Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

HUKUM HOOOKE DAN SUSUNAN PEGAS

KELOMPOK 4 PFA 2020

Savana Nisva Yaumie (20030184006)


Rachmadaniz Audrey K. (20030184014)
Rosikhotul Ilmi (20030184015)
Nindy Carmelia Burnama (20030184023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan besar konstanta pegas
2. Membandingkan nilai pertambahan panjang dan konstanta pegas pada susunan seri
dan paralel
3. Menentukan konstanta pengganti padab susuna pegas seri dan paralel

B. DASAR TEORI

Jika suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk benda
tersebut maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis, ataupun hancur. Hancur
merupakan kondisi kegagalan benda karena sudah melewati titik patahnya (breaking
point). Plastis merupakan kondisi benda yang tidak dapat kembali lagi menjadi kondisi
awalnya jika gaya yang diberikan dihilangkan. Contoh benda yang bersifat plastis dapat
kamu lihat pada plastisin, tanah liat, dan bahkan permen karet.
Elastis atau Elastisitas (Fisika) adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Contoh
benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat berubah menjadi
bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati batas elastisnya. Jika pegas
sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas tersebut sudah rusak.

A. Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas


Perhatikan Gambar 2.1 yang menunjukkan sebuah batang dengan luas
penampang melintang A yang ditarik dengan gaya F pada kedua ujungnya. Kedua besar
gaya adalah sama, tapi saling berlawanan agar batang tidak bergeser ke kiri atau ke
kanan. Akibatnya, batang berada dalam keadaan tegang (tension).

Gambar 2.1 kondisi benda meregang

Gambar 2.1 sebuah batangan sedang mengalami tegangan. Resultan gaya pada
benda adalah nol, tetapi bentuk mengalami deformasi (perubahhan bentuk).Tegangan
(stress), dengan simbol 𝜏, didefinisikan sebagai perbandingan dari gaya F terhadap luas
penampang A. Jadi, dalam bentuk skalar dituliskan
𝐹
𝜏=𝐴 (2.1)
Satuan SI untuk tegangan adalah N/m2 atau pascal (Pa). Persamaan (2.1)
menunjukkan bahwa 1 pascal = 1Pa = 1 N/m2 .

Perhatikan lagi Gambar 2.1 yang menunjukkan sebuah batang dengan panjang
sebelum ditarik 𝑙0 yang kemudian memanjang menjadi 𝑙 = 𝑙0 + ∆𝑙 akibat gaya tarik F
pada kedua ujungnya. Regangan (strain) dengan simbol 𝜀, didefinisikan sebagai
perbandingan antara pertambahan panjang ∆𝑙 dan panjang mula-mula 𝑙0. Secara
matematis,
∆𝑙
𝜀= (2.2)
𝑙0
Regangan merupakan perbandingan antara dua besaran panjang sehingga 𝜀
merupakan bilangan murni tak berdimensi (tidak memiliki satuan).
Hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk gaya tarik yang kecil, tegangan
sebanding dengan regangan Modulus elastisitas atau sering disebut modulus Young,
dengan simbol Y, didefinisikan sebagai

𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐹⁄
𝑌 = 𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = ∆𝑙 𝐴 (2.3)
⁄𝑙
0
Karena regangan tidak memiliki satuan, maka satuan modulus Young sama
dengan satuan tegangan, yaitu N/m2 atau pascal. Nilai modulus Young untuk beberapa
bahan disajikan pada Tabel 2.1.
No Bahan Modulus Young (N/m2)
1 Aluminium 7,0 x 1010
2 Kuningan 9,0 x 1010
3 Tembaga 11,0 x 1010
4 Besi 21,0 x 1010
5 Timbal 1,6 x 1010
6 Nikel 21,0 x 1010
7 Baja 20,0 x 1010
Tabel 2.1 Nilai Modulus Young pada beberapa bahan
Dari beberapa persamaan diatas, maka dapat dituliskan manjadi

𝑌𝐴
𝐹 = ( 𝑙 ) ∆𝑙 = 𝑘∆𝑙 (2.4)
0

Dengan k sebuah konstanta. Jadi, gaya tarik F sebanding dengan pertambahan panjang
∆𝑙. Hal ini dikenal sebagai hukum Hooke.

B. Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, jika pegas tersebut disusun menjadi
sebuah rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis
rangkaian pegas, yaitu rangkaian seri dan paralel.

a. Susunan Seri
Prinsip dari susunan seri adalah gaya tarik yang dialami tiap pegas
besarnya sama, dan gaya tarik ini sama dengan gaya tarik yang
dialami pegas pengganti. Lalu untuk menghitung konstanta pegas
pengganti (ks) sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap konstanta
pegas.

1 1 1
= +
k s k1 k 2

b. Susunan Paralel
Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya
tarik pada tiap pegas. Lalu untuk menghitung tetapan
pegas pengganti paralel (kp) sama dengan total dari tiap-
tiap pegas yang disusun paralel.

k p = k1 + k 2
C. ALAT DAN BAHAN
Kit praktikum pegas

D. PROSEDUR KERJA

Hukum Hooke

1. Susunlah kit praktikum seperti gambar disamping


2. Ukurlah panjang pegas mula-mula (lo)
3. Gantunglah 1 beban pada pegas
4. Ukurlah panjang akhir pegas (l)
5. Tambahkan beban kedua
6. Ukurlah panjang akhir pegas setelah diberi beban kedua
7. Ulangi langkah 6 dan 6 dengan menambahkan beban yang bervariasi.
8. Masukkan semua hasil pengukuran dalam tabel dibawah ini
Massa Panjang Panjang
ΔL= l- lo
No beban F (N) pegas awal pegas akhir
(cm)
(kg) /lo (cm) /lo (cm)

Pertanyaan
1. Gambarkanlah grafik hubungan pertambahan panjang pegas (ΔL) dengan F
berdasarkan hasil percobaan.
F (N)

ΔL (cm)
2. Jelaskan kesimpulan berdasarkan hasil praktikum dan diskusi yang telah dilakukan!

Susunan Pegas
1. Gantungkan pegas A dan ukurlah panjang pegas dalam kondisi tanpa beban, nyatakan
hasil pengukuran sebagai XA1
2. Gantungkan beban 1 pada ujung pegas kemudian nyatakan hasil pengukuran dengan
XA2
3. Ulangi lagkah 1-2 dengan menggunakan pegas B
4. Gabungkan pegas A dan B sehingga kedua pegas tersusun secara seri seperti gambar
dibawah ini

5. Ukurlah panjang pegas tanpa beban dan nyatakan dalam l0


6. Gantungkan beban pada pegas yang telah disusun seri lalu ukurlah panjang pegasnya
dan nyatakan sebagai lt
7. Hitunglah perubahan panjang Δl untuk setiap pengukuran menggunakan beban yang
bervariasi, lalu tulislah hasilnya pada tabel dibawah ini
Pegas 1 (K1) Pegas 2 (K2) Konstanta Pegas Seri
Massa
benda F=m.g Δl=
l0 lt Δl= F l0 lt F l0 lt Δl = Ks*
(gram) K1=∆t lt - K2=∆t
(cm) (cm) lt - l0 (cm) (cm) (cm) (cm) lt - l0 (N/cm)
(N/cm) l0 (N/cm)

*Hitunglah ks dengan rumus


1 1 1
=k +k
ks 1 2
8. Lakukanlah hal yang sama pada pegas dengan susunan paralel seperti dibawah ini

Pegas 1 (K1) Pegas 2 (K2) Konstanta Pegas Paralel


Massa
benda F=m.g Δl= Δl=
l0 lt F l0 lt F l0 lt Δl =
(gram) lt - K1= lt - K2= Kp**
(cm) (cm) ∆t (cm) (cm) ∆t (cm) (cm) lt - l0
l0 (N/cm) l0 (N/cm) (N/cm)

**hitunglah kp dengan rumus


k p = k1 + k 2
Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil percobaan, bagaimana pertambahan panjang pada susunan pegas seri
dan paralel? Jelaskan!

2. Bandingkan nilai pertambahan panjang pegas pada susunan seri dan paralel!

3. Bandingkan nilai konstanta pegas pada susunan seri dan paralel


4. Berdasarkan hasil percobaan, bagaimana hubungan konstanta pegas pada susunan
pegas paralel

5. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh bahwa susunan paralel pegas bertujuan untuk
(memperbesar/memperkecil)* konstanta suatu rangkaian pegas. Sedangkan susunan
seri pegas bertujuan untuk (memperbesar/memperkecil)* konstanta suatu rangkaian
pegas.
6. Jelaskan kesimpulan berdasarkan hasil praktikum dan diskusi yang telah dilakukan!

Anda mungkin juga menyukai