Anda di halaman 1dari 13

ACARA III

KONSTANTA PEGAS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada acara ini yaitu menentukan konstanta pegas berdasarkan hukum
hooke dan getaran selaras.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 16 september 2022
3. Tempat praktikum
Lantai II, laboratorium fisika dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
a. Neraca Empat Lengan (1 buah)
b. Penggaris (1 buah)
c. Statif (1 buah)
d. Stopwatch (1 buah)
2. Bahan-bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
a. Beban (1 set)
b. Pegas (1 set)

C. LANDASAN TEORI

Pegas merupakan salah satu macam gerak osilasi yaitu gerak harmonis sederhana. Saat
benda disampingkan dari kedudukan setimbangnya dan terdapat gaya pemulih yang sebanding
dengan simpangan dan kesetimbangan yang kecil, maka terjadilah gerak harmonis sederhana.
Pada saat keadaan setimbang, pegas tidak memberikan gaya pada benda. Saat benda

F=-kx (3.1)
disampingkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, maka akan timbus gaya –kx dari pegas
(Tipler, 1991: 426). Seperti yang termuat pada persamaan hukum hooke, yaitu :

F merupakan gaya yang bekerja pada pegas, F merupakan konstanta pegas, dan x merupakan
pertambahan panjang pegas akibat dari gaya.

Gambar 3.1 Sebuah masa bergetar pada ujung pegas ( Sumber: Giancoli, 2005:287)

Ketika beban dipindahkan ke kesetimbangan kanan, gaya yang dilakukan oleh pegas
bekerja ke kiri saat beban benda pada posisi kesetimbangan, gaya yang diberikan oleh pegas adalah
nol. saat beban dipindahkan ke keseimbangan kiri, gaya yang diberikan oleh pegas bekerja ke arah
kanan. Sistem yang bekerja seperti ini merupakan bentuk gerak harmonis sederhana (Serway,
2019: 387)

Adapaun tanda minus pada persamaan hukum hooke menandakan bahwa gaya pemulih
selalu dalam arah yang berlawanan dengan perpindahan x. Jika dipilih tanda positif untuk
persamaan tersebut, x akan menghasilkan nila positif jika peggas membentang, tetapi arah gaya
akan bekerja kekiri (arah negatif) jika pegas ditekan, x akan bernilai negatif ke kiri tetapi gaya f
bekerja ke kanan. Semakin besar nilai F, maka semakin besar pula gaya yang dibutuhkan untuk
meregangkan pegas pada jarak tertentu (Giancoli, 2005:387). Kemudian berdasarkan hukum
Newton, dapat dijabarkan :

𝑑2 𝑥
Fx= -kx = ma =m 𝑑𝑡 2 (3.2)
Atau

𝑑2 𝑥 𝑘
a= = -(𝑚)x (3.3)
𝑑𝑡 2

Bila percepatan sebuah benda berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan, maka benda tersebut bergerak dengan gerak harmonis sederhana (Jipler, 1991: 426).

Getaran selaras kembali pada bentuk semula setelah berlangsung selama satu periode.
Dengan mengacu pada persamaan frekuensi osilasi, maka dapat diperoleh frekuensi pegas yaitu:

1 𝑘
F= 2𝜋 √𝑚 (3.4)

Dan

1
T= 𝑓 (3.5)

Sehingga diperoleh periode pegas berikut :

𝑚
T= 2π√ (3.6)
𝑘

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa periode osilasi pegas bergantung pada
konstanta dan massa pegas. Frekuensi osilasi pegas yang besar dihasilkan dari konstanta yang
besar. Hal tersebut berbanding terbalik dengan massa. Semakin besar massa yang digantung, maka
semakin kecil osilasi yang dihasilkan. Karena semakin besar massa beban mengakibatkan sulitnya
pegas untuk mengubah gerakannya, sehingga akan semakin sulit di osilasi. (Abdullah, 2016: 505)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Mengitung konstanta pegas berdasarkan hukum hooke :
1. Beban yang akan digunakan ditimbang dan masanya dicatat dalam tabel.
2. Beban (m1) digantung dan pertambahan panjang pegasnya diukur, dilakukan sebanyak 5
kali.
3. Beban (m2) ditambahkan dan pertambahan panjang pegasnya diukur, dilakukan sebanyak
5 kali.
4. Beban ditambah lagi (sehingga memperoleh 3 variasi beban) kemudian hasilnya dicatat
dalam tabel.
5. Nilai konstanta pegas ditentukan secara matematis dan massa grafiknya di plot, perubahan
panjang pegas, serta nilai konstanta pegas ditentukan dari grafik.
6. Ralat pengukuran dihitung
b. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras:
1. Beban 20 gram digantung pada pegas lalu digetarkan dengan menarik sejauh x (tidak
melampaui elastisitas pegas) dan kemudian pegas dilepaskan.
2. Waktu yang diperlukan untuk 10 getaran dihitung.
3. Langkah 2 diulangi setidaknya 5 kaloi dan rata-rata waktunya ditentukan.
4. Beban 20 gram ditambahkan lagi dan langkah 1 sampai 3 diulangi, datanya dimasukan
dalam tabel.
5. Nilai konstanta pegas k ditentukan
6. Ralat dari koefisien pegas k dihitung.

E. HASIL PENGAMATAN
Berikut merupakan data hasil pengukuran yang diperoleh:
1. Konstanta pegas dengan hukum hooke
Hasil pengukuran konstanta pegas dengan hukum hooke adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Hasil pengukuran konstanta pegas dengan hukum hooke

No Massa Variabel Perulangan Rata-


(Gram) 1 2 3 4 5 rata
1 50 X1 (cm) 15,00 15,0 14,5 15,0 14,5 14,8
2 xf (cm) 20,5 20,5 21,0 20,0 20,5 20,5
3 Dx (cm) 5,50 5,50 6,50 5,00 6,00 5,70
4 k (Nm-1) 8,91 8,91 7,53 9,80 8,17 8,66
5 ∆k (Nm-1) 0,866
1 70 X1 (cm) 15,0 15,0 14,5 15,0 14,5 14,8
2 xf (cm) 23,5 23,0 23,5 23,0 23,5 23,3
3 Dx (cm) 8,50 8,00 9,00 8,00 9,00 8,50
4 k (Nm-1) 8,07 8,58 7,62 8,58 7,62 8,09
5 ∆k (Nm-1) 0,493
1 90 X1 (cm) 14,5 14,5 15,0 15,0 14,5 14,7
2 xf (cm) 26,5 26,5 26,5 26,5 26,5 26,5
3 Dx (cm) 12,0 12,0 11,5 11,5 12,0 11,8
4 k (Nm-1) 7,35 7,35 9,67 7,67 7,35 7,48
5 ∆k (Nm-1) 0,172

2. Konstanta pegas dengan getaran selaras


Hasil pengukuran konstanta pegas dengan getaran selaras adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil pengukuran konstanta pegas dengan gerakan selaras

No Massa Variabel Perulangan Rata-


(Gram) 1 2 3 4 5 rata
1 50 t(s) 6,09 6,15 6,05 6,14 6,21 6,128
2 T(s) 0,609 0,615 0,605 0,614 0,621 0,612
3 T2(s2) 0,371 0,378 0,366 0,0377 0,385 0,375
4 ∆T (s) 0,006
5 k (Nm-1) 5,315 5,271 5,388 5,231 5,122 5,255
6 ∆k (Nnm-1) 0,105
1 70 t(s) 6,72 6,93 7,05 6,91 6 6,912
2 T(s) 0,672 0,493 0,705 0,691 0,695 0,691
3 T2(s2) 0,451 0,480 0,497 0,477 0,483 0,478
4 ∆T (s) 0,012
5 k (Nm-1) 6,121 5,751 5,555 5,788 5,716 5,786
6 ∆k (Nnm-1) 0,203
1 90 t(s) 7,89 7,82 7,93 7,78 8,04 6,7892
2 T(s) 0,789 0,782 0,793 0,778 0,804 0,789
3 T2(s2) 0,622 0,611 0,629 0,605 0,646 0,623
4 ∆T (s) 0,01
5 k (Nm-1) 5,707 5,809 5,893 5,867 5,495 5,704
6 ∆k (Nnm-1) 0,143
F. ANALISIS DATA
Berdasarkan data pada tabel 3.1 maka akan dilakukan analisis untuk memperoleh tujuan
praktikum. Sebagai contoh perhitungan digunakan data pertama yaitu massa 50 gram
1. Menentukan Konstanta Pegas berdasarkan Hukum Hooke
Untuk menentukan nilai konstanta pegas berdasarkan hukum Hooke dapat digunakan
persamaan:

𝑚 .𝑔
𝑘 =
𝑑𝑥

50 𝑔𝑟 𝑥 9,8 𝑚𝑠 2
=
𝑑𝑥

= 8,91 Nm-1

Sedangkan untuk menentukan ketidakpastian massa digunakan persamaan untuk data


tunggal.

1
∆𝑚 = 𝑥 𝑁𝑆𝑇 𝑛𝑒𝑟𝑎𝑐𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
2

1
= 𝑥 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
2

= 0,05 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,00005 𝑘𝑔

Untuk ketidakpastian pertambahan panjang digunakan persamaan:

∑51=1(𝑑𝑥1 − 𝑑𝑥 )2
∆𝑑𝑥 = √
𝑛−1

(5,50 − 5,70)2 + (5,50 − 5,70)2 + (6,50 − 5,70)2 + (5,00 − 5,70)2 +(6,00 − 5,70)2
=
4

0,04 + 0,04 + 0,64 + 0,49 + 0,09


=
4

= 0,57
Nilai ketidakpastian pertambahan Panjang massa lainnya dapat dilihat pada tabel
lampiran 3.1.

Serta untuk ketidakpastian konstanta pegas digunakan perambatan ralat:

∆𝑚 2 ∆𝑑𝑥 2
∆𝑘 = 𝑘 √( ) + ( )
𝑚 𝑑𝑥

0,00005 2 0,57 2
= 8,66 √( ) + ( )
0,05 570

= 8,66 √0,000001 + 0,01

= 8,66 . 0,1

= 0,866 𝑁𝑚1

Sehingga untuk data hasil perhitungan perulangan lain dapat dilihat pada tabel 3.1.
Berdasarkan data hasil perhitungan tersebut, dapat juga dibuat grafik hubungan massa
(m) dan pertambahan Panjang (dx) untuk digunakan menentukan nilai konstanta pegas
seperti pada gambar 3.2:

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Massa dan Pertambahan Panjang

Dari grafik tersebut telah dilakukan analisis regresi linier untuk penerntuan gradien garis
(a) dan ketidakpastian (b) pada persamaan y=ax +b, sehingga diperoleh:
𝑔 9,8
𝑘= = = 6,03 𝑁𝑚−1
𝑎 1,625

Sehingga nilai konstanta pegas dengan Hukum Hooke berdasarkan grafik adalah (k +
∆k) = (6,03 + 0,0271) Nm-1

2. Menentukan konstanta pegas berdasarkan getaran selaras untuk menentukan konstanta


pegas, perlu dicari terlebih dahulu periode gerakan pegas dengan persamaan :
𝑡
T = 10
6.09
T= 10

T = 0,609
T2 = 0,371

Sehingga untuk menentukan nilai konstanta pegas berdasarkan getaran selaras dapat
digunakan persamaan :
𝑚
K = 4𝜋 2 .𝑇2
0,05
= 4(3,14)2 x 0,371

= 5,315 Nm-1

Sedangkan untuk menentukan ketidakpastian massa digunakan persamaan untuk data


tunggal :
1
∆m = 2 NST neraca digital
1
∆m = 2 x 0,1 gram

∆m = 0,05 gram
∆m = 0,00005 gram
Untuk ketidakpastian periode digunakan persamaan :

√∑51=1(𝑇1 −𝑇)2
∆T =
𝑛−1

√(𝑇2−𝑇)2 +(𝑇2−𝑇)2 +(𝑇3 −𝑇)2 +(𝑇4 −𝑇)2 +(𝑇5 −𝑇)2


∆T = 𝑛−1

√(0,609−0,612)2 +(0,615−0,612)2 +(0,605−0,612)2 +(0,614−0,612)2 +(0,621−0,612)2


∆T = 4
0,000009+0,000009+0,000049+0,00004+0,000081
∆T = √ 4

∆T = √0,000038

∆T = 0,0065

Serta untuk ketidakpastian konstanta pegas digunakan perambatan ralat :

∆𝑚 2𝑥∆𝑇 2
∆k =√( 𝑚 )2 + ( )
𝑇

0,00005 2 2𝑥0,006 2
= 5,255 √( ) +( )
0,05 0,612

= 5,255√0,000001 + 0,0004

= 5,255 – 0,02

= 0,105Nm-1

Sehingga untuk data hasil perhitungan perulangan lain dapat dilihat pada tabel 3.2. berdasarkan
hasil perhitungan tersebut, dapat juga dibuat grafik hubungan massa (m) dan periode kuadrat (T2)
untuk digunakan menentukan nilai konstanta pegas seperti pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Grafik hubungan massa dengan periode kuadrat


Dari grafik tersebut telah dilakukan analisis regresi linear untuk penentuan gradien (a) dan
ketidakpastian (b) pada persamaan y=mx+b sehingga diperoleh :

4𝜋2
K=
𝑎

4𝑋(3,14)2
K= 6,275

K = 6,285 Nm-1

Sehingga nilai konstan pegas berdasarkan grafik adalah (k±0k)= (6,285±0,0421)

G. PEMBAHASAN

Konstanta pegas dapat didefinisikan sebagai ukuran kekuatan pegas. Semakin besar
konstanta pegas, maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.
Pertambahan panjang pegas akan sebanding dengan gaya yang diberkan pada pegas asalkan
gayanya tidak melebihi batas kemampuan pegas tersebut.

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan hukum hooke dan
getaran selaras. Pada pengukuran konstanta pegas berdasarkan hukum hooke, dengan beban
yang berbeda-beda yaitu 50 gram, 70 gram dan 90 gram (pengulangan dilakukan sebanyak 5
kali) diperoleh hasil bahwa massa berpengaruh pada perubahan panjang pegas. Semakin besar
massa beban, maka perubahan panjang pegas semakin besar. Beban bermassa 50 gram memiliki
perubahan panjang yang paling kecil dibandingkan beban dengan massa 70 gram dan 90 gram.
Akan tetapi, konstanta pegas saat beban bermassa 50gram lebih besar daripada beban bermassa
70 gram dan 90 gram. Begitu pula dengan berban bermassa 70 gram memiliki konstanta yang
lebih besar dibandingkan beban bermassa 90gram. Artinya, semakin besar massa benda, maka
semakin besar pula perubahan panjang pegasnya dan berbanding terbalik dengan nilai konstanta
yang semakin kecil.

Pada percobaan kedua dilakukan penghitungan konstanta pegas dengan menggunakan


metode getaran selaras. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan massa terhadap
periode getaran pegas. Hasilnya diperoleh periode yang berbeda-beda karena massa beban yang
berbeda. Semakin besar massa yang diberikan pada pegas, maka semakin besar waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai 10 kali getaran. Karena periode berbanding lurus dengan waktu,
periode yang dihasilkan akan semakin besar pada pegas yang diberikan massa lebih besar.
Seiring dengan periode, nilai konstanta pegas juga bertambah. Semakin besar massa beban,
nilai konstanta juga berbanding lurus (konstanta turut bertambah) sehingga dapat diperoleh
konstanta beban brmassa 50 gram lebih kecil dari beban 70 gram dan 90 gram.

Berdasarkan dua percobaan yang telah dilakukan, faktor yang menentukan nilai f adalah
massa. Pada metode hooke, massa yang semakin besar mengakibatkan konstanta bernilai
semakin kecil. Sebaliknya, pada metode getaran selaras diperoleh bahwa massa yang semakin
besar mengakibatkan periode yang dihasilkan semakin besar sehingga konstanta turut
bertambah nilainya. Dengan metode hooke, didapatkan nilai konstanta pada massa 50 gram
yaitu 8,66Nm-1, pada massa 70 gram yaitu 8,09Nm-1 dan pada massa 90 gram yaitu 7,48Nm-1.
Sedangkan dengan metode getaran selaras diperoleh konstanta pegas pada massa 50 gram yaitu
5,255Nm-1, pada massa 70 gram yaitu 5,786Nm-1 dan pada massa 90gram yaitu 5,704Nm-1.
Adapun ketidaksesuaian data dengan teori dapat terjadi karena kesalahan saat percobaan atau
penghitungan data.

H. PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hukum hooke dan perhitungan dengan menggunakan grafik hubungan massa
(m) dengan pertambahan panjang (dx), diperoleh nilai konstanta pegas yaitu 6,03±0,271.
Sedangkan berdasarkan metode getaran selaras dengan menggunakan grafik hubungan
antara massa dengan periode kuadrat diperoleh konstanta pegas yaitu 6,285±0,0421.

2. Saran
Praktikum dilakukan dengan cermat dan teliti serta dicoba secara berulang bila hasil
pengamatan dirasa tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M (2016). Fisika Dasar: Institut Teknologi Bandung.


Giancoli, D.C.(2005). Physics Principles With Applications. New Jersey: Upper Saddle
River.
Serway, R.A dan Jewett J.W. (2019) . Physics for Scientists and Engineers, USA: Cengage
Tipler, P.A . (1991) . Fisika untuk Sains dan Tekhik, Jakarta : Penerbit Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai