KELOMPOK 14
Chayatama Ramadhan Boiman
1406533333
1406533182
1406533346
1406533296
Nilai
Paraf Asisten
TUJUAN
a. Menentukan kekakuan balok untuk perletakan jepit-sendi dan sendi-sendi (balok uniform).
b. Menentukan momen carry over.
II.
TEORI
a. Faktor kekakuan balok untuk perletakan sendi-sendi dapat dinyatakan dengan rumus:
M 4 EI
=
L
dan faktor kekakuan balok untuk perletakan jepit-sendi dapat dinyatakan dengan rumus:
M 3 EI
=
L
b. Besarnya faktor momen carry over adalah .
III. PERALATAN
a. Balok bentang tunggal dengan tumpuan yang bebas berotasi atau dapat dijepit pada posisi
mendatar.
b. Lengan untuk mengerjakan atau mengukur momen.
c. Petunjuk yang dapat diatur dengan skala putaran sudut dengan pembagian 0,1 radian.
Catatan:
Bentang Balok 600 mm.
E 200 kN/mm2.
Kemudian mengangkat beban dan kembali mengkalibrasi bacaan rotasi menjadi nol.
3. Mengulangi langkah untuk beban 5, 7, dan 9N.
4. Melepas pin pengunci perletakan sebelah kanan (jepit-sendi) dan me-nol-kan bacaan
rotasi perletakan sebelah kiri.
5. Mengulangi langkah 2 dan 3.
B. Momen Carry Over
1. Melepaskan pin pengunci pada perletakan sebelah kanan (sendi-sendi).
2. Menempatkan penggantung beban pada kedua lengan momen serta bacaan rotasi pada
bagian kiri perletakan di-nol-kan.
3. Meletakkan beban 2 N pada penggantung sebelah kiri. Pada penggantung sebelah kanan
ditambah beban beban sebelah kiri, lalu mencatat bacaan rotasi. Koefisien carry over
adalah perbandingan besar beban sebelah kanan dengan beban sebelah kiri.
4. Mengangkat beban dan bacaan rotasi pada perletakan sebelah kiri di-nol-kan kembali.
5. Mengulangi langkah 2 dan 3 untuk beban 5, 8, 10 N.
V.
1
3
.23 .1 .1.7
12
1. Kekakuan Balok
a. Perletakkan Jepit-Sendi
Contoh Perhitungan :
P=2N
L = 600 mm
I = 100 mm
= 0.15 rad
M = P.I = 200 Nmm
= 9.457525 mm4
Maka
Kpraktikum = M/ = 200/0.15 = 1333.3333
3 200000 9.457525
Kteori = (3EI/L) =
600
P (N)
L (mm)
M (Nmm)
(rad)
600
200
600
6
600
8
600
Rata-Rata
= 9457.525
Kteori (3EI/L)
0.15
Kpraktikum
(M/)
1333.333333
9457.525
85.90187884
400
0.4
1250
9457.525
86.78301141
600
800
0.5
0.65
1400
1384.615385
1341.987179
9457.525
9457.525
9457.525
85.19697278
85.35964341
85.81037661
b. Perletakkan Jepit-Jepit
Contoh Perhitungan :
P=2N
L = 600 mm
I = 100 mm
= 0.05 rad
M = P.I = 200 Nmm
Maka
Kpraktikum = M/ = 200/0.05 = 4000
4 200000 9.457525
Kteori = (3EI/L) =
600
P (N)
L (mm)
2
600
4
600
6
600
8
600
Rata-Rata
M (Nmm)
(rad)
200
400
600
800
0.05
0.1
0.2
0.35
= 12610.03333
Kpraktikum
(=M/)
4000
5000
3500
2571.428571
3767.857143
Kteori
(=
4EI/L)
12610.03333
12610.03333
12610.03333
12610.03333
12610.03333
R = 1.4 N
Carry Over praktikum = R/L =
Beban (N)
Kiri (L) Kanan (R)
2
1.4
4
2.2
6
3
8
4.7
Rata-Rata
VI.
2
=0.7
1.4
Carry
Over Carry Over teori
praktikum (R/L)
Kesalahan.
Relatif (%)
0.7
0.55
0.5
0.5875
0.584375
40
10
0
17.5
16.875
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
ANALISA PRAKTIKUM
1. Analisa Percobaan
Praktikum ini bertujuan menentukan kekakuan balok untuk perletakan jepit-sendi dan
sendi-sendi (balok uniform) dan enentukan momen carry over. Pada praktikum ini, awalnya
praktikan melakukan percobaan kekakuan balok pada perletakkan jepit - jepit dengan
memasang pengunci pada kedua perletakkan. Hal ini dimaksudkan agar perletakkan menjadi
jepit jepit. Selanjutnya adalah memberi penggantung beban pada pada lengan momen
perletakkan sebelah kiri. Hal ini dimaksudkan aga terdapat beban momen yang nantinya
dapat diukur besarnya lendutan yang terjadi akibat beban momen. Pada lengan momen,
nantinya diletakkan beban sebesar 2, 4, 6 dan 8 N. Perbedaan pemberian beban ini agar
didapatnya variasi data yang nantinya dapat diukur juga kesalahan relatifnya. Sebelum
pemberian beban pada setiap percobaan, praktikan mengkalibrasi alat pengukur putaran
sudut agar didapatnya data yang akurat Pada percobaan kekakuan balok, selanjutnya yaitu
mengatur perletakkan dengan melepas pin pengunci pada perletakkan sebelah kiri agar
didapat perletakkan jepit sendi. Dan melakukan percobaan yang sama seperti percobaan
pada jepit jepit.
Selanjutnya melakukan percobaan carry over. Pada percobaan ini, praktikan mengatur
kembali perletakkan dengan melepas kedua pin pengunci pada setiap perletakkan agar didapat
perletakkan sendi sendi. Hal itu dimksudkan agar dapat terlihat rotasi di setiap perletakkan.
Menempatkan penggantung beban pada kedua lengan momen serta bacaan rotasi pada setiap
perletakkan di nol kan. Selanjutnya pada lengan perletakkan kiri diberi beban terlebih dahulu
sebesar 2 N yang nantinya dapat terlihat besar putaran sudut yang terjadi di setiap perletakkan.
Oleh kaena itu, dibutuhkan beban penyeimbang di perletakkan sebelah kanan agar rotasi
putaran sudut di setiap perletakkan kembali bernilai nol. Selanjutnya mencatat beban yang
VII. Kesimpulan
Nilai kekakuan balok pada perletakkan jepit-jepit lebih besar dibandingkan
perletakkan jepit-sendi
Besar momen carry over kurang lebih sebesar 0,5
Nilai rata-rata koefisien kekakuan balok jepit-jepit sebesar 3767.85, sedangkan nilai
kekauan teorinya sebesar 12610.03333
Nilai rata-rata koefisien kekakuan balok jepit-sendi sebesar 1341.98, sedangkan
nilai kekauan teorinya sebesar 9457.525
Semakin besar beban yang diberikan, maka semakin besar pula putaran sudut yang
terjadi
VIII. Referensi
Tim Penyusun Modul Praktikum Analisa Struktur. 2009. Pedoman Praktikum Analisa
Struktur. Depok: Laboratorium Struktur dan Material. Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
IX. Lampiran
I.
TUJUAN
Mempelajari balok statis tak tentu akibat penurunan perletakan yang tidak sama.
II.
TEORI
Momen jepit ujung, jika salah satu ujung batang jepi-jepit mengalami perpindahan secara
relatif dapat dipindahkan ke ujung lainnya sebesar:
a. Perletakan jepit - jepit
6 EI
Ma = Mb =
L2
b. Perletakan ujung jauh B sendi
Ma=
3 EI
L2
Untuk batang dengan ujung jepit-jepit mempunyai momen jepit yang sama dalam arah yang
ditunjukkan:
MA = MB = M
Bila titik B diganti dengan perletakan sendi maka Mb = 0. Karena itu ditambahkan M dan
carry over + M ke titik A. Sehingga bila salah satu ujungnya sendi, maka
Ma = M + M = M
III. PERALATAN
1. Balok bentang tunggal.
2. Perletakan yang bebas berputar sudut atau dapat dijepit pada posisi mendatar.
3. Lengan untuk menimbulkan atau mengukur momen.
4. Petunjuk dan skala putaran sudut pada perletakan sebelah kiri.
5. Plat penumpu penahan perletakan sebelah kiri.
6. 4 keping plat.
7. Jangka sorong
IV. CARA KERJA
1. Menahan perletakan sebelah kiri (A) dengan plat tumpu. Penggantung beban dipasang
pada lengan momen dan pin pengunci dimasukkan pada perletakan sebelah kanan untuk
mencegah rotasi. Me-nol-kan pembacaan putaran sudut pada perletakan kiri.
2. Mengendorkan mur penahan pada perletakan di sebelah kiri dan sebuah plat T plastik
diselipkan di bawah tumpuan.
3. Menambah beban pada penggantung beban hingga bacaan putaran sudut menjadi nol
kembali.
4. Mengulangi langkah 2 dan 3 hingga keempat plat T terpasang.
5. Melepas pin pengunci dari perletakan sebelah kanan. Melakukan kembali langkah 2, 3,
dan 4.
6. Mengukur tebal masing-masing plat T plastik dengan jangka sorong.
= 8.618667 mm4
1
.25 .25 . 1.63
12
Tebal Pelat :
I
=
8.7
mm
II = 8.8 mm
III = 9.2 mm
IV = 8.8 mm
Susunan Pelat ketika Praktikum
II ; II + I ; I + II + III ; I + II + III + IV
a. Perletakkan Jepit-Jepit
Contoh Perhitungan :
P = 2.4 N
M = P.I = (2.4).(100) = 240 Nmm
= 8.8 mm
M L2
Xpraktikum = EI =5.695882088
P (N)
l (mm)
M (Nmm)
(mm)
2.4
5
7.5
100
100
100
240
500
750
8.8
17.5
26.7
Xpraktikum
= ML2/EI
5.695882088
5.967114569
5.866545222
Xteori
6
6
6
5.068631863
0.548090523
2.224246301
9
100
Rata-Rata
900
35.5
5.294763631
5.706076378
6
6
11.75393948
4.898727042
b. Perletakkan Jepit-Sendi
P=1N
M = P.I = (1).(100) = 100 Nmm
= 8.8 mm
M L2
Xpraktikum = EI =2.373284203
P (N)
l (mm)
1
100
3
100
4
100
5
100
Rata-Rata
M (Nmm)
(mm)
100
300
400
500
8.8
17.5
26.7
35.5
Xpraktikum
= ML2/EI
2.373284203
3.580268741
3.128824118
2.941535351
3.005978103
Xteori
3
3
3
3
3
20.89052655
19.34229137
4.294137279
1.948821643
0.973387704
2. Analisa Hasil
Dari percobaan ini, didapatlah hasil berupa besarnya beban yang perlu diberikan untuk
mengembalikan nilai putaran sudut ke angka nol ketika adanya penurunan pada suatu
perltekkan. Pada perletakkan Jepit-jepit, didapat besar beban yang diperlukan berurutan
berdasarkan variasi tinggi penurunan adalah 2.4 N, 5 N, 7.5 N, dan 9 N. Sedangkan pada
perletakkan Jepit Sendi didapat besar beban yang diperlukan berurutan berdasarkan variasi
tinggi penurunan adalah 1 N, 3 N, 4 N, dan 5N. Terlihat bahwa pada kondisi Jepit- Jepit
dibutuhkan beban lebih besar pada penurunan perletakkan yang sama.
Dari hasil data beban yang didapat tersebut, kemudian diolah yang nantinya didapat
hasil pengolahan data berupa faktor pengali momen. Pada perletakkan jepit-jepit, didapat ratarata faktor pengali momen praktikum (X praktikum) sebesar 5.7 dengan faktor pengali momen
teorinya (Xteori) sebesar 6. Sedangkan pada perletakkan jepit-sendi, didapat rata-rata faktor
pengali momen praktikum (Xpraktikum) sebesar 3.0059 dengan faktor pengali momen teorinya
(Xteori) sebesar 3. Adanya perbedaan nilai Xpraktikum dengan Xteori mengindikasikan adanya
kesalahan dalam jalannya percobaan yang dibuktikan dengan didapatnya rata-rata nilai
kesalahan relative pada perletakkan jepit-jepit sebesar 4.89 % dan pada perletakkan jepit sendi
sebesar 0.97 %. Selain itu, dapat dilihat bahwa nilai faktor pengali momen pada perletakkan
jepit-jepit lebih besar daripada nilai faktor pengali pada jepit-sendi. Hal itu dikarenakan balok
pada perletakkan jepit-jepit memiliki tingkat kekauan lebih besar. Selain itu, balok dengan
perletakkan jepit-jepit memiliki momen yang lebih besar dibandingkan dengan jepit-sendi.
Dengan rumus Xpraktikum = ML2/EI, maka semakin besar momen, semakin besar pula nilai
faktor pengali momen
3. Analisa Kesalahan
Di setiap praktikum, pastinya ada kesalahan-kesalahan yang terjadi, termasuk dalam
praktikum analisa struktur ini. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain :
Kesalahan dalam melihat angka pada pengukur putaran sudut. Disebabkan
praktikan yang kurang teliti melihat angka yang ditunjuk oleh jarum
pengukur.
Kesalahan ketika mengkalibrasi alat pengukur putaran sudut. Praktikan juga
terkadang kurang teliti dalam mengkalibrasi alat pengukur putaran sudut agar
jarumnya ke angka nol. Dimungkinkan jarum pada alat pengukur putaran
sudut belum benar-benar menunjuk ke angka nol.
Kesalahan adanya gaya luar yang mempengaruhi alat praktikum yang sedang
diamati. Misalnya adalah adanya tangan praktikan yang tanpa disengaja
menyenggol alat praktikum, sehingga tanpa disadari hasil datanya berubah.
Kesalahan ketika menyelipkan plat Tyang terburu-buru dan ceroboh, sehingga
Semakin tinggi penurunan yang terjadi pada perletakkan, maka semakin besar
pula beban yang diperlukkan untuk mengembalikan putaran sudutnya agar
kembali nol.
VIII. Referensi
Tim Penyusun Modul Praktikum Analisa Struktur. 2009. Pedoman Praktikum Analisa
Struktur. Depok: Laboratorium Struktur dan Material. Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
IX. Lampiran
TUJUAN
Menentukan momen ujung jepit akibat beban terpusat pada kondisi jepit-jepit.
II.
TEORI
Di dalam distribusi momen, pembebanan mengakibatkan timbulnya momen ujung jepit bila
dianggap pada kondisi jepit-jepit. Jika salah satu ujungnya sendi, maka mula-mula batang itu
dianggap jepit-jepit dan terjadi momen ujung. Kemudian momen pada sendi dikurangi
hingga menjadi nol dengan menambahkan momen yang sama atau berlawanan arah dan juga
carry over.
a. Untuk beban di tengah bentang pada perletakan jepit-jepit, besarnya momen ujung
adalah:
MA = MB = WL / 8
untuk beban yang tidak di tengah besarnya momen ujung adalah:
MA = Wab2 / L2
MB = Wa2b / L2
b. Untuk beban di tengah bentang pada perletakan jepit-sendi, besarnya momen ujung
adalah:
MA = 3 PL / 16
III. PERALATAN
1. Balok bentang tunggal.
2. Perletakan yang bebas berputar sudut atau dapat dijepit pada posisi mendatar.
L = 600 mm
Pa = 1.5 N
Pb = 1.6 N
I = 100 mm
Praktikum :
Ma = Pa.I = (1.5).(100) = 150 Nmm
Mb = Pb.I = (1.6).(100) = 160 Nmm
l
(mm)
Teori :
Ma = Mb =
WL
8
2 600
8
150 Nmm
PRAKTIKUM
TEORI
MA
(Nmm)
MB
(Nmm)
MA
(Nmm)
MB
(Nmm)
MA
(%)
MB
(%)
160
270
410
150
300
450
150
300
450
0
10
8.889
6.296
6.667
10
8.889
8.518
a
(mm)
b
(mm)
W
(N)
L
(mm)
PA
(N)
PB
(N)
300
300
300
300
300
300
2
4
6
600
600
600
1.5
2.7
4.1
1.6 100
150
2.7 100
270
4.1 100
410
Rata-Rata
Kes. Relatif
= 150 mm
= 450 mm
=2N
= 600 mm
= 1.2 N
= 0.3 N
= 100 mm
Nmm
2
2
Mb = Wa2b/L2 = W a b/ L = 56.25
Nmm
Praktikum :
a
(mm)
b
(mm)
150
150
150
450
450
450
W
(N
)
2
4
6
L
PA
(mm) (N
)
600
1.2
600
2.7
600
4.2
PB
(N)
0.3
2.2
2.4
l
(mm
)
100
100
100
PRAKTIKUM
MA
MB
(Nmm) (Nmm)
120
30
270
220
420
240
Rata-Rata
TEORI
MA
(Nmm)
168.75
337.5
506.25
MB
(Nmm)
56.25
112.5
168.75
Kes. Relatif
MA
MB
(%)
(%)
28.889 46.667
20
95.556
17.037 42.222
21.97 30.3
5
70
yang terjadi
Semakin pendek jarak bentang dari beban terpusat, maka semakin besar pula momen
yang dihasilkan dibentang tersebut.
XIII. Referensi
Tim Penyusun Modul Praktikum Analisa Struktur. 2009. Pedoman Praktikum Analisa
Struktur. Depok: Laboratorium Struktur dan Material. Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
XIV. Lampiran