Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

W132100020-
Material

1. Sifat Mekanik Material

Abstrak Sub-CPMK

Modul ini diharapkan dapat Sub-CPMK


membantu mahasiswa mata 1. Konsep tegangan dan
kuliah Material Teknik dalam regangan
mengenal dan memahami 2. Perilaku tegangan-
teori tegangan regangan, regangan
sifat mekanik logam dan 3. Sifat mekanik logam
pengujian mekanik logam. 4. Sifat mekanik keramik dan
Kegiatan pembelajaran polimer
dilakukan dengan
pendekatan Tatap Muka di
kelas dan evaluasi serta
latihan yang dilakukan
dengan Test dan Non Test
Silabus , Referensi , Penilaian dan Tugas Besar
Materi yang akan dipelajari dalam Mata kuliah Mekanika Kekuatan Bahan ini
adalah:
1. Sifat-sifat Mekanis Material
2. Kegagalan pada material
3. Dislokasi dan Mekanisme Penguatan material
4. Diagram Keseimbangan Fasa
5. Transformasi Fasa: pengembangan struktur micro dan perubahan sifat
mekanis
6. Aplikasi dan pemrosesan Paduan Logam
7. Korosi pada material keramik dan Degradasi pada material Polimer

Referensi :
1. Callister W.D, and Rethwisch D.G. (2011) Material Science and
Engineering. Eigth edition. Si Version. John Wiley & Sons, Inc.
2. Van Vlack H.L. (alih bahasa Djapri S.) (2004) Elemen-elemen Ilmu dan
Rekayasa Material. Edisi keenam. Penerbit Erlangga.
3. George E. Dieter (2007). Metalurgi Mekanik. Penerbit Erlangga

Penilaian:

Tugas Besar 1 = 20%


Tugas Besar 2 = 20%
Praktikum = 30%
UAS = 30% +

Total = 100%

Penjelasan Tentang Tugas Besar:

Tugas Besar dibuat di kertas A4 dan diberi cover dengan kertas A4 saja (tidak usah dijilid)
seperti contoh di bawah ini.(soft Copy Cover bisa di minta ke Dosen ybs.).

Ketentuan umum:
1. Tugas besar 1 harus di tulis tangan, tidak boleh diketik. Sebaliknya tugas besar 2 harus
diketik.
2. Judul tugas besar harus ditulis pada cover sbb:
Tugas besar 1 : SIFAT MEKANIS MATERIAL
Tugas besar 2 : MEKANISME PENGUATAN LOGAM DAN TRANSFORMASI FASA
Tugas Besar 1 Tugas Besar 2

MATERIAL TEKNIK MATERIAL TEKNIK


Semester Ganjil 2020/2021 Semester Ganjil 2020/2021

Judul: Judul:
SIFAT MEKANIK MATERIAL MEKANISME PENGUATAN LOGAM DAN
TRANSFORMASI FASA

Group 1
No. Nama NIM
Nama : ……………………………….
NIM :…………………. 1

Dosen: Muhamad Fitri, ST, MSi, PhD 2

3
Program Studi Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK 4

Ketentuan Khusus

Tugas Besar 1 Dikerjakan per orang, yaitu mengerjakan soal soal Material Teknik dengan
ditulis tangan, soal soal akan diberikan beberapa kali via WA ataupun On Line. Tetapi
pengumpulannya adalah sekaligus di minggu ke 5, atau selambat lambatnya minggu ke 6.
karena nilai harus masuk di SIA di minggu ke 7. Mahasiswa yang mengumpulkan tugas di
minggu ke 5 akan mendapat bonus nilai 5. Mahasiswa yang mengumpulkan tugas besar 1
setelah minggu ke 7 maka nilainya tidak masuk, dengan sendirinya nilai tugas besar 1
adalah nol.

Tugas Besar 2 Dikerjakan per group/kelompok maksimum 4 orang dengan diketik dan di
print dan dijilid, yaitu tugas Mekanisme penguatan logam dan transformasi Fasa (Topik akan
ditentukan menyusul). Tiap kelompok berbeda sesuai tugas yang diberikan oleh Dosen.
Tugas bisa dikumpulkan mulai minggu ke 9 sampai dengan minggu ke 12. atau selambat-
lambatnya di minggu ke 13. Mahasiswa yang mengumpulkan tugas di minggu ke 12 akan
mendapat bonus nilai 5. Nilai harus masuk di SIA minggu ke 14. Mahasiswa yang
mengumpulkan tugas besar 2 setelah pertemuan ke 14 maka nilainya tidak bisa masuk di
SIA, Sehingga dengan sendirinya nilai tugas besar 2 adalah nol.
1.1 Pendahuluan
Suatu beban dapat diterapkan pada benda dengan 3 cara, yaitu :
a. Tegangan / tarikan (tension)
b. Penekanan (compression)
c. Geseran (shear)
untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

Uji Tarik

Specimen standar yang biasa dipakai untuk uji tarik adalah seperti yang
diperlihatkan pada gambar 2.2 yang berpenampang lingkaran. Tetapi bisa juga dibuat
berpenampang segi empat.

Gambar 2.2 Standar specimen uji tarik dengan penampang lingkaran


Gambar 2.3 Skema peralatan yang digunakan untuk uji tarik

Pada uji tarik, specimen diberikan beban Uniaxial (searah sumbu) yang secara
berangsur-angsur dinaikkan sehingga specimen terdeformasi (berubah bentuk) sampai
akhirnya putus. Output yang dihasilkan pada uji tarik ini adalah berupa rekaman grafik
beban (gaya) versus pertambahan panjang, yang karakteristiknya tergantung kepada ukuran
specimen. Sebagai contoh bila luas penampang specimen adalah 2x lipat dari standar di
atas, maka untuk menghasilkan pertambahan panjang yang sama diperlukan beban yang
besarnya 2x lipat pula.

Untuk meminimalkan faktor geometri tersebut maka dibuatlah parameter yang


disebut Tegangan Teknis dan Regangan Teknis, yang didefinisikan sbb :

F
 = ----- (2 – 1)
Ao

li - lo
 = --------- (2 – 2)
lo

Dimana :
Ժ = Tegangan teknis (N/m2)
F = Beban / Gaya yang diterapkan tegak lurus terhadap penampang spesimen.
Ao = Luas penampang awal sebelum beban diterapkan (m2)
lo = Panjang awal spesimen (m)
li = Panjang spesimen seketika / setelah ditarik (m)
Δl = Perubahan panjang (m)
Uji Kompressi (Penekanan) dan geseran
Uji penekanan dilakukan dengan cara yang sama seperti uji tarik tetapi arah gayanya
dirubah berupa penekanan. Perhitungan tetap menggunakan persamaan (3 – 1) dan (3 – 2)
tetapi biasanya gaya dibuat minus sehingga tegangan yang dihasilkan juga negatif karena
li < lo. Uji kompressi jarang digunakan karena sangat sedikit informasi atau karakteristik
material yang diperoleh dari hasil pengujian ini.

Untuk uji geseran seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1.c, tegangan geser
diperoleh dengan perhitungan.

F
 = ----- (3 – 3)
Ao
Dimana :
 = Tegangan Geser (N / m2)
F = Beban / Gaya yang diterapkan pada sisi bagian atas dan bagian bawah (N)
Ao = Luas permukaan (m2)

1.2 Perilaku Tegangan Regangan


Deformasi Elastis dan Plastis

a. Deformasi Elastis

Deformasi Elastis yaitu deformasi yang tidak permanen, yang mana deformasi tersebut
hanya terjadi pada saat benda dibebani. Pada saat beban dihilangkan maka benda akan
kembali ke bentuk asal.

Pada kebanyakan logam bila diberikan beban / gaya tarik yang relatif kecil, maka
hubungan antara tegangan dan regangan masih proporsional / sebanding. Dalam hal ini
deformasi yang terjadi disebut dengan deformasi elastis dan hukum Hooke masih berlaku
yaitu sbb :

 = E  (3 – 4)

Dimana :
E = Modulus Elastis / Modulus Young
 = Regangan
 = Tegangan
Hubungans antara tegangan dan regangan pada deformasi elastis tersebut bila
digambarkan dalam bentuk grafik adalah sbb:

Tegangan (s)

Dimana : s = F / Ao
e = Δl / lo
Saat beban dihilangkan

Kemiringan = Modulus Elastis

Saat dibebani
Regangan (e)

Gambar 2.4. Skema hubungan tegangan dan regangan yang menunjukkan deformasi
elastis pada saat benda dibebani gaya tarik dan pada saat gaya tarik tersebut dihilangkan.

Dari gambar 3.4 tampak bahwa pada saat benda diberikan tegangan tarik maka
akan terjadi pertambahan panjang (Δl) atau regangan (e). Tetapi pada saat beban hilangkan
maka benda akan kembali ke bentuk asalnya. Selama terjadinya deformasi elastis pada
suatu logam, ikatan antara atom-atom berdekatan merenggang, tetapi tidak lepas. Besarnya
modulus elastis menggambarkan ikatan antara atom-atom dari material tersebut. Modulus
elastis keramik lebih tinggidari logam, sedangkan polymer lebih rendah dari logam. Modulus
elastis suatu material akan me nurun dengan meningkatnya temperatur.

Pada penekanan dan geseran, juga ada sifat-sifat elastis. Yang mana karakteristik tegangan
– regangan pada tegangan yang rendah sama seperti situasi tarik.

Hubungan antara tegangan geser () dan regangan geser () adalah sbb:

 = G  (3 – 5)

Dimana :
 = Tegangan Geser
G = Modulus Geser
 = Regangan Geser

1.3 Sifat Mekanik Logam


b. Deformasi Plastis
Pada kebanyakan material logam, deformasi elastis hanya berlangsung sampai
regangan kira-kira 0.005. Bila material terus diberikan beban sehingga regangannya
melewati titik ini, maka hubungan antara tegangan dan regangan tidak lagi proporsional
sehingga hukum Hooke tidak berlaku lagi. Gambar 3.5 memberikan gambaran karekteristik
tegangan regangan tarik pada saat terjadinya transisi dari deformasi elastis ke plastis.

Dari sudut pandang atom, pada saat terjadinya deformasi plastis, ikatan antara atom-
atom lepas dan terjadinya perpindahan atom-atom, sehingga pada saat tegangan / beban
dihilangkan, atom-atom tidak kembali ke posisi awalnya.

Elastis Plastis Tegangan


Tegangan

Regangan
Regangan

Gambar 2.5. (a) Karakteristik Tegangan – Regangan dari suatu logam yang menunjukkan
deformasi elastis dan plastis. Batas proporsional (P) dan menentukan kekuatan luluh (y)
dengan menggunakan metoda offset. (b) Gambaran karakteristik Tegangan – Regangan
pada jenis baja tertentu yang menunjukkan fenomena titik luluh

3.5. Sifat-sifat Tegangan

a. Peluluhan dan Kekuatan Luluh

Suatu struktur biasanya didisain agar tidak terjadi deformasi plastis, artinya pada
saat struktur tersebut dibebani, deformasi yang terjadi hanyalah deformasi elastis. Untuk itu
kita perlu mengetahui besarnya tegangan yang menyebabkan mulai terjadinya deformasi
plastis atau mulai terjadinya peluluhan yang disebut dengan batas proporsional (Proportional
limit). Permasalahannya sering kali titik proporsional tidak bisa ditentukan secara tepat,
terutama bila perubahan dari elastis ke plastis berlangsung secara perlahan-lahan, seperti
pada gambar 3.5.(a). Kekuatan luluh / tegangan luluh (y) dapat dengan cara sbb:

1. Untuk material yang mempunyai karakteristik tegangan regangan seperti Gambar 3.5.
(a) maka digunakan metoda offset, caranya : tarik garis sejajar dengan garis linier
(deformasi elastis) pada regangan sebesar 0,002, sampai memotong grafik, kemudian
tarik garis mendatar dari titik potong tersebut kekiri sehingga memotongsumbu y. Titik
potong tersebut merupakan titik kekuatan luluh (y).

2. Pada sebagian baja mempunyai grafik tegangan-regangan seperti gambar 3.5. (b),
Dimana perubahan dari deformasi elastis ke plastis terjadi secara tiba-tiba dan tampak
dengan jelas. Kejadian ini disebut dengan Fenomena Luluh. Deformasi plastis mulai
terjadi pada titik luluh atas (Upper Yield Point) sedangkan titik luluh bawah merupakan
titik kekuatan luluhnya (y). Hal yang perlu diingat adalah bahwa besarnya kekuatan
luluh menggambarkan ketahanan suatu material terhadap Deformasi Plastis.

b. Kekuatan Tarik

Gambar 2.6. Karakteristik tegangan – regangan sampai putus (Titik F). Kekuatan Tarik /
Tensile Strength TS ditunjukkan oleh titik M. Sisipan gambar dalam lingkaran
menggambarkan perubahan bentuk geometri specimen pada berbagai titik sepanjang
grafik / kurva.

Perhatikan Gambar 3.6 diatas, gambar tersebut menunjukkan suatu spesimen


material yang diberi beban tegangan tarik dimana pada awalnya masih terjadi deformasi
elastis (sisipan dalam lingkaran yang paling kiri). Kemudian spesimen terus diberikan beban
tegangan sehingga terjadi pertambahan panjang / deformasi plastis (lingkaran dari kiri)
selanjutnya tegangan terus diberikan sehingga spesimen tidak lagi mampu menahan beban
tersebut, grafik telah melewati titik tegangan maksimum dan pada spesimen telah terjadi
Necking (lingkaran ketiga dari kiri), sampai akhirnya putus di titik F (fracture).

Tegangan dititik M disebut dengan kekuatan tarik (Tensile Strength), yang mana
kekuatan tarik logam bervariasi mulai dari 7.000 Psi (50 MPa) untuk alumunium, sampai
450.000 Psi (3000 MPa) pada baja berkekuatan tinggi. Tetapi biasanya pada saat kita
mendisain kekuatan dari suatu struktur, maka yang digunakan Kekuatan luluh (Yield
Strength), karena seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada suatu struktur yang
dibebani, sangat dihindari terjadinya deformasi plastis.

c. Keliatan (Ductility)
Keliatan (ductility) adalah ukuran besarnya deformasi plastis yang mampu ditahan
oleh material sebelum putus. Material yang hanya mampu menahan sedikit saja deformasi
plastis sebelum putus maka dikatakan material tersebut Getas (brittle). Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 3.7 berikut:

Tegangan

Getas
B
Liat

B’

Regangan
A C C’

Gambar 2.7 Skema yang menggambarkan perbedaan karakteristik tegangan regangan


pada material liat dan gelas.

Secara kuantitatif, sifat keliatan tersirat dari prosentase pertambahan panjang /


Elongation (EL), yaitu prosentase regangan elastis pada saat material putus, atau :

lf - lo
% EL = -------------- X 100%
lo
Dimana :
lf = Panjang benda pada saat putus
lo = Panjang awal benda

Sedangkan prosentase reduksi luas penampang (Area Reduction) di definisikan sebagai :

Ao - Ar
% AR = -------------- X 100%
Ao
Dimana :
Ar = Luas penampang benda pada saat putus
Ao = Luas penampang awal benda
Hal yang perlu diingat adalah bahwa besarnya kekuatan luluh dan kekuatan tarik material
akan menurun, seiring dengan meningkatnya temperatur, sebaliknya keliatan akan semakin
meningkat.

d. Ketangguhan (Toughness)

- Ketangguhan (Toughness) adalah jumlah / banyaknya energi yang diserap oleh material
yang diuji tarik sampai putus.

- Untuk kondisi pembebanan yang dinamis, dimana terdapat beban kejut, atau konsentrasi
tegangan, maka ketangguhan beban kejut ditentukan dengan uji impact.

- Untuk pembebanan statik, ketangguhan ditentukan dari luas daerah di bawah kurva
tegangan-regangan sampai titik putus (fracture). Makin luas daerah tersebut, maka makin
tangguh material tersebut. Artinya suatu material dikatakan tangguh bila material tersebut
kuat dan liat. Dan sering kali dijumpai bahwa material yang liat lebih tangguh dari material
yang getas. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.7bahwa sekalipun material yang
getas memiliki kekuatan luluh dan kekuatan tarikyang lebih tinggi, tetapi material yang liat
memiliki ketangguhan yang lebih tinggi dibanding yang getas (bandingkan luas area ABC
dengan A’B’C’).

3.6. Tegangan dan Regangan Sebenarnya

Dari gambar 3.6 tampak bahwa seolah-olah setelah melalui titik M, tegangan perlu
diturunkan agar deformasi terus berlanjut sehingga terbentuk grafik seperti gambar tersebut.

Padahal kenyataannya tegangannya meningkat, karena luas penampang benda kecil


didaerah neck / leher dimana deformasi terjadi. Tegangan yang sebenarnya terjadi ini bisa
dihitung dengan rumus sbb :

F
T = ----- (3 – 8)
Ai
Dimana :
T = Tegangan sebenarnya (N/m2)
F = Beban / gaya yang diterapkan pada benda (N)
Ai = Luas penampang pada leher / neck pada saat tertentu (m2)

Regangan yang sebenarnya bisa dihitung dengan rumus :

li
T = ln ----- (3 – 9)
lo
Dimana :
T = Regangan sebenarnya
li = Panjang benda pada waktu tertentu

Hubungan antara Tegangan – Regangan sebenarnya dengan Tegangan – Regangan


teknis Adalah :

T =  ( 1 + Ԑ ) (3 – 10)

T =  ( 1 + Ԑ ) (3 – 11)

Skema perbandingan antara kurva Tegangan – Regangan sebenarnya dengan kurva


Tegangan – Regangan teknis adalah seperti Gambar 3.8 berikut ini.

Gambar 2.8. Grafik perbandingan kurva tegangan–regangan sebenarnya dengan kurva


tegangan-regangan teknis. Necking terjadi pada titik M pada kurva teknis atau pada titik M’
pada kurva sebenarnya.
1. 4 Sifat Mekanik Keramik dan Polimer
4.1 Klasifikasi Bahan non logam
Bahan non logam ini terdiri dari :
a. Keramik ( Ceramic )
b. Plastik ( Pollimer )
c. Composite

4.2 Keramik
Keramik tidak hanya meliputi bahan-bahan yang terbuat dari tanah liat atau
sebangsanya. Keramik sebagai bahan tehnik terdiri dari berbagai fase yang
masing-masing merupakan senyawa dari logam dan non logam.

Kebanyakan keramik adalah kristalin sebagai mana halnya logam, hanya


saja ikatan antar atom pada keramik adalah ikatan ionik atau kovalen sehingga
dapat stabil. Biasanya keramik terdiri dari berbagai oksida, karbida silica dll.

Beberapa keramik yang mempunyai arti penting dalam bahan teknik :


 Refractory ( batu tanah api )
 Glass ( kaca )
 Abrasives
 Cemen ( semen )

REFRACTORY ( batu tanah api )


Batu tahan api ini sangat diperlukan pada industri-industri yang bekerja
pada temperatur tinggi.

Sifat batu tahan api :


- tahan terhadap temperatur tinggi
- tetap stabil
- mempunyai konduktifitas panas rendah
- kuat
- keras tetapi getas

Dari sifat kimianya batu tahan api dapat dibagi :


1. Batu tahan api asam ( acid refractories )

Terbuat dari quartz, quartize, mangandung. Banyak silica ( SiO 2).

Titik cair antara ( 1690 – 1730 ºC )


Mulai melunak pada suhu 1550 ºC
Digunakan pada : Dapur pencair logam dan converter bassemer.

2. Batu tahan api biasa ( basic refractories )


Banyak mengandung Magnesia ( MgO).
Dibuat dari : Solomit atau Magnesit

- Dolomit dapat tahan ( 1800 – 1950 ºC)


- Magnesit dapat tahan ( sampai 2000 ºC )

3. Batu tahan api Netral ( netral refract )

Banyak mengandung alumina ( Al2O3) dan silica (SiO2) terbuat dari


koolinit dapat tahan ( 1600 – 1670 ºC)

Nama batu tahan api ini biasanya menurut kandungan senyawa yang paling
dominan.

GLASS ( KACA )
Sifat-sifat kaca yang cukup baik antara lain :
- Transparan
- Non toxic
- Inert ( tidak bereaksi dengan berbagai bahan kimia)
- Tidak mengakibatkan kontaminasi
- Cukup kuat / keras

Umumnya kaca adalah dibuat dari berbagai campuran oksida, dan non
kristalin/amorph, atom/molekulnya tidak tersusun menurut suatu pola tertentu
seperti halnya logam, tetapi berupa suatu network tiga dimensi yang acak ( seperti
berikut )

- glass former yaitu yang membentuk network dari kaca;


- sebagian sebagai modifier biasanya akan memperlemah ikatan
pada network sehingga menurunkan titik leburnya.
- Dan ada berfungsi sebagai intermediates.

Bahan dari oksida


- glass former : Si O2 yang paling umum P2 O5, B2O3, AS2O3, Sb2
dan blO2.
- Sebagai nodefier : oksida alkali, alkali tanah oksida timbale.
- Sebagai intermediates : oksida aluminium (alumina), beryllia,
futamia, zirconia.

Sodalime glass
Merupakan kaca yang paling banyak di produksi karena harga murah,
tanah tahap divitrifikasi (partikel pada kaca yang menyebabkan gelas).
Relative tahan air

Kegunaannya :
Kaca candela, botol, bola lampu dan table ware yang tidak perlu tahan
tempat tinggi & tahan tahap bahan-bahan kimia.

High quality table ware, keperluan optic, tabung lampi ikan, dan untuk
pembuatan benda seni. Kaca dapat timbale tinggi (sd 80%) digunakan
untuk kaca optic yang gelap, untuk jendela pelindung tahap X-tray.

Sifat lead glass

- titik lebur rendah


- mudah di hot-work
- indeks bias tinggi

Borosilicate glass ( pyrex)

Sangat stabil tahap bahan kimia, tahan tahap thermal shoch, tahanan listrik
tinggi.

Kegunaannya :
- Di industri untuk pipa
- Gelas ukur
- Alat laboratorium
- Isolator listrik
- Beberapa keperluan rumah tangga
High Silica glass
Tahan thermal shock, tempat tinggi (sampai 900ºC), harga cukup
mahal.

Campuran oksida dipanaskan sampai lebur lalu kaca yang masih


kental dibentuk dengan penuangan pada cetakan (moulding) atau
dengan peniupan ( blowing ). Gambar :

Kaca dapat dibuat dengan berbagai cara, misalnya dengan menarik


filamer kaca yang masih kentak ( continouse filament ) dikenal dengan
Fiber Glass atau dengan memasukkan kaca cair ke dalam piringan
berpori yang berputar cepat akan didapat serat gelas yang pendek-
pendek, disebut glass wood.

Fiberglass
Kekuatan s/d 700 Mpa, dapat digunakan bahan komposit dipakai
sebagai bahan isolator panas.

Abrasives
Definisi dari bahan yang digunakan untuk menghaluskan permukaan
bahan lain ( cara menggosokan)
Dapat digunakan :
- membuat grinda
- kertas gosok
- serbuk / pasta
pakshing Bahan-bahan
abrasive:

Dari berbagai oksida dan karbida yang sangat


keras Seperti :

- Alumina
- Silica carbide
- Tingsten corbide, dll

Bahan-bahan ini juga dapat dibentuk dengan cara sintering : pahat


potong ( pahat pat corbida )
Cement ( Semen )
Semen adalah semacam bahan perekat, berupa sebuk, yang bila dicampur
dengan air menjadi pasta, dan dibiarkan menjadi keras.

Berupa serbuk + dengan air → disebut : Porthand Cement

- Tanpa air → kapur bubuk ( Ca (OH)2 )


→ gips ( Ca SO4 )

6.3 Plastik ( Polimer )


Plastik merupakan senyawa organik, terdiri dari karbon, hydrogen, oksigen dan
nitrogen.

Sifat-sifat khas dari plastik :


3
 Ringan : berat jenis ( 1,1 – 1,6 gr/cm )
 Penyekat panas arus listrik yang baik
 Surface finish yang baik dapat langsung dari cetakan
 Dapat diperoleh berbagai warna / transparan
 Kekuatan ( lebih rendah dari logam )
 Tidak cocok temperatur tinggi
 Stabilitas kurang baik, pada kondisi basah.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh plastic maka cocok digunakan untuk:
- Untuk menerima beban yang rendah / menengah
- Untuk konduktivitas panas yang rendah
- Untuk kotak / wadah yang cukup ringan
- Berwarna menarik dan mudah diproduksi
- dll

Plastik mempunyai ikatan polimer yang cukup kuat, tidak mudah terurai.
- Thermosetting
- Thermo plastics
Thermo setting
Yaitu plastic yang segera mengeras setelah mencapai temperature
pembentukannya dan selanjutnya tidak akan menjadi lunak bila dipanaskan
kembali.

Thermo plastics
Ikatan antara rantai-rantai molekul plastic tidak begitu erat, sehingga terjadi
pemanasan bisa mejadi lunak dan temperature diturunkan bisa menjadi
keras ( mudah dibentuk ).

Jenis-jenis plastik dan karakteristiknya

a. Phenolic, termasuk thermosetting plastik


- cukup kuat
- keras
- tidak transparan
- mudah diberi warna
- harga cukup murah
- mudah dibentuk

b. Melamine – thermosetting
- tahan panas
- tahan air
- tidak beraksi dengan bahan kimia
- isolator listrik
- table ware, alat-alat listrik, dll
c. Epoxy
- ulet / tangguh
- elastis
- tidak bereaksi dengan bahan kimia
- kesetabilan dimensi cukup baik
- pembuatannya tidak memerlukan temperature dan tekanan tinggi
digunakan untuk : coating dan alat listrik.
- transparan
- cukup kuat
- tahan impact
- isolator listrik baik
- mudah diberi warna
- tahan terhadap berbagai bahan kimia

d. acrylic yang paling transparan tapi mudah tergores ( Lucite dan plaxi glass)

e. Nylon – thermoplastic
- tahan abrasi
- ulet
- kestabilan dimensi baik
- harga cukup mahal
- bentuk filament : tali, senar, benang, dll.
- Koefisien gesek rendah

f. Polystyrene – thermoplastic
- stabil
- dimensi baik
- menyerap air hanya sedikit
- isolator listrik baik
- mudah terbakar
- mudah bereaksi dengan asam-asam.

g. Vinil
- dapat dibuat tipis seperti karet s/d yang kaku
- ulet . flexible
- cukup kuat
- tidak mudah lapuk
- stabilitas baik
- sedikit menyerap air

h. Polythylene
- ulet / tangguh
- tahanan listrik yang besar
- isolasi kabel listrik
- alat-alat dapur

i. Silicone
- tahan panas
- sifat dielektrik yang tinggi
- menyerap kelembaban sangat rendah

Untuk memperbaiki sifat dari plastik maka perlu ditambahkan beberapa


bahan lain diantaranya :

- sebagai fiber
- plasticuzer
- caloring agent / hibricant

Plasticizer ditambahkan untuk mempermudah pencetakan

6.4 Composite Material


Sebagai suatu kombinasi dari bahan/lebih yang sifatnya sangat berbeda
dengan sifat masing-masing bahan asalnya.

Dari kombinasi ini yang diambil adalah sifat-sifat baiknya saja.


Kompasit yang terjadi secara alamiah :
 Kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam matrik lignin.
 Logam, lamel-lamel ferrite dan cementite ( pearlite )
 Paduan Al-Cu, terjadi Cy Al yang tersebar dalam matrik alpa.

Komposit material dari kombinasi berbagai bahan


1. logam dengan logam
2. logam dengan plastic
3. logam dengan keramik
4. keramik dengan plastic

Tujuan pembentukan komposit :


Untuk menghilangkan sifat-sifat buruk dari masing-masing material yang
berkombinasi sehingga mendapatkan bahan lain dengan sifat-sifat yang
lebih baik.

Komposit dapat digolongkan


1. Agglomerated materials
2. Laminates
3. Surface coated materials
4. Reinforced materials

Agglomerated material adalah bahan yang berbentuk butiran dari berbagai ukuran
dengan suatu bahan perekat.

Contoh :
- Beton: pasir, batu, semen
- Aspal: untuk permukaan jala
2

Daftar Pustaka

1. Meriam, J.L. and Kraige, L.G. (2013). Engineering Mechanics: Statics.


Seventh edition. Singapore: John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd.
2. Beer, F.P. and Johnston, E.R. Jr. (1987) Mekanika Untuk Insinyur :
Statika. Edisi keempat, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Muhamad Fitri, ST, MSi, PhD
Teknik Teknik Mesin

Anda mungkin juga menyukai