Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

GERAK HARMONIS SEDERHANA PADA PEGAS

Tanggal Pengumpulan : 26 Oktober 2017

Tanggal Praktikum : 20 Oktober 2017

Waktu Praktikum : 13.30-15.10

Nama : Fakhri

NIM : 11170161000007

Kelas : Pendidikan Biologi 1A

Nama Anggota : 1. Ulfi Maysarrah (11107161000019)

LABORATORIUM FISIKA UMUM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017
“GETARAN HARMONIS SEDERHANA”

A. Tujuan Praktikum

1. Membuktikan Hukum Hooke pada Getaran Harmonis Sederhana.


2. Menentukan nilai konstanta suatu pegas
3. Membuktikan berlakunya hukum Hooke pada percobaan getaran harmonis sederhana
4. Memahami materi getaran (gelombang) pada mata kuliah fisika dasar.
5. Menyebutkan penerapan Hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari.

B. Dasar Teori

Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Jika
suatu partikel dalam gerak periode bergerak secara bolak-balik melalui lintasan yang sama,
dinamakan gerak osilasi (Halliday Resnick, 1985: 442). Ketika sebuah objek bergetar atau
berosilasi bolak balik pada lintasan yang sama, setiap osilasi memakan waktu yang sama maka
gerakan itu bersifat periodik. Setiap pegas memiliki panjang alami dimana pada keadaan ini
pegas tidak mengerahkan gaya pad massa m, posisi massa pada titik ini disebut posisi
kesetimbangan (Giancoli Douglas C, 2014: 369).

Jika benda ditarik ke kanan kemudian dilepaskan, maka pegas akan menarik benda
kembali ke arah poisi kesetimbangan (x = +). Dan sebaliknya, ketika benda ditekan ke kiri (x = -)
kemudian dilepaskan, maka pegas akan mendorong benda ke kanan menuju posisi kestimbangan.
Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan benda ke posisi kesetimbangan disebut gaya
pemulih. Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan sebagai berikut ,
Fp = -k ▲x

tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu pada arah yang berlawanan pada
simpangannya (Tri Surawan.2016).

Pada persamaan Hukum Hooke, konstanta pembanding k disebut “konstanta pegas”


untuk meregangkan pegas sejauh x, kita harus memberi gaya eksternal pada pegas yang sama
dengan F = - kx. Makin besar nilai k maka makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
meregangkan suatu pegas sejauh jarak tertentu. Sehingga makin kaku pegas, makin besar
konstanta pegas (Giancoli. 2001: 365).
Dalam Getaran Harmonik Sederhana ini dikenal beberapa istilah seperti
periode,frekuensi, amplitudo,simpangan. Periode (T) suatu system bergetar adalah waktu yang
diperlukan untuk melakukan satu getaran kap. Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang
dilakukan dalam waktu satu detik (Frederick J., 1989 : 98). Amplitudo (A) yaitu simpangan
maksimum atau jarak terjauh (m). Dan simpangan (y) adalah jarak benda dari titik
keseimbangan(m) (Adjie.2014).

C. Alat dan Bahan

No Nama alat Jumlah Gambar

1. Tiang statis panjang 1

2. Tiang statis pendek 1

3. Head boss (Klem) 1

4. Pegas diameter kecil 1


5. Pegas diameter besar 1

6. Mistar 1

7. Piringan beban 1

8. Keping beban 4

9. Stopwatch 1

10. Dudukan statis 1


D. Langkah Kerja

No. Gambar Langkah Kerja

1. Disiapkan Alat dan bahan praktikum

2. Dirangkai peralatan statif, menjadi sebuah statif

3. Di gantungkan pegas (Diameter besar atau kecil)


pada statif, kemudian ukur panjang awal pegas
dan catat sebagai (Xo).

4. Di gantungkan beban dengan piringan beban


pada pegas yang telah di gantungkan pada statif.

5. Di ukur pertambahan panjang dari pegas setelah


ditambahkan beban. Di tambahkan keping beban
yang terdapat pada piringan beban dan ukur
kembali pada setiap penambahan beban
kemudian catat sebagi (Xt).
6. Di kurangi keping beban yang sebelumnya
ditambahkan pada piringan, setiap kali
pengurangan ukur kembali panjang pegas dan
catat juga sebagi (Xt).

Percobaan II : Getaran Selaras

No. Gambar Langkah Kerja

1. Di gantungkan keping beban pada pegas.

2. Setelah pada suatu titik kesetimbangan, tarik


pegas 1 cm kemudian lepaskan. Gunakan
stopwatch dalam pengukuranya waktu dengan 20
getaran. Usahakan gerak pegas stabil lurus
vertikal.

3. Lakukan hal tersebut pada setiap penambahan


beban.
E. Data Pengamatan

 Tabel Percobaan I : Percobaan Hooke

Tabel 1 (Pengurangan) pada pegas besar

Ulangan Massa Total Panjang Panjang Simpangan Konstanta


Awal X0 Akhir Xt
Beban (kg) Xt – X0 (m) (N/m)
(m) (m)

1 250 x 10-3 7,7 x 10-2 31,5 x 10-2 23,8 x 10-2 10,5

2 200 x 10-3 7,7 x 10-2 22,5 x 10-2 14,8 x 10-2 13,51

3 150 x 10-3 7,7 x 10-2 14,3 x 10-2 6,6 x 10-2 22,7

4 100 x 10-2 7,7 x 10-2 7,9 x 10-2 0,2 x 10-2 50

5 50 x 10-3 7,7 x 10-2 7,7 x 10-2 0 0

Rerata 10,93

Tabel 2 (Penambahan) pada pegas besar

Ulangan Massa Total Panjang Panjang Simpangan Konstanta


Akhir Xt (m) (N/m)
Beban (kg) Awal X0 Xt – X0 (m)
(m)

1 50 x 10-3 7,7 x 10-2 7,9 x 10-2 0,2 x 10-2 25,0

2 100 x 10-2 7,7 x 10-2 14 x 10-2 6,3 x 10-2 15,87

3 150 x 10-3 7,7 x 10-2 22,5 x 10-2 14,8 x 10-2 10,13

4 200 x 10-3 7,7 x 10-2 31 x 10-2 23,3 x 10-2 8,69

5 250 x 10-3 7,7 x 10-2 39 x 10-2 31,3 x 10-2 7,98

Rerata 5,853
Tabel 3 (Penambahan) pada pegas kcil

Ulangan Massa Total Panjang Panjang Simpangan Konstanta


Akhir Xt (N/m)
Beban Awal X0 Xt – X0
(m)
(kg) (m) (m)

1 50 x 10-3 16 x 10-2 17 x 10-2 1 x 10-2 500

2 100 x 10-2 16 x 10-2 19,5 x 10-2 3,5 x 10-2 285

3 150 x 10-3 16 x 10-2 24,4 x 10-2 8,4 x 10-2 178,8

4 200 x 10-3 16 x 10-2 30,5 x 10-2 14,5 x 10-2 137

5 250 x 10-3 16 x 10-2 37 x 10-2 11 x 10-2 22,73

Rerata 265,4

Tabel 4 (Pengurangan) pada pegas kecil

Ulangan Massa Total Panjang Panjang Simpangan Konstanta


Akhir Xt (N/m)
Beban (kg) Awal X0 Xt – X0 (m)
(m)
(m)

1 250 x 10-3 16 x 10-2 30,5 x 10-2 14,5 x 10-2 5,55

2 200 x 10-3 16 x 10-2 24,5 x 10-2 8,5 x 10-2 23,5

3 150 x 10-3 16 x 10-2 19,5 x 10-2 3,5 x 10-2 42,8

4 100 x 10-2 16 x 10-2 17,5 x 10-2 1,5 x 10-2 66,6

5 50 x 10-3 16 x 10-2 16 x 10-2 0 0

Rerata 27,69
 Tabel Percobaan II : Percobaan Getaran Selaras

Tabel 5 (pada pegas kecil)

Ulangan Massa Total Waktu 20 Periode T Konstanta


Getaran (s)
(kg) (s) (N/m)

1 50 x 10-3 7,4 0,37 140,3

2 100 x 10-2 10,2 0,51 142,2

3 150 x 10-3 17,4 0,87 76,2

4 200 x 10-3 21 1,05 69,8

5 250 x 10-3 23,2 1,16 71,67

Rerata 87,47

Tabel 6 (pada pegas besar)

Ulangan Massa Total Waktu 20 Periode T Konstanta


Getaran (s)
(kg) (s) (N/m)

1 50 x 10-3 7,2 0,36 15,19

2 100 x 10-2 17,1 0,85 5,6

3 150 x 10-3 21 1,05 5,6

4 200 x 10-3 24 1,2 5,33

5 250 x 10-3 27,1 1,35 5,68

Rerata 17,70
F. Analisis Data
Percobaan I :
𝐹 = −𝑘 . n Xt - X0
𝐹
-𝑘 = n 𝑋𝑡 − 𝑋0

𝐹 = 𝑚 .𝑔 𝑔 = 10 𝑚/𝑠2

1. Penambahan pegas diameter besar :

a. 50 𝑔 = 0,5 𝑘𝑔 F = 0,05 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 0,5 N


n Xt - X0 = 7,9 – 7,7 = 0,2 𝑐𝑚 = 0,002 𝑚
0,5 𝑁 𝑁
-𝑘 = = 25,0 𝑚
0,002 𝑚

b. 100 𝑔 = 0,1 𝑘𝑔 F = 0,1 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1 N


n Xt - X0 = 14 – 7,7 = 6,3 𝑐𝑚 = 0,063 𝑚
1𝑁
-𝑘 = = 15,87 𝑁/𝑚
0,063 𝑚

c. 150 𝑔 = 0,15 𝑘𝑔 F = 0,15 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1,5 N


n Xt - X0 = 22,5 – 7,7 = 14,8 𝑐𝑚 = 0,148 𝑚
1,5 𝑁
-𝑘 = = 10,13 𝑁/𝑚
0,148 𝑚

d. 200 𝑔 = 0,2 𝑘𝑔 F = 0,2 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2 N


n Xt - X0 = 31 – 7,7 = 23,3 𝑐𝑚 = 0,23 𝑚
2𝑁
-𝑘 = = 8,69 𝑁/𝑚
0,23 𝑚

e. 250 𝑔 = 0,25 𝑘𝑔 F = 0,25 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2,5 N


n Xt - X0 = 39 – 7,7 = 31,3 𝑐𝑚 = 0,313 𝑚
2,5 𝑁
-𝑘 = = 7,98 𝑁/𝑚
0,313 𝑚

250+15,87+10,13+8,69+7,98
𝑥̅ = = 58,53 𝑁/𝑚
5
2. Pengurangan pada pegas besar :

a. 250 𝑔 = 0,25 𝑘𝑔 F = 0,25 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2,5 N


n Xt - X0 = 31,5 – 7,7 = 23,8 𝑐𝑚 = 0,238 𝑚
2,5 𝑁
-𝑘 = = 10,5 𝑁/𝑚
0,238 𝑚

b. 200 𝑔 = 0,20 𝑘𝑔 F = 0,20 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2,0 N


n Xt - X0 = 22,5 – 7,7 = 14,8 𝑐𝑚 = 0,148 𝑚
2𝑁
-𝑘 = = 13,51 𝑁/𝑚
0,148 𝑚

c. 150 𝑔 = 0,15 𝑘𝑔 F = 0,15 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1,5 N


n Xt - X0 = 14,3 – 7,7 = 6,6 𝑐𝑚 = 0,066 𝑚
1,5 𝑁
-𝑘 = = 22,7 𝑁/𝑚
0,066 𝑚

d. 100 𝑔 = 0,1 𝑘𝑔 F = 0,1 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1 N


n Xt - X0 = 7,9 – 7,7 = 0,2 𝑐𝑚 = 0,002 𝑚
1𝑁
-𝑘 = = 500 𝑁/𝑚
0,002 𝑚

e. 50 𝑔 = 0,5 𝑘𝑔 F = 0,05 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 0,5 N


n Xt - X0 = 7,7- 7,7 = 0 𝑐𝑚 = 0 𝑚
0,5 𝑁
-𝑘 = = 0 𝑁/𝑚
0𝑚

10,5+13,5+22,7+500+0
𝑥̅ = = 109,3 𝑁/𝑚
5
3. Penambahan Pegas diameter kecil
a. 50 𝑔 = 0,05 𝑘𝑔 F = 0,05 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 0,5 N
n Xt - X0 = 17 -16 = 1 𝑐𝑚 = 0,001 𝑚
0,5 𝑁
-𝑘 = = 500 𝑁/𝑚
0,01 𝑚

b. 100 𝑔 = 0,1 𝑘𝑔 F = 0,1 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1 N


n Xt - X0 = 19,5 – 16 = 3,5 𝑐𝑚 = 0,035 𝑚
1𝑁
-𝑘 = = 285 𝑁/𝑚
0,035𝑚

c. 150 𝑔 = 0,15 𝑘𝑔 F = 0,15 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1,5 N


n Xt - X0 = 24,4 –16 = 8,4 𝑐𝑚 = 0,084 𝑚
1,5 𝑁
-𝑘 = = 178,8 𝑁/𝑚
0,084 𝑚

d. 200 𝑔 = 0,2 𝑘𝑔 F = 0,2 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2 N


n Xt - X0 = 30,5 – 16 = 14,5 𝑐𝑚 = 0,0145 𝑚
2𝑁
-𝑘 = = 137 𝑁/𝑚
0,145 𝑚

e. 250 𝑔 = 0,25 𝑘𝑔 F = 0,25 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2,5 N


n Xt - X0 = 37 – 16 = =11 𝑐𝑚 = 0,011 𝑚
2,5 𝑁
-𝑘 = = 227,3 𝑁/𝑚
0,011 𝑚

500+285+178+137+227
𝑥̅ = = 265,4 𝑁/𝑚
5
4. Pengurangan pegas diameter kecil
a. 250 𝑔 = 0,25 𝑘𝑔 F = 0,25 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2,5 N
n Xt - X0 = 30,5 –16 = 14,5 𝑐𝑚 = 0,145 𝑚
2,5 𝑁
-𝑘 = = 5,55 𝑁/𝑚
0,145 𝑚

b. 200 𝑔 = 0,2 𝑘𝑔 F = 0,2 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 2 N


n Xt - X0 = 24,5 –16 = 8,5 𝑐𝑚 = 0,085 𝑚
2𝑁
-𝑘 = = 23,5 𝑁/𝑚
0,085 𝑚

c. 150 𝑔 = 0,15 𝑘𝑔 F = 0,15 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1,5 N


n Xt - X0 = 19,5 –16 = 3,5 𝑐𝑚 = 0,035 𝑚
1,5 𝑁
-𝑘 = = 42,8 𝑁/𝑚
0,035 𝑚

d. 100 𝑔 = 0,1 𝑘𝑔 F = 0,1 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 1 N


n Xt - X0 = 17,5– 16 = 1,5 𝑐𝑚 = 0,015 𝑚
1𝑁
-𝑘 = = 66,6 𝑁/𝑚
0,015 𝑚

e. 50 𝑔 = 0,05 𝑘𝑔 F = 0,05 𝑘𝑔 x 10 𝑚/𝑠2 = 0,5 N


n Xt - X0 = 16 -16 = 𝑐𝑚 = 0,00 𝑚
0,5 𝑁
-𝑘 = = 0 𝑁/𝑚
0,00 𝑚

5,55+23,5+42,8+66,6+0
𝑥̅ = = 27,69 𝑁/𝑚
5
Percobaan II
𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘

4𝜋 2 𝑚
𝑘= 𝑇2

𝜋 = 3,14 𝜋 2 = 9,8
𝑡
𝑇=𝑛

1. Pegas Diameter Besar :


7,2
a. 𝑇 = = 36 x 10-2 (0,36)2 = 0,1296
20

𝑚 = 50 𝑔 = 0,05 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4𝑥9,8𝑥0,05
𝑘= = = 15,19 𝑁/𝑚
𝑇2 0,1296
17,79
b. 𝑇 = = 0,88 (0,88)2 = 0,77
20

𝑚 = 100 𝑔 = 0,1 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4.9,8,0,1
𝑘= = = 5,6 𝑁/𝑚
𝑇2 0,77
21,14
c. 𝑇 = = 1,05 (1,05) 2= 1,102
20

𝑚 = 150 𝑔 = 0,15 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4.9,8,0,15
𝑘= = = 5,6 𝑁/𝑚
𝑇2 0,77
24
d. 𝑇 = 20 = 1,2 (1,2)2= 14,4

𝑚 = 200 𝑔 = 0,2 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4𝑥 9,8𝑥0,2
𝑘= = = 5,33 𝑁/𝑚
𝑇2 14,4
27,1
e. 𝑇 = = 1,3 (1,3)2=1,69
20

𝑚 = 250 𝑔 = 0,25 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4.𝑥9,8𝑥0,25
𝑘= = = 56,8 𝑁/𝑚
𝑇2 1,69

15,19+5,6+5,6+5,33+56,8
𝑥̅ = = 17,70 𝑁/𝑚
5
2. Pegas diameter kecil :
7,4
a. 𝑇 = = 0,37 (0,37)2 = 0,1369
20

𝑚 = 50 𝑔 = 0,05 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4𝑥9,8𝑥9,8𝑥0,05
𝑘= = = 140,3 𝑁/𝑚
𝑇2 0,1369

10,48
b. 𝑇 = = 0,524 (0,524)2 = 0,27
20

𝑚 = 100 𝑔 = 0,1 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4𝑥9,8𝑥9,8𝑥0,1
𝑘= = = 142,2 𝑁/𝑚
𝑇2 0,27

17,4
c. 𝑇 = = 0,87 (0,87) 2 = 0,756
20

𝑚 = 150 𝑔 = 0,15 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4𝑥9,8𝑥9,8𝑥0,15
𝑘= = = 76,2 𝑁/𝑚
𝑇2 0,756

21
d. 𝑇 = 20 = 1,05 (1,05) 2= 1,10

𝑚 =200 𝑔 = 0,2 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4𝑥9,8𝑥9,8𝑥0,0,2
𝑘= = = 6,98 𝑁/𝑚
𝑇2 1,10

23,2
e. 𝑇 = = (1,16) 2= 1,34
20

𝑚 = 250 𝑔 = 0,25 𝑘𝑔
4𝜋 2 𝑚 4𝑥9,8𝑥9,8𝑥0,25
𝑘= = = 71,67 𝑁/𝑚
𝑇2 1,34

140,3+142,2+76,2+6,98+71,7
𝑥̅ = = 87,47 𝑁/𝑚
5
G. Pembahasan

Setelah melakukan prakikum dengan pegas dalam pencarian konstanta ternyata hukum
hooke terbukti adanya. Konstanta pegas bertujuan untuk menunjukkan nilai dari batas
renggangan suatu pegas. Dengan mengetahui konstanta pegas kita dapat menemukan
kesetimbangan dan suatu waktu periode pada suatu benda

Dalam hukum hooke 𝐹= −𝑘𝑥 ada negatifnya, karena gerakan bolak balik tidak hanya
kebawah saja atau seperti gravitasi yang gayanya selalu menuju pusat bumi. Karena pada pegas
gaya bolak balik terdapat tarikan dan dorongan, yang mengarah ke atas dan kebawah. Sehingga
muncul tanda negatif pada rumus tersebut.

Dari persamaan 𝑇 = 2𝜋√𝑚𝑘 ,dapat diketahui bahwa periode dan frekuensi pegas tidak
hanya bergantung pada massa dan panjang pegas, tetapi juga pada getaran atau gelombang yang
diberikan pada pegas. Persamaan diatas digunakan untuk percobaan getaran selaras. Dalam
praktikum ini juga bisa mencari konstanta dari periode.dan penarikan pegas sepanjang 1 cm.
Getaran yang di hasilkan berbeda-beda, ada yang cepat juga lambat, karena pengaruh massa
beban.

Saat gaya yang diberikan besar kepada pegas maka, getarannya akan lebih lambat
walaupun beban nya berat, sedangkan jika gaya yang diberikan kecil kepada pegas maka getaran
yang dihasilkan akan lebih cepat.

Dalam percobaan I Hukum Hooke , kami mendapatkan nilai konstanta yang berbeda
kami melakukan percobaan dengan 2 pegas yang berbeda. Pegas 1 itu lebih regang dibandingkan
pegas 2 , dari situ kami sudah memiliki hipotesis bahwa pegas yang lebih regang memiliki nilai
konstanta yang lebih kecil dibandingkan pegas yang tersusun rapat. Kemudian kami memiliki
persamaan dari hukum hooke yaitu F = -k.x ,. Nilai konstanta suatu pegas itu berbanding lurus
dengan massa nya dan berbanding terbalik dengan periodenya.

Pada percobaan II Getaran Selaras dapat kita amati bahwa apabila beban yang tergantung pada
pegas semakin besar maka waktu yang dihasilkan pun semakin lama , periode yang dihasilkan
akan besar. Dan sebaliknya apabila benda yang digantungkan pada pegas kecil maka waktu yang
dihasilkan sedikit dan periode kecil.
H. Tugas Pasca Praktikum

1. Sebutkan dan jelaskan factor yang mempengaruhi nilai konstanta pegas!

Massa serta ukuran diameter pegas yang digunakan. Konstanta tidak bergantung pada suatu
massa, setiap massa dan pegas yang berbeda akan menghasilkan konstanta yang berbeda. Karena
dapat menimbulkan pergerakan yang lebih cepat atau lebih lambat, sehingga hasil konstanta akan
konstan tetapi berubah untuk nilainya.

2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, jenis pegas mana yang memiliki konstanta lebih
besar? Mengapa demikian?

Pegas diameternya kecil. Walupun beban yang diberikan sama besar dengan pegas berdiameter
besar, setelah dirata-rata kan dari 5 kali pengulangan kepada setiap percobaan masing-masing
beban dan pegas, ternyata pegas berdiameter kecil memiliki nilai konstanta lebih besar dibanding
yang berdiameter besar. Pegas kecil pergerakannya lebih cepat dari pegas diameter besar
sehingga mempengaruhi nilai konstanta.

3. Apakah massa beban berpengaruh terhadap periode getaran pegas? Jelaskan!

Ya berpengaruh, karena semakin berat massa yang digantungkan pegas maka semakin lama
waktu yang dihasilkan dan periodenya semakin besar. Dan apabila beban semakin ringan maka
semakin cepat bergetar dan waktu yang dihasilkan pun semakin cepat. Pada buku
(Giancoli.2010) dikatakan Periode osilator bergantung pada kekakuan pegas dan juga pada
massa M yang berosilasi.

I.. Kesimpulan

1. Hukum Hooke adalah apabila suatu gaya menekan atau menarik sebuah pegas, maka akan
terjadi perubahan bentuk pegas. Yaitu apabila ditekan pegas akan memendek dan apabila ditarik
pegas akan memanjang.

2. Nilai konstanta suatu pegas itu tergantung pada massa bebannya, yaitu semakin besar massa
yang diberikan maka semakin besar nilai konstanta nya dan begitu pula sebaliknya.
3. Hukum Hooke berlaku untuk pegas ketika sebuah gaya menekan atau menarik sebuah pegas,
maka terjadi perubahan pada bentuk pegas, yaitu memendek atau memanjang jika ditarik.
Namun tidak semua pegas mudah untuk ditarik atau ditekan.Sehingga dapat dituliskan Hukum
Hooke untuk pegas : Fp = -k ▲x

4. Dalam Getaran Harmonik Sederhana ini dikenal beberapa istilah seperti periode,frekuensi,
amplitudo,simpangan. Periode (T) suatu system bergetar adalah waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu getaran kap. Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang dilakukan dalam waktu
satu detik. Amplitudo (A) yaitu simpangan maksimum atau jarak terjauh (m). Dan simpangan
(y) adalah jarak benda dari titik keseimbangan(m).

5. - Ketapel , apabila karet ketapel di tarik (diberi gaya tarik) ada sifat elastisitasnya , maka
panjang karet ketapel akan kembali semula jika sudah tidak ada gaya tarik.

- Dinamometer, merupakan alat ukur gaya. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas akan
bertambaha panjang ketika dinamometer diberi gaya.

- Timbangan (neraca pegas ),digunakan untuk mengukur besar gaya. Pertambahan panjangnya
ketika ditarik akan di konversikan ke dalam skala gaya.

- Kasur Pegas, Ketika tidur di atas kasur pegas terdapat gaya berat yang diberikan tubuh pada
kasur. Akibat gaya berat tersebut pegas pada kasur akan termampatkan. Karena ada gaya
pemulih pada pegas, maka pegas akan meregang kembali.

J. Komentar/Saran

1. Praktikan harus lebih teliiti dalam melihat pergerakan pegas nya (bergerak secara
lurus beraturan).
2. Praktikan harap mempersiapkan diri sebelum praktikum dengan memahami
konsep lebih mendalam, karna apabila tidak, ketidakpahaman praktikan akan
menghambat proses praktikum.
3. Kerja sama yang baik dengan seluruh anggota kelompok sangat diperlukan
4. Praktikan alangkah baiknya telah mengetahui bagian-bagian alat dari apa yang
akan dipraktikumkan
5. Praktikan harus teliti dalam mengukur penambahan panjang atau pengurangan
panjang pegas

K. Daftar Pustaka

Adjie,Brotot.2014.(http://www.adjiebrotots.com/2014/11/gerak-harmonik-sederhana.html/).
Diakses pada 20 Oktober 2017 pada pukul 19.20 WIB.

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Edisi ketujuh Jilid 1 Prinsip dan Apliaksi.

Jakarta : Erlangga

Halliday Resnick. 1985. Fisika. Jakarta : Erlangga

Tri,Surawan.http://tri_surawan.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/bab4gerak+harmonik+sed
erhana.pdf) Diakses pada 21 Oktober 2017 pada pukul 12.44 WIB

Anda mungkin juga menyukai