Anda di halaman 1dari 4

Analisis Modulus Young

• Analisis percobaan
Pada percobaan MM08 - Modulus Young kali ini memiliki 2 tujuan, yang
pertama yaitu bertujuan untuk mempelajari kelenturan batang logam, dan yang kedua
bertujuan untuk mencari nilai modulus elastisitas dari beberapa batang logam. Adapun
untuk logam yang digunakan pada praktikum kali ini berjenis kuningan dan juga
tembaga. Digunakan juga alat lain seperti set bahan 100 g dan penggantung,
penggaris, dial gauge 10/0,1 N, dan waterpass. Praktikum ini melakukan 2 jenis
percobaan, yaitu percobaan A dengan metode pwelenturan Tengah, dan percobaan B
dengan metode pelenturan ujung dengan masing-masing batang tembaga/kuningan.
Adapun untuk kedua metode ini melakukan dua variasi, yaitu variasi Panjang atau
jarak (L)bdan beban atau massa (P). Hal yang membedakan anatara dua metode
percobaan ini yaitu dimana pada pelenturan tengah, logam ditahan pada 2 sisi.
sedangkan pada pelenturan ujung, logam seperti hanya ditahan dari 1 sisi saja.
Pada percobaan A dengan metode pelenturan Tengah, yang harus dilakukan
pertama kali adalah mengukur lebar dan tebaal logam yang ada, kemudain Menyusun
perlatan seperti gambar 1 dan mengatur jarak penyangga. Selanjutnya menggantung
beban dan mencatat perubahan jarak lentur menggunakan dial gauge. Untuk variasi
beban, menambahkan 100 g secara sistematis pada setiap variasi, dan mengukur
perubaha sampai mencapai 500 g. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan
Panjang yang terjadi setiap satuan milimeter. Sedangkan untuk variasi Panjang,
dilakukan dengan mengatur jarak penyangga 20-40 cm dengan berat konstan (500 g).
Variasi ini dilakukan untuk mengetahui penambahan panjang regangan dari batang
logam dengan 5 cm setiap variasi. Kemudain praktikan menctatat hasil data yang
didapat.
Pada percobaan B dengan metode pelenturan ujung, yang pertama harus
dilakukan yaitu merangkai atau Menyusun alat dan mengukur dial gauge dengan jarak
7 cm. Setelah itu menggantung beban serta mencatat perubahan. Untuk variasi beban,
menambhakan 100 g secara sistematis paa setiap variasi dan mengukur perubahan
hingga mencapai 500 g. Sementara untuk variasi panjang, memvariasikan jarak
penyangga dengan perubahan 1 cm antara 6-10 cm dengan beban yang ditetapkan
sebesar 300 g.
• Analisis hasil
Pada percobaan ini praktikum mendapatkan data berupa perubahan jarak lentur
baik dalam percobaan pelenturan Tengah maupun pelenturan ujung. Diperoleh
modulys young e dari kunigan dan tembaga. Dimana pada percobaan A yaitu dengan
metode pelenturan Tengah, untuk variasi beban diperoleh modulus young (E) pada
kuningan sebesar E= 7,2 x 10 pngkt 8 +- 5,784 x 10 pngkt 7 dan pada tembaga
sebesar E=2,133591 x 10 pngkt 9 +- 4,698879 x 10 pngkt 8. Sedangkan untuk variasi
panjang, diperoleh modulus young (E) pada kuningan sebesar E= 2 x 10 pngkt 9 +-
2,81 x 10 pngkt 7 dan pada tembaga sebesar E=2,53999 x 10 pngkt 9 +- 1,04448 x 10
pngkt 8. Dimana nilai E ini dipengaruhi oleh lebar logam (b), tebal logam (d), jarak
penyaangga (L)/Beban (P), nilai m. Hasil tersebut merupakan hasil operasi dari
persamaan:
Kemudian pada percobaan B yaitu dengan metode pelenturan ujung, untuk
variasi beban diperoleh nilai modulus young (E) pada kuningan sebesar E= 9,14667 x
10 pngkt 6 +- 2,240933 x 10 pngkt 5 dan pada tembaga sebesar E= 1,08418 x 10
pngkt 7 +- 2,24064 x 10 pngkt 5. Sementra untuk variasi panjang diperoleh nilai
modulus young (E) pada kuningan sebesar E= 8x10 pngkt 8 +- 4,92 x 10 pngkt 6 dan
pada tembaga sebesar 6,77306 x 10 pngkt 8 +- 3,015734 x 10 pngkt 6. Hasil tersebut
merupakan hasil operasi dari persamaan:

Nilai modulus young yang didapatkan menunjukan bahwa perubahaan jarak


lentur (d) berbanding lurus dengan gaya dan massa benda, elastisitas benda, juga
sedikit dipengaruhi oleh gaya eksternal.
Setelahnya untuk nilai keslahan relative dan keslahan literatur
1. Pelenturan Tengah (variasi beban)
Kuningan: krelatif: 8,03 % dan kliteratur: 99,28 %
Tembaga: krelatif: 22,02 % dan kliteratur: 98,06 %
2. Pelenturan Tengah (variasi panjang)
Kuningan: krelatif: 1,40% dan klitetur: 98%
Tembaga: krelatif: 4,11 % dan kliteratur: 97,69 %
3. Pelenturan ujung (variasi beban)
Kuningan: krelatif: 2,44 % dan kliteratur: 99,99%
Tembaga: krelatif: 2,06 % dan kliteratur: 99,99 %
4. Pelenturan ujung (variasi panjang)
Kuningan: krelatif: 6,15 % dan kliteratur: 99,2 %
Tembaga: krelatif: 4,45 % dan kliteratur: 99,38 %

Berdasar pada hasil yang didapat diperoleh nilai kesalahan literatur yang cukup
tinggi. Hal ini menandakan bahwa terdapat kesalahan dalam perhitungan pembanding antara
besar E yang didapat dengan besar Eliterasi.
Selain hal itu juga, berdasarkan nilai kesalahan relative yang didapat mulai dari
percobaan pelenturan Tengah dengan variasi beban dan panjang, hingga percobaan pelenturan
ujung dengan variasi beban dan panjang, diperoleh bahwa metode terbaik adalah pelenturan
ujung variasi beban, dengan krelatif yang cukup kecil yaitu hanya sebesar 2,44% dan 2,06%.
• Analisis grafik
Pada praktikum MM08 – Modulus Young ini terdapat 8 grafik dengan judul yang
berbeda. Grafik perbandingan antara perubahan jarak lentur terhadap beban/massa benda (S
vs P) untuk variasi beban. Dan grafik perbandingan natara perubahan jarak lentur terhadap
jarak penyangga (S vs L pngkt 3) untuk variasi jarak. Pada grafik variasi beban, nilai S
sebagai sumbu Y, dan nilai P sembagai sumbu X. Sedangkan pada grafik variasi panjang,
Nilai S sebagai sumbu Y, dan nilai L pngkt 3 sebagai sumbu x. Perubahan jarak lentur
menggunakan satuan m, massa beban menggunakan satuan kg, dan jarak penyangga
menggunakan satuan m pngkt 3.
Berikut merupkan persamaan garis dan gradien dari 8 grafik yang diperoleh:
Grafik jarak lentur terhadap massa/beban (S vs P)
o Pelenturan Tengah kuningan, y= 0,003x + 0,00001 R2= 0,9863
o Pelenturan Tengah tembaga, y= 0,0003x – 0,00002 R2=0,9863
o Pelenturan ujung kuningan, y=0,0004x – 0,00002 R2=0,9784
o Pelennturan ujung tembaga, y=0,0003x-0,000001 R2=0,9851
Grafik jarak lentur terhadaap jarak penyangga (S vs L pngkt 3)
o Pelenturan Tengah kuningan, y=0,002x – 0,0003 R2= 0,978
o Pelenturan Tengah tembaga, y=0,0014x – 0, 0002 R2=0,9855
o Pelenturan ujung kuningan, y=0,004x – 0,0002 R2= 0,9868
o Pelenturan ujung tembaga, y=0,0042x – 0,0002 R2= 0,991
Dapat dilihat dari persamaan garis lurus kedelapan grafik, diperoleh hasil bahwa jarak lentur
dipengarhi oleh massa maupun jarak penyangga. Juga karena kedelapan persamaan grafik
mengarah ke sumbu x dan y positif menandakan nilai perubahan jarak lentur (S) akan
bertambah besar atau sebanding/berbanding lurus dengan pertambahan massa maupun jarak
penyangga. Kedelapan grafik tersebut memiliki nilai regresi mendekati 1 artinya setiap grafik
memiliki pendekatan/mendekati model persamaan.
• Analisis kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang terjadi pada praktikum kali ini, diantaranya seperti
kesalahan relative dan literatur Besaran kesalahan relative dan literatur yang nilainya
sudah tercampur pada analisis hasil. Adapun hal yang memengaruhi perhitungan dari
nilai kedua kesalahan ini adalah karena adanya beberapa factor seperti factor internal
dan eksternal. Faktor internal seperti kekeliruan praktikan dalam membaca
hasilpengukuran, daan juga ketidaktelitian dalam pengolahan data membuat hasil
pengukuran bisa saja berbeda, penggunaan alat yang tidak tepat cara menggunakan
ataupun posisi alat yang tidak tepat berada ditengah. Dan juga factor eksternal sperti
alat yang tidak bisa dioperasikan ataupun alat yang sedang mengalami error sehingga
mengakibatkan pengukuran menjadi kurang akurat.

KESIMPULAN
1. Kelenturan merupakan kemampuan suatu benda dalam mengalami penambahan
panjang dikarenakan gaya yang diperlukan pada benda tersbut. Nilai pelenturan
tersebut berbanding lurus dengan nilai massa dan jarak penyangga,
2. Modulus elastisistas merupakan besaran yang menunjukan ketahanan benda dalam
mengalami pelenturan ketika sebuah gaya dari luar diberikan.
3. Pertambahan besaran massa dan jarak penyangga juga memberikan pertambahan pada
besaran modulus young (E)
4. Pada percobaan A yaitu dengan metode pelenturan Tengah, untuk variasi beban
diperoleh modulus young (E) pada kuningan sebesar E= 7,2 x 10 pngkt 8 +- 5,784 x
10 pngkt 7 dan pada tembaga sebesar E=2,133591 x 10 pngkt 9 +- 4,698879 x 10
pngkt 8. Sedangkan untuk variasi panjang, diperoleh modulus young (E) pada
kuningan sebesar E= 2 x 10 pngkt 9 +- 2,81 x 10 pngkt 7 dan pada tembaga sebesar
E=2,53999 x 10 pngkt 9 +- 1,04448 x 10 pngkt 8.
pada percobaan B yaitu dengan metode pelenturan ujung, untuk variasi beban
diperoleh nilai modulus young (E) pada kuningan sebesar E= 9,14667 x 10 pngkt 6 +-
2,240933 x 10 pngkt 5 dan pada tembaga sebesar E= 1,08418 x 10 pngkt 7 +- 2,24064
x 10 pngkt 5. Sementra untuk variasi panjang diperoleh nilai modulus young (E) pada
kuningan sebesar E= 8x10 pngkt 8 +- 4,92 x 10 pngkt 6 dan pada tembaga sebesar
6,77306 x 10 pngkt 8 +- 3,015734 x 10 pngkt 6.
5. Besaran modulus elastisistas beragam pada benda dengan jenis material yang berbeda.

REFERENSI
1. Universitas Indonesia (2023). “Modul MM08 – Modulus Young 1”. Depok. Diakses
melalui www.siterampil.ui.ac.id pada Rabu, 1 November 2023 pukul 15.21 WIB
2. Naufal Fansuri (2012). “Menentukan Modulus Elastisitas dari Suatu Batang Logam
dengan Cara Pelengkungan”. Jakarta. Diakses melalui id.scribd.com pada Minggu, 5
November 2023 pukul 17.25 WIB
3. Hajar Isworo (2018). “Mekanika Kekuatan Material I (HMKK319)”. Lampung.
Diakses melalui mesin.ulm.ac.id pada Minggu, 5 November 2023 pukul 20.53 WIB

Anda mungkin juga menyukai