PENDAHULUAN
Bahan dapat dikatakan elastis apabila diberi gaya
luar, maka bahan tersebut dapat kembali ke keadaan
semula. Suatu bahan elastis apabila diberi gaya terus
menerus lama kelamaan akan mengalami deformasi
plastis. Jika gaya semakin besar maka bahan tersebut
akan patah (fracture)[1].
Modulus elastisitas dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan, dengan regangan suatu
bahan selama gaya yang bekerja tidak melampaui
batas elastisitasnya. Semakin besar nilai modulus
elastisitasnya, berarti semakin bertambah sulit untuk
merentangkan benda, artinya dibutuhkan gaya yang
lebih besar.
Percobaan terdahulu tentang penentuan nilai
modulus elastisitas bahan kawat besi telah dilakukan
oleh [2] dengan menggunakan metode regangan.
Diperoleh nilai modulus elastisitas kawat besi sebesar
(1,44 0,02)1011 N/m2. Hasil itu terlalu kecil jika
dibandingkan dengan nilai acuan yaitu sebesar
2,11011 N/m2. Penelitian lain menentukan modulus
elastisitas juga bisa dilakukan dengan metode Two
Point Loading [3], yaitu pengujian dengan dua
pembebanan yaitu kasus dimana beban ditempatkan
pada dua titik dengan jarak yang sama jauh dari titik
reaksi tumpuan.
Peneliti melihat bahwa dari percobaan-percobaan
terdahulu tersebut nilai eksperimental yang diperoleh
belum sesuai dengan nilai acuan. Untuk itu, telah
LANDASAN TEORI
a. Elastisitas Bahan (Modulus Young)
Elastisitas adalah kecenderungan pada suatu
benda untuk berubah bentuk baik panjang, lebar
maupun tingginya, tetapi massanya tetap. Hal itu
disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau
menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk kembali
seperti semula.
Stress adalah gaya (F) yang dialami benda
persatuan luas (A).
Stress=
F
,
A
(1)
Strain=
L
.
L0
(2)
stress /tegangan=
Ez
.
R
(5)
1 d2 y
=
,
R dx 2
Gambar 1. Kurva hubungan antara tegangan dan regangan
[4]
karena
stress
E=
=
,
strain
(3)
(4)
dy
dx
2}
{1+
d2 y
1 d x2
=
R
(6)
(7)
EI =
d2 y
=W (Lx) .
d x2
(8)
EI
dy
1
=W Lx x 2
dx
2
(9)
jadi
dengan
x2
x3
.
EIy=WL W
2
6
(10)
EIS=WL
L2
L3
,
W
2
6
(11)
maka
E=
W L3
,
3 IS
(12)
W L3
.
S=
3 IE
(13)
T2=
4 M L
3 IE
(14)
dan
E=
dengan
I
4 2 M L3
,
3 I T2
1
r d3 ,
12
(15)
(16)
E=
16 2 M L3
,
r d3 T2
(17)
16 2 L3
T =
M .
3
rd E
2
(18)
xi
,
N xi2
N ( x i y i) x i y i
a=
xi yi
xi
2
x i
N
( )
xi
y i
xi2
b=
(21)
y i
2
,
S ~y =
(22)
xi
(20)
2
x i
N
N
S a=S~y
dan ralat b dapat dihitung dari
(23)
xi
2.
3.
2
x i
N
x i2
S b=S~y
4.
5.
(24)
6.
a=
16 2 L3
,
r d3 E
(25)
E=
16 L
,
3
ar d
(26)
SE=
,
2
E 2 E
E 2 E
Sa +
SL +
S +
S
a
L
r r
d d
)(
) (
)(
(27)
dengan
E 16 2 L3
= 2 3
,
a
a rd
E 48 2 L2
=
,
L
ar d3
E 16 2 L3
=
,
r
a r 2 d3
E 48 2 L3
.
=
d
ar d 4
(28)
(29)
(30)
(31)
METODE PENELITIAN
Percobaan penentuan nilai koefisien modulus
elastisitas bahan dilakukan di Laboratorium Fisika
Dasar Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dengan
menggunakan metode osilasi cantilever. Pada
percobaan ini, bahan yang digunakan adalah penggaris
stainless steel dan susunan alat ditunjukkan oleh
gambar 2. Alat dan bahan yang digunakan adalah
1. Penggaris atau mistar, sebagai bahan yang akan
dicari nilai koefisien modulus elastisitasnya.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0.0319
0.0343
0.0366
0.0388
0.04095
0.0432
0.0454
0.04755
0.0498
0.0521
0.05445
0.0566
0.05875
0.06105
0.06325
0.06555
0.06785
0.07005
0.0723
0.0746
6.61
6.84
7.02
7.06
7.11
7.2
7.29
7.38
7.47
7.51
7.56
7.6
7.78
7.87
7.92
8.05
8.1
8.14
8.23
8.37
0.661
0.684
0.702
0.706
0.711
0.72
0.729
0.738
0.747
0.751
0.756
0.76
0.778
0.787
0.792
0.805
0.81
0.814
0.823
0.837
0.436921
0.467856
0.492804
0.498436
0.505521
0.5184
0.531441
0.544644
0.558009
0.564001
0.571536
0.5776
0.605284
0.619369
0.627264
0.648025
0.6561
0.662596
0.677329
0.700569
KESIMPULAN
Nilai modulus elastisitas besi cor abu-abu yang
diperoleh sebesar (117,005,74)109 N/m2 mendekati
nilai acuan yaitu 130109 N/m2. Percobaan penentuan
nilai modulus elastisitas besi cor abu-abu yang
diperoleh dengan menggunakan metode osilasi
cantilever dengan analisis regresi linier terbukti lebih
teliti khususnya dan logam yang lain pada umumnya.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar
mengganti logam yang akan dihitung modulus
elastisitas, tidak harus menggunakan besi cor lagi agar
kita mengetahui nilai modulus elastisitas logam yang
lain.
REFERENSI
M (kg)
Gambar 4 . Grafik hubungan antara penambahan massa, M
terhadap kuadrat periode osilasi, T2.
[5]
file/view/HF_stressstraincurve.gif/198295456/HF_stre
ss-straincurve.gif
Callister, William. 2007. Material Science and
Engineering. New York : John Willey and Sons, Inc.
Hal. 137
[6]