I.
TUJUAN
Untuk
mengukur
tegangan
pada
suatu
objek
yang
melentur
dan
II.
TEORI
Bending Moment
Gaya luar yang mengakibatkan lenturnya suatu balok, biasanya terdapat pada
kantilever. Persamaannya
M = F(l-x)
F = Gaya
L = Load position
X = Datum
Momen Inersia
Ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada porosnya.
b d3
Dapat diketahui dengan rumus I =
12
Pengukuran Regangan Struktur |
b = panjang balok
d = lebar balok
Stress ( )
Dari bending moment, tegangan teoritis pada titik sepanjang balok, adalah
=
My
I
Strain ()
Regangan teoritis diambil dari persamaan dari Youngs Modulus:
=
E
E=
III.
PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil
IV.
CARA KERJA
1. Membuat table seperti di bawah ini
Beam Dimension
Output
Bending
Calculate
voltage
Moment
d Stress
(V)
(Nm)
(MN.m2)
Calculate
d Strain
V. PENGOLAHAN DATA
Mengubah beban menjadi gaya
Asumsi nilai gravitasi sebesar 9.81 m/s2
Beban
(gr)
Gaya
(N)
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
0
0.4905
0.981
1.4715
1.962
2.4525
2.943
3.4335
3.924
4.4145
4.905
Pengukuran Regangan Struktur |
=
=
=1.94643 105
E
207 x 10 9
Tabel
Tabel 4.1.2. Gaya, Bending Moment, Tegangan Teoritis, dan Regangan Teoritis
Load
Force (N)
(gr)
Strain
Output
Bending
Calculated
Calculated
Reading
voltage
Moment
Stress (N.m2)
Strain
( )
(V)
(Nm)
50
0.4905
10
112
0.1692225
4029107.143
1.94643E-05
100
0.981
21
230
0.338445
8058214.286
3.89286E-05
150
1.4715
32
351
0.5076675
12087321.43
5.83929E-05
200
1.962
44
466
0.67689
16116428.57
7.78571E-05
250
2.4525
55
588
0.8461125
20145535.71
9.73214E-05
300
2.943
67
707
1.015335
24174642.86
0.000116786
350
3.4335
77
820
1.1845575
28203750
0.00013625
400
3.924
89
940
1.35378
32232857.14
0.000155714
450
4.4145
100
1065
500
4.905
111
1179
1.5230025
36261964.29
0.000175179
Pengukuran Regangan Struktur |
1.692225
40291071.43
0.000194643
Linear ()
Regangan
Kesalahan Relatif
EpraktikumEliteratur
100
Eliteratur
2.07 10112.00 1011
100
2.07 1011
= 3,38%
= 3,38%
Load (gr)
Strain Reading ( )
Calculated Strain
( )
KR
(%)
50
10
19
47.37%
100
21
38
44.74%
150
32
58
44.83%
200
44
77
42.86%
250
55
97
43.30%
300
67
116
42.24%
350
77
136
43.38%
400
89
155
42.58%
450
100
175
42.86%
500
111
194
42.79%
Ratarata
40%
VI.
ANALISA
a. Analisa Percobaan
Percobaan mekanika benda padat modul D tentang pengukuran regangan
strukur ini bertujuan untuk mencari besar regangan pada suatu obyek yang melentur
dan membandingkannya dengan hasil teori. Percobaan ini menggunakan beberapa alat
yaitu The Strain Gauge Trainer SM1009 sebagai alat praktikum utama, satu set beban
besar dan kecil. Struktur yang digunakan pada percobaan ini adalah balok sepanjang
470 mm yang dibebani pada jarak 360 mm dengan 5 mm. Variasi beban yang
digunakan adalah 50 gram sampai 500 gram.
Hal yang dilakukan oleh praktikan adalah menyambungkan kabel penghubung
tegangan ke soket pengujian Bending System. Setelah itu menyambungkan gauge
sesuai prosedur yaitu merah dan biru secara berlawanan dan kuning dan hijau secara
berlawanan. Setelah memastikan semua tersusun praktikan menyalakan alat
praktikum, yang diperhatikan pada praktikum pertama adalah panel konfigurasi harus
berada diposisi 4 untuk percobaan The Bending System. setelah panel terkonfigurasi,
Gauge factor diubah ke angka 2.11. alat yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu
agar pembacaan regangan dan output voltage dimulai dari 0. Setelah alat siap
digunakan, praktikan menyiapkan set beban yang akan digunakan. Beban kemudian
digantungkan pada lengan struktur dengan bertahap yaitu 50 gram, 100 gram,150
gram, 200 gram, 250 gram, 300 gram, 350 gram, 400 gram, 450 gram, 500 gram.
Penambahan beban dilakukan dengan perlahan agar tidak menyebabkan beban kaget
dari alat percobaan. Pada masing-masing beban data yang diambil adalah strain
reading dan output voltage. Pada praktikum ini sebaiknya data yang diambil adalah
data pada saat alat percobaan sudah dalam keadaan stabil. Namun praktikan tidak
mengikuti prosedur tersebut sehingga kemungkinan besar alat yang digunakan tidak
akurat.
Setelah melakukan semua pengambilan data, dilakukan pengukuran
penampang struktur yang digunakan untuk mendapatkan nilai momen inersia.
b. Analisa Hasil
Pada praktikum ini, praktikan memperoleh dua data yaitu pengukuran
regangan dan pengukuran voltase. Selain itu juga dilakukan pengukuran panjang dan
lebar penampang yang digunakan untuk menahan beban. data tersebut akan
KESIMPULAN
a. Tegangan dan Regangan berbanding lurus
b. Obyek akan menyebabkan terjadinya gaya dalam aksial pada balok serta momen
lentur.
c. Pada percobaan ini diperoleh nilai E sebesar 200 GPa.
d. Kesalahan relatif E pada percobaan ini adalah sebesar 3.3 %.
e. Kesalahan relatif regangan pada percobaan ini adalah sebesar 40%
Pengukuran Regangan Struktur |
MODUL D2
THE TENSION SYSTEM
I.
TUJUAN
Untuk menunjukkan bagaimana cara untuk menghubungkan dan menggunakan
II.
TEORI
Tensile Stress and Strain, and Poissons ratio
Ketika balok di atas ditekan atau ditarik oleh sebuah gaya, tegangan yang
terjadi pada benda uji sama dengan gaya yang terjadi pada luasan benda uji. Untuk
penampang balok:
F
=
x .z
Regangan yang terjadi pada arah gaya sama dengan tegangan dibagi dengan
Youngs Modulus jenis material:
Poissons ratio (v)
Gambar di atas adalah rasio dari regangan transverse pada material, dibagi
dengan regangan longitudinal. Seorang matematikawan Perancis Simeon Poisson,
menemukannya ketika dia sadar bahwa cross-section sebuah material berkurang
ketika material tersebut ditarik.
Persamaannya adalah
x
v=
y
Untuk logam kebanyakan, besar Poissons ratio nya biasanya 0.3.
Ketika sebuah logam ditarik, regangan transverse bernilai negatif (tekan). Begitu pula
jika bekerja sebaliknya.
III.
IV.
PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil
CARA KERJA
Prosedur 1 Tension Strains Only:
1. Membuat tabel seperti di bawah ini:
Red and Yellow Gauges:
Gauges Factor:
Specimen Dimensions (lebar dan tebal):
Specimen Cross Section:
Youngs Modulus:
Load
Force (N)
(Kg)
1
2
3
4
Tensile Strain
Tensile Stress
Calc. Tensile
()
(N.m-2)
Strain
5
6
7
8
9
10
2. Mengukur benda uji yang akan digunakan dan kemudian memasukkan ke dalam
tabel.
3. Menghubungkan pengukur merah dan kuning pada tension system pada strain
display, dengan cara bersebrangan seperti pada gambar di bawah ini, ganti control
konfigurasi menjadi 2.
4. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian menekan dan
menahan tombol nol sampai display menunjukkan angka 0 (nol).
5. Mencatat pembacaan regangan pada tabel.
6. Memasang penggantung beban besar pada bagian bawah batang tension system.
Massa sebuah penggantung besar adalah 500 gram. Menambahkan 500 gram pada
penggantung beban untuk mendapatkan total beban 1 kilogram.
7. Mencatat pembacaan regangan pada tabel.
8. Menambahkan beban 1 kg, kemudian mencatat hasil pembacaan.
9. Mengulangi langkah di atas hingga beban total 10 kg.
10. Melepaskan beban kembali.
V.
PENGOLAHAN DATA
F
x .z
9.81
0.01 0.0015
= 654000
654000
9
9 = 9.48 x 10
69 x 10
Tabel 2.1
Load (Kg)
Force (N)
Tensile
654000
9.48
Strain
( )
8
9.81
19.62
16
1308000
19
29.43
24
1962000
28.4
39.24
32
2616000
37.9
49.05
40
3270000
47.4
58.86
48
3924000
56.9
68.67
56
4578000
66.3
78.48
63
5232000
75.8
88.29
71
5886000
85.3
10
98.1
79
6540000
94.8
Tegangan (N.m-2)
Regangan ( )
EpraktikumEliteratur
100
Eliteratur
65.469
100
69
= 5.21%
Praktikum
Tabel Perbandingan regangan percobaan dengan regangan teoritis
Dapat dilihat bahwa hasil pengukuran yang dilakukan lebih besar dari regangan hasil
penghitungan.
Tabel 2.2
Load
Tensile Strain
Calc. Tensile
(Kg)
( )
Strain
( )
9.4
16
19.6
24
28.4
32
37.9
40
47.5
48
56.8
56
66.3
63
75.8
71
85.3
10
79
94.8
Kesalahan Relatif
Load
Tensile Strain
Tabel 2.3
Calc. Tensile
(Kg)
( )
Strain
Relatif
( )
(%)
Kesalahan
9.4
14.89%
16
19.6
18.37%
24
28.4
15.49%
32
37.9
15.57%
40
47.5
15.79%
48
56.8
15.49%
56
66.3
15.54%
63
75.8
16.89%
Pengukuran Regangan Struktur |
Rata-rata =
VI.
71
85.3
16.76%
10
79
94.8
16.67%
14.6%
ANALISIS
a. Analisa Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana cara untuk
menghubungkan dan menggunakan pengukur regangan untuk mengukur regangan
dalam dua dimensi, juga untuk menunjukkan bagaimana cara membandingkan hasil
praktikum regangan tarik dalam dua dimensi dengan teori dan membuktikan
poissons ratio. Pada percobaan ini alat yang digunakan adalah The Strain Gauge
Trainer SM1009 dan satu set beban.
Hal yang dilakukan oleh praktikan adalah memastikan alat dalam keadaan
mati, kemudian praktikan menyambungkan kabel penghubung tegangan dengan
soket output pengujian The Tension System, Setelah itu praktikan menghubungkan
gauge seperti yang ada dalam prosedur, yaitu gauge merah bersebrangan dengan
gauge kuning. Soket yang tidak dipakai harus tetepa dalama keadaan tertutup, maka
soket tersebut ditutup dengan alat yang dinamakan dummy. Setelah soket tertutup,
maka dilakukan pengaturan konfigurasi yaitu dengan memindahkan ke nomer 2.
Setelah itu dilakukan penyesuaian gauge factor, yaitu sebesar 2.08.
Setelah alat tersusun dengan baik, alat dinyalakan dengan. Sebelum
melakukan praktikum, harus dilakukan kalibrasi terlebih dahulu agar pembacaan
pada alat lebih akurat dengan menekan tombol zero. Setelah alat dirasa sudah stabil,
Praktikan melakukan pemasangan gantungan beban dengan nilai 500 gram dan
ditambahkan lagi hingga beban sebesar 1 kg. Pada percobaan ini digunakan 10
variasi beban, yaitu 1 kg sampai dengan 10 kg. hal ini dilakukan agar praktikan dapat
menyimpulkan tegangan yang diakibatkan benda.
Setelah percobaan selesai, praktikan mengukur panjang dan lebar penampang
yang digunakan untuk mencari tensile stress dari suatu struktur
b. Analisa Hasil
Percobaan ini menghasilkan dua data, yaitu pengukuran strain oleh the Strain
Gauge Trainer, selain itu juga diperoleh data panjang dan lebar penampang balok
untuk memperoleh nilai cross sectional area, yang selanjutnya akan digunakan untuk
Pengukuran Regangan Struktur |
F
untuk masingx .z
MODUL D3
THE TORSION SYSTEM
I.
TUJUAN
Pengukuran Regangan Struktur |
II.
TEORI
Torsional Stress and Strain
Polar Moment Of Inertia
Pada dasarnya sama dengan momen inersia balok, akan tetapi polar moment of inertia
bekerja pada balok yang melingkar.
4
d
32
Torsi
Gaya puntir pada ujung batang adalah gaya momen pada lengan torsi:
=F Torque Arm Lengt h (m)
Shear Stress
Tegangan geser teoritis adalah:
T=
D
2
Shear Strain
Rumus teoritis untuk batang melingkar adalah
=
T r
=
G l
Direct strain
Pengukur regangan mengukur Direct strain pada permukaan objek pada saat tes
dilakukan, oleh karena itu untuk membandingkan hasil tes dengan hasil teori, hasil
regangan geser harus dikonversikan menjadi regangan langsung (direct strain). Hal ini
harus dimengerti untuk mengkonversikan shear strain menjadi direct strain.
PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil
IV.
CARA KERJA
Prosedur 1 Menggunakan Pengukur Regangan Torsi dan Geser
Pengukuran Regangan Struktur |
1. Menempelkan pengukur regangan searah dengan elemen yang akan diuji seperti
gambar di bawaah ini
Strain Reading
()
Polarity (+/-)
Type of Strain
(Tekan/Tarik)
Blue
Red
Yellow
Green
3. Menyambungkan gauge biru (kabel biru dan steker) dan memasukkan tiga steker
dummy ke tiga soket lainnya
4. Mengubah tombol configuration menjadi pada posisi 1.
5. Memasukkan lengan puntir ke dalam lubang pada ujung sistem torsi
6. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian menekan dan
menahan tombol nol sampai display menunjukkan angka 0(nol).
7. Menambahkan beban kecil pada ujung lengan puntir.
8. Memasang gantungan beban kecil.
Beam Diameter:
Beam Radius:
Load
Force
Torque
(Kg)
(N)
(Nm)
Direct
voltage
Reading
Stress
strain
(V)
()
(MN.m2)
()
0
0.25
0.5
2. Mengukur dimensi balok.
3. Menghubungkan pengukur merah dan hijau puntir tarik dengan arah berlawanan.
4. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian tekan dan tahan
tombol nol sampai display menunjukkan angka 0(nol).
5. Mencatat pembacaan regangan.
6. Menambahkan penggantung beban kecil pada ujung batang.
7. Menambahkan 24 x 10 gram beban hingga tercapai total beban 250 gram. Mencatat
hasil pembacaan.
8. Menambahkan beban hingga 500 gram. Mencatat hasil pembacaan.
9. Melepaskan beban dan melepaskan lengan moment.
V.
PENGOLAHAN DATA
Tabel Percobaan 1
Tabel 3.1
Gauge Factor: 2.03
Strain
Strain Reading
Gauge
Blue
Red
Yellow
Green
Polarity (+/-)
Type of Strain
+
+
(Tekan/Tarik)
Tekan
Tarik
Tekan
Tarik
()
1
22
22
1
Gauge biru dan kuning menunjukkan polaritas negatif, maka tipe tegangannya adalah
tekan. Gauge merah dan hijau menunjukkan polaritas positif, maka tipe tegannya
adalah tarik
Percobaan 2
Menghitung Gaya setiap Pembebanan
Asumsi nilai gravitasi = 9.81 m/s2
Pada saat beban 0.25 kg
F=mxg = = 0.25 x 9.81= 2.4525
Menghitung Torsi
Panjang lengan momen = 0.15 m
Pada saat beban 0.25 kg
=F l=2.4525 0.15= 0.367875
d 3.14 0.01
=
= 9.8125E-10
32
32
D
D
=
=
2
2
0.367875 0.01
= 0.005
2 9.8125 E10
T
=
G
1874649
= 2.3551E-05
79.6 x 10 9
Tabel 3.2
Load
Force
Torque
Output
Strain Reading
Shear Stress
Direct
(Kg)
(N)
(Nm)
voltage
( )
(MN.m2)
strain
0
0.25
0.5
0
2.4525
4.905
0
0.3679
0.7358
0
1
2
0
1874649.68
3749299.36
( )
(V)
0
64
123
0
1.1775E-05
2.3551E-05
100
G Praktikum= 1.592E+11
Kesalahan Relatif
VI.
G PraktikumG Literatur
x 100
G Literatu
15979.6
x 100 =99
79.6
ANALISA
a. Analisa Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mencari tegangan pada suatu obyek berputar,
Percobaanr ini dilakukan dengan alat The Strain Gauge Trainer SM1009. Percobaan
ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu percobaan pada regangan torsi dan geser dan
percobaan perbandingan regangan.
Hal pertama yang dilakukan praktikan pada percobaan ini adalah memasang
gauge dengan warna salah satu dari empat warna, 3 lainnya ditutup oleh dummy.
Setelah itu, pastikan konfigurasi terletak pada panel 1, setelah itu melakukan
pengaturan gauge factor untuk percobaan ini sebesar 2.03.
Setelah alat tersusun, maka di alat boleh dinyalakan, sebelum melakukan
percobaan, alat di kalibrasi terlebih dahulu agar pembacaan alat dimulai dari nol.
Setelah dikalibrasi, alat diberi pembebanan sebesar 0.5 kg dan dicatat hasilnya.
Percobaan dilakukan 4 kali dengan gauge yang berbeda-beda yaitu merah kuning
biru hijau.
Pada percobaan selanjutnya hamper sama dengan percobaan selanjutnya, akan
tetapi gauge yang dipakai adalah warna merah dan hijau yang dipasang scara
berlawanan, dan soket yang terbuka ditutup oleh dummy. Setelah itu pastikan lengan
momen stabil, dan mengkalibrasi alat ke nol.
Setelah alat tersusun dengan baik, maka dilakukan pembebanan alat yaitu
dengan beban sebesar 250 gram terlebih dahulu, kemudian dilakukan juga
pembebanan 500 gram. Pada penaruhan beban, praktikan melakukannya dengan
perlahan agar tidak ada beban impact yang mengakibatkan kerusakan alat. Setelah
c. Analisa Kesalahan
Kesalahan yang cukup besar pada percobaan ini dapat diakibatkan oleh.
1. Kesalahan alat
Pada percobaan ini, kesalahan alat sudah terlihat pada saat mencari jenis gaya
yang diakibatkan, pada percobaan pertama, muatan negatif dan positif tidak
saling menghilangkan, dan pada percobaan dua, regangan yang terukur tidak
berubah saat pemberian beban pada alat
2. Kesalahan Praktikan
Kesalahan penghitungan nilai regangan pada prosedur.
Pengukuran Regangan Struktur |
VII.
KESIMPULAN
Hasil dari prosedur satu mengetahui bahwa kabel biru dan kuning
menunjukkan gaya tekan, sedangkan merah dan hijau menunjukkan gaya tarik.
VIII. LAMPIRAN