Anda di halaman 1dari 34

1.

Tujuan:
a. Menentukan hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas
b. Menentukan konstanta suatupegas
2. Landasan Teori :
Elastisitas bahan tergantung dari jenis bahan. Meskipun dua bahan tersusun dari molekul atau
unsur yang sama, apabila struktur penyusunannya berbeda, maka elastisitas dua bahan
tersebut juga berbeda.
Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah perbandingan antara gaya yang diberikan dengan pertambahan panjang
benda adalah konstan.
F = k . x k = Fx
Keterangan :
F = gaya (N)
k = konstanta (N/m)
x = perubahan panjang (m)

3. Alat/Bahan :
Statif (1 set)
Penggaris kayu 100 cm 1 buah
Pegas Spiral (1 buah)
* Beban : 20 gram, 50 gram, 100 gram
* Benang Kasur Secukupnya
4. Cara Kerja :
1.Menyiapkan alat dan bahan.
2.Menggantung pegas pada statif yang telah tersedia.
3. Mengukur panjang pegas mula mula.
4 . Menggantungkan beban 20 gram pada pegas yang telah digantungkan pada statif.
5.Mengukur perubahan panjang pada pegas
6. Mengulangi langkah 4 dan 5 dengan mengganti beban 50 gram, 70 gram, dan 100 gram
secara berurutan.
7.Mencatat hasil pengamatan pada tabel data.
5. Tabel Pengamatan :
No m (gram) L0 (cm) L1 (cm)
1 20 15 21
2 50 15 41
3 70 15 49
4 100 15 69

Analisis Data :
K= F
F=W L L
No m (Kg) L0(Meter) L1 (Meter)
= m.g (N) (Meter) ( N/m)
1 0,02 0,2 0,15 0,21 0,06 3,33
2 0,050 0,5 0,15 0,41 0,26 1,92
3 0,070 0,7 0,15 0,49 0,34 2,06
4 0,100 1 0,15 0,69 0,54 1,85
K 2,29
Keterangan :
m = massa beban (gram) L1 = Panjang akhir (m)
F = Gaya (N) L = Perubahan panjang (m)
L0 = Panjang mula-mula (m) K = Konstanta (N/m)

simpulan : Beban yang diberikan akan mempengaruhi perubahan panjang, semakin kecil beban yang
diberikan maka pertambahan panjangnya semakin kecil dan sebaliknya semakin besar beban
yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin besar.
Gaya yang diberikan sebanding dengan perubahan panjang.
Nilai konstanta pegas diperoleh dari perbandingan antara gaya dengan pertambahan panjang,
nilai rata rata konstanta yang kita peroleh adalah 2,29 N/m.

ran :
a. Sebaiknya kita melakukan percobaan beberapa kali dengan menggunakan beban yang
berbeda (20 > x < 100), agar data yang diperoleh lebih akurat.
b. Lebih baik menggunakan ukuran beban yang tidak lebih dari 100 gram, karena dapat
menyebabkan pegas menjadi rusak.

Dasar Teori

Elastisitas : Elastisitas bahan tergantung dari jenis bahan. Meskipun dua bahantersusun dari molekul atau unsur
yang sama, apabila struktur penyusunannya berbeda, makaelastisitas dua bahan tersebut juga berbeda. Setiap
bahan pasti memilik elastisitas tertentu, tapiada bahan yang elastisitasnya tidak terlalu besar nilainya atau
bahkan hampir tidak ada.Elastisitas didasari dengan hukum Hooke. Hukum Hooke adalah hukum atau
ketentuanmengenaigayadalam bidang ilmufisikayang terjadi karena sifatelastisitasdari sebuah pir
ataupegas.Besarnya
gaya Hooke
ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau
lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagaiberikut:
F=kL
di mana
F
adalahgaya(dalam unitnewton)
k
adalah konstante pegas (dalamnewtonpermeter)
L
adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).Robert Hooke. Tidak berlebihan bila
kita menyebutkan bahwa IlmuKekuatan Material
(Strength of Material)
, dibangun di atas hukum Hooke. Oleh karenanya namaRobert Hooke sangat familiar bagi siapa saja yang
menggeluti dunia mekanika material. HukumHooke itu berbunyi,
perubahan panjang suatu benda berbanding lurus dengan beban yangditerimanya
. Material yang memenuhi syarat ini terkenal dengan nama
Hookean Material.
Sedangkan yang tidak, seperti karet dan sebagian besar polimer yang superelastis, disebut
Non- Hookean Material.
Hooke adalah seorang genius yang memiliki keahlian di banyak bidang, antara lain biologi,arsitektur, filsafat,
mekanika, bahkan astronomi. Tapi sayang Robert Hooke tidak mendapatkanpenghargaan yang setimpal
dengan karyanya dari sejarah. Salah satu penyebabnya adalah, diamenjadi rival berat Isaac Newton dan
menjadi salah satu penentang sengit teori-teori Newton.Pada akhirnya sejarah lebih berpihak kepada Newton,
dan menenggelamkan nama RobertHooke.

Teori Elastisitas
Pengertian Elastisitas

Elastisitas ialah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar
yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan.

Hubungan Tegangan (),regangan (e), dan Modulus Young/Modulus Elastisitas (E)

- Tegangan (stress) adalah gaya yang bekerja pada batang dibagi luas penampang batang

- Regangan (strain) adalah pertambahan panjang batang dibagi panjang mula-mula


- Modulus Young/modulus elastisitas ialah perbandingan antara tegangan () dengan regangan (e)
batang

Hukum Hooke

* Hubungan Modulus elastisitas (E) dengan tetapan gaya pegas (k)

* Energi potensial elastisitas pegas

Ialah energy yang tersimpan dalam pegas (bahan elastik)

Usaha yang dilakukan untuk meregangkan atau memapatkan sebuah pegas dinamakan energi potensial pegas.

dimana : Ep = Energi potensial pegas (joule)

* Susunan pegas
Fisika Dasar Elastisitas - Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan
regangan yang bersangkutan penting peranannnya dalam cabang fisika yang
disebut teori elastisitas pada ilmu kekuatan bahan dibidang engineering. Apabila
suatu jenis tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangannya, akan ternyuata
bahawa diagram tegangan - regangan yang kita peroleh berbeda - beda bentuknya
menurut jenis bahannya. Dua bahan yang termasuk jenis bahan yang sangat
penting dalam ilmu dan teknologi dewasa ini ialah logam dan karet yang divulkanisir.
Bahkan di antara logam - logam, perbedaan tersebut sangatlah luasnya.
memperlihatkan sederhana dan regangannya menunjukkan prosentase
perpanjangan. Di bagian awal kurva (sampai regangan yang kurang dari 1 %),
tegangan dan regangan adalah proporsional sampai titik a (batas proporsionalnya)
tercapai. Hubungan proporsional antara tegangan dan regangan dalm daerajh ini
disebut Hukum Hooke. Mulai a sampai b tegangan dan regangan tidak proporsional,
tetapi walaupun demikian, bila beban ditiadakan disembarang titik antara 0 dan b,
kurva akan menelusuri jejajknya kembali dan bahan yang bersangkutan akan
kembali kepada panjang awalnya. Dikatakanlah bahwa dalam daerah ob bahan itu
elastis atau memperlihatkan sifat elastis dan titik b dinamakan batas elastis.
Kalau bahan itu ditambah bebannya, regangan akan bertambah dengan
cepat, tetapi apabila beban dilepas di suatu titik selewat b, misalkan di titik
c, bahan tidak akan kembali kepanjang walnya, melainkan akan mengikuti
garis putus - putus. Panjangnya pada tegangan nol kini lebih besar dari
panjang awalnya dan bahan itu dikatakan mempunyai suatu regangan
tetap (permanent set). Penambahan beban lagi sehingga melampaui c
akan sangat menambah regangan sampai tercapai titik d, dimana bahan
menjadi putus. Dari b ke d, logam itu dikatakan mengalami arus plastis
atau deformasi plastis, dalam mana terjadi luncuran dalam logam itu
sepanjang bidang yang tegangan luncurnya maksimum. Jika antara batas
elastik dan titik putus terjadi deformasi plastik yang besar, logam itu
dikatakan kenyal (ductile). Akan tetapi jika pemutusan terjadi segera
setelah melewati batas elastis, logam itu dikatakan rapuh.
Gejala yang analog yang terjadi pada bahan magnet disebut histeris
magnet. Luas bidang yang dibatasi oleh kedua kurva itu, yaitu luas
lingkaran histeris, sama dengan energi yang hilang di dalam bahan elastis
atau bahan magnetik. Beberapa jenis karet histeris elastiknya besar. Sifat
ini membuat bahan itu bermanfaat untuk peredam getaran. Jika balokdari
bahan semacam ini diletakkan antara sebuah mesin yang bergetar dan
lantai misalnya, terjadilah elastis setiap daur getaran. Energi mekanik
berubah menjadi yang dikenal sebagai energi dakhil, yang kehadirannya
dapat diketahui dari naiknya temperatur. Hasilnya, hanya sedikit saja
energi getaran diteruskan ke lantai.
Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu
bergantung pada sifat bahan yang menderita tegangan itu. Perbandingan
tegangan terhadap regangan, atau tegangan per satuan regangan, disebut
modulus elastik bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus elastik,
semakin besar pula tegangan yang diperilakukan untuk regangan tertentu.
Marilah kita telaah dulu perihal tegangan (tarik dan kompresi) dan
regangan (tarik dan kompresi) memanjang. Percobaan membuktikan
bahwa sampai batas proporsional, tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama, tidak peduli apakah tegangan itu atau
karena tegangan akibat tarikan atau akibat kompresi. Karena itu
perbandingan tegangan tarik terhadap regangan tarik, untuk bahan
tertentu, sama dengan perbandingan tegangan kompresi terhadap
regangan kompresi. Perbandingan ini disebut modulus regangan, atau
modulus young, bahan yang bersangkutan dan dilambangkan dengan Y.
Jika batas proporsional belum terlampaui, perbandingan teganganterhadap
regangan konstan dan karena itu Hukum Hooke sama maknanya dengan
ungkapan bahwa dalam batas proporsional, modulus ealstik suatu bahan
adalah konstan, dan bergantung hanya pada sifat bahannya.
Karena regangan hanya merupakan bilangan, satuan modulus young sama
seperti satuan tegangan, yaitu gaya per satuan luas. Dalam tabel,
reganganbiasanya dinyatakan dalam pound per inci kuadrat atau dyne per
sentimeter kuadrat.
Bila hubungan antara ketegangan dan regangan tidak linier,. Maka
modulus elastik dapat didefinisikan lebih umum lagi sebagai perbandingan
limit perubahan kecil tegangan terhadap perubahan regangan yang
diakibatkan tegangan itu. Jadi, jijka gaya Fn bertambah sebesar dFn, dan
sebagai akibatnya panjang batang itu bertambah sebesar dl,
Modulus luncur L suatu bahan, dalam daerah hukum Hooke, didefinisikan
sebagai perbandingan tegangan luncurdegan regangan luncur yang
dihasilkannya. Modulus luncur suatu bahan juga dinyatakan ebagai gaya
per satuan luas. Untuk kebanyakan bahan, besar modulus luncur ini
setengah sampai sepertiga besar modulus Young. Modulus luncur dusebut
juga modulus ketegaran (modulus of rigidity) atau modulus puntiran
(torsion modulus).
Definisi modulus luncur yang umum lagi ialah: dimana dx ialah
pertambahan x apabila gaya luncur bertambah sebesar dFt. Modulus
luncur mempunyai arti hanya untuk bahan padat saja. Zat cair dan gas
akan mengalir kalu menderita tegangan luncur dan tidak akan menahannya
secara permanen. Modulus yang menghubungkantekanan hidrostatik
dengan regangan volum yang dihasilkannya disebut modulus bulk dan
dilambangkan dengan huruf B. Definisi umum modulus bulk ialah
perbandingan (negatif) perubahan tekanan terhadap perubahan tegangan
volum yang dihasilkannya: Tanda minus dimasukkan dalam definisi B
karena bertambahmnya tekanan selalu menyebabkan berkurangnyavolum.
Artinya, jika dp positif, dV negatif. Dengan memasukkan tanda minus ke
dalam definisi itu, berarti kita membuat modulus bulk itu sendiri suatu
besaran positif.
Perubahan volum zat padat atau zat cair akbiat tekanan demikian kecilnya,
sehingga volum V dalam persamaan (11-11) dapat dianggap konstan.
Asalkan tekanan tidak terlalu besar, perbandingan dp/v juga konstan,
modyulus bulk kosatan, dan dp dan dV dapat kita gantidengan perubahan
tekanan dan volume yang terbatas. Tetapi volumesuatu gas jelas sekali
berubah akibat tekanan dan untuk gas haruslah digunakan definisi umum
B. Resiprokal modulus bulk disebut kompresibilitas k. Berdasarkan
definisinya: Jadi kompresibilitas suatu bahan sama dengan beberapa besar
berkurangnya volum, - dVIV, persatuan kenaikan tekanan dp. Satuan
modulus bulk sama seperti satuan tekanan, dan satuan kompresibilitas
sama seperti satuan tekanan resiprokal. Jadi, kalau dikatakan nbahwa
kompresibilitas air (lihat tabel 10-2) 50 x 10-6 atm-1, berarti volumnya
kuarang sebesar 50/1.000.000. volume asal untuk setiap kenaikan 1atm
tekanan. (1 atm 14,7 lb in-2).
Modulus elastik yang banyak macamnya itu masing - masing merupakan
besaran yang menyatakan sifat elastik suatu bahan tertentu dan bukan
menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang, kabel, atau pegas
yang terbuat dari bahan yang bersangkutan mengalami perubahan akbat
pengaruh beban. Kalu persamaan (10-7) diselesaikan untuk Fn, Atau, bila
YA/lo diganti dengan satu konstanta k dan perpanjangan Dl kita sebut x,
maka: Fn = kx
Dengan perkataan lain,besar tambahan panjang sebuah benda yang
mengalami tarikan dihitung dari panjang awalnya sebandaing dengan
besar gaya yang meregangkannya. Hukum Hooke mulanya diungkapkan
dalam bentuk ini, jadi tidak atas dasar pengertian tegangan dan regangan.
Apabila sebuah pegas kawat auloir diregangkan, tegangan di dalam kawat
itu praktis merupakan tegangan luncur semata. Pertambahan panjnag
pegas itu sebagai keseluruhan berbanding lurus dengan besar gaya yang
menariknya. Maksudnya, persamaan berbentuk F = kx itu tetap berlaku,
dimana konstanta k bergantung pada modulus luncur kawat itu, pada
radiusnya, pada radius ulirnya, dan pada jumlah ulir.
Konstanta k,atau perbandingan gaya terhadap perpanjnagan, disebut
konstanta gaya atau kekuatan pegas itu7, dan dinyatakan dalam pound per
foot,. Newton per meter,atau dyne per sentimeter. Bilangannya sama
dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan.
Perbandingan perpanjnagan dengan gaya, atau perpanjangan per satuan
gaya, disebut pemuluran (compliance) pegas itu. Pemuluran sama dengan
resiprokal konstanta gaya dan dinyatakan dalam feet per pound, meter per
newton, atau sentimeter per dyne. Bilangannya sama dengan
perpanjangan yang dihasilkan oleh satuan gaya.[ki]

Modulus elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan . tegangan
(stress) S yang dialami oleh batang didefinisikan sebagai perbandingan gaya F terhadap luas
penampang A, satuan tegangan (stress) adalah newton/m2 (pascal) Dyne/cm2

Regangan adalah perubahan relatif bentuk benda yang mengalami tegangan misalkan
sebuah sebuah batang yang panjangnya Lo, berubah menjadi L setelah kedua ujungnya mengalami
gaya tarik F atau dibagian tengah batang diberikan suatu beban (pemberat). rengangan (strain)
tarikan atau tekanan didefinisikan sebagai perbandingan pertambahan panjang terhadap panjang
awalnya.

Untuk tegangan dan rengangan yang cukup kecil Modulus elastisitas dan hanya bergantung
pada jenis bahan , tidak lagi bergantung pada ukuran benda. karena itu Hukum Hooke secara lebih
umum dituliskan sebagai berikut: Tegangan=Modulus KOnstan x renganga.

Kata kunci : rengangan ,tegangan, elastisitas

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, prinsip-prinsip modulus
elastisitas telah banyak diterapkan manusia seperti peristiwa melengkungnya sebuah penggaris jika
di tengah-tengah penggaris diberikan beban, jembatan kayu yang jika dilewati oleh manusia /
beban yang berada ditengah-tengah suatu jembatan kayu, dan permainan karet. Dimana dalam
peristiwa diatas kita dapat menghitung / menentukan elastisitas dari kayu / karet.

Pada percobaan in menentukan modulus elastisitas dari suatu batang logam ini tidak
terlepas oleh kelanturan (f), dimana kelnturan adalah dapatnya sebuah bentuk yang diinginkan yang
sesuai diinginkan / dapat melengkung suatu benda jika diberikan beban.

Menurut hokum Hooke, gaya yang bekerja perlu suatu benda (batang) akan mengakibatkan
perubahan panjang atau pelengkungan pada batang tersebut selama dalam batas elastisitasnya.
Perbandingan antara regagan terhadap regangan yang diakibatkan selalu kostur. Pembahasan gerak
selama ini berdasarkan anggapan bahwa benda yang bergerak adalah benda tegar, hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah persoalan. Kenyataan semua benda pada batas tertentu akan
mengalami perubahan bentuk / volume sebagai akibat adanya gaya luar. Pada praktikum ini hanya
akan dibahas perubahan-perubahan benda yang langsung dapa di ukur.
DASAR TEORI

Kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, adalah modulus elastisitas
bahan atau sering disebut modulus Young. Nilai E untuk berbagi bahan disajikan pada percobaan
berikut. Karena unit regangan merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio dan satuan panjang, maka
E mempunyai satuan yang sama dengan tegangan yaitu N/m2 . untuk banyak bahan-bahan teknik,
modulus elastisitas dalam tekanan mendekati sama dengan modulus elastisitas dalam tarikan. Perlu
dicatat bahwa perilaku bahan dibawah pemebebanan yang akan kita bahas dalam percobaan ini
dibatasi hanya pada daerah kurva tegangan regangan.

1. Tegangan (stress )

Tegangan adalah gaya persatuan luas penampang. Suatu tegangan adalah N/m2 secara matematis
dapat dituliskan

2. Regangan (strain)

Regangan adalah pebandinga antara petambahan panjang suatu batang terhadap panjang awal
mulanya bila batang itu diberi gaya, secara matematis dapat dituliskan

Dari kedua persamaan diatas dan pengertian modulus elastisitas, kita dapat mencari persamaan
untuk menghitung besarnya modulus elstisitas yang tidak lain adalah

E= =

Satuan utnuk modulus elastisitasnya adalah N/m2.

Sebuah batang R diletakkan diatas dua titik tumpu T dan dipasang kait k ditengah-tengah
batang tersebut, kemudian pada kaitk terseut diberi beban B yang berubah-ubah besarnya. Pada k
terdapat garis sumbu G yang dibelakangnya dipasang skala S dengan cermin disampingnya. Bila B
ditambah atau dikurangi maka G akan turun / naik kedudukan G dapat dibaca pada skala S untuk
mengurangi kesalahan pembacaan, maka pembacaan harus dilakukan berimpit dengan bayangannya
pada cermin.

Bila pelenturan = (f) pada penambahan beban maka:

f=

f=

Dimana :

E = modulus elastisitas
b = lebar panjang

h = tebal batang

p = pajang dari satu tumpuan ke tumpuan ke tumpuan lain

l = momen inersa

f = kelenturan

p = panjang

METODE PERCOBAAN

Dalam percobaan ini praktikum menggunakan metode eksperimen, dengan melakukan


percobaan dilaboratorium fisika dasar. Dengan langkah langkah sebagai berikut .

1. Menyiapkan alat dan bahan yang telah disiapkan

2. Munyusun alat percobaan

3. Melakukan pengecekan alat

4. Melakukan percobaan

Selain menggunakan metode eksperimen, demi tercapainya kesempurnaan praktikum juga


menggunakan metode tak langsung yaitu dengan tebak literatur

PENGUJIAN SISTEM

Pada percobaan Modulus Elastisitas yang diuji adalah melengkungnya suatu batang .
langkah-langkah seperti berikut :

1. Mengukur jarak antara 2 tumpuan (L) panjang batang (l) lebar batang (b) dan tebal batang (h)

2. Meletakkan batang diatas kedua tumpuan dan letakkan kait pada batang (kira-kira ditengah
batang)

3. Membaca kedudukan lempeng (bagian atas) pada skala cermin yang ada pada statip

4. Menambahkan beban setiap kali penambahan diamati bagian atas dari batang pada
cermin skala

5. Mengurangi beban, dan amati bagian atas dari batang pada cermin skala pada setiap
pengurangan

6. Melakukan langkah-langkah diatas untuk logam yang lain


HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari langkah-langkah percobaan diatas didapatkan dari hasil percobaan sebagai


berikut :

Dengan menggunakan rumus :

E=

Serta menggunakan persamaan simpangan pelengkungan :

f=

Modulus elastisitasnya dapat diketahui dengan besaran simpangan baku

f=

Hasil percobaan yang didapatkan dapat dilihat ditabel bawah ini

No

Batang

E(

E (

Kayu

0,27 cm

0,026 cm

4,89 x

0,0789 x

Besi

0,14 cm
0,0157 cm

4,06 x

5,815 x

KESIMPULAN

Hubungan antara tegangan dan rengangan setiap bahan berbeda, tergantung jenis bahan
nya , bila beban ditiadakan bahan akan kembali ke seperti semula, dan jika beban ditambah ,
rengangan akan semakin besar dan sampai lewat batas bahan tidak dapat kembali kebentuk semula.

Nilai Modulus Elastisitasnya berbeda jika bahan berbeda juga, dikarenakan tiap-tiap bahan
memiliki massa ,lebar, tebal yang berbeda jadi nilai modulus elastisitas nya berbeda pula ,dan
tergantung pada gaya yang diberikan .

DAFTAR PUSTAKA

1. Frederick J. Bueche. Seri buku nSchaum, Teori & soal fisika Bab 12 , Elastisitas, Hukum Hook.

2. Sears, Francis Weston ; Zemansky , Mark W ; Fisika untuk universitas jilid 1 ; Bina Cipta .

3. Dra. Inany Fvroidah : FISIKA DASAR 1 : Gramadiapustaka. Mekanika: Bab 8 Elastisitas.

PRAKTIKUM FISIKA
MODULUS ELASTISITAS
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
Dalam percobaan tentang modulus elastisitas peserta praktikum diharapkan agar konsep
tegangan regangan tarik dan modulus elastisitas dapat dijelaskan oleh para peserta praktikum
fisika dasar. Selain itu diharapkan modulus elastisitas dari suatu bahan tertentu dapat di
jelaskan oleh peserta praktikum fisika dasar I.
DASAR TEORI
Jika terdapat sebuah pipa karet dan direnggangkan oleh sebuah gaya maka gaya yang
dibutuhkan adalah dua kali gaya semula . Agar dihasilkan pemanggangan yang sama dari dua
pipa karet ( kene, 1988 )
Elastisitas adalah sifat benda yang mengalami perubahan deformasi secara tidak permanen.
Berdasarkan sifat tersebut benda dibagi menjadi 2 jenis. Kedua jenis tersebut adalah elastisitas
sempurna (depdikbud, 1986)
Elastisitas adalah hubungan antara tegangan dan regangan sedangkan modulus elastisitas
adalah tegangan yang diperlukan untuk tujuan dihasilkan suatu regangan tertentu dan
bergantung pada sifat benda yang diberi tegangan. Perbandingan tegangan persatuan regangan
disebut modulus elastisitas. Perbaningan ini juga disebut odulus yang didefinisikan:
E=(Tegangan tarik)/(Regangan tarik)
=/
=(F/A)/(l/L)
E =(F.L)/(L.A)
(Mansfileid, colm. 1978)
Jika sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang diganytung vertical. Panjang
benda berubah jika besar perpanjangannya L lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda,
L menunjukkan bahwa ia sebanding dengan berat benda/ gaya yang diberikan pada benda.
Perbandingan ini dituliskan dengan persamaan :
F= L. K (hokum hook)
(Halliday, 1991)
Uncategorized

PERCOBAAN V
ELASTISITAS
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
n : Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang hukum Hooke dan dapat menentukan nilai
tetapan pegas dari hasil percobaan
2. Hari, tanggal : selasa, 8 Mei 2012
: Laboraturium Fisika FKIP,
Universitas Mataram

B. LANDASAN TEORI
Benda elastis adalah bahan yang mudah diregangkan serta selalu cendrung pulih ke
keadaan semula, dengan menggunakan gaya reaksi elastisitas atas gaya tegangan yang
meregangnya. Menurut hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang
dimaksud dengan regangan adalah presentasi perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya
yang merenggang persatuan luas penampang yang di kenainya ( Soedojo, 2004: 33).
Modulus elastik merupakan besaran yang menyatakan sifat elastik suatu bahan
tertentu dan bukan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau kabel atau pegas
yang terbuat dari bahan yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban
f=kx. Konstanta k, atau perbandingan gaya terhadap perpanjangan disebut konstanta gaya
atau kekuatan pegas. Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan
perpanjangan satuan (Zemansky, 1982:261-262)
Elastisitas adalah sifat dimana benda kembali pada ukuran dan bentuk awalnya
ketika gaya-gaya yang mendeformasikan (mengubah bentuknya) dihilangkan. Batas elastis
suatu benda adalah tegangan yang terkecil yang akan menghasilkan gangguan permanen pada
benda. Ketika ldiberikan tegangan melebihi batas ini, benda tidak akan kembali persis seperti
keadaan awalnya setelah tegangan tersebut dihilangkan (Bueche, 2006: 98).
Sebuah benda dikatakan elastis sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan
bentuk dihilangkan benda akan kembali ke bentuk semula. Sekalipun tidak terdapat benda
yang elastik sempurna, tetapi banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai
deformasi yang terbatas disebut limit elastik. Jika benda berdeformasi di atas limit elastiknya,
dan apabila gaya-gaya dihilangkan, maka benda-benda tersebut tidak kembali ke bentuk
semulanya. Benda ini disebut bersifat plastik. Perbedaan antara sifat elastik dan plastik
hanyalah terdapat pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi (Sarojo,
2002: 318).
Jika sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang digantung
vertikal, panjang benda berubah. Jika besar perpanjangan, , lebih kecil dibandingkan
panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa sebanding dengan berat atau gaya yang
diberikan pada benda. Perbandingan ini dapat dituliskan dapat dituliskan dalam
persamaan . Di sini menyatakan gaya (atau berat) yang menarik benda, adalah
perubahan panjang, dan adalah konstanta pembanding. Persamaan ini disebut hukum
Hooke (Giancoli, 2001: 299).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Penggaris kayu 50cm 1 buah
b. Mistar 40 cm 1 buah
c. Statif 1 buah
d. Pegas 2 buah
e. Beban gantung

2. Bahan
a. Kertas grafik secukupnya
b. Benang kasur secukupnya

D. CARA KERJA
1. Pegas
Sebelum memulai praktikum, sebagai persiapan percobaan kami menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini, kemudian memulai praktikum dengan
langkah kerja sebagai berikut:
a. menyusun peralatan seperti pada gambar di bawah ini;

Gambar 5.1 Rangkaian alat praktikum elastisitas untuk pegas A


b. menghitung panjang pegas mula-mula (lo) sebelum di gantungi beban (Mo)
c. menambahkan beban ( ) pada pegas dan mencatat kembali panjang pegas ( )
d. menambahkan beban kembali dan mencatat kembali panjang pegas

e. menambahkan beban kembali dan mencatat kembali


panjang pegas

E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel
a. Tabel hasil pengamatan menggunakan pegas A

No. Beban,
(kg) (kg) (N) (m) (m)
1. 0,05 0,05 0,5 0,168 0,05
2. 0,10 0,10 1,0 0,264 0,146
3. 0,15 0,15 1,5 0,362 0,244
Tabel 5.1 Tabel hasil pengamatan menggunakan pegas A
Keterangan :

2. Grafik
a. Grafik hubungan antara dengan untuk pegas A
Grafik 5.1 Grafik hubungan antara dengan untuk pegas A

Kemiringan grafik

G. PEMBAHASAN
Benda ditinjau dari kelenturannya dibedakan menjadi dua, yaitu benda plastis dan
benda elastis. Benda elastis adalah benda yang jika dikenai gaya akan berubah bentuk, tetapi
setelah gaya tersebut dihilangkan benda akan kembali ke bentuk semula. Contohnya adalah
pegas. Benda plastis adalah benda yang akan berubah bentuk jika dikenai gaya tetapi ketika
gaya dihilangkan, benda tidak kembali ke bentuk asalnya. Contohnya tanah liat. Dalam
beberapa hal, kelastisan suatu benda tidak mudah patah atau putus. Contohnya kayu yang di
buat melengkung untuk meubel. Bila kayu tidak memiliki keelastisan, maka kayu tidak bisa
melengkung dan menjadi patah.
Sifat elastis suatu benda juga ada batasnya. Contohnya bila kayu telah
dilengkungkan tadi patah. Ini berarti batas elastisitas kayu telah terlampui hingga kayu
menjadi patah.
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa diharapkan mampu memahami
tentang hukum hooke dan dapat menentukan nilai tetapan pegas dari hasil percobaan. Dalam
praktikum ini langkah langkah yang kami lakukan adalah dengan menyusun alat sesuai
dengan gambar pada petunjuk buku praktikum, mengukur panjang pegas diberi beban yang
bervariasi dari 1 beban hingga 3 beban, hasilnya adalah pegas tidak merenggang saat tidak
diberi beban dan meregang lalu semakin meregang ketika beban ditambahkan dari 1 beban
hingga 3 beban.
Dari grafik hasil pengamatan ternyata didapatkan hubungan antara F dengan l
(perubahan panjang pegas). Massa 1 beban pada praktikum ini adalah sama yaitu 0,05 kg.
Sehingga masssa beban 1 = 0,05kg. massa beban 2= 0.1 kg dan massa beban 3 adalah 0,15.
m1<m2<m3. Karena F = mg maka F1<F2<F3. Ini mengkibatkan semakin berat beban yang
diberikan, semakin besar gaya; semakin besar perubahan panjang pegas. Inilah hubungan
yang kami dapatkan dari grafik hasil pengamatan. Hasil pengamatan ini sesuai dengan hukum
hooke yaitu pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya tarik yang diberikan pada
pegas asalkan batas elastisitas pegas tidak dilampui; secara matematis di tulis F= kl.
k sebagai konstanta pegas adalah perbandingan gaya terhadap perpanjangan
bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan.
Sari analisis data didapatkan k nilainya berkisar antara 5,991 N/m hingga 9,341 N/m. Ini
berarti dibutuhkan gaya berkisar antara 5,991 hingga 9,341 N/m untuk membuat pegas
bertambah panjang 1 meter.
Praktikum kami memiliki presentase kesalahan 21,85% dan persentase
keberhasilannya 78,15% hasil yang tidak sempurna ini disebabkan kurang ketelitian kami
saat pengukuran panjang pagas. Tetapi tetap dikatakan berhasil.

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data, dan tujuan dilaksanakannya praktikum,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Elastisitas adalah sifat benda yang kembali ke ukuran dan bentuk semula ketika gaya yang
menyebabkan benda tersebut berubah ukuran dan bentuk dihilangkan
b. Bahan elastisitas adalah bahan yang berubah bentuk dan atau ukurannya tetapi kembali
seperti semula ketika gaya mempengaruhi di hilangkan;
c. Bahan tak elastis adalah bahan yang berubah bentuk dan ukurannya saat ada gaya yang
mempengaruhinya dan apabila gaya yang mempengaruhinya dihilangkan, bahan tersebut
tidak kembali kebentuk awalnya;
d. Elastisitas suatu benda memiliki batas;
e. sebanding dengan
f. Konstanta pegas (k) adalah perbandingan gaya terhadap pertambahan panjang;
g. Konstanta pegas pada percobaan ini berkisar antara 5,991 N/m hingga 9,341N/m

2. Saran
Praktikum elastisitas ini tidak dapat menunjukkan hukum Hooke pada pegas
dengan maksimal, karena salah satu pegas yang digunakan rusak, sehingga untuk
membandingkan hasil yang didapat lebih sulit. Karena itu, mohon untuk ke depannya ala-alat
yang rusak dapat diperbaiki sehingga praktikan dapat lebih mengerti mengenai konsep fisika
melalui praktikum.

Soedojo , peter.2004.Fisika Dasar. Yogyakarta:Andi


Zemansky, Sears.1982.Fisika Untuk Universitas.Bandung: Binacipta
Buche, Frederick J. 2006. Fisika Universitas Edisi Sepuluh. Jakarta: Erlangga.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2002. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta: Salemba Teknika.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.

Percobaan Elastisitas Karet 0

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Bagong HS | 05:20 |education , fisika

I. Judul : ELASTISITAS

II. Tujuan : Mengamati elastisitas bahan

III. Alat dan Bahan :


1. Statif

2. Penggaris satu meter

3. Beban gantung @10 gram (10 buah)

4. Karet pentil sepeda atau karet gelang ( 20 cm)

IV. Langkah Kerja :

1. Menyusun alat dan bahan seperti gambar

2. Menggantungkan beban mula-mula (Mo)

3. Membaca kedudukan jarumnya (Io)

4. Menambahkan beban menjadi (m)

5. Mencatat kedudukan jarumnya (I)

6. Mengulangi percobaan tersebut hingga sepuluh beban

7. Mencatat hasilnya

V. Landasan Teori :
~ Elastisitas adalah : Kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik
panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-gaya
yang menekan atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk benda kembali seperti
semula.

~ Hukum Hooke

Hukum Hooke adalah perbandingan antara gaya yang diberikan dengan pertambahan panjang
benda adalah konstan.

F = k . x k = F/x

Keterangan :

F = gaya (N)

k = konstanta (N/m)

x = perubahan panjang (m)

VI. Tabel Pengamatan :

Mo = 50.10-3 Kg

Io = 23,5.10-2 m

No Beban m (Kg) m-m0 (Kg) F (m-m0) g (N) Io (m) I= I Io (m)

1 60 .10-3 10 .10-3 100 .10-3 24,3 .10-2 0,8 .10-2

2 70 .10-3 20 .10-3 200 .10-3 24,5 .10-2 1,0 .10-2

3 80 .10-3 30 .10-3 300 .10-3 24,7 .10-2 1,2 .10-2

4 90 .10-3 40 .10-3 400 .10-3 24,9 .10-2 1,4 .10-2

5 100 .10-3 50 .10-3 500 .10-3 25,1 .10-2 1,6 .10-2

6 110 .10-3 60 .10-3 600 .10-3 25,3 .10-2 1,8 .10-2


7 120 .10-3 70 .10-3 700 .10-3 25,5 .10-2 2,0 .10-2

8 130 .10-3 80 .10-3 800 .10-3 25,7 .10-2 2,2 .10-2

9 140 .10-3 90 .10-3 900 .10-3 25,9 .10-2 2,4 .10-2

10 150 .10-3 100 .10-3 1000 .10-3 26,1 .10-2 2,6 .10-2

VII. Pertanyaan dan Jawaban :

Apakah grafik diatas sesuai dengan hukum Hooke ?

Jawab : Ya sesuai, karena gaya berbanding lurus dengan pertambahan panjang.

Dari percobaan tersebut nilai k untuk pendulumtersebut ialah ?

Jawab : Diket : F = 0,1 Kg

I = 0,2.10-2 m

k = F/I

Jadi nilai k = 50 N/m

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disumpulkan bahwa besarnya gaya yang bekerja pada karet
berbanding lurus dengan pertambahan panjang dalam keadaan seimbang.

kita dapat mengetahui bahwa walaupun karet bertambah panjang namun masih bisa kembali
seperti semula sehingga dapat kita ketahui bahwa elastisitas merupakan pertambahan panjang
yang dapat kembali seperti semula, jika tidak dikenai gaya lagi.

PERCOBAAN V

ELASTISITAS

1. A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan percobaan : 1. Mampu memahami hukum hooke.

2. Dapat menentukan nilai tetapan pegas dari hasil percobaan.

1. Hari, tanggal : Jumat, 25 November 2011


3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP Universitas Mataram

1. B. Landasan teori
Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar di hilangkan.
Sebuah benda dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk di
hilangkan.Banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai depormasi yang terbatas
disebut limit elastiknya,dan apabila gaya-gaya dihilangkan , maka benda tersebut tidak kembali
kebentuk semula . Beberapa bahan mendekati sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan tdak ada
kecenderungan untk kembali kebentuk semula setelah gaya dihilangkan. Bahan ini disebut bersifat
pelastik .Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan pelastik. Hanyalah terletak pada tingkatan
dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi.Anggap saja benda-benda ini bersifat homogen dan
isotropik.Homogen berarti pada setiap bagian benda mempunyai kerapatan sama.Sedangkan
isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat fisis sama kesegala arah(Ganijanti
Aby Sarojo, 2002:318).

Jika besar perpanjangan x lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen
menunjukkan bahwa L sebanding dengan berat atau gaya yang diberikan pada benda.
Perbandingan ini dapat kita tuliskan dalam persamaan:

Di sini F menyatakan gaya yang menarik benda, L adalah perubahan panjang dan k adalah
konstanta pembanding. Ternyata persamaan tersebut berlaku untuk hampir semua materi padat dari
besi sampai tulang, tetapi hanya sampai suatu batas tertentu. Karena jika gaya terlalu besar, benda
meregang sangat besar dan akhirnya patah. Ternyata untuk gaya yang sama, besar regangan
sebanding dengan panjang awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Yaitu;
makin panjang benda makin besar pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu; dan makin
tebal benda tersebut, makin kecil pertambahan panjangnya(Giancolli, 2001:299).
Tegangan (stress) atau gaya pendeformasi persatuan luas menghasilkan regangan (strain)
atau deformasi satuan. Spesimen bersangkutan berdeformasi secara permanen pada waktu
tegangan sama dengan kekuatan luluh material atau bahan. Baja patah ketika tegangan sama
dengan kekuatan batas material. Pada rentang rekayasa teknik tegangan dan regangan sebanding
satu sama lain (David Halliday, 2009:505).

1. C. Alat dan Bahan

i. Alat

i. Statif 1 set

ii. Penggaris kayu 1 m 1 buah

iii. Mistar 100 cm 1 buah

iv. Pegas 1 buah

v. Micrometer sekrup 1 buah

2. Bahan

. Beban gantung 1 set

i. Kertas grafiks secukupnya

ii. Tali secukupnya

1. D. Cara Kerja

i. menyusun peralatan seperti pada gambar;

1. menggantungkan beban mula-mula (m0) sedemikian sehingga pegas teregang baca kedudukan
jarumnya (l0);

2. menambahkan beban menjadi (m) dan mencatat pula kedudukan jarum (l);
3. mengulangi kegiatan di atas dengan setiap kali memperbesar beban dan mencatat kedudukan
jarum penunjuknya;

4. mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan;

5. membuat kurva yang mengatakan hubungan antara F dengan L.

1. E. Hasil Pengamatan

i. Tabel

i. Menggunakan pegas A
Beban (m) m-m0 F=(m-m0) L L=l-l0
No
(kg) (kg) g (N) (m) (m)

1 0,05 0,05 0,49 0,127 0,007

2 0,1 0,1 0,98 0,215 0,095

3 0,15 0,15 1,47 0,313 0,193

m0= 0 kg g= 9,8 m/s2 l0= 0,12 m

1. Menggunakan pegas B
Beban (m) m-m0 F=(m-m0) L L=l-l0
No
Kg (kg) g (N) (m) (m)

1 0,05 0,05 0,49 0,166 0,05

2 0,1 0,1 0,98 0,205 0,089

3 0,15 0,15 1,47 0,358 0,242

m0= 0 kg g= 9,8 m/s2 l0= 0,116 m

1. Gambar/Grafik
Kurva hubungan antaraa F dengan L
1. F. Hasil Pengamatan

i. Untuk Pegas A

i. Menentukan Konstanta Pegas

1. Diketahui :
m0 :0 kg

g : 9,8 m/s2

l0 : 0,12 m

m1 : 0,05 kg

l1 : 0,127 m

Ditanya :

F1 = ?

L1 = ?

k1 = ?

Jawab :

F1 = (m1-m0) g

= (0,05-0) 9,8

= 0,05.9,8

=0,49 N

L1 = l1-l0

= 0,127-0,12

= 0,007 m

k1 = /m

Jadi, dari data pertama untuk pegas A kita mendapatkan 70 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.

1. Diketahui :
m0 :0 kg

g : 9,8 m/s2

l0 : 0,12 m
m2 : 0,1 kg

l2 : 0,215 m

Ditanya :

F2 = ?

L2 = ?

k2 = ?

Jawab :

F2 = (m2-m0) g

= (0,1-0) 9,8

= 0,1.9,8

=0,98 N

L2 = l2-l0

= 0,215-0,12

= 0,095 m

k2 = /m

Jadi, dari data kedua untuk pegas A kita mendapatkan 10,32 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.

1. Diketahui :
m0 :0 kg

g : 9,8 m/s2

l0 : 0,12 m

m3 : 0,15 kg

l3 : 0,313 m

Ditanya :

F3 = ?

L3 = ?

k3 = ?

Jawab :
F3 = (m3-m0) g

= (0,15-0) 9,8

= 0,15.9,8

=1,47 N

L3 = l3-l0

= 0,313-0,12

= 0,193 m

K3 = /m

Jadi, dari data ketiga untuk pegas A kita mendapatkan 7,62 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.

1. Menentukan Konstanta Pegas Rata-rata


Diketahui :

k1 = 70 N/m

k2 = 10,3 N/m

k3 = 7,6 N/m

n =3

Ditanya :

k = ?

Jawab :

k =

= k1 + k2 + k3

= 70 + 10,3 + 7,6

= 29,3 N/m

Jadi, nilai konstanta pegas rata-ratanya adalah 29,3 N/m.

1. Menentukan Untuk Pegas B


i. Menentukan Konstanta Pegas

2. Diketahui :
m0 :0 kg

g : 9,8 m/s2

l0 : 0,116 m

m1 : 0,05 kg

l1 : 0,166 m

Ditanya :

F1 = ?

L1 = ?

k1 = ?

Jawab :

F1 = (m1-m0) g

= (0,05-0) 9,8

= 0,05.9,8

=0,49 N

L1 = l1-l0

= 0,127-0,116

= 0,05 m

k1 = = = 9,8 N/m

Jadi, dari data pertama untuk pegas B kita mendapatkan 9,8 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.

1. Diketahui :
m0 :0 kg

g : 9,8 m/s2

l0 : 0,116 m

m2 : 0,1 kg

l2 : 0,205 m

Ditanya :

F2 = ?
L2 = ?

k2 = ?

Jawab :

F2 = (m2-m0) g

= (0,1-0) 9,8

= 0,1.9,8

=0,98 N

L2 = l2-l0

= 0,205-0,116

= 0,089 m

k2 = = = 11,01 N/m

Jadi, dari data kedua untuk pegas B kita mendapatkan 11,01 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.

1. Diketahui :
m0 :0 kg

g : 9,8 m/s2

l0 : 0,116 m

m3 : 0,15 kg

l3 : 0,358 m

Ditanya :

F3 = ?

L3 = ?

k3 = ?

Jawab :

F3 = (m3-m0) g

= (0,15-0) 9,8

= 0,15.9,8

=1,47 N
L3 = l3-l0

= 0,358-0,116

= 0,242 m

k3 = = = 6,07 N/m

Jadi, dari data ketiga untuk pegas B kita mendapatkan 6,07 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.

1. Menentukan Konstanta Pegas Rata-rata


Diketahui :

k1 : 9,8 N/m

k2 : 11,01 N/m

k3 : 6,07 N/m

n :3

Ditanya :

k = ?

Jawab :

k =

= k1 + k2 + k3

= 9,8 + 11,01 + 6,07

= 8,96 N/m

Jadi, nilai konstanta pegas rata-ratanya adalah 8,96 N/m.

1. G. Pembahasan
Seperti kita ketahui benda-benda yang dapat berubah bentuk adalah Zat cair dan gas.Tetapi
sebenarnya zat padatpun dapat berubah bentuk bila benda dapat mengalami gaya luar.Jadi berbeda
denganbenda tegar(rigit), Adalah benda yang tidak dapat berubah bentuk bila gaya luar bekerja
padanya.Benda tegar yang tidak dapat berubah bentuk adalah benda yang ideal , yang tak ada di
alam ini.

Seperti halnya percobaan yang kita lakukan pada Jumat,25 November 2011. Pada
percobaan tersebut kita diharapkan mampu untuk memahami tentang hukum hooke dan dapat
mencari nilai ketetapan pegasnya. Kita menggunakan pegas dan menggantungkan beban pada
obyek yang berupa pegas. Dari pegas yang di gantungkan beban tersebut kita mengalami efek dari
gaya-gaya yang bekerja padanya . Jika benda diberikan gaya F, maka bentuk benda akan
berubah,besarnya perubahan bentuk benda adalah x. Dengan persamaan yang didapat adalah:

F = k x

Disini F menyatakan gaya yang menarik benda, merupakan pertambahan panjang, dan k adalah
konstanta sifat benda. Pertambahan pnjang pegas di pengaruhi juga oleh gaya grafitasi dengan
Fg=m.g. Sehingga panjang pegas bertambah karena pengaruh berat benda tersebut.

Untuk mengembalikan benda kebentuk asalnya disebut dengan tegangan. Tegangan


merupakan besaran yang berbanding lurus dengan gaya penyebabnya. Tegangan diberikan oleh
materi dan regangan yang menggapi materi tersebut. Dari percobaan tersebut kata menggantungkan
pegas pada statif dan menggantungkan beban pada pegas tersebut. Kemudian kita dapat mencari
nilai ketetapan pegasnya. Pegas diberi beban sehingga pegas dalam keadaan berdeformasi.
Keadaan terebut pegas dalam keadan tegang. Gaya untuk mengembalikan pegas kebentuk aslinya
ini yang disebt dengan tegangan dan pada saat itu gaya lain menanggapi keadaan tegang tersebut.
Gaya lain ini disebut dengan regangan sifat-sifat benda yang elastik sempurna adalah:

1. Regangan selalu sama untuk tegangan tertentu .

2. Regangan hilang sama sekali jika gaya penyebab deformasi dihilangkan.

3. Untuk mempertahankan regangan haruslah tegangan dibuat tetap.


Dalam limit(batas)ealastik suatu benda , tegangan berbanding lurus dengan regangan.Hubungan
regangan dan tegangan dapat dijumpai dalam peristiwa:

1. Pertambahan panjang dari pegas dengan gaya yang menyebabkanya.

2. Pelenturan balok dengan beban.

3. Puntiran pada kawat dengan kopel yang bekerja.

Dari hasil praktikum yang kami lakukan, kami mendapatkan nilai persentase kesalahan relatif sebesar
1,20 % untuk pegas A dan nilai persentase kesalahan relatif untuk pegas B sebesar 0,29 %.
Sedangkan persentase keberhasilan praktikum untuk pegas A sebesar 98,80 % dan persentase
keberhasilan praktikum untuk pegas B sebesar 99,71 %. Itu artinya, praktikum yang kami lakukan
telah berhasil walaupun masih ada tingkat kesalahan relatif yang masih minim. Kami harus dapat teliti
lagi dalam melakukan perhitungan.

1. H. Kesimpulan dan Saran

i. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa:

1. Hukum Hooke ternyata berlaku untuk hampir semua materi padat dari besi sampai tulang;
2. Jika gaya yang diberikan terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah;

3. Regangan suatu pegas haruslah sama dengan tegangan pegas yang dibuat agar pegas dapat
menarik beban yang ditentukan;

4. Tingkat persentase kesalahan relatif untuk pegas A adalah 1,20 %;

5. Tingkat persentase kesalahan relatif untuk pegas B adalah 0,29 %;

6. Tingkat persentase keberhasilan praktikum untuk pegas A adalah 98,80 %;

7. Tingkat persentase keberhasilan praktikum untuk pegas B adalah 99,71 %.

Anda mungkin juga menyukai