KODE: L-3
JUDUL PERCOBAAN
WATAK LAMPU PIJAR
DISUSUN OLEH:
Halaman | 1
2. Gambarkan set-up eksperimen dalam peralatan yang akan Anda lakukan dan berilah
keterangan gambar dari set-up eksperimen Anda (20 poin).
Gambar 2.3 Voltmeter dan amperemeter Gambar 2.4 Kabel jepit buaya
Keterangan:
Gambar 2.1: Transfomator berfungsi memberikan arus listrik dengan mengubah tegangan trafo.
Gambar 2.2: Lampu berfungsi sebagai alat penguji apakah adanya arus listrik yang mengalir dan
besarnya dengan melihat keterangan lampu.
Gambar 2.3: Voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan dan amperemeter berfungsi untuk
mengukur arus listrik
Gambar 2.4: Kabel jepit buaya berfungsi untuk menghubungkan trafo dengan voltmeter dan
amperemeter
Halaman | 2
3. Berdasarkan persamaan – persamaan yang ada dalam buku petunjuk praktikum, jabarkan
perumusan persamaan yang akan Anda gunakan untuk mendapatkan hasil – hasil yang
akan Anda cari dalam eksperimen (nilai: 40 poin).
𝑉=𝐼𝑅
𝑉
𝑅= 𝐼
𝑃=𝑉𝐼
𝑉2
𝑃= 𝑅
2
𝑃= 𝐼 𝑅
Halaman | 3
4. Sajikan data ke dalam tabel berikut dari hasil-hasil percobaan Anda tambah/kurangi
kolom yang saudara anggap perlu (30 poin).
Halaman | 4
5. Gambarkan grafik sesuai dengan data di atas pada kertas grafik yang tersedia (gunakan
milimeter blok). Ingat, pemilihan sumbu yang benar akan sangat mempengaruhi grafik
linier yang Anda buat. (nilai: 40 poin).
Keterangan:
Grafik 5.1 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dan kuat
arus (I) pada sumbu y dalam percobaan Bagan I Lampu I.
Analisis:
Dari grafik 5.1 di atas, kita dapat melihat bahwa semakin besar tegangan trafo (V) yang diberikan
maka arus listrik (A) yang mengalir juga semakin besar. Grafik di atas menunjukan trend yang
mirip dengan grafik linear.
Halaman | 5
Keterangan:
Grafik 5.2 di atas menunjukan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
hambatan (R) pada sumbu y dalam percobaan Bagan I Lampu I.
Analisis:
Dari grafik 5.2 di atas, kita dapat melihat bahwa terjadi penurunan eksponensial hambatan (Ω)
terhadap besarnya tegangan trafo (V). Setelah tegangan trafo bernilai 40V, nilai hambatan merata
dengan stabil.
Halaman | 6
Keterangan:
Grafik 5.3 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
daya listrik (P) pada sumbu y dalam percobaan Bagan I Lampu I.
Analisis:
Dari graik 5.3 di atas, kita dapat melihat bahwa semakin besar tegangan trafo (V) yang diberikan
maka daya listrik (P) yang dihasilkan juga semakin besar. Grafik di atas menunjukan trend yang
mirip dengan grafik linear.
Halaman | 7
Keterangan:
Grafik 5.4 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dan kuat
arus (I) pada sumbu y dalam percobaan Bagan I Lampu II.
Analisis:
Dari grafik 5.4 di atas, kita dapat melihat bahwa semakin besar tegangan trafo (V) yang diberikan
maka arus listrik (A) yang mengalir juga semakin besar. Grafik di atas menunjukan trend yang
mirip dengan grafik linear.
Halaman | 8
Keterangan:
Grafik 5.5 di atas menunjukan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
hambatan (R) pada sumbu y dalam percobaan Bagan I Lampu II.
Analisis:
Dari grafik 5.5 di atas, kita dapat melihat bahwa terjadi penurunan dan penaikkan hambatan (Ω)
terhadap besarnya tegangan trafo (V). Penurunan nilai hambatan yang paling drastis adalah dari
tegangan trafo 100V dan 120V. Penaikkan nilai hambatan yang paling drastis adalah dari tegangan
60V dan 80V.
Halaman | 9
Keterangan:
Grafik 5.6 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
daya listrik (P) pada sumbu y dalam percobaan Bagan I Lampu II.
Analisis:
Dari graik 5.6 di atas, kita dapat melihat bahwa semakin besar tegangan trafo (V) yang diberikan
maka daya listrik (P) yang dihasilkan juga semakin besar. Grafik di atas menunjukan trend yang
mirip dengan grafik linear.
Halaman | 10
Keterangan:
Grafik 5.7 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dan kuat
arus (I) pada sumbu y dalam percobaan Bagan II Lampu I.
Analisis:
Dari grafik 5.7 di atas, kita dapat melihat bahwa semakin besar tegangan trafo (V) yang diberikan
maka arus listrik (A) yang mengalir juga semakin besar. Grafik di atas menunjukan trend yang
mirip dengan grafik linear.
Halaman | 11
Keterangan:
Grafik 5.8 di atas menunjukan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
hambatan (R) pada sumbu y dalam percobaan Bagan II Lampu I.
Analisis:
Dari grafik 5.8 di atas, kita dapat melihat bahwa terjadi penurunan dan kenaikkan hambatan (Ω)
terhadap tegangan trafo (V). Kenaikkan yang paling drastis adalah dari tegangan 80V ke 100V.
Penurunan yang paling drastis adalah dari tegangan 60V ke 80V.
Halaman | 12
Keterangan:
Grafik 5.9 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
daya listrik (P) pada sumbu y dalam percobaan Bagan II Lampu I.
Analisis:
Dari graik 5.9 di atas, kita dapat melihat bahwa terjadi peningkatan nilai hambatan (Ω) secara
eksponensial terhadap tegangan trafo 20V ke 100V. Namun, peningkatan ini terhilat melambat
setelah tegangan mencapai 100V dan kembali mengikuti grafik linear.
Halaman | 13
Keterangan:
Grafik 5.10 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dan kuat
arus (I) pada sumbu y dalam percobaan Bagan II Lampu II.
Analisis:
Dari grafik 5.10 di atas, kita dapat melihat bahwa semakin besar tegangan trafo (V) yang diberikan
maka arus listrik (A) yang mengalir juga semakin besar. Grafik di atas menunjukan trend yang
mirip dengan grafik linear.
Halaman | 14
I
Keterangan:
Grafik 5.11 di atas menunjukan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
hambatan (R) pada sumbu y dalam percobaan Bagan II Lampu II.
Analisis:
Dari grafik 5.11 di atas, kita dapat melihat bahwa terjadi kenaikkan hambatan (Ω) terhadap
tegangan trafo (V). Kenaikkan yang paling drastis adalah dari tegangan 100V ke 120V.
Halaman | 15
Keterangan:
Grafik 5.12 di atas menunjukkan hubungan antara tegangan trafo (Vtrafo) pada sumbu x dengan
daya listrik (P) pada sumbu y dalam percobaan Bagan II Lampu II.
Analisis:
Dari graik 5.12 di atas, kita dapat melihat bahwa terjadi peningkatan nilai hambatan (Ω) secara
terhadap tegangan trafo (V). Kenaikkan yang paling drastis terjadi ketika tegangan bernilai 100V
ke 120V.
Halaman | 16
6. Berdasarkan grafik linier tersebut, hitunglah besaran-besaran yang akan Anda cari dan
nyatakan hasil perhitungan Anda dengan satuan yang benar. Bila hal ini tidak mungkin
dianalisis dengan grafik hitunglah besaran-besaran yang ingin Anda tentukan (60 poin).
Ingat satuan dan besaran harus sesuai dengan penulisannya.
Bagan I Lampu I
Mencari R
1. R = V/I
= 30V/0,002A
= 15000 Ω
2. R = V/I
= 50V/0,03A
= 1666,67 Ω
3. R = V/I
= 70V/0,04A
= 1750 Ω
4. R = V/I
= 100V/0,06A
= 1666,67 Ω
5. R = V/I
= 120V/0,095A
= 1263,15 Ω
6. R = V/I
= 140V/0,11A
= 1272,72 Ω
7. R = V/I
= 160V/0,12A
= 1333,33 Ω
Mencari P
1. P = V x I
= 30V x 0,002A
= 0,06 W
2. P = V x I
= 50V x 0,03A
= 1,5 W
3. P = V x I
= 70V x 0,04A
= 2,8 W
4. P = V x I
= 100V x 0,06A
=6W
5. P = V x I
= 120V x 0,095A
= 11,4 W
Halaman | 17
6. P = V x I
= 140V x 0,11A
= 15,4 W
7. P = V x I
= 160V x 0,12A
= 19,2 W
Bagan I Lampu II
Mencari R
1. R = V/I
= 30V/0,02A
= 1500 Ω
2. R = V/I
= 50V/0,035A
= 1428,57 Ω
3. R = V/I
= 70V/0,055A
= 1272,73 Ω
4. R = V/I
= 100V/0,07A
= 1428,57 Ω
5. R = V/I
= 120V/0,09A
= 1333,33 Ω
6. R = V/I
= 140V/0,13A
= 1076,92 Ω
7. R = V/I
= 160V/0,14A
= 1142,86 Ω
Halaman | 18
Mencari P
1. P = V x I
= 30V x 0,02A
= 0,6 W
2. P = V x I
= 50V x 0,035A
= 1,75 W
3. P = V x I
= 70V x 0,055A
= 3,85 W
4. P = V x I
= 100V x 0,070A
=7W
5. P = V x I
= 120V x 0,090A
= 10,8 W
6. P = V x I
= 140V x 0,13A
= 18,2 W
7. P = V x I
= 160V x 0,14A
= 22,4 W
Halaman | 19
Bagan II Lampu I
Mencari R
1. R = V/I
= 10V/0,02A
= 500 Ω
2. R = V/I
= 15V/0,035A
= 428,57 Ω
3. R = V/I
= 25V/0,04A
= 625 Ω
4. R = V/I
= 30V/0,07A
= 428,57 Ω
5. R = V/I
= 85V/0,1A
= 850 Ω
6. R = V/I
= 100V/0,12A
= 833,33 Ω
7. R = V/I
= 115V/0,13A
= 884,62 Ω
Mencari P
1. P = V x I
= 10V x 0,02A
= 0,2 W
2. P = V x I
= 15V x 0,035A
= 0,525 W
3. P = V x I
= 25V x 0,04A
=1W
4. P = V x I
= 30V x 0,07A
= 2,1 W
Halaman | 20
5. P = V x I
= 85V x 0,1A
= 8,5 W
6. P = V x I
= 100V x 0,12A
= 12 W
7. P = V x I
= 115V x 0,13A
= 14,95 W
Bagan II Lampu II
Mencari R
1. R = V/I
= 10V/0,09A
= 111,11 Ω
2. R = V/I
= 15V/0,11A
= 136,36 Ω
3. R = V/I
= 25V/0,13A
= 230 Ω
4. R = V/I
= 30V/0,15A
= 233,33 Ω
Halaman | 21
5. R = V/I
= 85V/0,17A
= 235,29 Ω
6. R = V/I
= 100V/0,19A
= 421,05 Ω
7. R = V/I
= 115V/0,21A
= 476,19 Ω
Mencari P
1. P = V x I
= 10V x 0,09A
= 0,9 W
2. P = V x I
= 15V x 0,11A
= 1,65 W
3. P = V x I
= 25V x 0,13A
= 3,9 W
4. P = V x I
= 30V x 0,15A
= 5,25 W
5. P = V x I
= 85V x 0,17A
= 6,8 W
6. P = V x I
= 100V x 0,19A
= 15,2 W
7. P = V x I
= 115V x 0,21A
= 21 W
Halaman | 22
Tabel 6.4 Bagan II Lampu II
Bagan II Lampu II
Vtrafo (V) V (V) I (mA) R (Ω) P (W)
20 10 90 111,11 0,9
40 15 110 136,36 1,65
60 25 130 230,77 3,9
80 30 150 233,33 5,25
100 85 170 235,29 6,8
120 100 190 421,05 15,2
140 115 210 476,19 21
Halaman | 23
Pembahasan:
Pada Jumat, 16 April 2021, kelompok 23 melakukan praktikum dengan kode L-3 berjudul
Watak Lampu Pijar. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami hukum Ohm dalam lampu
pijar dan membuat intepretasi bagan listrik serta membuat intepretasi grafik hubungan antar
tegangan terpasang vs arus yang mengalir, tegangan terpasang vs hambatan dalam dan tegangan
terpasang vs daya yang diserap. Alat dan bahan yang digunakan adalah voltmeter, amperemeter,
trafo, kabel jepit buaya, dan dua buah lampu pijar.
Proses fisis yang terjadi pada praktikum kali ini adalah ketika trafo dinyalakan, akan terjadi
sebuah perbedaan tegangan. Oleh karena itu, akan terjadi sebuah arus listrik dimana elektrok akan
mengalir. Elektrok tersebut akan berjalan menuju lampu dimana elektron akan bertumbukan dan
menaikkan energi dari filamen lampu. Oleh karena itu, filamen lampu akan memanas dan
memancarkan cahaya lewat photon.
Halaman | 24
Tabel 7.3 Bagan II Lampu I
Bagan II Lampu I
Vtrafo (V) V (V) I (mA) R (Ω) P (W)
20 10 20 500 0,2
40 15 35 428,57 0,525
60 25 40 625 1
80 30 70 428,57 2,1
100 85 100 850 8,5
120 100 120 833,33 12
140 115 130 884,62 14,95
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil praktikum kali ini seperti ketidaktelitian
praktikan dalam mengambil data atau ketika menggunakan trafo, alat yang sudah tidak akurat atau
belum dikalibrasi, dan alat yang dipakai mengalami malfungsi.
Berikut adalah hukum Ohm yang digunakan pada praktikum kali ini.
𝑉=𝐼𝑅
Halaman | 25
Kesimpulan:
1. Hukum Ohm yang digunakan untuk mencari R:
𝑉=𝐼𝑅
𝑉
𝑅= 𝐼
2. Rumus yang digunakan untuk mencari P:
𝑃=𝑉𝐼
3. Hasil percobaan kali ini.
Bagan I Lampu I
Vtrafo (V) V (V) I (mA) R (Ω) P (W)
20 30 2 15000 0,06
40 50 30 1666,67 1,5
60 70 40 1750 2,8
80 100 60 1666,67 6
100 120 95 1263,15 11,4
120 140 110 1272,72 15,4
140 160 120 1333,33 19,2
Bagan I Lampu II
Vtrafo (V) V (V) I (mA) R (Ω) P (W)
20 30 20 1500 0,6
40 50 35 1428,57 1,75
60 70 55 1272,73 3,85
80 100 70 1428,57 7
100 120 90 1333,33 10,8
120 140 130 1076,92 18,2
140 160 140 1142,86 22,4
Bagan II Lampu I
Vtrafo (V) V (V) I (mA) R (Ω) P (W)
20 10 20 500 0,2
40 15 35 428,57 0,525
60 25 40 625 1
80 30 70 428,57 2,1
100 85 100 850 8,5
120 100 120 833,33 12
140 115 130 884,62 14,95
Bagan II Lampu II
Vtrafo (V) V (V) I (mA) R (Ω) P (W)
20 10 90 111,11 0,9
40 15 110 136,36 1,65
60 25 130 230,77 3,9
80 30 150 233,33 5,25
100 85 170 235,29 6,8
120 100 190 421,05 15,2
140 115 210 476,19 21
Halaman | 26