FISIKA DASAR
Modulus Elastisitas
Nama
: Estakania
NPM
: 240210120094
Kelompok/shift
: 5/B1
Hari/Tanggal
Asisten
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada beberapa bahasan mengenai gaya, benda yang mengalami
gaya dianggap tidak mengalami perubahan bentuk. Namun, kenyataannya
setiap benda akan mengalami perubahan bentuk apabila diberikan gaya
pada benda tersebut. Pada benda elastis, akan terjadi pertambahan panjang
yang merupakan akibat dari adanya gaya yag bekerja pada benda tersebut.
Benda ini berlaku hampir pada semua materi padat, tetapi hanya pada
suatu batas tertentu. Apabila benda yang terjadi terlalu besar, maka benda
pun akan meregang dengan sangat besar sehingga tidak menutup
kemungkinan benda tersebut akan patah. Gaya luar yang dikerjakan pada
benda tersebut mengkibatkan terjadinya perubahan bentuk benda
(deformasi) yang tidak melebihi batas proporsional. Sedangkan pada
benda plastis, jika benda tersebut diberi gaya maka akan mengalami
pertambahan panjang dan jika gaya yang bekerja pada benda tersebut
dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali ke bentuk semula
Untuk membedakan kedua jenis bahan benda antara benda elastis
dan benda plastis , maka didefinisikan suatu sifat bahan yang disebut
elastisitas. Jadi, elastisitas merupakan salah satu mekanik bahan yang
dapat menunjukkan kekuatam, ketahanan, dan kekakuan bahan tersebut
terhadap gaya luar yang diterapkan pada bahan tersebut.
Nilai
Tujuan
1.2.1 Menentukan modulus elastisitas (E) dari suatu batang kayu
dengan cara pelenturan
1.2.2 membedakan pengertian tegangan dan regangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Elastisitas
Sifat elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Seperti pada sebuah pegas yang digantungi dengan beban pada salah satu sisi
ujungnya, akan kembali ke bentuk semula jika beban tersebut kita ambil kembali.
Sebuah benda dapat dikatakan elastis sempurna jika gaya penyebab
perubahan bentuk hilang maka benda akan kembali ke bentuk semula, benda yang
bersifat elastis sempurna yaitu mempunyai batas-batas deformasi yang disebut
limit elastik sehingga melebihi dari limit elastik maka benda tidak akan kembali
ke bentuk semula.
Benda yang tidak elastis adalah benda yang tidak kembali ke bentuk
awalnya saat gaya dilepaskan misalnya pada adonan kue. Bila kita menekan
adonan kue, bentuknya akan berubah, tetapi saat gaya dilepaskan dari adonan kue
tersebut, maka adonan kue tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Deformasi pada benda akan menyebabkan perubahan bentuk tetapi tidak
ada perubahan volume, dan benda yang mengalami kompresi akan terjadi
perubahan volume tetapi tidak terjadi deformasi. Nilai keelastisitasan ini deisebut
juga modulus elastisitas.
2.2 Tegangan
Tegangan adalah gaya yang diperlukan oleh benda untuk kembali ke
bentuk semula. Tegangan dirumuskan oleh :
Tegangan =
gaya
luas penampang
atau =
F
A
Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m atau Pascal
(Pa). F adalah gaya (N), dan A adalah luas penampang (m)
Selain itu tegangan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tegangan normal
Tegangan normal yaitu intensitas gaya normal per unit luasan.
Tegangan normal dibedakan menjadi tegangan normal tekan atau kompresi
dan tegangan normal tarik. Apabila gaya-gaya dikenakan pada ujungujung batang sedemikian rupa sehingga batang dalam kondisi tertarik,
maka terjadi tegangan tarik pada batang, jika batang dalam kondisi
tertekan maka terjadi tegangan tekan.
2. Tegangan geser
Tegangan geser adalah gaya yang bekerja pada benda sejajar
dengan penampang
3. Tegangan volume
Tegangan volume adalah gaya yang bekerja pada suatu benda yang
menyebabkan terjadinya perubahan volume pada benda tersebut tetapi
tidak menyebabkan bentuk benda berubah.
2.3 Regangan
Perubahan relatif dalam ukuran atau bentuk suatu benda karena pemakaian
teganan disebut regangan. Tegangan adalah suatu besaran yang tidak memiliki
dimensi karena rumusnya yaitu meter per meter. Definisi reganan berdasarkan
rumusnya dalah perubahan panjang deibagi dengan panjang awal benda. Secara
matematis dapat ditulis :
= L . L
Dimana :
= regangan
Karena pertambahan panjang (L) dan panjang (L) adalah besaran yang sama,
maka regangan tidak memiliki satuan atau dimensi.
2.4 modulus elastisitas
Modulus elastisitas suatu benda dapat dihitung melalui pemberian beban
sebagai tegangan yang diberikan pada benda tersebut dan mengamati penunjukan
oleh garis rambut sebagai regangannya. Besar pelenturan (f) ditentukan melalui
persamaan matematis sebagai berikut :
f=
B L3
3
4 Eb h
E=
BL
3
4 fb h
Keterangan :
E = modulus elastisitas
B = berat beban (dyne)
L = panjang batang antara dua tumpuan (cm)
b = lebar batang (cm)
h = tebal batang (cm)
2.5 Hukum Hooke
Hubungan antara tegangan dan regangan erat kaitannya dalam teori
elastisistas. Apabila hubungan antara tegangan dan regangan dilukiskan
dalam bentuk grafik, dapat diketahui bahwa diagram tegangan-regangan
berbeda-beda bentuknya menurut jenis bahannnya. Hal ini membuktikan
bahwa keelastisitasan benda dipengaruhi bahan dari bendanya
Pernyataan tersebut di atas dikenal dengan nama hukum Hooke, dan dapat ditulis
melalui persamaan :
F = k.x
Dimana : F = gaya yang dikerjakan (N)
k = konstanta gaya (N/m)
x = pertambahan panjang (m)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
1. Meja
2. Dua buah tumpuan
3. Skala cermin
4. Beban dan dudukan beban
5. Kait yang dilengkapi garis rambut
3.2 Bahan
1. Tiga buah batang kayu yang berbeda geometri
3.3 Prosedur Praktikum
Menyusun alat-alat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil percobaan
Panjang L (m)
0,8
0,8
0,8
Lebar b (m)
1,9 x 102
1,4 x 102
1,0 x 102
Tebal h (m)
0,9 x 102
1,4 x 102
0,9 x 102
F rata-rata
Mass
f+
f-
(m)
E rata-
(m)
(m)
(m)
(N/m2)
rata
(kg)
9,8
(N)
0
8,8 x 10
8,8 x 10
8,8 x 10
0,5
4,9
9,0 x 102
9,0 x 102
9,0 x 102
5,145x10
(N/m2)
2
9,8
9,4 x 102
9,3 x 102
1,5
14,
2,0
7
19,
2,5
6
24,
3,0
5
29,
4
9,6 x 10
9,8 x 10
9,5 x 10
9,8 x 10
9,8 x 10
1
0
9,66x108
14,18x10
8
14,97x10
8
18,339x1
08
26,377x1
101
101
101
08
12,667x1
08
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
F rata-rata
Mass
mx
f+
f-
9,8
(m)
(m)
(kg)
0
(N)
0
7,2 x 10
0,5
4,9
9,8
7,5 x 10
1,5
14,
2,0
7
19,
7,8 x 10
2,5
6
24,
3,0
5
29,
08
12,00x1
(m)
E rata-
(m)
(N/m2)
rata
(N/m2)
7,4 x 10
7,3 x 10
0,2 x 10
0
8
8,1 x 10
7,6 x 10
7,8 x 10
8,1 x 10
7,55 x 10
7,8 x 10
8,1 x 10
8
2
0,1 x 10 4,32x10
0
6,36x108
8,37x10
08
6,22x1
08
grafik 2
35
30
25
grafik 2
20
15
10
5
0
0.070.070.070.080.080.080.080.080.080.080.08
F rata-rata
Mass
f+
f-
(m)
E rata-
(m)
(m)
(m)
(N/m2)
rata
(kg)
9,8
(N)
0
0,5
4,9
9,8
(N/m2)
0
0
14
8,6 x 10
8,7 x 10
8,65 x 10
0,1 x 10 1,98x10
2
14
14
1,5
14,
8,9 x 10
2,9x1014
2,0
7
19,
3,74x10
2,5
6
24,
8,9 x 10
8,9 x 10
14
9,5 x 10
9,5 x 10
9,5 x 10
2,78x10
4,52x10
14
5
3,0
29,
9,8 x 10
9,8 x 10
9,8 x 10
5,26x10
14
grafik 3
35
30
25
grafik 3
20
15
10
5
0
0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.1 0.1 0.1
Pembahasan
Hasil dari percobaan Modulus Elastisitas ini pertama menghitung
panjang, lebar kayu pada batang I, II, dan III dan ditambahkan beban 0gram. Setelah itu dilakukan perhitungan dan didapat rata-rata dari setiap
batang, kemudian pembahasan modlus elastisitas dengan membandingkan
hasil pengamatan dengan kurva, hasil pengamatan dengan grafik dan hasil
pengamatan dengan literature. Setelah dilakukan perbandingan tidak
terdapat hasil perhitungan yang sama setiap batangnya begitu juga dengan
perbandingan kurva, grafik dan literature.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
11
10
DAFTAR PUSTAKA
http://novanurfauziawati.files.wordpress.com/2012/01/modul-4-moduluselastisitas2.pdf (diakses pada 14 oktober pukul 14.37 WIB)
http://www.scribd.com/doc/21281435/modulus-elastisitas (diakses pada tanggal
15 oktober pukul 21.07 WIB)
Zaida, Drs.,Si. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. FTIP UNPAD