Anda di halaman 1dari 12

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu karakter penting dari suatu material adalah elastisitas.
Kelenturan suatu material adalah tergantung pada sifat keelastisitasan material
tersebut. Setiap material yang diberikan sebuah gaya akan mengalami perubahan
bentuk. Pada benda elastis akan mengalami perubahan panjang yang merupakan
akibat dari adanya suatu gaya. Benda ini berlaku hampir semua pada material
padat dengan suatu batasan tertentu. Batasan elastisitas suatu benda adalah dimana
benda tidak bisa lagi meregang, batasan ini sering disebut sebagai fraktur
(patah/putus). Untuk tiap jenis perubahan bentuk benda kita akan mengenal
sebagai tegangan, yang menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan
perubahan bentuk. Selain itu, besaran yang perlu kita ketahui adalah regangan.
Regangan merupakan besaran yang menunjukkan hasil perubahan bentuk.
Pada praktikum yang dilaksanakan kali ini adalah pengamatan elastisitas
terhadap suatu plat besi. Plat besi akan diberikan beban dan ukuran plat yang
berbeda dalam menentukan modulus young. Modulus elastis yang berhubungan
dengan regangan adalah modulus young. Jika gaya (F) yang diberikan pada
sebuah benda di bawah gaya batas elastisitas maka tegangan sebanding dengan
regangan. Modulus Young hanya bergantung pada jenis benda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapati beberapa rumusan masalah
sebagai berikut yaitu:
a. Apakah terdapat perbedaan hasil Modulus Young ketika plat besi diberikan
beban yang berbeda?
b. Bagaimana hasil Modulus Young jika panjang plat besi semakin pendek?
c. Apakah terdapat keterkaitan antara panjang plat dan pembebanan terhadap
hasil Modulus Young?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat praktikum ini adalah:

96
97

1.3.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui perbedaan hasil Modulus Young ketika diberi beban yang
berbeda.
b. Untuk mengetahui hasil Modulus Young jika panjang plat besi semakin
pendek.
c. Untuk memberikan pemahaman tentang keterkaitan panjang plat dan
pembebanan terhadap hasil Modulus Young.
1.3.2 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Modulus Young melalui media
plat besi.
b. Mahasiwa mendapat pengalaman dalam melakukan percobaan Modulus
young ketika plat besi diberikan pembebanan dan panjang yang berbeda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Modulus Young


Modulus Young merupakan salah satu nilai elastisitas yang menyatakan
resistansi suatu benda padat terhadap perubahan panjang yang dialaminya. Nilai
Modulus Young sebuah bahan didunia industri menjadi suatu hal yang penting
untuk diketahui.Salah satunya berkaitan dengan pemilihan bahan yang tepat untuk
pemanfaatannya sebagai produk perkembangan teknologi dalam hidup keseharian.
Pengukuran untuk menentukan nilai Modulus Young suatu bahan dalam
pembelajaran masih kurang. Pengukuran Modulus Young yang pernah dilakukan
yaitu dengan mengamati pertambahan panjang kawat, ketika kawat ditarik dengan
sebuah gaya (Murray,1982). Gaya diberikan dengan cara memberi beban pada
ujung kawat. Metode yang digunakan tersebut memiliki kelemahan dapat
merusak kawat apabila beban yang ditambahkan tidak dikontrol dan melebihi
batas elastistias kawat.
Setiap benda akan mengalami perubahan ketika sebuah gaya diberikan
padanya. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah perubahan panjang. Sifat
benda dimana benda tersebut akan kembali ke bentuk semula ketika gaya yang
bekerja pada benda itu dihilangkan disebut sifat elastisitas benda. Elastisitas
adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya
yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan (Giancolli, 1998:299). Sifat elastis
panjang suatu benda diketahui dari besar konstanta elastisitas panjang bahan yang
biasa disebut modulus Young.
2.2 Tegangan (Stress)
Semua bahan berubah bentuk karena pengaruh gaya. Ada yang kembali ke
bentuk aslinya bila gaya dihilangkan,ada pula yang tetap berubah bentuk sedikit
atau banyak, (Sears, 1944 terjemahan Soedarjana, 1986:236). Jadi, deformasi
bahan ditentukan oleh gaya per satuan luas dan buka oleh gaya total (Kane and
Sternheim, 1976 terjemahan Silaban, 1991:365). Jika sebuah batang tegar yang
dipengaruhi gaya tarik F ke kanan dan gaya yang sama tetapi berlawanan arah
ke kiri, maka gaya-gaya ini akan didistribusi secara uniform ke luas

98
99

penampang batang. Perbandingan gaya F terhadap luas penampang A


dinamakan tegangan tarik. Karena perpotongan dapat dilakukan disembarang
titik sepanjang batang maka seluruh batang dalam keadaan mengalami
tegangan (stress) ditulis berikut:

F
= A (1)

Keterangan:

 = tegangan tarik,N/m² = (Pa),


F = gaya (N), dan
A = luas permukaan (m²)
2.3 Regangan (Strain)
Regangan (Strain) didefinisikan sebagai perubahan panjang terhadap
panjang awalnya.

Δl
e = l˳ (2)

Keterangan:
e = regangan,
l˳ = panjang mula-mula
Δl = perubahan panjang
l = panjang akhir
Regangan tidak memiliki satuan karena merupakan perbandingan
panjang. Kita dapat menggunakan definisi tegangan dan regangan di atas
untuk gaya yang menyebabkan tarikan atau kompresi. Jika kita menerapkan
gaya tarik kita memiliki tegangan tarik dan regangan tarik. Jika kita
menerapkan gaya tekan kita memiliki tekanan tekan dan tekanan tekan.
2.4 Rumus Modulus Young
Secara sederhana modulus Young adalah perbandingan antara tegangan
dan regangan. Persamaannya dapat kita tulis sebagai berikut:
100

σ F/ A Fl˳
E= = = (3)
e Δl/l ˳ A Δl

Keterangan:
E = modulus Young (N/m²)
σ = tegangan (N/m²)
e = regangan
F = gaya (N)
A = luas penampang (m²)
Δl = perubahan panjang (m)
l˳ = panjang mula-mula (m)

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Tegangan dan Regangan (Sumber: Martini, 2009)

Grafik tersebut menunujukkan grafik yang linear sampai titik A. Pada


daerah ini apabila gaya atau tegangan dihentikan maka benda akan kembali seperti
semula. Apabila tegangan diperbesar lagi sampai batas titik B, maka antara
regangan dan tegangan tidak linear lagi. Jika tegangan diperbesar lagi melampaui
batas titik B, maka benda tidak akan kebali ke dimensi semula. Jika tegangan
diperbesar lagi sampai benda mencapai pada titik C, akhirnya benda akan patah.
Perbandingan tegangan dan regangan pada grafik yang linear tersebut adalah
konstan, besarnya konstanta disebut dengan modulus Young.
101
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Plat besi
Memiliki nama besi jenis plat, yang bermakna bahwa sebuah besi dengan
bentuk lembaran dan mempunyai penampang atau permukaan rata. Serta material
ini hadir dengan ukuran plat besi lembaran yang sangat beragam. Pada praktikum
ini, kita menggunakan plat besi dengan luas penampang 17,8 cm x 1,2 cm.

Gambar 3.1 Plat besi

b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda
tertentu. Pada praktikum ini, kita menggunakan jangka sorong dengan ketelitian
0,02 mm.

Gambar 3.2 Jangka Sorong

101
102

c. Penggaris atau Mistar


Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar
untuk menggambar garis lurus. Pada praktikum ini, penggaris digunakan untuk
mengukur luas penampang plat besi, dan variasi panjang plat besi ketika
percobaan.

Gambar 3.3 Mistar atau Penggaris

d. Kunci L
Kunci pas heksagonal L adalah alat berbentuk batang dengan penampang
heksagonal. Alat ini digunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan sekrup
tutup kepala soket segi enam.

Gambar 3.4 Kunci L

e. Dial indikator
Dial indikator disebut juga sebagai dial gauge, alat ukur ini digunakan
untuk mengukur serta memeriksa kerataan pada sebuah bidang atau benda. Skala
pengukurannya sendiri sangat kecil. Bentuk fisik dial indikator adalah seperti jam
103

analog yang memiliki dua sampai tiga jarum penunjuk. Satu jarum sebagai
penunjuk besar dan dua jarum lainnya adalah petunjuk yang ukurannya kecil.

Gambar 3.5 Dial Indikator

f. Penjepit
Penjepit disini berfungsi sebagai penjepit plat besi ketika akan dilakukan
percobaan dengan menaruh beban sinlinder pada plat besi.

Gambar 3.6 Penjepit

3.1.2 Bahan
a. Silinder Baja
Silinder baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan
karbon sebagai unsur paduan utamanya. Pada praktikum ini, silinder berfungsi
104

sebagai beban yang digantung di permukaan plat besi. Silinder ini bermassa 50
gram per satu biji.

Gambar 3.7 Silinder

3.2 Langkah Kerja


3.2.1 Pembebanan Tengah Variasi Beban
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Letakkan plat besi pada penjepit
c. Ukur plat besi pada penjepit dengan panjang tetap 15 cm
d. Kencangkan baut pada penjepit dengan menggunakan kunci L
e. Setelah kencang, letakkan dial indikator pada permukaan plat besi
f. Kemudian kalibrasi skala ke angka nol
g. Taruh beban silinder dengan massa 100 gr
h. Baca hasil pada skala yang ditunjuk
i. Catat hasil pada tabel
j. Ulangi langkah ke tujuh sampai sembilan dengan variasi beban, 150 gr, 200
gr, 250 gr, dan 300 gr
3.2.2 Pembebanan Tengah Variasi Jarak
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Letakkan plat besi pada penjepit
c. Ukur plat besi pada penjepit dengan panjang 15 cm
d. Kencangkan baut pada penjepit dengan menggunakan kunci L
e. Setelah kencang, letakkan dial indikator pada permukaan plat besi
f. Kemudian kalibrasi skala ke angka nol
105

g. Taruh beban silinder tetap dengan massa 300 gr


h. Baca hasil pada skala yang ditunjuk
i. Catat hasil pada tabel
j. Ulangi langkah ke tiga sampai sembilan dengan variasi jarak, 14 cm, 13 cm,
12 cm, dan 11 cm.
3.2.3 Pembebanan Ujung Variasi Beban
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Letakkan plat besi pada penjepit
c. Ukur ujung plat besi pada penjepit dengan panjang tetap 5 cm
d. Kencangkan baut pada penjepit dengan menggunakan kunci L
e. Setelah kencang, letakkan dial indikator pada permukaan plat besi ujung
f. Kemudian kalibrasi skala ke angka nol
g. Taruh beban silinder tetap dengan massa 50 gr
h. Baca hasil pada skala yang ditunjuk
i. Catat hasil pada tabel
j. Ulangi langkah ke tiujuh sampai sembilan dengan variasi beban, 70 gr, 90 gr,
110 gr, dan 130 gr.
3.2.4 Pembebanan Ujung Variasi Jarak
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Letakkan plat besi pada penjepit
c. Ukur ujung plat besi pada penjepit dengan panjang 5 cm
d. Kencangkan baut pada penjepit dengan menggunakan kunci L
e. Setelah kencang, letakkan dial indikator pada permukaan plat besi ujung
f. Kemudian kalibrasi skala ke angka nol
g. Taruh beban silinder tetap dengan massa tetap 50 gr
h. Baca hasil pada skala yang ditunjuk
i. Catat hasil pada tabel
j. Ulangi langkah ke tiga sampai sembilan dengan variasi jarak, 6 cm, 7 cm, 8
cm, dan 9 cm.
106

Anda mungkin juga menyukai