Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persamaan diferensial merupakan persamaan yang didalamnya terdapat
beberapa derivatif. Persamaan diferensial menyatakan hubungan antara derivatif
dari satu variabel takbebas terhadap satu atau lebih variabel bebas. Persamaan
diferensial muncul ketika terjadi perubahan pada suatu besaran, yang biasanya
dinyatakan dalam suatu fungsi matematis. Persamaan diferensial sering muncul
dalam model matematika yang menggambarkan keadaan dalam kehidupan nyata.
Banyak permasalahan dalam berbagai bidang kimia, biologi dan fisika yang dapat
dimodelkan ke dalam bentuk persamaan diferensial. Sebagai contoh, peluruhan
radioaktif pada kimia, laju pertambahan populasi pada biologi dan gerak osilasi
pada fisika.
Osilasi adalah gerakan ke kiri dan ke kanan atau ke atas dan ke bawah atau ke
depan dan ke belakang pada selang waktu dan lintasan yang sama. Dengan kata
lain, osilasi merupakan gerak bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan. Osilasi
sering disebut dengan getaran atau ayunan. Fenomena gerak osilasi banyak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada sistem massa pegas, gerak
elektron di dalam atom, perilaku arus dan tegangan di dalam rangkaian listrik, orbit
planet dan gerak pendulum. Dari beberapa contoh gerak osilasi tersebut, gerak
pendulum merupakan masalah paling sederhana. Gerak osilasi pendulum terdiri
atas sebuah pendulum bermassa yang terikat pada tali ringan yang tidak bermassa
sepanjang , dan diikatkan bagian atasnya sedemikian hingga pendulum tersebut
dapat berayun bebas. Dalam kasus sederhana, gerakan pendulum mengabaikan
gaya gesekan sehingga menghasilkan gerakan yang kontinu dengan amplitudo
konstan. Keadaan ini disebut dengan gerak harmonik sederhana. Akan tetapi, pada
keadaan sebenarnya pendulum memiliki gesekan dengan medium saat berayun dan
ada pula yang dipengaruhi oleh gaya eksternal. Penerapan gaya gesekan dan gaya
eksternal menentukan cepat atau lambatnya pendulum berhenti bergerak (mencapai
titik kesetimbangan).
Pada praktikum osilasi ini dengan mengunakan sudut simpangan tertentu
kemudian diayunkan sebanyak 20 kali maka dapat dihitung waktu tempuhnya.
Sehingga dapat mengetahui hubungan panjang tali, jarak kedua tali, dan
diaplikasikannya dalam bentuk grafik.

1.2 Tujuan Praktikum


1 Mempelajari sistem osilasi.
2 Menentukan hubungan antara periode osilasi dengan panjang tali dan jarak
antara tali secara grafik.

1.3 Alat yang Digunakan


1 Statis
2 Tali
3 Batang Beban
4 Stopwatch
5 Mistar

1.4 Cara Kerja


1 Buatlah L tetap dan ukurlah T untuk beberapa harga D.
2 Buatlah D tetap dan ukurlah T untuk beberpa harga D.

1.5 Tugas Pendahuluan


1 Jelaskan yang dimaksud dengan gerak osilasi.
Jawab :
Gerak osilasi adalah gerak bolak-balik disekitar suatu titik setimbang dengan
lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang waktu yang sama).
2 Sebuah benda yang berisolasi, lama kelamaan akan berhenti, apa yang
menyebabkan terhentinya osilasi tersebut? Jelaskan dalam bentuk grafik
gelombangnya?
Jawab :
karena simpangan dari suatu benda yang semakin mengecil yang menyebabkan
benda tersebut berhenti dalam keadaan diam.

Gambar 1.1 Grafik Gelombang Isolasi


3 Dalam peristiwa osilasi, apa yang
dimaksud dengan : pergeseran,
amplitudo, periode dan frekuensi ?
Coba Anda jelaskan dan tuliskan rumus, satuan beserta dimensinya ?
Jawab :
a. Pergeseran adalah proses perubahan posisi dari satu titik ke titik lain.
Rumus :
ΔR = R2 - R1
Keterangan :
ΔR = pergeseran
R2 = posisi akhir
R1 = posisi awal

Satuan : Meter (m)


Dimensi : [L]
b. Amplitudo adalah pengukuran skala yang non negatif dari beda osilasi satu
gelombang,amplitudo juga di definisikan sebagai jarak terjauh dari titik
keseimbangan.
Rumus :
y
A=
sin θ
Keterangan :
A = amplitudo (m)
y = simpangan
θ = sudut
Satuan : Meter (m)
Dimensi : [A]
c. Periode adalah proses keadaan waktu untuk satu ayunan dalam beberapa
proses ayunan.
Rumus :
t
T=
n
Keterangan :
T = periode (s)
t = waktu (s)
n = banyaknya ayunan
Satuan : Sekon (s)
Dimensi : [T]
d. Frekuensi adalah ukuran jumlah putar per peristiwa dalam selang waktu yang
telah diberikan antara frekuensi dengan sudut osilasi saling berhubungan.
Rumus :
1
F=
T
Keterangan :
F = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
Satuan : Hertz (Hz)
Dimensi : [F]
4 Berikan contoh dari gerak osilasi yang sederhana dan turunkan persamaan
geraknya.
Jawab :
Gambar 1.2 Gerak Osilasi pada Bandul Sederhana

Persamaan gaya pemulih pada bandul adalah F = -mg sinθ. Untuk sudut θ kecil
(θ dalam satuan radian), maka sin θ = θ . Oleh karena itu persamaannya dapat

X
ditulis F = -mg ( ). Karena persamaan gaya sentripetal adalah F = -4π²mf²X,
l
maka kita peroleh persamaan sebagai berikut.

X
-4π²mf²X = -mg ( )
l
g
4π²f² =
l
1 k m
f=
2π √ m √
atau T = 2π
k

Keterangan :
l = panjang tali (m)
x
= jarak (m)
l
m = massa (g)
m
g = percepatan gravitasi ( ¿

f = frekuensi (Hz)
t = waktu (s)
N
k = konstanta pegas ( ¿
m
F = gaya (N)
T = periode (s)

5 Terangkan hubungan antara energi kinetik dan energi potensial pada gerak
osilasi dan tunjukkan dengan grafik.
Jawab :
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda untuk melakukan gerak
harmonis sederhana karena kecepatan geraknya. Sementara energi potensial
adalah energi yang dimiliki gerak harmonik sederhana karena simpangannya.

Gambar 1.3 Kedudukan Gerak Harmonik Sederhana

BAB II
DASAR TEORI

Suatu sistem osilasi (gambar 2.1) mempunyai periode yang dipengaruhi


oleh panjang tali (L) dan jarak kedua tali (D), secara umum ditulis :

T = α D a Lb (persamaan 2.1)

dengan a, b adalah eksponensial dan α adalah tetapan. Dalam percobaan ini akan dicari
nilai- nilai a, b dan α.

Gambar 2.1 Sistem Osilasi

Keterangan :
D = jarak kedua tali (m)
L = panjang tali (m)

BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1 Data Hasil Praktikum L Tetap, D Variasi


Berikut merupakan data hasil pengamatan dengan panjang tali tetap, jarak kedua
tali variasi.

Tabel 3.1 Data Hasil Praktikum L Tetap, D Variasi


No Sudut Panjang Tali Jarak Kedua Tali Jumlah Ayunan Waktu
(θ) (m) (m) (n) (s)
1. 20 0,30 0,15 20 22,20
2. 20 0,30 0,10 20 22,10
3. 20 0,30 0,05 20 23,30

3.2 Data Hasil Praktikum D Tetap, L Variasi


Berikut merupakan data hasil pengamatan dengan jarak kedua tali tetap, panjang
tali variasi.

Tabel 3.2 Data Hasil Praktikum D Tetap, L Variasi


No Sudut Panjang Tali Jarak Kedua Tali Jumlah Ayunan Waktu
(θ) (m) (m) (n) (s)
1. 20 0,25 0,15 20 20,49
2. 20 0,20 0,15 20 20,08
3. 20 0,15 0,15 20 16,11

BAB IV
ANALISA
4.1. Berdasarkan panjang tali yang sama dan jarak kedua tali berbeda disertai
grafik
Pada percobaan ke-1 dengan sudut simpangan 20º panjang tali 0,30, jarak kedua
tali 0,15m dan diayunkan sebanyak 20 kali maka waktu ayunnya 22,20s. Pada
percobaan ke-2 dengan sudut simpangan 20º panjang tali 0,30, jarak kedua tali
0,10m dan diayunkan sebanyak 20 kali maka waktu ayunnya 22,10s. Pada
percobaan ke-3 dengan sudut simpangan 20º panjang tali 0,30, jarak kedua tali
0,05m dan diayunkan sebanyak 20 kali maka waktu ayunnya 23,30s. Maka waktu
ayun dipengaruhi jarak kedua tali. Semakin pendek jarak kedua tali maka semakin
cepat waktu ayunnya. Namun pada percobaan ke-3 terjadi kesalahan perhitungan
yang disebabkan kurang tepatnya pemberhentian stopwatch, penglihatan pengamat
yang kurang akurat.
Pengaruh jarak kedua tali terhadap waktu ayunnya memperlihatkan semakin
jauh jarak tali, maka semakin besar pula waktu ayunnya yang menyebabkan periode
bertambah besar dan frekuensinya semakin kecil.

Panjang Tali Tetap dan Jarak Kedua Tali


Berbeda
23.4
23.2
23
22.8 Panjang Tali Tetap dan
Jarak Kedua Tali Berbeda
22.6
22.4
22.2
22
21.8
21.6
21.4
0.05 0.1 0.15

Grafik 4.1 Panjang Tali Tetap dan Jarak Kedua Tali Berbeda
4.2. Berdasarkan jarak kedua tali sama dan panjang tali yang berbeda disertai
grafik
Pada percobaan ke-1 dengan sudut simpangan 20º panjang tali 0,25, jarak kedua
tali 0,15m dan diayunkan sebanyak 20 kali maka waktu ayunnya 22,49s. Pada
percobaan ke-2 dengan sudut simpangan 20º panjang tali 0,20, jarak kedua tali
0,15m dan diayunkan sebanyak 20 kali maka waktu ayunnya 20,08s. Pada
percobaan ke-3 dengan sudut simpangan 20º panjang tali 0,15, jarak kedua tali
0,15m dan diayunkan sebanyak 20 kali maka waktu ayunnya 16,11s. Maka waktu
ayun dipengaruhi panjang tali. Semakin pendek panjang tali maka semakin cepat
waktu ayunnya. Maka grafik monoton naik.
Pengaruh panjang tali terhadap waktu ayunnya. Memperlihatkan semakin
panjang tali, maka semakin besar pula waktu ayunnya yang dibutuhkan
menyebabkan periode bertambah besar. Pengaruh panjang tali menentukan
banyaknya getaran semakin panjang tali, maka semakin kecil getarannya,
frekuensinnya semakin besar dan periode semakin kecil

Jarak Kedua Tali Tetap dan Panjang Tali


Berbeda
25

20
Jarak Kedua Tali Tetap dan
15 Panjang Tali Berbeda

10

0
0.15 0.2 0.25

Grafik 4.2 Jarak Kedua Tali Tetap dan Panjang Tali Berbeda

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Jika semakin panjang tali maka semakin lambat bandul berayun. Misalnya, pada
percobaan ke-1 panjang tali 0,30m, jarak kedua tali 0,15m maka waktu ayunnya
22,20s. Pada saat percobaan ke-1 panjang tali 0,25m, jarak kedua tali 0,15m
sehingga didapatk waktu ayunnya 20,49s.
2. Semakin besar waktu ayunnya maka periode semakin besar dan frekuensinnya
semakin kecil. Misalnya, pada percobaan ke-1 dengan waktu ayun 22,20s
didapatkan periode 1,11s frekuensinnya 1,105Hz dan pada percobaan ke-2
dengan waktu ayunnya 22,10s, periodennya 1,105s frekuensinya 0,952Hz.
3. Waktu ayun dipengaruhi jarak kedua tali dan panjang tali.

5.2 Saran
1. Sebaiknya, praktikan harus memahami terlebih dahulu materi osilasi supaya
praktikum berjalan lancar.
2. Sebaiknya, pengukuran dilakukan berulang supaya data hasil praktikum akurat.
3. Sebaiknya, dilakukan pengecekan ulang data praktikum supaya tidak terjadi
kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai