W132100020-
Material
Abstrak Sub-CPMK
Referensi :
1. Callister W.D, and Rethwisch D.G. (2011) Material Science and
Engineering. Eigth edition. Si Version. John Wiley & Sons, Inc.
2. Van Vlack H.L. (alih bahasa Djapri S.) (2004) Elemen-elemen Ilmu dan
Rekayasa Material. Edisi keenam. Penerbit Erlangga.
3. George E. Dieter (2007). Metalurgi Mekanik. Penerbit Erlangga
Penilaian:
Total = 100%
Tugas Besar dibuat di kertas A4 dan diberi cover dengan kertas A4 saja (tidak usah dijilid)
seperti contoh di bawah ini.(soft Copy Cover bisa di minta ke Dosen ybs.).
Ketentuan umum:
1. Tugas besar 1 harus di tulis tangan, tidak boleh diketik. Sebaliknya tugas besar 2 harus
diketik.
2. Judul tugas besar harus ditulis pada cover sbb:
Tugas besar 1 : SIFAT MEKANIS MATERIAL
Tugas besar 2 : MEKANISME PENGUATAN LOGAM DAN TRANSFORMASI FASA
Tugas Besar 1 Tugas Besar 2
Judul: Judul:
SIFAT MEKANIK MATERIAL MEKANISME PENGUATAN LOGAM DAN
TRANSFORMASI FASA
Group 1
No. Nama NIM
Nama : ……………………………….
NIM :…………………. 1
3
Program Studi Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK 4
Ketentuan Khusus
Tugas Besar 1 Dikerjakan per orang, yaitu mengerjakan soal soal Material Teknik dengan
ditulis tangan, soal soal akan diberikan beberapa kali via WA ataupun On Line. Tetapi
pengumpulannya adalah sekaligus di minggu ke 5, atau selambat lambatnya minggu ke 6.
karena nilai harus masuk di SIA di minggu ke 7. Mahasiswa yang mengumpulkan tugas di
minggu ke 5 akan mendapat bonus nilai 5. Mahasiswa yang mengumpulkan tugas besar 1
setelah minggu ke 7 maka nilainya tidak masuk, dengan sendirinya nilai tugas besar 1
adalah nol.
Tugas Besar 2 Dikerjakan per group/kelompok maksimum 4 orang dengan diketik dan di
print dan dijilid, yaitu tugas Mekanisme penguatan logam dan transformasi Fasa (Topik akan
ditentukan menyusul). Tiap kelompok berbeda sesuai tugas yang diberikan oleh Dosen.
Tugas bisa dikumpulkan mulai minggu ke 9 sampai dengan minggu ke 12. atau selambat-
lambatnya di minggu ke 13. Mahasiswa yang mengumpulkan tugas di minggu ke 12 akan
mendapat bonus nilai 5. Nilai harus masuk di SIA minggu ke 14. Mahasiswa yang
mengumpulkan tugas besar 2 setelah pertemuan ke 14 maka nilainya tidak bisa masuk di
SIA, Sehingga dengan sendirinya nilai tugas besar 2 adalah nol.
1.1 Pendahuluan
Suatu beban dapat diterapkan pada benda dengan 3 cara, yaitu :
a. Tegangan / tarikan (tension)
b. Penekanan (compression)
c. Geseran (shear)
untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Uji Tarik
Specimen standar yang biasa dipakai untuk uji tarik adalah seperti yang
diperlihatkan pada gambar 2.2 yang berpenampang lingkaran. Tetapi bisa juga dibuat
berpenampang segi empat.
Pada uji tarik, specimen diberikan beban Uniaxial (searah sumbu) yang secara
berangsur-angsur dinaikkan sehingga specimen terdeformasi (berubah bentuk) sampai
akhirnya putus. Output yang dihasilkan pada uji tarik ini adalah berupa rekaman grafik
beban (gaya) versus pertambahan panjang, yang karakteristiknya tergantung kepada ukuran
specimen. Sebagai contoh bila luas penampang specimen adalah 2x lipat dari standar di
atas, maka untuk menghasilkan pertambahan panjang yang sama diperlukan beban yang
besarnya 2x lipat pula.
F
= ----- (2 – 1)
Ao
li - lo
= --------- (2 – 2)
lo
Dimana :
Ժ = Tegangan teknis (N/m2)
F = Beban / Gaya yang diterapkan tegak lurus terhadap penampang spesimen.
Ao = Luas penampang awal sebelum beban diterapkan (m2)
lo = Panjang awal spesimen (m)
li = Panjang spesimen seketika / setelah ditarik (m)
Δl = Perubahan panjang (m)
Uji Kompressi (Penekanan) dan geseran
Uji penekanan dilakukan dengan cara yang sama seperti uji tarik tetapi arah gayanya
dirubah berupa penekanan. Perhitungan tetap menggunakan persamaan (3 – 1) dan (3 – 2)
tetapi biasanya gaya dibuat minus sehingga tegangan yang dihasilkan juga negatif karena
li < lo. Uji kompressi jarang digunakan karena sangat sedikit informasi atau karakteristik
material yang diperoleh dari hasil pengujian ini.
Untuk uji geseran seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1.c, tegangan geser
diperoleh dengan perhitungan.
F
= ----- (3 – 3)
Ao
Dimana :
= Tegangan Geser (N / m2)
F = Beban / Gaya yang diterapkan pada sisi bagian atas dan bagian bawah (N)
Ao = Luas permukaan (m2)
a. Deformasi Elastis
Deformasi Elastis yaitu deformasi yang tidak permanen, yang mana deformasi tersebut
hanya terjadi pada saat benda dibebani. Pada saat beban dihilangkan maka benda akan
kembali ke bentuk asal.
Pada kebanyakan logam bila diberikan beban / gaya tarik yang relatif kecil, maka
hubungan antara tegangan dan regangan masih proporsional / sebanding. Dalam hal ini
deformasi yang terjadi disebut dengan deformasi elastis dan hukum Hooke masih berlaku
yaitu sbb :
= E (3 – 4)
Dimana :
E = Modulus Elastis / Modulus Young
= Regangan
= Tegangan
Hubungans antara tegangan dan regangan pada deformasi elastis tersebut bila
digambarkan dalam bentuk grafik adalah sbb:
Tegangan (s)
Dimana : s = F / Ao
e = Δl / lo
Saat beban dihilangkan
Saat dibebani
Regangan (e)
Gambar 2.4. Skema hubungan tegangan dan regangan yang menunjukkan deformasi
elastis pada saat benda dibebani gaya tarik dan pada saat gaya tarik tersebut dihilangkan.
Dari gambar 3.4 tampak bahwa pada saat benda diberikan tegangan tarik maka
akan terjadi pertambahan panjang (Δl) atau regangan (e). Tetapi pada saat beban hilangkan
maka benda akan kembali ke bentuk asalnya. Selama terjadinya deformasi elastis pada
suatu logam, ikatan antara atom-atom berdekatan merenggang, tetapi tidak lepas. Besarnya
modulus elastis menggambarkan ikatan antara atom-atom dari material tersebut. Modulus
elastis keramik lebih tinggidari logam, sedangkan polymer lebih rendah dari logam. Modulus
elastis suatu material akan me nurun dengan meningkatnya temperatur.
Pada penekanan dan geseran, juga ada sifat-sifat elastis. Yang mana karakteristik tegangan
– regangan pada tegangan yang rendah sama seperti situasi tarik.
Hubungan antara tegangan geser () dan regangan geser () adalah sbb:
= G (3 – 5)
Dimana :
= Tegangan Geser
G = Modulus Geser
= Regangan Geser
Dari sudut pandang atom, pada saat terjadinya deformasi plastis, ikatan antara atom-
atom lepas dan terjadinya perpindahan atom-atom, sehingga pada saat tegangan / beban
dihilangkan, atom-atom tidak kembali ke posisi awalnya.
Regangan
Regangan
Gambar 2.5. (a) Karakteristik Tegangan – Regangan dari suatu logam yang menunjukkan
deformasi elastis dan plastis. Batas proporsional (P) dan menentukan kekuatan luluh (y)
dengan menggunakan metoda offset. (b) Gambaran karakteristik Tegangan – Regangan
pada jenis baja tertentu yang menunjukkan fenomena titik luluh
Suatu struktur biasanya didisain agar tidak terjadi deformasi plastis, artinya pada
saat struktur tersebut dibebani, deformasi yang terjadi hanyalah deformasi elastis. Untuk itu
kita perlu mengetahui besarnya tegangan yang menyebabkan mulai terjadinya deformasi
plastis atau mulai terjadinya peluluhan yang disebut dengan batas proporsional (Proportional
limit). Permasalahannya sering kali titik proporsional tidak bisa ditentukan secara tepat,
terutama bila perubahan dari elastis ke plastis berlangsung secara perlahan-lahan, seperti
pada gambar 3.5.(a). Kekuatan luluh / tegangan luluh (y) dapat dengan cara sbb:
1. Untuk material yang mempunyai karakteristik tegangan regangan seperti Gambar 3.5.
(a) maka digunakan metoda offset, caranya : tarik garis sejajar dengan garis linier
(deformasi elastis) pada regangan sebesar 0,002, sampai memotong grafik, kemudian
tarik garis mendatar dari titik potong tersebut kekiri sehingga memotongsumbu y. Titik
potong tersebut merupakan titik kekuatan luluh (y).
2. Pada sebagian baja mempunyai grafik tegangan-regangan seperti gambar 3.5. (b),
Dimana perubahan dari deformasi elastis ke plastis terjadi secara tiba-tiba dan tampak
dengan jelas. Kejadian ini disebut dengan Fenomena Luluh. Deformasi plastis mulai
terjadi pada titik luluh atas (Upper Yield Point) sedangkan titik luluh bawah merupakan
titik kekuatan luluhnya (y). Hal yang perlu diingat adalah bahwa besarnya kekuatan
luluh menggambarkan ketahanan suatu material terhadap Deformasi Plastis.
b. Kekuatan Tarik
Gambar 2.6. Karakteristik tegangan – regangan sampai putus (Titik F). Kekuatan Tarik /
Tensile Strength TS ditunjukkan oleh titik M. Sisipan gambar dalam lingkaran
menggambarkan perubahan bentuk geometri specimen pada berbagai titik sepanjang
grafik / kurva.
Tegangan dititik M disebut dengan kekuatan tarik (Tensile Strength), yang mana
kekuatan tarik logam bervariasi mulai dari 7.000 Psi (50 MPa) untuk alumunium, sampai
450.000 Psi (3000 MPa) pada baja berkekuatan tinggi. Tetapi biasanya pada saat kita
mendisain kekuatan dari suatu struktur, maka yang digunakan Kekuatan luluh (Yield
Strength), karena seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada suatu struktur yang
dibebani, sangat dihindari terjadinya deformasi plastis.
c. Keliatan (Ductility)
Keliatan (ductility) adalah ukuran besarnya deformasi plastis yang mampu ditahan
oleh material sebelum putus. Material yang hanya mampu menahan sedikit saja deformasi
plastis sebelum putus maka dikatakan material tersebut Getas (brittle). Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 3.7 berikut:
Tegangan
Getas
B
Liat
B’
Regangan
A C C’
lf - lo
% EL = -------------- X 100%
lo
Dimana :
lf = Panjang benda pada saat putus
lo = Panjang awal benda
Ao - Ar
% AR = -------------- X 100%
Ao
Dimana :
Ar = Luas penampang benda pada saat putus
Ao = Luas penampang awal benda
Hal yang perlu diingat adalah bahwa besarnya kekuatan luluh dan kekuatan tarik material
akan menurun, seiring dengan meningkatnya temperatur, sebaliknya keliatan akan semakin
meningkat.
d. Ketangguhan (Toughness)
- Ketangguhan (Toughness) adalah jumlah / banyaknya energi yang diserap oleh material
yang diuji tarik sampai putus.
- Untuk kondisi pembebanan yang dinamis, dimana terdapat beban kejut, atau konsentrasi
tegangan, maka ketangguhan beban kejut ditentukan dengan uji impact.
- Untuk pembebanan statik, ketangguhan ditentukan dari luas daerah di bawah kurva
tegangan-regangan sampai titik putus (fracture). Makin luas daerah tersebut, maka makin
tangguh material tersebut. Artinya suatu material dikatakan tangguh bila material tersebut
kuat dan liat. Dan sering kali dijumpai bahwa material yang liat lebih tangguh dari material
yang getas. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.7bahwa sekalipun material yang
getas memiliki kekuatan luluh dan kekuatan tarikyang lebih tinggi, tetapi material yang liat
memiliki ketangguhan yang lebih tinggi dibanding yang getas (bandingkan luas area ABC
dengan A’B’C’).
Dari gambar 3.6 tampak bahwa seolah-olah setelah melalui titik M, tegangan perlu
diturunkan agar deformasi terus berlanjut sehingga terbentuk grafik seperti gambar tersebut.
F
T = ----- (3 – 8)
Ai
Dimana :
T = Tegangan sebenarnya (N/m2)
F = Beban / gaya yang diterapkan pada benda (N)
Ai = Luas penampang pada leher / neck pada saat tertentu (m2)
li
T = ln ----- (3 – 9)
lo
Dimana :
T = Regangan sebenarnya
li = Panjang benda pada waktu tertentu
T = ( 1 + Ԑ ) (3 – 10)
T = ( 1 + Ԑ ) (3 – 11)
4.2 Keramik
Keramik tidak hanya meliputi bahan-bahan yang terbuat dari tanah liat atau
sebangsanya. Keramik sebagai bahan tehnik terdiri dari berbagai fase yang
masing-masing merupakan senyawa dari logam dan non logam.
Nama batu tahan api ini biasanya menurut kandungan senyawa yang paling
dominan.
GLASS ( KACA )
Sifat-sifat kaca yang cukup baik antara lain :
- Transparan
- Non toxic
- Inert ( tidak bereaksi dengan berbagai bahan kimia)
- Tidak mengakibatkan kontaminasi
- Cukup kuat / keras
Umumnya kaca adalah dibuat dari berbagai campuran oksida, dan non
kristalin/amorph, atom/molekulnya tidak tersusun menurut suatu pola tertentu
seperti halnya logam, tetapi berupa suatu network tiga dimensi yang acak ( seperti
berikut )
Sodalime glass
Merupakan kaca yang paling banyak di produksi karena harga murah,
tanah tahap divitrifikasi (partikel pada kaca yang menyebabkan gelas).
Relative tahan air
Kegunaannya :
Kaca candela, botol, bola lampu dan table ware yang tidak perlu tahan
tempat tinggi & tahan tahap bahan-bahan kimia.
High quality table ware, keperluan optic, tabung lampi ikan, dan untuk
pembuatan benda seni. Kaca dapat timbale tinggi (sd 80%) digunakan
untuk kaca optic yang gelap, untuk jendela pelindung tahap X-tray.
Sangat stabil tahap bahan kimia, tahan tahap thermal shoch, tahanan listrik
tinggi.
Kegunaannya :
- Di industri untuk pipa
- Gelas ukur
- Alat laboratorium
- Isolator listrik
- Beberapa keperluan rumah tangga
High Silica glass
Tahan thermal shock, tempat tinggi (sampai 900ºC), harga cukup
mahal.
Fiberglass
Kekuatan s/d 700 Mpa, dapat digunakan bahan komposit dipakai
sebagai bahan isolator panas.
Abrasives
Definisi dari bahan yang digunakan untuk menghaluskan permukaan
bahan lain ( cara menggosokan)
Dapat digunakan :
- membuat grinda
- kertas gosok
- serbuk / pasta
pakshing Bahan-bahan
abrasive:
- Alumina
- Silica carbide
- Tingsten corbide, dll
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh plastic maka cocok digunakan untuk:
- Untuk menerima beban yang rendah / menengah
- Untuk konduktivitas panas yang rendah
- Untuk kotak / wadah yang cukup ringan
- Berwarna menarik dan mudah diproduksi
- dll
Plastik mempunyai ikatan polimer yang cukup kuat, tidak mudah terurai.
- Thermosetting
- Thermo plastics
Thermo setting
Yaitu plastic yang segera mengeras setelah mencapai temperature
pembentukannya dan selanjutnya tidak akan menjadi lunak bila dipanaskan
kembali.
Thermo plastics
Ikatan antara rantai-rantai molekul plastic tidak begitu erat, sehingga terjadi
pemanasan bisa mejadi lunak dan temperature diturunkan bisa menjadi
keras ( mudah dibentuk ).
b. Melamine – thermosetting
- tahan panas
- tahan air
- tidak beraksi dengan bahan kimia
- isolator listrik
- table ware, alat-alat listrik, dll
c. Epoxy
- ulet / tangguh
- elastis
- tidak bereaksi dengan bahan kimia
- kesetabilan dimensi cukup baik
- pembuatannya tidak memerlukan temperature dan tekanan tinggi
digunakan untuk : coating dan alat listrik.
- transparan
- cukup kuat
- tahan impact
- isolator listrik baik
- mudah diberi warna
- tahan terhadap berbagai bahan kimia
d. acrylic yang paling transparan tapi mudah tergores ( Lucite dan plaxi glass)
e. Nylon – thermoplastic
- tahan abrasi
- ulet
- kestabilan dimensi baik
- harga cukup mahal
- bentuk filament : tali, senar, benang, dll.
- Koefisien gesek rendah
f. Polystyrene – thermoplastic
- stabil
- dimensi baik
- menyerap air hanya sedikit
- isolator listrik baik
- mudah terbakar
- mudah bereaksi dengan asam-asam.
g. Vinil
- dapat dibuat tipis seperti karet s/d yang kaku
- ulet . flexible
- cukup kuat
- tidak mudah lapuk
- stabilitas baik
- sedikit menyerap air
h. Polythylene
- ulet / tangguh
- tahanan listrik yang besar
- isolasi kabel listrik
- alat-alat dapur
i. Silicone
- tahan panas
- sifat dielektrik yang tinggi
- menyerap kelembaban sangat rendah
- sebagai fiber
- plasticuzer
- caloring agent / hibricant
Agglomerated material adalah bahan yang berbentuk butiran dari berbagai ukuran
dengan suatu bahan perekat.
Contoh :
- Beton: pasir, batu, semen
- Aspal: untuk permukaan jala
2
Daftar Pustaka
01
Muhamad Fitri, ST, MSi, PhD
Teknik Teknik Mesin