B. DASAR TEORI
Jika suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk benda
tersebut maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis, ataupun hancur. Hancur
merupakan kondisi kegagalan benda karena sudah melewati titik patahnya (breaking
point). Plastis merupakan kondisi benda yang tidak dapat kembali lagi menjadi kondisi
awalnya jika gaya yang diberikan dihilangkan. Contoh benda yang bersifat plastis dapat
kamu lihat pada plastisin, tanah liat, dan bahkan permen karet.
Elastis atau Elastisitas (Fisika) adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Contoh
benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat berubah menjadi
bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati batas elastisnya. Jika pegas
sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas tersebut sudah rusak.
Gambar 2.1 sebuah batangan sedang mengalami tegangan. Resultan gaya pada
benda adalah nol, tetapi bentuk mengalami deformasi (perubahhan bentuk).Tegangan
(stress), dengan simbol 𝜏, didefinisikan sebagai perbandingan dari gaya F terhadap luas
penampang A. Jadi, dalam bentuk skalar dituliskan
𝐹
𝜏=𝐴 (2.1)
Satuan SI untuk tegangan adalah N/m2 atau pascal (Pa). Persamaan (2.1)
menunjukkan bahwa 1 pascal = 1Pa = 1 N/m2 .
Perhatikan lagi Gambar 2.1 yang menunjukkan sebuah batang dengan panjang
sebelum ditarik 𝑙0 yang kemudian memanjang menjadi 𝑙 = 𝑙0 + ∆𝑙 akibat gaya tarik F
pada kedua ujungnya. Regangan (strain) dengan simbol 𝜀, didefinisikan sebagai
perbandingan antara pertambahan panjang ∆𝑙 dan panjang mula-mula 𝑙0. Secara
matematis,
∆𝑙
𝜀= (2.2)
𝑙0
Regangan merupakan perbandingan antara dua besaran panjang sehingga 𝜀
merupakan bilangan murni tak berdimensi (tidak memiliki satuan).
Hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk gaya tarik yang kecil, tegangan
sebanding dengan regangan Modulus elastisitas atau sering disebut modulus Young,
dengan simbol Y, didefinisikan sebagai
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐹⁄
𝑌 = 𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = ∆𝑙 𝐴 (2.3)
⁄𝑙
0
Karena regangan tidak memiliki satuan, maka satuan modulus Young sama
dengan satuan tegangan, yaitu N/m2 atau pascal. Nilai modulus Young untuk beberapa
bahan disajikan pada Tabel 2.1.
No Bahan Modulus Young (N/m2)
1 Aluminium 7,0 x 1010
2 Kuningan 9,0 x 1010
3 Tembaga 11,0 x 1010
4 Besi 21,0 x 1010
5 Timbal 1,6 x 1010
6 Nikel 21,0 x 1010
7 Baja 20,0 x 1010
Tabel 2.1 Nilai Modulus Young pada beberapa bahan
Dari beberapa persamaan diatas, maka dapat dituliskan manjadi
𝑌𝐴
𝐹 = ( 𝑙 ) ∆𝑙 = 𝑘∆𝑙 (2.4)
0
Dengan k sebuah konstanta. Jadi, gaya tarik F sebanding dengan pertambahan panjang
∆𝑙. Hal ini dikenal sebagai hukum Hooke.
B. Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, jika pegas tersebut disusun menjadi
sebuah rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis
rangkaian pegas, yaitu rangkaian seri dan paralel.
a. Susunan Seri
Prinsip dari susunan seri adalah gaya tarik yang dialami tiap pegas
besarnya sama, dan gaya tarik ini sama dengan gaya tarik yang
dialami pegas pengganti. Lalu untuk menghitung konstanta pegas
pengganti (ks) sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap konstanta
pegas.
1 1 1
= +
k s k1 k 2
b. Susunan Paralel
Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya
tarik pada tiap pegas. Lalu untuk menghitung tetapan
pegas pengganti paralel (kp) sama dengan total dari tiap-
tiap pegas yang disusun paralel.
k p = k1 + k 2
C. ALAT DAN BAHAN
Kit praktikum pegas
D. PROSEDUR KERJA
Hukum Hooke
Pertanyaan
1. Gambarkanlah grafik hubungan pertambahan panjang pegas (ΔL) dengan F
berdasarkan hasil percobaan.
F (N)
ΔL (cm)
2. Jelaskan kesimpulan berdasarkan hasil praktikum dan diskusi yang telah dilakukan!
Susunan Pegas
1. Gantungkan pegas A dan ukurlah panjang pegas dalam kondisi tanpa beban, nyatakan
hasil pengukuran sebagai XA1
2. Gantungkan beban 1 pada ujung pegas kemudian nyatakan hasil pengukuran dengan
XA2
3. Ulangi lagkah 1-2 dengan menggunakan pegas B
4. Gabungkan pegas A dan B sehingga kedua pegas tersusun secara seri seperti gambar
dibawah ini
2. Bandingkan nilai pertambahan panjang pegas pada susunan seri dan paralel!
5. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh bahwa susunan paralel pegas bertujuan untuk
(memperbesar/memperkecil)* konstanta suatu rangkaian pegas. Sedangkan susunan
seri pegas bertujuan untuk (memperbesar/memperkecil)* konstanta suatu rangkaian
pegas.
6. Jelaskan kesimpulan berdasarkan hasil praktikum dan diskusi yang telah dilakukan!