh persamaan garis lurus y = 2x
1011x yang selanjutnya melalui penghitungan akan didapatkan nilai E percobaan = .
Setelah dibandingkan dengan nilai Eliteratur didapatkan kesalahan relatif sebesar 3.38%.
c. Analisa Kesalahan
Ada beberapa penyebab ketidakakuratan percobaan ini, diantaranya:
1. Kesalahan Paralaks
Dalam percobaan ini kesalahan paralaks yang terjadi adalah pada saat
pengukurat plat yang digunakan dan pada saat menaruh gantungan beban di jarak
360 mm. kesalahan ini dapat terjadi apabila praktikan tidak melihat dengan tegak
lurus benda
2. Kesalahan Praktikan
Kesalahan dalam menentukan nilai regangan rata-rata yang terdisplay pada
alat karena nilai dari regangan berubah-ubah. Selain itu praktikan mungkin
melakukan kesalahan pada penghitungan penampang, hal tersebut diakibatkan
karena jangka sorong tidak dikunci oleh praktikan.
VII.

KESIMPULAN
a. Tegangan dan Regangan berbanding lurus
b. Obyek akan menyebabkan terjadinya gaya dalam aksial pada balok serta momen
lentur.
c. Pada percobaan ini diperoleh nilai E sebesar 200 GPa.
d. Kesalahan relatif E pada percobaan ini adalah sebesar 3.3 %.
e. Kesalahan relatif regangan pada percobaan ini adalah sebesar 40%
Pengukuran Regangan Struktur |

MODUL D2
THE TENSION SYSTEM

I.

TUJUAN
Untuk menunjukkan bagaimana cara untuk menghubungkan dan menggunakan

pengukur regangan untuk mengukur regangan dalam dua dimensi.


Untuk menunjukkan bagaimana cara membandingkan hasil praktikum regangan
tarik dalam dua dimensi dengan teori dan membuktikan poissons ratio.

II.

TEORI
Tensile Stress and Strain, and Poissons ratio

Ketika balok di atas ditekan atau ditarik oleh sebuah gaya, tegangan yang
terjadi pada benda uji sama dengan gaya yang terjadi pada luasan benda uji. Untuk
penampang balok:
F
=
x .z
Regangan yang terjadi pada arah gaya sama dengan tegangan dibagi dengan
Youngs Modulus jenis material:
Poissons ratio (v)

Pengukuran Regangan Struktur |

Gambar di atas adalah rasio dari regangan transverse pada material, dibagi
dengan regangan longitudinal. Seorang matematikawan Perancis Simeon Poisson,
menemukannya ketika dia sadar bahwa cross-section sebuah material berkurang
ketika material tersebut ditarik.
Persamaannya adalah
x
v=
y
Untuk logam kebanyakan, besar Poissons ratio nya biasanya 0.3.
Ketika sebuah logam ditarik, regangan transverse bernilai negatif (tekan). Begitu pula
jika bekerja sebaliknya.
III.

IV.

PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil
CARA KERJA
Prosedur 1 Tension Strains Only:
1. Membuat tabel seperti di bawah ini:
Red and Yellow Gauges:
Gauges Factor:
Specimen Dimensions (lebar dan tebal):
Specimen Cross Section:
Youngs Modulus:
Load
Force (N)
(Kg)
1
2
3
4

Tensile Strain

Tensile Stress

Calc. Tensile

()

(N.m-2)

Strain

Pengukuran Regangan Struktur |

5
6
7
8
9
10
2. Mengukur benda uji yang akan digunakan dan kemudian memasukkan ke dalam
tabel.
3. Menghubungkan pengukur merah dan kuning pada tension system pada strain
display, dengan cara bersebrangan seperti pada gambar di bawah ini, ganti control
konfigurasi menjadi 2.

4. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian menekan dan
menahan tombol nol sampai display menunjukkan angka 0 (nol).
5. Mencatat pembacaan regangan pada tabel.
6. Memasang penggantung beban besar pada bagian bawah batang tension system.
Massa sebuah penggantung besar adalah 500 gram. Menambahkan 500 gram pada
penggantung beban untuk mendapatkan total beban 1 kilogram.
7. Mencatat pembacaan regangan pada tabel.
8. Menambahkan beban 1 kg, kemudian mencatat hasil pembacaan.
9. Mengulangi langkah di atas hingga beban total 10 kg.
10. Melepaskan beban kembali.
V.

PENGOLAHAN DATA

Pengukuran Regangan Struktur |

Menghitung Cross Sectional Area


0.15 cm
1.0 cm

Menghitung Tegangan pada Benda Uji


g = 9.81 m/s2
=

F
x .z

9.81
0.01 0.0015

= 654000

Menghitung Regangan Teoritis


Bahan penampang yang digunakan adalah alumunium.
E = 69 GPa = 69x109 N/m2
=

654000
9
9 = 9.48 x 10
69 x 10

Tabel 2.1
Load (Kg)

Force (N)

Tensile

Tensile Stress (N.m-2)

Calc. Tensile Strain

654000

9.48

Strain
( )
8

9.81

19.62

16

1308000

19

29.43

24

1962000

28.4

39.24

32

2616000

37.9

49.05

40

3270000

47.4

58.86

48

3924000

56.9

68.67

56

4578000

66.3

Pengukuran Regangan Struktur |

78.48

63

5232000

75.8

88.29

71

5886000

85.3

10

98.1

79

6540000

94.8

Grafik Regangan vs Tegangan

Grafik Regangan vs Tegangan


f(x) = 654000x - 0
R = 1
Linear ()

Tegangan (N.m-2)

Regangan ( )

EpraktikumEliteratur
100
Eliteratur

65.469
100
69

= 5.21%

Perbandingan Hasil Teoritis dengan Hasil

Pengukuran Regangan Struktur |

Praktikum
Tabel Perbandingan regangan percobaan dengan regangan teoritis
Dapat dilihat bahwa hasil pengukuran yang dilakukan lebih besar dari regangan hasil
penghitungan.
Tabel 2.2
Load

Tensile Strain

Calc. Tensile

(Kg)

( )

Strain
( )

9.4

16

19.6

24

28.4

32

37.9

40

47.5

48

56.8

56

66.3

63

75.8

71

85.3

10

79

94.8

Kesalahan Relatif
Load

Tensile Strain

Tabel 2.3
Calc. Tensile

(Kg)

( )

Strain

Relatif

( )

(%)

Kesalahan

9.4

14.89%

16

19.6

18.37%

24

28.4

15.49%

32

37.9

15.57%

40

47.5

15.79%

48

56.8

15.49%

56

66.3

15.54%

63

75.8

16.89%
Pengukuran Regangan Struktur |

Rata-rata =
VI.

71

85.3

16.76%

10

79

94.8

16.67%

14.6%

ANALISIS
a. Analisa Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana cara untuk
menghubungkan dan menggunakan pengukur regangan untuk mengukur regangan
dalam dua dimensi, juga untuk menunjukkan bagaimana cara membandingkan hasil
praktikum regangan tarik dalam dua dimensi dengan teori dan membuktikan
poissons ratio. Pada percobaan ini alat yang digunakan adalah The Strain Gauge
Trainer SM1009 dan satu set beban.
Hal yang dilakukan oleh praktikan adalah memastikan alat dalam keadaan
mati, kemudian praktikan menyambungkan kabel penghubung tegangan dengan
soket output pengujian The Tension System, Setelah itu praktikan menghubungkan
gauge seperti yang ada dalam prosedur, yaitu gauge merah bersebrangan dengan
gauge kuning. Soket yang tidak dipakai harus tetepa dalama keadaan tertutup, maka
soket tersebut ditutup dengan alat yang dinamakan dummy. Setelah soket tertutup,
maka dilakukan pengaturan konfigurasi yaitu dengan memindahkan ke nomer 2.
Setelah itu dilakukan penyesuaian gauge factor, yaitu sebesar 2.08.
Setelah alat tersusun dengan baik, alat dinyalakan dengan. Sebelum
melakukan praktikum, harus dilakukan kalibrasi terlebih dahulu agar pembacaan
pada alat lebih akurat dengan menekan tombol zero. Setelah alat dirasa sudah stabil,
Praktikan melakukan pemasangan gantungan beban dengan nilai 500 gram dan
ditambahkan lagi hingga beban sebesar 1 kg. Pada percobaan ini digunakan 10
variasi beban, yaitu 1 kg sampai dengan 10 kg. hal ini dilakukan agar praktikan dapat
menyimpulkan tegangan yang diakibatkan benda.
Setelah percobaan selesai, praktikan mengukur panjang dan lebar penampang
yang digunakan untuk mencari tensile stress dari suatu struktur
b. Analisa Hasil
Percobaan ini menghasilkan dua data, yaitu pengukuran strain oleh the Strain
Gauge Trainer, selain itu juga diperoleh data panjang dan lebar penampang balok
untuk memperoleh nilai cross sectional area, yang selanjutnya akan digunakan untuk
Pengukuran Regangan Struktur |

mengukur tegangan dan regangan teoritis. Berdasarkan hasil penghitungan didapat


nilai cross sectional area penampang .
Selanjutnya, dilakukan penghitungan tegangan teoritis yang terjadi pada benda
uji. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan rumus

F
untuk masingx .z

masing pembebanan dari 1 kg hingga 10 kg. kemudian melakukan penghitungan


regangan dengan persamaan young. Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai strain akan berbanding lurus dengan
beban yang pada hasil percobaan, setiap kali dilakukan penambahan beban atau gaya
akan menyebabkan penambahan strain yang terukur.
c. Analisa Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan dalam praktikum ini yang menyebabkan hasil
praktikum memiliki kesalahan relatif yang tinggi, yaitu:
1. Kesalahan Paralaks
Kesalahan pada saat pengukuran penampang, karena ukurannya sangat kecil
2. Kesalahan Praktikan
Kesalahan ketika melakukan percobaan dimana kemungkinan praktikan tidak
melakukan prosedur yang ditetapkan seperti memastikan alat stabil
Kesalahan praktikan saat pemngambilan data karena angka pada alat slelau
berubah-ubah
VII. KESIMPULAN
a. Penambahan beban menyebabkan regangan dan tegangan semakin tinggi.
b. Kesalahan relatif praktikum rata-rata adalah sebesar 16.23%

MODUL D3
THE TORSION SYSTEM

I.

TUJUAN
Pengukuran Regangan Struktur |

Untuk mengukur regangan pada suatu objek yang berputar.


Untuk membandingkan regangan percobaan dengan regangan teori pada balok
puntir.

II.

TEORI
Torsional Stress and Strain
Polar Moment Of Inertia
Pada dasarnya sama dengan momen inersia balok, akan tetapi polar moment of inertia
bekerja pada balok yang melingkar.
4

d
32

Persamaan umum untuk torsi balok


T G
=

Torsi
Gaya puntir pada ujung batang adalah gaya momen pada lengan torsi:
=F Torque Arm Lengt h (m)
Shear Stress
Tegangan geser teoritis adalah:
T=

D
2

Shear Strain
Rumus teoritis untuk batang melingkar adalah
=

T r
=
G l

Direct strain
Pengukur regangan mengukur Direct strain pada permukaan objek pada saat tes
dilakukan, oleh karena itu untuk membandingkan hasil tes dengan hasil teori, hasil
regangan geser harus dikonversikan menjadi regangan langsung (direct strain). Hal ini
harus dimengerti untuk mengkonversikan shear strain menjadi direct strain.

Pengukuran Regangan Struktur |

Ketika gaya merubah panjang suatu objek, regangan langsungnya adalah:


Jadi, direct strain disebabkan oleh perubahan panjang, sedangkan shear strain
disebabkan oleh tegangan pada 2 dimensi (perubahan bentuk).
Untuk menghubungkan hal tersebut, gambar di atas memperlihatkan bagaimana suatu
gaya merubah suatu bentuk persegi. Gaya menyebabkan regangan dalam dua dimensi
untuk merubah panjang diagonal dan persegi. Regangan geser merupakan besarnya
perubahan batang diagonal. Untuk sudut yang kecil, perkiraannya adalah .
Dari rumus Pythagoras, panjang asli diagonal (unstrained)2 = 12 + 12
Jadi panjang diagonal unstrained = 2
Panjang diagonal strained2
= 12 + (1 + )2
=
Pada aplikasi tipe regangan kecil ini, merupakan kecil, sehingga 2 dapat dihapus
kemudian persamaannya menjadi
dimanadan hasilnya sekitar
Jadi, sebagaimana regangan langsung = perubahan panjang / panjang asli, maka
regangan langsung apda diagonal adalah
Jadi, pada kasus ini regangan langsung adalah setengah dari regangan geser. Atau:
III.

PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil

IV.

CARA KERJA
Prosedur 1 Menggunakan Pengukur Regangan Torsi dan Geser
Pengukuran Regangan Struktur |

1. Menempelkan pengukur regangan searah dengan elemen yang akan diuji seperti
gambar di bawaah ini

Atau menempelkan pengukur regangan dengan cara rosette seperti gambar di


bawah ini.

Pembacaan positif menunjukkan elemen dalam keadaan tarik, dan pembacaan


negatif menunjukkan elemen dalam keadaan tekan.
2. Membuat tabel seperti di bawah ini.
Gauge Factor:
Strain Gauge

Strain Reading
()

Polarity (+/-)

Type of Strain
(Tekan/Tarik)

Blue
Red
Yellow
Green
3. Menyambungkan gauge biru (kabel biru dan steker) dan memasukkan tiga steker
dummy ke tiga soket lainnya
4. Mengubah tombol configuration menjadi pada posisi 1.
5. Memasukkan lengan puntir ke dalam lubang pada ujung sistem torsi
6. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian menekan dan
menahan tombol nol sampai display menunjukkan angka 0(nol).
7. Menambahkan beban kecil pada ujung lengan puntir.
8. Memasang gantungan beban kecil.

Pengukuran Regangan Struktur |

9. Beban kecil sebesar 10 gram. Menambahkan 49 x 10 gram beban pada gantungan


untuk memberikan beban total 500 gram. Catat pembacaan regangan dan
polaritinya pada tabel.
10. Mengulangi langkah di atas dengan gauge merah, kuning, dan hijau.
Prosedur 2 Regangan Perbandingan
1. Membuat tabel seperti di bawah ini.
Gauge Factor:

Shear Modulus for the Beam:

Beam Diameter:

Bridge Connection: Full

Beam Radius:

Torque arm length:

Load

Force

Torque

(Kg)

(N)

(Nm)

Polar moment of inertia:


Output
Strain
Shear

Direct

voltage

Reading

Stress

strain

(V)

()

(MN.m2)

()

0
0.25
0.5
2. Mengukur dimensi balok.
3. Menghubungkan pengukur merah dan hijau puntir tarik dengan arah berlawanan.
4. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian tekan dan tahan
tombol nol sampai display menunjukkan angka 0(nol).
5. Mencatat pembacaan regangan.
6. Menambahkan penggantung beban kecil pada ujung batang.
7. Menambahkan 24 x 10 gram beban hingga tercapai total beban 250 gram. Mencatat
hasil pembacaan.
8. Menambahkan beban hingga 500 gram. Mencatat hasil pembacaan.
9. Melepaskan beban dan melepaskan lengan moment.

Pengukuran Regangan Struktur |

V.

PENGOLAHAN DATA
Tabel Percobaan 1
Tabel 3.1
Gauge Factor: 2.03
Strain
Strain Reading
Gauge
Blue
Red
Yellow
Green

Polarity (+/-)

Type of Strain

+
+

(Tekan/Tarik)
Tekan
Tarik
Tekan
Tarik

()
1
22
22
1

Gauge biru dan kuning menunjukkan polaritas negatif, maka tipe tegangannya adalah
tekan. Gauge merah dan hijau menunjukkan polaritas positif, maka tipe tegannya
adalah tarik
Percobaan 2
Menghitung Gaya setiap Pembebanan
Asumsi nilai gravitasi = 9.81 m/s2
Pada saat beban 0.25 kg
F=mxg = = 0.25 x 9.81= 2.4525

Menghitung Torsi
Panjang lengan momen = 0.15 m
Pada saat beban 0.25 kg
=F l=2.4525 0.15= 0.367875

Menghitung Momen Inersia Polar balok


Diameter = 1 cm = 0.01 m
4

d 3.14 0.01
=
= 9.8125E-10
32
32

Pengukuran Regangan Struktur |

Mencari Tegangan Geser Balok


Pada saat beban 0.25 kg
T=

D
D
=
=
2
2

0.367875 0.01
= 0.005
2 9.8125 E10

Mencari Regangan Balok


G = 79.6 GPa = 79.6 x 109 N/m2
Pada saat beban 0.25 kg
=

T
=
G

1874649
= 2.3551E-05
79.6 x 10 9

Mencari Direct Strain


Pada saat beban 0.25 kg
6.28173 E11
= =
= 3.14086E-11
2
2

Tabel 3.2
Load

Force

Torque

Output

Strain Reading

Shear Stress

Direct

(Kg)

(N)

(Nm)

voltage

( )

(MN.m2)

strain

0
0.25
0.5

0
2.4525
4.905

0
0.3679
0.7358

0
1
2

0
1874649.68
3749299.36

( )

(V)
0
64
123

0
1.1775E-05
2.3551E-05

Pengukuran Regangan Struktur |

Rata-rata strain reading = 1


Rata-rata direct strain = 1.17754E-05
Praktikum iteratur
100
Kesalahan Relatif =
Literatu

100

G Praktikum= 1.592E+11

Kesalahan Relatif

VI.

G PraktikumG Literatur
x 100
G Literatu

15979.6
x 100 =99
79.6

ANALISA
a. Analisa Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mencari tegangan pada suatu obyek berputar,
Percobaanr ini dilakukan dengan alat The Strain Gauge Trainer SM1009. Percobaan
ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu percobaan pada regangan torsi dan geser dan
percobaan perbandingan regangan.
Hal pertama yang dilakukan praktikan pada percobaan ini adalah memasang
gauge dengan warna salah satu dari empat warna, 3 lainnya ditutup oleh dummy.
Setelah itu, pastikan konfigurasi terletak pada panel 1, setelah itu melakukan
pengaturan gauge factor untuk percobaan ini sebesar 2.03.
Setelah alat tersusun, maka di alat boleh dinyalakan, sebelum melakukan
percobaan, alat di kalibrasi terlebih dahulu agar pembacaan alat dimulai dari nol.
Setelah dikalibrasi, alat diberi pembebanan sebesar 0.5 kg dan dicatat hasilnya.
Percobaan dilakukan 4 kali dengan gauge yang berbeda-beda yaitu merah kuning
biru hijau.
Pada percobaan selanjutnya hamper sama dengan percobaan selanjutnya, akan
tetapi gauge yang dipakai adalah warna merah dan hijau yang dipasang scara
berlawanan, dan soket yang terbuka ditutup oleh dummy. Setelah itu pastikan lengan
momen stabil, dan mengkalibrasi alat ke nol.
Setelah alat tersusun dengan baik, maka dilakukan pembebanan alat yaitu
dengan beban sebesar 250 gram terlebih dahulu, kemudian dilakukan juga
pembebanan 500 gram. Pada penaruhan beban, praktikan melakukannya dengan
perlahan agar tidak ada beban impact yang mengakibatkan kerusakan alat. Setelah

Pengukuran Regangan Struktur |

praktikan selesai melakukan percobaan, alat dimatikan terlebih dahulu dan


selanjutnya diukur diameter penampangnya.
b. Analisa Hasil
Prosedur 1
Percobaan pertama adalah mengetahui besarnya regangan yang terbaca apabila
menggunakan masing-masing kabel. Pada alat akan terbaca angka output negatif
atau positif pada alat yang menunjukan jenis gayanya. Apabila menunjukan negatif
maka gaya yang diakibatkan adalah tekan dan tarik apabila pembacaan alat
menunjukkan nilai positif.
Hasil pengukuran polaritas menunjukkan hasil yang sudah benar apabila
melihat kabel biru dan kuning yang
+ menunjukan nilai positif dan merah dan hijau
menunjukkan nilai negatif, akan tetapi, besarnya nilai polaritas tersebut praktikan
anggap kurang baik karena nilai polaritas tidak saling menghilangkan antara muatan
positif dan negatif.
Prosedur 2
Percobaan akan melakukan analisa perbandingan regangan puntir percobaan
degan regananga puntir menggunakan teori.
Pada percobaan ini yang harus dicari adalah momen yang akan dialaim oleh
sistem. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan menghitung gaya pada
pembebanan. Setelah itu dapat kita ketahui nilai torsi dengan mengkalikan beban
dengan lengannya. Nilai torsi digunakan untuk mencari momen inersia polar balok.
Setelah itu dilakukan penghitungan tegangan geser yang diakibatkan oleh balok.
Setelah itu dilakukan penghitungan regangan balok. Setelah regangan didapatkan,
maka dapat diketahui nilai direct strain.
Setelah mendapatkan perhitungan direct strain, maka dilakukan perhitungan
kesalahan relatif, maka kesalahan rata-rata pada percobaan ini adalah sebesar., dan
kesalahan modulus elastisitas pada percobaan ini sebesar 99%

c. Analisa Kesalahan
Kesalahan yang cukup besar pada percobaan ini dapat diakibatkan oleh.
1. Kesalahan alat
Pada percobaan ini, kesalahan alat sudah terlihat pada saat mencari jenis gaya
yang diakibatkan, pada percobaan pertama, muatan negatif dan positif tidak
saling menghilangkan, dan pada percobaan dua, regangan yang terukur tidak
berubah saat pemberian beban pada alat
2. Kesalahan Praktikan
Kesalahan penghitungan nilai regangan pada prosedur.
Pengukuran Regangan Struktur |

VII.

KESIMPULAN
Hasil dari prosedur satu mengetahui bahwa kabel biru dan kuning
menunjukkan gaya tekan, sedangkan merah dan hijau menunjukkan gaya tarik.

Pengukuran Regangan Struktur |

VIII. LAMPIRAN

Pengukuran Regangan Struktur |

Anda mungkin juga menyukai