Anda di halaman 1dari 10

ACARA II

KONSTANTA PEGAS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk menentukan nilai konstanta pegas menggunakan hukum
Hooke.
b. Untuk menentukan nilai kontanta menggunakan hukum Hooke
pada rangkaian seri.
2. Waktu Praktikum
Rabu
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat Praktikum
a. Mistar (1 buah)
b. Pegas (2 buah)
c. Statip (1 buah)
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Beban (1set)

C. LANDASAN TEORI

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas suatu pegas [4]. Semakin besar
nilai konstanta maka tingkat elastisitas pegas semakin kecil dan sebaliknya
[5]. Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan pegas dan pertambahan
panjang pegas (∆x) di daerah yang ada dalam batas kelenturan adalah,

F = k ∆x (2.1)

Persamaan tersebut juga meruapakan suatu perbandingan yang disebut


sebagai tetapan pegas.
Gerak benda yang terjadi secara berulang dan dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur, maka
gerak ini di sebut juga sebagai gerak harmonik. Periode (T) suatu gerak
harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan
lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran penuh atau satu putaran sehingga
dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut.

t (2.2)
T=
n

Dimana :
T = Periode
t = waktu (s)
n = Jumlah getaran

Untuk mencari konstanta pegas dapat dicari menggunakan cara statis


dan dengan cara dinamis. Suatu pegas yang digantungkan mempunyai nilai
konstanta pegas k, yang merupakan besar gaya tiap pertambahan panjang
(∆x) sebesar satu satuan panjang. Maka jika pegas kita tarik dengan gaya F
tangan, maka pada pegas akan terjadi gaya pegas (Fp) yang arahnya
berlawanan dengan arah gaya (∑F). Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke,
dimana :

Fp = -k ∆x (2.3)

Sehingga untuk mencari nilai k dapat dicari dengan persamaan sebagai


berikut ;

f mg
k= = (2.4)
∆x ∆x
Dimana :
k = Konstanta pegas (N/m)
F = Gaya pada pegas (N/m),
∆x = Pertambahan Panjang Pegas (m)

Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang,


kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau
menekannya keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan
mengalami getaran. Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan
amplitudo dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ketitik
setimbang.
Rangkaian pegas terdiri dari rangkaian pegas seri dan rangkaian pegas
parallel. Namun pada percobaan kali ini akan digunakan rangkaian seri yang
dimana bentuk rangakaiannya dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut.

Gambar 2.1. Rangkaian Seri pada pegas

D. PROSEDUR PERCOBAAN

I. Rangkaian pegas tunggal

a) Alat yang digunakan dirangkai seperti pada gambar berikut ;

Gambar 2.2 Rangkaian konstanta pegas tunggal

b) Panjang awal pegas diukur dengan menggunakan mistar, lalu


hasil pengukurannya dicatat dan dimasukan pada tabel.
c) Beban yang akan digunakan ditimbang lalu hasilnya dicatat dan
dimasukan pada tabel pengamatan.
d) Beban (m1) digantungkan pada pegas kemudian diukur kembali
pertambahan panjangnya menggunakan mistar.
e) Langkah 3-4 diulangi dengan variasi beban yang berbeda.

II. Rangkaian pegas seri


a) Alat yang digunakan dirangkai seperti pada gambar berikut ;

Gambar 2.3 Rangkaian konstanta pegas seri

b) Panjang awal kedua pegas diukur dengan menggunakan mistar,


lalu hasil pengukurannya dicatat dan dimasukan pada tabel.
c) Beban yang akan digunakan ditimbang lalu hasilnya dicatat dan
dimasukan pada tabel pengamatan.
d) Beban (m1) digantungkan pada pegas kemudian diukur kembali
pertambahan panjangnya menggunakan mistar.
e) Langkah 3-4 diulangi dengan variasi beban yang berbeda.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Rangkaian tunggal
Tabel 2.1 Hasil pengamatan rangkaian tunggal dengan beban m1=
50 gr.
1 2 3 4 5
m (gr) 50 50 50 50 50

X 0 (cm) 15 15 15 15 15
X t (cm) 22,5 22,5 23 23 22,5
Tabel 2.2 Hasil pengamatan rangkaian tunggal dengan beban m2 =
80 gr.
1 2 3 4 5
m 80 80 80 80 80
(gr)
X0 15 15 15 15 15
(cm
)
Xt 27 26,5 26,5 27 27
(cm
)

Tabel 2.3 Hasil pengamatan rangkaian tunggal dengan beban m3 =


100 gr.
1 2 3 4 5
m 100 100 100 100 100
(gr)
X0 15 15 15 15 15
(cm
)
2. Xt 30 30,5 30,5 30 30 R
(cm a
) n
g
kaian seri
Tabel 2.4 Hasil pengamatan rangkaian seri dengan m = 50 gr.
1 2 3 4 5
m 50 50 50 50 50
(gr)
X0 28 28 28 28 28
(cm
)
Xt 46 46,5 46 46 46
(cm
)
F. ANALISIS DATA
1. Menentukan nilai konstanta pegas pada rangakaian tunggal
Diketahui ;
m = 50 gr
X 0 = 15 cm
X t = 22,5 cm
Ditanya ; ∆ X =..... m
K =....... Nm−1
Penyelesaian ;
a) Mencari nilai ∆ X (pertambahan panjang) pada rangakaian
tunggal
∆ X = Xt− X0
∆ X = 22,5cm−15 cm
∆ X=7 , 5 cm
∆ X=0 , 07 m
b) Mencari nilai konstanta pegas

m. g
K=
ΔX ❑
−2
0 , 05 Kg ×9 , 8 ms
K=
0 , 07 m
K=7 N /m

2. Menentukan nilai konstanta pegas pada rangakaian seri


Diketahui ;
m = 50 gr
X 0 = 28 cm
X t = 46 cm
Ditanya ; ∆ X =..... m
K =....... Nm−1
Penyelesaian ;
a) Mencari nilai ∆ X (pertambahan panjang) pada rangakaian seri
∆ X = Xt− X0
∆ X = 46cm−28 cm
∆ X=18 cm
∆ X=0 , 18 m
b) Mencari nilai konstanta pegas

m. g
K=
ΔX ❑
−2
0 , 05 Kg ×9 , 8 ms
K=
0 ,18 m
K=2, 27 N /m

Hasil perhitungan nilai konstanta pegas 1 dan konstanta pegas 2 untuk


perulangan lainya dapat dilihat pada tabel 2,5
Tabel 2.5 Hasil perhitunganpertambahan panjang dan nilai konstanta
untuk m1 = 50 gr
Pegas tunggal
Massa (kg)
∆ X (m) K (Nm−1 ¿
0,07 7
0,07 7
0,05 0,08 6,12
0,08 6,12
0,07 7

Tabel 2.6 Hasil perhitunganpertambahan panjang dan nilai konstanta


untuk m2 = 80 gr
Pegas tunggal
Massa (kg)
∆ X (m) K (Nm−1 ¿
0,12 4.08
0,11 4.45
0,08 0,11 4,45
0,12 4,08
0,12 4,08
Tabel 2.7 Hasil perhitunganpertambahan panjang dan nilai konstanta
untuk m3 = 100 gr
Pegas tunggal
Massa (kg)
∆ X (m) K (Nm−1 ¿
0,15 0.07
0,15 0,07
1 0,15 0,07
0,15 0,07
0,15 0,07

Tabel 2.8 Hasil perhitunganpertambahan panjang dan nilai konstanta


untuk m = 50 gr
Pegas seri
Massa (kg)
∆ X (m) K (Nm−1 ¿
0,18 2.72
0,18 2,27
0,05 0,18 2,27
0,18 2,27
0,18 2,27

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang konstanta pegas untuk
rangakaian tunggal dan rangkaian seri menggunakan hukum Hooke.
Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya yang diberikan pada pegas
elastis sebanding dengan perubahan panjang pegas tersebut, asalkan
batas elastisitas tidak terlampaui. Persamaan matematisnya adalah (F = -
kx), di mana ( F ) adalah gaya, ( k ) adalah konstanta pegas (konstanta
pegas), dan ( x ) adalah perubahan panjang pegas.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah merangkai alat dan bahan
seperti yang terlihat pada gambar 6. 2 untuk rangakaian tunggal. Pada
rangkaian ini percobaan pertamanya menggunakan beban dengan m =
50 gr, pada beban 50 gr tersebut dilakukan 5 kali pengukuran untuk
perubahan panjang pegas setelah diberikan beban yang dimana hasil
pengukurannya dapat dilihat pada tabel 2.1. Pada beban 50 gr
mendapatkan nilai pertambahan panjang sebesar ∆ X=0 , 07 m untuk
panjang pegas X 0 = 15 cm dan X t = 22,5 cm, sedangkan nilai untuk nilai
konstantanya sendiri menghasilkan nilai sebesar K = 7 Nm−1. Untuk hasil
lainnya dapat dilihat pada tabel 2.5 hingga 2.7 untuk massa yang
berbeda-beda.
Untuk percobaan kedua yakni percobaan dengan menggunakan
rangkaian seri dengan beban 50 gr menghasilkan pertambahan panjang
sebesar ∆ X=0 , 18m untuk panjang pegas X 0 = 28 cm dan X t = 46 cm,
sedangkan nilai untuk konstantanya sendiri menghasilkan data
perhitungan sebesar K = 2,27 Nm−1. Untuk hasil lainnya dapat dilihat
pada tabel 2.4 untuk tabel hasil pengamatannya dan tabel 2.8 untuk hasil
perhitungan nilai pertambahan panjang dan konstantanya.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada praktikum konstanta pegas kali ini membahas tentang nilai
konstanta dengan menggunakan hukum hooke dengan menggunakan
dua rangakain percoban yakni rangkaian pegas tunggal dan
rangkaian pegas seri.
2. Saran
Saran saya untuk praktikum kali ini mungkin untuk alat dan
bahannya agar lebih diperhatikan agar mendapatkan data yang lebih
akurat.

Anda mungkin juga menyukai